Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vanya Cendana
Abstrak :
Penilaian kinerja pemeliharaan penting dilakukan karena pemeliharaan dianggap sebagai biaya terbesar. Pemeliharaan juga mengembalikan barang ke kinerjanya yang semula sehingga keberadaannya perlu dilakukan. Ada banyak tools dalam melakukan evaluasi terhadap kinerja pemeliharaan, salah satunya adalah dengan Maintenance Scorecard. Kombinasi antara Six Sigma dengan Maintenance Scorecard membantu menilai kinerja pemeliharaan dalam bentuk perhitungan DPMO dan sigma level serta membantu pemeliharaan agar menuju tujuan yang ingin dicapai. Six Sigma Maintenance Scorecard terbukti efektif dalam mengevaluasi kinerja pemeliharaan berdasarkan penelitian terdahulu. Six Sigma Maintenance Scorecard menggunakan Maintenance Key Performance Indicators British Standard. Terdapat 21 indikator yang relevan terhadap Perusahaan, namun hanya 9 indikator yang dimasukkan kedalam perhitungan pada penelitian ini karena keterbatasan. Hasil dari penelitian ini adalah pengukuran kinerja dengan Six Sigma Maintenance Scorecard sementara pada PT Indopelita Aircraft Services. Six Sigma Maintenance Scorecard masih bersifat sementara dikarenakan adanya indikator-indikator lain yang seharusnya turut dihitung. Selain itu, penelitian ini juga memberikan rekomendasi aspek yang perlu ditingkatkan serta saran untuk penelitian kedepannya dan PT Indopelita Aircraft Services. ......Maintenance performance assessment is important to be done because maintenance is still considered as the biggest cost. Maintenance turns thing into its best performance so it is necessary to do maintenance. There are many tools to evaluate maintenance performance, one of those is Maintenance Scorecard. Combination between Six Sigma and Maintenance Scorecard helps evaluating maintenance performance with the calculation of DPMO and sigma level. It also helps to obtain the desired purpose. Six Sigma Maintenance Scorecard is proven to be an effective tool to evaluate maintenance performance according to previous research. Six Sigma Maintenance Scorecard uses Maintenance Key Performance Indicators British Standard. There are 21 relevant indicators to company, but only 9 of them were included in this research because of limitation. Results are the measurement using temporary Six Sigma Maintenance Scorecard in PT Indopelita Aircraft Services. Six Sigma Maintenance Scorecard is still temporary because of there are indicators which should be included too. Furthermore, this research also gives recommendation of aspects which should be improved and suggestions for both future research and PT Indopelita Aircraft Services.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pangihutan, Samuel
Abstrak :
Saat ini banyak perusahaan dalam pengelolaan asetnya menerapkan strategi untuk dapat berkompetisi dengan kompetitor-kompetitor mereka. Tetapi terkadang pengertian atau implementasi dari tujuan dan strategi-strategi perusahaan hanya sampai pada tingkat top management saja, sehingga setiap tujuan atau sasaran perusahaan tidak tercapai dengan baik. Strategi-strategi yang diambil juga terkadang tidak terukur, sehingga sangat sulit untuk melihat perkembangan perusahaan berdasarkan strategi yang diambil. Maintenance Scorecard (MSC) adalah suatu pendekatan yang didisain untuk membantu dalam pembuatan dan pengimplementasian strategi dalam pengelolaan aset-aset perusahaan, diaplikasikan melalui suatu hirarki tujuan atau pendekatan yang terstruktur melalui tiga level fundamental, yaitu corporate, strategic, dan functional. MSC melalui tiap indikator yang kuantitatif dalam tiap level perusahaan, mengukur performa dalam asset management tentang apa yang dilakukan, bagaimana kinerja selama ini, dan bagaimana performa setiap tindakan yang sudah dilakukan dalam mencapai tujuan perusahaan. Terdapat 6 perspektif pengukuran performa dalam MSC, yaitu productivity, cost effectiveness, safety, quality, learning, dan environmental perspective. Penelitian ini dilakukan untuk merancang Maintenance Scorecard pada PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang perawatan pesawat. Hasil perancangannya adalah adanya usulan hirarki indikator (KPI) dari setiap level perusahaan yang terbagi dalam tiap perspektif MSC. Indikator tersebut digunakan untuk mengarahkan dan memonitor perubahan dalam perusahaan hingga mencapai tingkat performa yang diinginkan. Dari 6 perspektif pada maintenance scorecard dihasilkan sebanyak 