Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kamalludin Behzad
"this study was aimed to assess factors socioeconomic water and sanitation access to health service and immunization status of the children lees than five years with occurrence of stunting in Sikka and Lombok District in in temore Province .our data was secondary data has been collected By Research center UI after analyzing data with stata 2010 unvariat bivariate analysis in summary we find that from 2593 children under five 54.47 were normal and 45.53 were stunted and in multivariate analysis the male children had1.2 time the risk stunted and had significant association with stunting according age of mother at the age 20-30 year have risk 6.1time to stunted age <20 year had 5 time more risk of stunting and significant association with stunted and in socioeconomic have significant association with stunted poor family had 1.1 time more risk to stunted by going high every level socioeconomic prevalence of stunting going down. Use of soap in hygiene activity non us of soap had 1.5 time risk to stunted than who used soap in hygiene activity had less risk to stunted. Use of soap had significant with stunted. And according health service utilization that family who used form selfmedication had more stunted children than who use community private or government facility and health service utilization in long term illness had significant association with stunting."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T30051
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Paulina Toding
"Malnutrisi sering pada karsinoma hepatoselular (KHS), diakibatkan oleh anoreksia, penurunan asupan serta keadaan katabolik. Serial kasus bertujuan memberikan terapi gizi guna proses penyembuhan dan memperbaiki kualitas hidup. Empat orang pasien berusia 42–67 tahun, dengan KHS, penurunan berat badan 14,3–29,6% selama dua bulan hingga satu tahun. Tiga orang pro reseksi dan satu orang mendapat terapi paliatif dengan kanker kaheksia. Pemberian nutrisi disesuaikan keadaan klinis. Kebutuhan kalori berdasarkan Harris-Benedict. Sebelum pembedahan kebutuhan kalori total tercapai Setelah pembedahan, toleransi asupan baik, nutrisi ditingkatkan bertahap. Saat pulang keadaan umum stabil, kapasitas fungsional membaik, luka operasi baik.

Malnutrition is common in hepatocellular carcinoma (HCC), caused by anorexia, decreased intake and catabolic state. The aim of this case series provide nutrition therapy to support the healing process and to improve quality of life. Patients were four people, age between 42–67 years, with HCC, weight loss 14,3–29,6 % for two months to one year. Three people with pro resection and one person had palliative therapy and cachexia cancer. Nutrition was given according to clinical state. Calorie requirement was based on Harris-Benedict. Total calorie needs was achieved prior to surgery, and good tolerance intake after surgery, nutrition enhanced gradually. Patients discharge from hospital with stable general condition, improved functional capacity, and good surgical wound healing.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Johanes Sarwono
"Latar belakang : Inflamasi pada hemodialisis (HD) berhubungan dengan terjadinya kontak darah dengan membran dialisis, cairan dialisat, akses vaskuler dan infeksi. Peningkatan sitokin pro-inflamasi berperan penting terhadap terjadinya aterosklerosis selain itu inflamasi berakibat anoreksia dan kondisi hiperkatabolik yang menyebabkan malnutrisi. Keadaan ini disebut sebagai Sindrom Malnutrisi-Inflamasi-Aterosklerosis. Karakteristik HD di Indonesia berbeda dengan negara maju, perbedaan tersebut terkait penggunaan dialyzer pakai ulang dan tipe low-flux, belum menggunakan dialisat ultrapure dan dosis HD yang tidak adekuat.
Tujuan : Melihat beda rerata antara Skor-MI, hsCRP dan sTNFR-1 pada pasien HD yang mengalami aterosklerosis dan yang tidak aterosklerosis.
Metode Penelitian : Desain studi potong lintang pada pasien HD yang dalam keadaan stabil yang sudah menjalani HD antara 3 bulan sampai 5 tahun di RSUP Fatmawati. Jumlah subyek 60 orang yang dikumpulkan dalam kurun waktu Desember 2013 sampai dengan Februari 2014. Pemeriksaan hsCRP dan sTNFR-1 sebagai biomarker inflamasi, untuk menentukan status nutrisi menggunakan skor malnutrisi-inflamasi(Skor-MI) dan pemeriksaan USG doppler arteri Karotis untuk menentukan penebalan intima-media(CIMT). Analisis statistik dengan uji T dan uji Mann-Whitney.
Hasil : Penelitian ini menunjukkan Skor-MI pada kelompok yang CIMT positif (aterosklerosis) memiliki nilai median lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang non aterosklerosis (7 vs 5). Sedangkan kadar sTNFR-1 memiliki nilai median CIMT positif (3.48) lebih rendah dibandingkan CIMT negatif (12,126 vs 11,657). Kadar hsCRP pada kelompok CIMT positif memiliki nilai rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok dengan CIMT yang negatif (3.48 vs 5.32). Dari ketiga variabel tersebut tidak ada beda rerata (p>0,05).
