Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Estia Ditriyani
"ABSTRAK
Padang lamun memiliki peranan penting bagi ekosistem laut, salah satunya yaitu sebagai tempat tinggal berbagai biota laut. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang persebaran padang lamun dari tahun ke tahun di Pantai Ujunggenteng. Informasi persebaran padang lamun diperlukan untuk melestarikan padang lamun di Pantai Ujunggenteng. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis persebaran padang lamun di Pantai Ujunggenteng dan menganalisis karakteristik fisik di Pantai Ujunggenteng pada tahun 2000-2016. Karakteristik fisik yang diteliti, yaitu suhu permukaan laut, salinitas, arus laut, kedalaman air laut, dan kecerahan air laut. Metodologi yang dipakai yaitu teknologi penginderaan jauh yang digunakan untuk melihat persebaran padang lamun dengan melakukan perhitungan berdasarkan algortima Lyzenga. Berdasarkan hasil pengolahan data, padang lamun di Pantai Ujunggenteng tersebar di 3 wilayah terumbu karang. Dari tahun ke tahun luasan padang lamun di Pantai Ujunggenteng mengalami perubahan yang cenderung meningkat. Dari 5 Karakteristik fisik yang diteliti, 3 diantaranya memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan dan persebaran padang lamun dan 2 diantaranya tidak mempengaruhi. 3 karakteristik yang mempengaruhi adalah Suhu permukaan laut, salinitas, dan kedalaman air laut, dan 2 yang tidak mempengaruhi adalah arus laut dan kecerahan air laut.

ABSTRACT
Seagrass beds have an important role to marine ecosystems, one of that is as a habitat of marine life. This research was done because of the lack of information on changes in seagrass density from year to year in Ujunggenteng Beach. Information of seagrass density changes necessary to preserve seagrass beds in Ujunggenteng Beach. The purpose of this study was to determine the distribution of seagrass beds in Ujunggenteng Beach and analyze the physical characteristics in Ujunggenteng Beach in 2000 2016. The physical characteristics discussed ini this study are the sea surface temperature, salinity, currents, depth of sea water and sea water transparency. This study uses remote sensing technology that is used to look at the distribution of seagrass beds by performing calculations based on Lyzenga algorithms. Based on the results of the data processing, seagrass in Ujunggenteng Beach distributed on three areas of coral reefs. From year to year the area of seagrass in Ujunggenteng Beach are likely to increase. The physical characteristics that affecting the distribution of seagrass in Ujunggenteng Beach are sea surface temperature, salinity, and depth of sea water, and the physical characteristics that not affecting the distribution of seagrass are currents and sea water transparency."
2017
S67258
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Nauval Fadhlurahman
"Pulau Derawan terkenal akan kejernihan dan keindahan perairan laut dangkalnya membuatnya memiliki daya tarik tersendiri yang memikat para wisatawan. Kegiatan pembangunan penginapan dan dermaga di Pulau Derawan dilakukan sebagai akomodasi dan kemudahan aksesibilitas. Namun pengaruh dari pembangunan fasilitas penginapan dan dermaga berdampak pada terjadinya perubahan luas padang lamun di sekitar perairan laut dangkal Pulau Derawan. Hal ini dapat mempengaruhi pada ekosistem laut lainnya. Penelitian ini dilakukan habitat bentik untuk melihat perubahan distribusi padang lamun baik dilihat dari luas dan kerapatannya dari tahun 2003, 2011, dan 2021, serta melihat pengaruh pembangunan fasilitas penginapan dan dermaga terhadap distribusi padang lamunnya. Pengambilan data menggunakan survei lapang dengan metode foto transek, kemudian peta habitat bentik diolah di Google Earth Engine menggunakan algoritma koreksi kolom air Lyzenga serta memanfaatkan metode klasifikasi unsupervised. Algoritma NDBI (Normalized Different Building Index) dan digitasi lahan digunakan utk melihat perkembangan penginapan dan dermaga. Hasil menunjukkan terjadi degradasi padang lamun selama tahun 2003, 2011, dan terjadi penurunan tingkat kerapatannya, terlebih bila mendekati garis pantai di wilayah selatan. Kegiatan pembangunan fasilitas penginapan dan dermaga tahun 2003, 2011, 2021 menunjukkan perkembangan yang pesat dan merata di seluruh wilayah selatan pulau. Hasil analisis menunjukkan adanya keterkaitan antara pembangunan wisata dengan distribusi padang lamun yaitu terjadinya degradasi.