37 usulan indikator performa yang relevan, yang terbagi menjadi: 12 indikator productivity, 6 indikator cost effectiveness, 5 indikator safety, 9 indikator quality, dan 5 indikator learning perspective. ......Nowadays, there are lot of companies apply strategies in order to compete with their competitors. But sometimes both the understanding and the implementation of those strategies exist only in the top level of management. Besides, to see the company's progression toward the strategies taken is difficult to achieve, because sometimes the strategies is unmeasured. The result is none of the strategies are achieved well. Maintenance Scorecard (MSC) is a comprehensive approach used to develop and implement strategy in the area of asset management, applied via a hierarchy of objectives or a structured approach through 3 fundamental levels, namely corporate, strategic, and functional. MSC through the quantified measures or indicator of each company's level measures what they do, how well they do it, and how their actions further company goals. There are 6 types of performance measurements in MSC; they are productivity, cost effectiveness, safety, quality, learning, and environmental perspective. This research is conducted in order to design the implementation of maintenance scorecard at PT Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia, as one of the company that operate in maintenance field. The result of the research is the recommendation of Key Performance Indicators (K.PI) in each company's level which is divided in each MSC perspective. Those indicators used to drive change through the organization as well as to monitor the progress toward desired level of performance. There are 37 recommended indicators yielded from all maintenance scorecard perspective. They are divided into: 12 productivity indicators, 6 cost effectiveness indicators, 5 safety indicators, 9 quality indicator, and 5 learning perspective indicator.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49986
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisha Ai Otsuka Mahpud
Abstrak :
Skripsi ini menyelidiki optimalisasi operasi perawatan badan bus melalui integrasi kerangka Maintenance Scorecard dan pendekatan DMAIC (Define-Measure-Analyze-Improve-Control). Sebuah studi kasus dilakukan di bengkel perawatan Carrosserie Bus, produsen bus utama di Indonesia. Analisis data perawatan mengungkapkan masalah yang berhubungan dengan kualitas material, metode yang ketinggalan zaman, diagnosa yang tidak akurat, kurangnya protokol pencegahan, dan kendala ruang kerja. Strategi yang mencakup peningkatan rantai pasokan, adopsi alat canggih, pelatihan berkelanjutan, dan desain ulang infrastruktur diterapkan menargetkan setiap penyebab akar berikut metodologi DMAIC terstruktur. Pilot terfokus 3 bulan dalam unit perbaikan badan yang kurang optimal menyebabkan penyempurnaan sebelum implementasi selama 12 bulan di seluruh organisasi. Pengukuran kontrol termasuk prosedur operasi standar, audit berkelanjutan, dan pelacakan skor kartu memastikan keberlanjutan peningkatan kinerja dalam efektivitas, efisiensi dan keandalan. Penelitian ini memberikan kerangka kerja holistik langkah demi langkah yang menggabungkan penilaian kinerja dan perbaikan proses untuk mendorong keunggulan pemeliharaan di tengah tantangan yang kompleks. Rekomendasi praktis ditawarkan untuk membantu organisasi serupa meningkatkan ketersediaan aset. Arah penelitian ilmiah lebih lanjut disoroti termasuk pengembangan model prediktif dan perluasan aplikasi DMAIC ke fungsi terkait. ......This thesis investigates the optimization of bus body maintenance operations through integrating a Maintenance Scorecard framework and the DMAIC (Define-Measure-Analyze-Improve-Control) approach. A case study was conducted at the maintenance workshop of Carrosserie Bus, a major bus manufacturer in Indonesia. Maintenance data analysis revealed issues related to material quality, outdated methods, inaccurate diagnostics, lack of preventive protocols, and workspace constraints. Strategies encompassing supply chain enhancements, advanced tool adoption, continuous training, and infrastructure redesign were implemented targeting each root cause following a structured DMAIC methodology. A focused 3-month pilot within the underperforming body repair unit led to refinements before a 12-month organization-wide rollout. Control measures including standard operating procedures, ongoing auditing, and scorecard tracking ensure sustainability of performance gains in effectiveness, efficiency and reliability. The research delivers a holistic step-by-step framework blending performance assessment and process improvement to drive maintenance excellence amidst complex challenges. Practical recommendations are offered to help similar organizations boost asset availability. Further scholarly directions are highlighted including predictive model development and expansion of DMAIC application to adjacent functions.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Synthia Maulani