Kesimpulan : Tidak terdapat beda rerata antara Skor-MI, hsCRP dan sTNFR-1 pada pasien HD yang mengalami aterosklerosis dan yang tidak aterosklerosis.

Background: Inflammation in hemodialysis is associated with blood contact with dialysis membrane, dialysate solution, vascular access and infection. Increment of pro-inflammatory cytokine plays important role in atherosclerosis development. Inflammation also causes anorexia and hypercatabolism state leading to malnutrition. This condition is called malnutrition-inflammation-atherosclerosis syndrome. Hemodialysis characteristics in Indonesia is different with those in developed countries. Those differences are associated with reuse dialyzer, low flux hemodialysis, inadequate dose of hemodialysis, and unavailability of ultrapure dialysate.
Aim: To determine the mean difference between MI score, hsCRP and sTNFR-1 in hemodyalisis patients with atherosclerosis and non-atherosclerosis.
Methods: This is a cross-sectional study which has involved hemodialysis patients who underwent HD between 3 months to 5 years in Fatmawati Central Hospital. There are 60 subjects collected from December 2013 until February 2014. hsCRP and soluble TNFR-1 were used as inflammation biomarker, MI score was used to assess nutritional status. and carotid doppler ultrasonography was used to assess carotid intima media thickness. This study used T-test and Mann-Whitney for statistical analysis.
Results: Median score for malnutrition-inflammation score in atherosclerotic group is higher than non atherosclerotic group (7 vs 5), while the median sTNFR-1 in atherosclerotic group is lower than non atherosclerotic group (12,126 vs 11,657). Mean hsCRP in atherosclerotic group is higher than non atherosclerotic group (3.48 vs 5.32). There are no mean differences of all those three variables (p>0.05).
Conclusion: No mean differences between MI-score, hsCRP, and sTNFR-1 with atherosclerotic and non-atherosclerotic in HD patients."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ahsan Safi`i
"Kondisi kesehatan masyarakat Indonesia saat ini sedang terpuruk. Hal ini ditandai dengan fenomena temuan kasus gizi buruk di beberapa daerah di Indonesia. Data Departemen Kesehatan Menyebutkan kasus gizi buruk dan gizi kurang pada balita tahun 2005 berturut-turut sejumlah 8,8% dan 19,20%. Di Dinkes Depok sendiri, selama tahun 2007 tercatat 959 penderita gizi buruk. Gizi buruk di Indonesia masih merupakan masalah, meski pemerintah telah mengerahkan berbagai upaya untuk mencegah dan menanggulanginya. Upaya pemerintah antara lain melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan peningkatan pelayanan gizi melalui pelatihan-pelatihan Tatalaksana Gizi Buruk kepada tenaga kesehatan. Upaya ini berhasil menurunkan angka gizi buruk menjadi 6,3% pada tahun 2001. Pada awal April 2008, Dinkes Depok menyelenggarakan pelatihan Tatalaksana Gizi Buruk sebagai bentuk persiapan panti pemulihan gizi di beberapa puskesmas yang ada di Depok. Untuk mengetahui sejauh mana efektivitas penyelenggaraan pelatihan maka dilakukan penelitian mengenai ?Gambaran Penyelenggaraan Pelatihan Tatalaksana Gizi Buruk Dalam Rangka Persiapan Therapeutic Feeding Center (TFC) di Dinas Kesehatan Kota Depok Jawa Barat Tahun 2008?. Tujuan penelitian ini adalah untuk Mendapatkan gambaran pelatihan Tatalaksana Gizi Buruk dalam rangka persiapan Therapeutic Feeding Center (TFC) atau Panti Pemulihan Gizi di Dinas Kesehatan Depok Jawa Barat tahun 2008. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini berupa deskriftif kualitatif dengan pengambilan data melalui wawancara terstruktur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan yag diberikan sudah sesuai dengan kebutuhan program dan sangat membantu pelaksanaan kegiatan Panti Pemulihan Gizi. Dari segi pelatih sudah cukup memiliki kualifikasi yang memadai. Sedangkan dari segi peserta latih memiiki latar belakang yang sesuai dengan pelaksanaan program sehingga memperlancar proses pelatihan. Dari segi materi juga sangat komprehensif yang bisa menjadi bekal peserta latih ketika terjun langsung di lapangan Hanya saja ditemui beberapa kendala terutama pada komponen fasilitas yang ada. Hal ini berakibat pada terganggunya proses penerimaan informasi yang diberikan oleh pelatih. Sehingga saran yang diberikan adalah penyediaan fasilitas serta sarana yang mendukung kelancaran program pelatihan."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Austin, James E.