Derawan Island is famous for the clarity and beauty of its shallow sea waters, making it a special attraction that attracts tourists. The construction of inns and docks on Derawan Island is carried out as accommodation and ease of accessibility. However, the influence of the construction of lodging facilities and docks has an impact on changes in the area of seagrass beds around the shallow sea waters. This can affect other marine ecosystems. The research was carried out in benthic habitats to see changes in the distribution of seagrass beds in terms of area and the density from 2003, 2011, and 2021, as well as to see the effect of the construction of lodging facilities and docks on the distribution of seagrass beds. Data were collected using a field survey using the photo transect method, then the benthic habitat map was processed in Google Earth Engine using the Lyzenga water column correction algorithm and using the unsupervised classification method. The Normalized Different Building Index algorithm and land digitization are used to see the development of lodging and piers. The results showed that there was a degradation of seagrass beds during 2003 until 2021 and also decrease in the density level, especially when approaching the coastline in the southern region. The construction activities of lodging and dock facilities in 2003, 2011, 2021 showed rapid and evenly distributed development throughout the southern region of the island. The results of the analysis show that there is a link between tourism development and the distribution of seagrass beds, namely the occurrence of degradation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafdi Fadhli
"Terumbu karang merupakan salah satu potensi sumberdaya laut yang sangat penting di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh karakteristik fisik perairan terhadap persebaran terumbu karang di Wilayah Perairan Karawang pada tahun 2001, 2010 dan 2017. Metode yang digunakan adalah survei lapang dan pengolahan data citra menggunakan algoritma Lyzenga untuk mengetahui persebaran terumbu karang di Wilayah Perairan Karawang.
Hasil penelitian menunjukan terumbu karang di Wilayah Perairan Karawang tersebar di 3 Pantai, yaitu Pantai Ciparage, Pantai Desa Pasirjaya dan Pantai Desa Sukajaya. Terumbu karang tersebar dengan pola mengelompok. Adapun jenis terumbu karang yang ada di wilayah penelitian adalah gugusan karang gosong patch reefs.
Pola pertumbuhan terumbu karang di wilayah penelitian ini memiliki pola semakin jauh dari daratan maka perubahan luas terumbu karang akan semakin bervariasi. Karakteristik fisik perairan pada penelitian ini yaitu suhu permukaan laut, salinitas dan arus di wilayah perairan Karawang pada penelitian ini sudah sesuai dengan baku mutu perairan untuk terumbu karang, sehingga terumbu karang dapat tumbuh dan berkembang.
Adapun pengaruh dari karakteristik fisik perairan ini mempengaruhi persebaran terumbu karang dalam jangka waktu lama yang dalam penelitian ini adalah tahun 2001-2017, karena ketika karakteristik fisik perairan tidak sesuai dengan baku mutu, terumbu karang tidak langsung mati tetapi akan mengalami berbagai proses hingga akhirnya mati. Adapun ketika suhu permukaan laut tidak sesuai dengan baku mutu, terumbu karang akan mati, sedangkan pada salinitas tinggi diluar nilai ambang batas baku mutu, terumbu karang tidak dapat tumbuh dan berkembang. Pada arus permukaan laut, terumbu karang hidup cenderung memiliki pola yang searah dengan rata-rata arah arus laut dalam waktu setahun.