Abstrak :
Penilaian kinerja pemeliharaan dapat menggunakan banyak metode, diantaranya adalah maintenance scorecards. Maintenance Scorecard adalah pendekatan menyeluruh yang digunakan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan strategi dalam area manajemen asset. Keterkaitan antara strategi departemen dengan perspektif-perspektif dalam Maintenance Scorecards dapat menilai kinerja departemen pemeliharaan secara menyeluruh. Hal ini sangat menguntungkan karena penilaian tidak dilakukan secara terpisah-pisah dan dapat selaras dengan strategi yang dibuat departemen. Program departemen tidak selalu memiliki bobot yang sama antara satu dengan yang lainnya, sehingga dilakukan juga pembobotan pada program departemen dengan menggunakan Analytic Hierarchy Process. Perancangan Maintenance Scorecard ini menghasilkan 10 strategi dan 23 Key Performance Indicators, diantaranya adalah 4 KPI pada perspektif efektifitas Biaya, 5 KPI pada perspektif Kualitas, 5 KPI pada perspektif Produktifitas, 2 KPI pada perspektif Lingkungan, 2 KPI pada perspektif Keselamatan, dan 5 KPI pada perspektif Pembelajaran. ......Measuring maintenance performance can use so many methods, one of the are Maintenance Scorecards (MSC). Maintenance Scorecard is comprehensive approach used to develop and implement strategy in the area of asset management. Relationship between department strategy and maintenance scorecards perspective can give a comprehensive maintenance performance measurement. This is gives the benefit for assessment, because there is a comprehensive relation between strategy and performance measurement. Analytic Hierarchy Process is used to give weighted score for department program which is doesn't have a same level. There are 10 strategies and 23 Key Performance Indicators become the result of Maintenance Scorecard design, where 4 KPI at Cost effectiveness Perspective, 5 KPI at Quality Perspective, 5 KPI at Productivity Perspective, 2 KPI at Environmental Perspective, 2 KPI at Safety Perspective, and 5 KPI at Learning Perspective.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51801
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hugo Wibowo Haryoseno
Abstrak :
Lean Maintenance adalah kegiatan Perawatan proaktif yang dikembangkan melalui penerapan logika keputusan yang berpusat pada keandalan dan dilakukan dengan pemberdayaan menggunakan prinsip lean. Penelitian ini dilakukan dengan mengukur evaluasi kinerja Maintenance dengan Pengembangan Maintenance Scorecard dan Pengembangan Maintenance Value Stream Mapping, serta meningkatkan kinerja perawatan di PT. XYZ di Indonesia. Pengukuran penilaian kinerja pemeliharaan dilakukan untuk mengetahui seberapa baik Pemeliharaan dan menemukan hal-hal yang dapat dikembangkan, sedangkan Pemetaan Aliran Nilai Pemeliharaan digunakan untuk mengidentifikasi pemborosan kegiatan Pemeliharaan yang tidak memiliki nilai tambah. Dari penelitian ini, hasilnya adalah insiden risiko per bulan, jumlah orang yang menghadiri pelatihan K3, akurasi anggaran, kepatuhan jadwal pemeliharaan, penerapan peringatan keselamatan, efisiensi perawatan, ketersediaan, waktu untuk nilai tambah, frekuensi data yang diperbarui dan pemeliharaan dan rapat operasional dimasukkan dalam Indikator Kinerja Utama. Dan dengan analisis Pemetaan Aliran Nilai Pemeliharaan, hasilnya adalah 4,52 peningkatan dalam kinerja pemeliharaan. ...... Lean Maintenance is a proactive Maintenance activity developed through application of decision logic that is centered on reliability and done by empowerement using lean principles. This research is done by measuring the performance evaluation of Maintenance with Development of Maintenance Scorecard and Development of Maintenance Value Stream Mapping, as well as improving maintenance performance at PT. XYZ in Indonesia. Measurement of maintenance performance assessment is done to find out how well Maintenance and find things that can be developed, while Maintenance Value Stream Mapping is to used to identify waste of Maintenance activities that non added value. From this research, the result are risk incident per month, amount of people who attend K3 training, budget accuracy, maintenance schedule compliance, implementation of safety warning, maintenance efficiency, availability, time for non added value, frequency of updated data and maintenance and operational meeting included in Key Performance Indicator. And with analysis of Maintenance Value Stream Mapping, the result is 4.52 improvement in maintenance performance.