Baltimore: John Hopkins University Press , 1980
362.5 AUS c (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Geneva: World Health Organization, 1999
362.196 WOR m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Academic Press, 1977
362.5 MAL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Cinantya Ramadani
"Penelitian ini membahas tentang kekurangan gizi berdasarkan Composite Index of Anthropometric Failure (CIAF) di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2010. Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya gambaran kekurangan gizi berdasarkan Composite Index of Anthropometric Failure (CIAF) dan indeks konvensional serta diketahuinya hubungan karakteristik anak, asupan energi dan protein, ASI eksklusif, inisiasi MP-ASI, karakteristik ibu serta karakteristik keluarga dengan kekurangan gizi pada balita berdasarkan Composite Index of Anthropometric Failure (CIAF).
Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan menggunakan data sekunder Riskesdas 2010 yang analisisnya dilakukan selama bulan Februari ? Juni 2012. Populasi penelitian ini adalah seluruh rumah tangga yang mewakili Provinsi Nusa Tenggara Barat, sedangkan sampelnya adalah anggota rumah tangga yang berumur 0 ? 59 bulan yang berjumlah 445 anak.
Hasil penelitian mendapatkan prevalensi kekurangan gizi pada anak balita berdasarkan Composite Index of Anthropometric Failure (CIAF) sebesar 62,7%. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara asupan energi, ASI eksklusif, wilayah tempat tinggal dan status sosial ekonomi dengan kekurangan gizi pada balita berdasarkan Composite Index of Anthropometric Failure (CIAF). Namun, tidak mendapatkan hubungan yang bermakna antara kelompok umur balita, jenis kelamin, berat lahir, asupan protein, inisiasi MP-ASI, pendidikan ibu, serta status pekerjaan ibu dengan kekurangan gizi pada balita berdasarkan Composite Index of Anthropometric Failure (CIAF).
This study discusses malnutrition based Composite Index of Anthropometric Failure (CIAF) in West Nusa Tenggara Province in 2010. The purpose of this study is known picture of malnutrition based on the Composite Index of Anthropometric Failure (CIAF) and conventional indices as well as knowing the characteristics of child relationships, energy and protein intake, exclusive breastfeeding, initiation of complementary feeding, maternal characteristics and family characteristics with nutritional deficiencies in toddlers based on the Composite Index of Anthropometric Failure (CIAF).
The study design used was cross sectional using a secondary data analysis Riskesdas 2010 during the month from February to June 2012. This study population is all households that represent the province of West Nusa Tenggara, while the sample was of household members aged 0-59 months, amounting to 445 children. The results of a study on the prevalence of malnutrition among children under five based on the Composite Index of Anthropometric Failure (CIAF) of 62.7%.
The results of statistical tests showed no significant association between intake of energy, exclusive breastfeeding, residential areas and socio-economic status with nutritional deficiencies in infants based Composite Index of Anthropometric Failure (CIAF). However, do not get a significant association between toddler age group, gender, birth weight, protein intake, initiation of complementary feeding, maternal education, and employment status of mothers with malnourished children under five by Composite Index of Anthropometric Failure (CIAF).
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nikita Dewayani
"Fenomena gizi buruk merupakan masalah nutrisi yang sering terjadi pada anak anak dengan karakteristik klinis dangat kurus dan baggy pants. Faktor kemiskinan dan penyakit menjadi masalah perkotaan yang mendukung terjadinya kasus gizi buruk pada anak Gizi buruk berakibat pada menurunnya kecerdasan anak dan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan.
Karya Ilmiah Akhir Ners ini bertujuan untuk menganalisis intervensi monitoring pemberian diet formula 75 dan 100 terhadap peningkatan berat badan anak gizi buruk dengan osteosarkoma di RSUP Fatmawati.
Hasil analisa menunjukkan terjadinya peningkatan berat badan yang tidak signifikan pada anak sebesar 0 1 0 2 kg selama 15 hari intervensi Pencatatan intake nutrisi dan penimbangan berat badan dan lingkar lengan atas harian harus dilakukan dengan teratur agar intervensi yang diberikan optimal Kata kunci formula 75 dan 100 gizi buruk monitoring osteosarkoma.

The phenomenon of malnutrition has become a nutritional problem frequently occured in children characterized by severely thin body and baggy pants. Poverty and diseases are the common factors in urban helath problems that predispose to malnutrition in children Malnutrition affects children in reducing intelligence detain the growth and development.