Coral reefs are one of the most important marine resource potentials in Indonesia. The purpose of this research is to analyze the influence of physical characteristics of waters on the distribution of coral reefs in the Waters of Karawang region in 2001, 2010 and 2017. The method used is field survey and image data processing using the Lyzenga algorithm to determine the distribution of coral reefs in the Waters of Karawang.
The results showed coral reefs in the Waters of Karawang spread in 3 Beaches, namely Ciparage Beach, Beach Village Pasirjaya and Beach Village Sukajaya. Coral reefs are scattered with clumping patterns. The type of coral reefs that exist in the research area is a cluster of charred rubbers patch reefs.
The pattern of coral reef growth in this study area has a pattern farther from the land, the changes in coral reefs will be more varied. Physical characteristics of the waters in this study are sea surface temperature, salinity and current in the waters of Karawang in this study is in accordance with the standards of water quality for coral reefs, so that coral reefs can grow and develop.
The influence of physical characteristics of this water affect the distribution of coral reefs in the long term which in this study is the year 2001 2017, because when the physical characteristics of the waters are not in accordance with the standard of quality, coral reefs do not die immediately but will experience various processes until finally die. As the sea surface temperature does not conform to the quality standard, coral reefs will die, while at high salinity beyond the standard quality threshold values, coral reefs can not grow and develop. At sea level currents, living coral reefs tend to have a unidirectional pattern with an average direction of ocean currents within a year.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rafi Andhika Pratama
"Ekosistem terumbu karang yang baik dapat bermanfaat bagi keberlangsungan hidup habitat ikan serta ekosistem perairan. Pada penelitian kali ini bertujuan untuk melakukan analisis pengaruh aktivitas manusia terhadap persebaran terumbu karang di Wilayah Perairan Pulau Samatellu Lompo, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Sulawesi Selatan pata tahun 2000, 2014, 2018, serta 2021. Persebaran terumbu karang didapatkan melalui survei lapang dengan menggunakan metode foto transek bawah air, serta melakukan pengolahan data citra menggunakan algoritma Lyzenga untuk koreksi kolom air, setelah itu dilakukan proses klasifikan objek perairan dengan klasifikasi unsupervised. Terkait aktivitas manusia yang mempengaruhi kerusakan terumbu karang didapatkan melalui wawancara terhadap informan serta mencari studi literatur terkait. Hasil penelitian menunjukan bahwa Terumbu karang di Perairan Samatellu lompo semakin menurun dari tahun 2000-2021. Pada tahun 2000 luas karang hidup yaitu sebesar 13,53 ha, sedangkan tahun 2021 karang hidup menurun dengan luas sebesar 8,031 ha. Kegiatan destructive fishing, yakni kegiatan penangkapan ikan dengan cara yang merusak seperti pemboman serta pembiusan manusia menjadi faktor utama dalam kerusakan terumbu karang. Berdasarkan pengalaman serta pengetahuan informan, diketahui bahwa wilayah yang biasa dijadikan sebagai kegiatan destructive fishing adalah di bagian barat serta utara perairan Samatellu Lompo. Dengan menggunakan pemboman dapat mengakibatkan karang berubah menjadi pecahan karang atau rubble.

Good coral reef ecosystem can be beneficial for the survival of fish habitats and aquatic ecosystems. This study aims to analyze the influence of human activities on the distribution of coral reefs in the waters of Samatellu Lompo Island, Pangkajene Islands Regency, South Sulawesi in 2000, 2014, 2018, and 2021. Distribution of coral reefs was obtained through a field survey using the photo method. underwater transects, like processing image data using the Lyzenga algorithm for air column correction, after the process of classifying aquatic objects with unsupervised classification. Human activities that affect coral reef damage obtained through interviews with informants and looking for related literature studies. The results showed that the coral reefs in the Samatellu Lompo waters decreased from 2000-2021. In 2000, area of live coral was 13.53 ha, while in 2021, decreased by 8,031 ha. Destructive fishing activities, namely fishing activities in destructive ways such as bombing and anesthesia are the main factors in the destruction of coral reefs. Based on the experience and knowledge from informants, it’s known that the areas commonly used as destructive fishing activities are in the western and northern waters of Samatellu Lompo that causing coral to turn into dead coral or rubble."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riveral Hikmah
"Pemanasan global yang terjadi selama ini berpengaruh terhadap degradasi lingkungan fisik termasuk kondisi terumbu karang. Kepulauan Karimunjawa merupakan gugusan pulau-pulau kecil, terbentuk dari aktivitas terumbu karang. Kondisi terumbu karangnya selama ini cenderung mengkhawatirkan. Namun penelitian terhadap terumbu karang di pulau-pulau kecil masih terbatas. Melalui interpretasi citra Landsat dengan formula Lyzenga dipadukan dengan survei lapang, penelitian ini mengungkapkan pola persebaran dan kerusakan terumbu karang di Kepulauan Karimunjawa.
Analisa yang digunakan adalah analisa spasial dengan variabel geofisik-kimia. Sejak tahun 1997 sampai 2009 kerusakan terumbu karang di Kepulauan Karimunjawa bertambah sebanyak 9.78 %. Pola kerusakan terumbu karang sebagian besar mengikuti aliran arus permukaan laut. Kerusakan terumbu karang lebih tinggi terjadi di bagian barat Kepulauan Karimunjawa.