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vidya Siwi Nurhanifa
Abstrak :
Manajemen pemeliharaan memegang peranan penting dalam mendukung keberlangsungan sistem produksi di suatu industri manufaktur alas kaki. PT. X, salah satu industri manufaktur alas kaki mengalami isu kualitas produk akibat manajemen pemeliharaan mesin masih kurang baik. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu sistem pengukuran kinerja yang baik dan terstruktur. Maintenance Scorecard (MSC) digunakan untuk mengukur kinerja sekaligus menerjemahkan tujuan perusahaan ke dalam berbagai ukuran atau indikator-indikator yang tersusun dalam enam perspektif: productivity perspective, cost effectiveness perspective, safety perspective, quality perspective, learning perspective, dan environmental perspective. Penelitian ini dilakukan untuk membuat rancangan maintenance scorecard untuk perusahaan manufaktur alas kaki yaitu PT. X Hasil perancangan ini adalah usulan KPI di tiap level perusahaan pada masing-masing perspektif MSC. Dihasilkan sebanyak 25 KPI yang relevan, meliputi 7 KPI Productivity, 4 KPI Cost Effectiveness, 4 KPI Safety, 3 KPI Environmental, 4 KPI Quality, dan 3 KPI Learning. Dari hasil pembobotan KPI yang dilakukan dengan menggunakan metode Analytical Network Process dapat diketahui indikator yang paling besar bobot atau kontribusinya terhadap pancapaian tujuan perusahaan, yaitu Maintenance Cost Ratio (35%), Energy and Water Consumption per unit production (11%), Defect Production Rate (8%) dan Number of Claimed Product (8%). ...... Maintenance management plays an important role in supporting the sustainability of the production system in the footwear manufacturing industry. PT X, one of the footwear manufacturing industries, is experiencing product quality issues due to poor machine maintenance management. Therefore, a good and structured performance measurement system is needed. Maintenance Scorecard (MSC) is used to measure performance while translating company goals into various measures or indicators arranged in six perspectives: productivity perspective, cost effectiveness perspective, safety perspective, quality perspective, learning perspective, and environmental perspective. This research was conducted to create a maintenance scorecard design for a footwear manufacturing company, PT. X The result of this design is a KPI proposal at each company level in each MSC perspective. As many as 25 relevant KPIs are produced, including 7 Productivity KPIs, 4 Cost Effectiveness KPIs, 4 Safety KPIs, 3 Environmental KPIs, 4 Quality KPIs, and 3 Learning KPIs. From the results of KPI weighting carried out using the Analytical Network Process method, it can be seen that the indicators with the greatest weight or contribution to the achievement of company goals are Maintenance Cost Ratio (35%), Energy and Water Consumption per unit of production (11%), Defect Production Rate (8%) and Number of Claimed Product (8%).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Satar
Abstrak :
Perkembangan industri telekomunikasi semakin meningkat pesat demikian juga industri penyewaan menara telekomunikasi sebagai industri pendukung. PT XYZ sebagai salah satu pelaku dan bahkan sebagai pelopor dalam industri penyewaan menara telekomunikasi di Indonesia harus mampu memenangkan persaingan dan manjadi yang terbaik dalam industri tersebut sehingga mampu memberikan kinerja yang terbaik dimata pelanggan. Kinerja operasi dan pemeliharaan ditentukan oleh kemampuan team dan kemampuan pelayanan kepada pelanggan sehingga dapat memberikan tingkat kepuasan bagi pelanggan. Untuk memberikan analisa kinerja operasi dan pemeliharaan maka digunakan data yang terkait dengan pelanggan seperti keluhan pelanggan, respond time, waktu penyelesaian keluhan, kepuasan pelanggan, downtime dan biaya untuk melaksanakan