This paper aimed to analyse the intervention of monitoring diet formula 75 and 100 towards the increase of body weight of children with malnutrition and osteosarcoma in RSUP Fatmawati.
This showed that there is influence in body weight as amount 0 1 ndash 0 2 kg during 15 days intervention Documentation of nutrition intake and measurement of body weight and upper arm circumference daily is imprortant to do for optimal interve
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Nur Pratiwi
"Latar Belakang :
Populasi lanjut usia meningkat secara global, diperkirakan 1.5 miliar (15% total penduduk) di dunia tahun 2050. Indonesia merupakan populasi menua, dengan 10.7% (>7%) penduduk lansia pada 2020. Insomnia keluhan kesehatan tersering lansia, memiliki komplikasi salah satunya depresi. Banyak studi meneliti faktor berhubungan dengan insomnia dan depresi pada lansia, dan insomnia prediktor depresi pada lansia. Namun, belum ada studi mengenai faktor berhubungan dengan depresi pada populasi lansia khusus yaitu dengan insomnia.
Tujuan :
Mengetahui mengetahui faktor yang berhubungan dengan gejala depresi pada lansia dengan insomnia di unit rawat jalan.
Metode :
Studi potong lintang pada pasien usia ³60tahun di unit rawat jalan RSCM Jakarta, Indonesia dengan seleksi consecutive sampling, dimana pasien dengan insomnia, PSQI (Pittsburgh Sleep Questionaire Index) >5, menjadi subjek penelitian dan dilakukan wawancara untuk mengambil data meliputi sosiodemografi, kesendirian, durasi insomnia, gejala depresi (GDS-15 item), status fungsional (B-ADL), status kognitif (MMSE), status nutrisi (MNA), dan penyakit komorbid (CIRSG skor).
Hasil :
Subjek penelitian sebanyak 209 lansia insomnia, rerata usia 72.88 (SB 6.98) tahun, proporsi depresi 6.7%. Dari uji bivariat terdapat hubungan signifikan antara ketergantungan (PR 5.24, 95%IK 1.50-18.29), malnutrisi (PR 11.54, 95%IK 4.77-27.92), dan penyakit komorbid, skor CIRSG ³9 (PR 4.15, 95%IK 1.18-14.50) dengan gejala depresi pada lansia yang insomnia. Tidak terdapat hubungan antara sosiodemografi, kesendirian, durasi insomnia, dan status kognitif dengan depresi. Dari analisis multivariat dengan regresi logistik, didapatkan hubungan bermakna secara statistik antara malnutrisi dengan gejala depresi (p <0.0001).
Kesimpulan : Terdapat hubungan bermakna antara malnutrisi dengan gejala depresi pada pasien insomnia usia lanjut di rawat jalan.

Background:
The elderly population is increasing globally, estimated to be 1.5 billion (15% of the total population) in the world by 2050. Indonesia is an aging society, 10.7% (>7%) of the population is elderly in 2020. Insomnia, most often health complained by the elderly, has complications one of which is depression. Previous studies have examined factors associate to insomnia and depression in elderly and insomnia is a predictor of depression. No studies yet examined factors associated to depression symptom in the specific population, elderly with insomnia.
Objective:
To analyze factors associated with depression symptom in the elderly with insomnia in the outpatient_unit.
Method:
Cross-sectional study of patients aged >60 years in the outpatient unit of Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta, Indonesia using consecutive sampling to select the sample, where patients with insomnia, PSQI (Pittsburgh Sleep Questionnaire Index) >5, became research subjects and being interviewed to collect data including sociodemographic, loneliness, duration of insomnia, Depression symptom (GDS-15 items), physical activity which means the ability to do activity that measured by functional status (B-ADL), cognitive status (MMSE), nutritional status (MNA), and comorbidities (CIRSG). Data was analyzed using STATA software to do bivariate and multivariate analysis.
Results:
The research subjects were 209 elderly people with insomnia, mean age 72.88 (SB 6.98) years, proportion of depression symptom is 6.7%. There is an association between dependency (PR 5.24, 95% CI 1.50-18.29), malnutrition (PR 11.54, 95% CI 4.77-27.92), and chronic illness, CIRSG score >9 (PR 4.15, 95% CI 1.18-14.50) with depression symptom in elderly with insomnia from bivariate analysis. From multivariate analysis with logistic regression, malnutrition has a statistically significant association to depression symptom (p <0.0001) in elderly people with insomnia.
Conclusion : There is a significant association between malnutrition and depression symptom in insomnia elderly outpatient.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>