Global warming up till now influintial about degradation of physic environment included coral reef ecosystem. Karimunjawa islands consist group of small islands, formed with coral reefs activity. Condition about coral reef ecosystem disposed be worried. However, research about coral reefs in the small islands are still not much done. Interpretation of Landsat satellite imagery with lyzenga formula combined with the field survey, this research uncover about pola distribution and destruction of coral reefs in the Karimunjawa Islands.
Analysis this research is spatial analyst with geophysic-chemistry variables. Since 1997 until 2009 destruction of coral reefs in the Karimunjawa islands increase as 9.78%. The spatial pattern of coral reefs destruction largely following the flow of sea surface currents. The highest destruction of coral reefs occur in the western of Karimunjawa islands.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S34098
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Krisna Darma Putra Wangsa
"ABSTRAK
Ujunggenteng adalah lokasi yang banyak terdapat terumbu karang dan sebagai kampung nelayan, banyak aktivitas manusia yang terjadi diatas terumbu karang yang menyebabkan rusaknya terumbu karang, tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik lokasi terumbu karang pada perairan sekitar Ujunggenteng, serta mengetahui apa saja faktor yang menyebabkan kerusakan terumbu karang dari faktor fisik dan faktor manusia menggunakan metode Lyzenga. Faktor fisik terumbu karang, suhu permukaan laut, salinitas dan arus permukaan laut diperoleh melalui hasil pengolahan citra Landsat 5-TM dan Landsat 8-OLI yang di padukan dengan survei lapangan. Faktor manusia merupakan faktor utama pada kerusakan terumbu karang dengan perubahan yang besar berada pada wilayah dekat dengan tubir yang menghadap langsung ke arah laut lepas.

ABSTRACT
Ujunggenteng is the location that there are many coral reefs and as a fishing village, many human activities that occur on coral reefs which cause the destruction of coral reefs, the purpose of this study was to investigate the characteristics of the location of the coral reefs in the waters around Ujunggenteng, and to know what are the factors that cause damage to reefs corals of physical factors and human factors using methods Lyzenga. Physical factors coral reefs, sea surface temperature, salinity and sea surface currents obtained through the processing of Landsat 5 TM and Landsat-8-OLI is in the mix with field surveys. The human factor is a major factor in the destruction of coral reefs with large changes that are in the area close to the edge facing directly toward the open sea."
2016
S65606
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jaya Katwang Mabuchi
"Terumbu karang sangat rentan terhadap perubahan kondisi lingkungan yang terjadi di sekitarnya, khususnya aktivitas manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aktivitas manusia terhadap terumbu karang di Kawasan Konservasi Taman Wisata Perairan Gili Matra, Lombok. Untuk mencapai tujuan penelitian, variabel yang digunakan adalah jarak dari berbagai faktor aktivitas manusia, yaitu: lokasi penangkapan ikan berizin, wilayah penangkapan ikan ilegal, wilayah snorkeling, wilayah penanaman biorock, wilayah permukiman dan lokasi dermaga, serta lokasi tempat pembuangan sementara (TPS). Jarak dari setiap variabel terhadap terumbu karang kemudian dihitung dan dilihat berapa besar pengaruhnya.
Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis citra Landsat dan ASTER yang telah diperoleh pada tahun 2002, 2008, dan 2015 untuk melihat perubahan kondisi terumbu karang dengan menggunakan metode Lyzenga. Selain itu, survei lapang yang terdiri dari wawancara, mental map dan observasi juga dilakukan untuk melihat konektivitas dari setiap variabel terhadap perubahan kondisi terumbu karang. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis keruangan secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan terumbu karang hidup tersebar di setiap sekeliling pulau, dengan bagian terluas terdapat pada bagian utara Gili Air dan barat laut Gili Trawangan; sedangkan terumbu karang mati tersebar luas di sekeliling setiap pulau dengan luas yang lebih besar. Dari semua variabel, lokasi TPS merupakan satu-satunya faktor yang tidak mempengaruhi kondisi terumbu karang di kawasan ini.

Coral reef is highly susceptible to the environmental condition change of its surroundings, especially to human activities. This research aims to find the impact of human activities on the coral reef in Gili Matra Aquatic Tourism Park Conservation Region, Lombok. In order to achieve the research objectives, the variabels used are the distances from a variety of human activities factors, which are: licensed fishing locations, illegal fishing areas, snorkeling areas, biorock planting areas, residential areas and dock locations, as well as the temporary disposal sites. The distances from each variabels to the coral reef are then calculated and observed how big the influence is.
This research is conducted by analyzing Landsat and ASTER images that are obtained in 2002, 2008 and 2015 to see the coral reef?s condition change by using the Lyzenga method. Furthermore, field survey that is consisting of interviews, mental maps and observations are also conducted to see the connectivity from each variabels towards the coral reef's condition change. The analysis method used in this research is spatial analysis that is conducted descriptively.
The results show the live coral reefs are spread around each island, with the widest parts are located on northern part of Gili Air and northwestern part of Gili Trawangan; while the dead coral reefs are spread evenly around each island in a larger area. From all variabels, temporary disposal sites is the only factor that doesn't give an impact on coral reef's condition in this region.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65729
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library