operasi dan pemeliharaan serta team yang secara langsung menangani operasi dan pemeliharaan. Data yang digunakan adalah data tahun 2007 dan semester I tahun 2008. Analisa kinerja menggunakan metode maintenance scorecard, yang diawali dengan menentukan KPI (Key Performance Indicator) berdasarkan 6 (enam) perspective didalam maintenance scorecard yaitu productivity, cost efficiency, safety, environment, quality dan learning. Berdasarkan KPI tersebut dilanjutkan dengan melakukan analisa kinerja. Hasil analisa penilaian kinerja berdasarkan berbagai perspektif tersebut secara umum sudah cukup baik seperti perspektif cost efficiency, safety, environment dan learning tetapi dalam perspektif productivity dan quality yang terkait dengan pelayanan pelanggan harus dilakukan tindakan perbaikan karena masih belum sesuai target yang ditetapkan. ......Nowadays, the telecommunication industry is growing rapidly, which also has direct impact to the growth of Tower Leasing Business as a supporting industry in Indonesia. PT. XYZ as a key player and even a pioneer in the Tower Leasing Business, must be able to gain the competitive advantage in the market and be the leader in the industry, hence can provide a quality service to its customer as demanded. The performance of Operation and Maintenance, as one of critical factor for customer satisfaction, is heavily depend upon ability and capability of team, as well as ability to provide an excellent service to customer, to meet their expectation. In order to conduct performance analysis of Operation & Maintenance, the following data which relate to customer are required, such as : complaints, MTTR (Mean Time to Respond), Mean Time to Repair, customer satisfaction index, Down time per occurrence and cost associated with equipment as well as direct cost of all man power who run the operation & maintenance program. The data used for this analysis is taken from 2007 and 1st half of 2008. The performance analysis uses Maintenance Scorecard Method, which is started by defining KPI (Key Performance Indicator) based on 6 (six) factors in maintenance scorecard. They are: Productivity, Cost Efficiency, Safety, Environment, Quality and Learning. Once KPI is obtained, then evaluation of performance can start. The output of performance analysis based on those 6 factors, mostly demonstrate 'above average' point, such as Cost Efficiency, Safety, Environment, and Learning. However, the team still need to do a major improvement program in the area of Productivity and Quality, as the analysis result shows'below average' point.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52358
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rully Valniztan
Abstrak :
Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan indikator kinerja kunci pada manajemen pemeliharaan industri farmasi dan mengetahui kesesuaian indikator kinerja kunci tersebut dengan perspektif Maintenance Scorecard. Penelitian ini menggunakan metode kuesioner dan wawancara. Kuesioner dikirim ke 10 industri farmasi. Kuesioner yang kembali sebanyak 4 kuesioner. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel untuk perhitungan nilai skor. Dari penelitian ini didapatkan 30 indikator kinerja kunci manajemen pemeliharaan pada industri farmasi. Kriteria pencatatan data merupakan kriteria dengan nilai rata-rata tertinggi 19. Dari 6 perspektif Maintenance Scorecard yang ada, hanya 5 perspektif yang sesuai dengan indikator kinerja kunci pada penelitian ini. ......The purpose of this research is to obtain key performance indicators in maintenance management of pharmaceutical industry and to know the correlation between key performance indicators and perspectives of Maintenance Scorecard. This research is using interview and questionnaire as a method. Questionnaires are sent to 10 pharmaceutical company. There are only 4 questionnaire which have returned. The data processing is done by using Microsoft Excel for the calculation of scoring value. This research find there are 30 indicators as a key performance indicator in maintenance management of pharmaceutical industry. The criteria of data record represent as a criteria with the highest average value, the score is 19. From 6 perspective in Maintenance Scorecard, its only 5 perspective that match with the key performance indicators in this research.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51974
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library