Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ambar Purwitasari
"ABSTRAK
RINGKASAN EKSEKUTIF
Community Rating merupakan suatu metode yang banyak digunakan oLeh
penyelenggara asuransi kesehatan dengan sistem managed care dalam proses penentuan
tarif preminya. Dengan metode ini, status kesehatan calon peserta bukan merupakan faktor
yang signifikan, sehingga akan teijadi subsidí silang antara individu yang berisiko tinggi
(biaya tinggi) dengan yang berisiko rendah (biaya rendah) pada suatu kelompok pemegang
pohs. Atau dengan kata lain, metode community rating mengkombinasikan seluruh risiko
kedalam satu kategori.
Karya akhir ini membahas salah satu bentuk perluasan dan metode community
rating yaitu community rating by class, dimana pada metode ini ada pengklasifikasian
karakteristik nsiko peserta kedalam faktor-faktor risikonya. Faktor risiko yang digunakan
menjadi bahan perhitungan adalah usia dan jenis kelamin.
Penerapan metode dengan menggunakan data rawat map individu peserta wajib
PT.(Persero) Asuransi Kesehatan Indonesia wilayah KPC Jakarta Selatan selama 1 tahun 9
buJan dan kemudian diaplikasikan untuk mensimulasi premi peserta sukarela pada 3 Badan
Usaha sampel di wilayah tersebut. Adjustment terhadap pembahan perilaku peserta wajib
dan sukarela diberlakukan, namun ternyata hasilnya tidak mempengaruhi faktor yang
terjadí karena jumlah peserta diasumsikan tetap. Perhitungan dilakukan untuk melihat
sejaub mana penyesuaian tethadap net PMPM (per member per month) yang ada apabila
karakteristik risiko peserta turut dipertimbangkan.
"
2002
T5673
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Yayu Luthfah Sofwat
"ABSTRAK
Biaya pelayanan kesehatan cenderung meningkat, baik bersumber Pemerintah
maupun masyarakat. Namun peningkatan tersebut belum tentu meningkatkan mutu
pelayanan yang diberikan. Oleh karena itu maka kenaikan biaya ini perlu
dikendalikan.
Hal ini juga terjadi pada RS Y yang menjadi salah satu Provider JPK
Jamsostek. Dalam mengajukan klaim opcrasi peserta JPK Jamsostek sexing terjadi
perbedaan klasifikasi tindakan opcrasi yang mengakibatkan tingginya klaim yang
diajukan oleh RS Y kepada IPK Jamsostek. Dengau adanya perbedaan klasitikasi
tersebut, rnaka klaim dari RS Y itu dikembalikan ke RS Y dan dfbayar sesuai
dengan klasiiikasi n1enurutJPK Jamsostek.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan klasiiikasi iindakan
operasi peserta JPK Jamsostek di RS Y. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian
analitik dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data klaim RS Y mmtuk pasien peserta
JPK Jamsostck yang mengalami tindakan operasi,dan data primer bempa rekam
medis pasien peserta JPK Jamsostek yang mengalami tindal-can operasi di RS Y pada
tahun 2006.
Jumlah sampel adalah 263 pasien mencakup pasien poli bedah umum, bedah
mata, bedah orthopcdi, obsgyn dan bedah samfi
Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji statistik kai kuadrat (chi
square) didapatkan bahwa terdapat perbedaan yang siguiiikan antara klasifikasi
menurut peneliti, klasifikasi menurut RS Y dan klasifikasi menumt JPK Jamsostck.
Dari basil penelitian juga terlihat bahwa poli yang memiliki ?ri'cl
sering mengalami perbedaan klasiiikasi tindakan operasi adalah poli obsgyn, dan poli
bedah umum adalah poli yang memiliki frekuensi tersering kedua yang mengalami
perbedaan ldasifikasi tindakan opcrasi.
Berdasarkan peneijti disarankan agar dalam mengklasiEkasikau tindakan
operasi agar melibadcan manajemen, komitc medik, dokter operator dan bendahara

ABSTRACT
Health services? cost tends to increase, not only in the government but also the
community. But these cost?s increased are not always increase the qualities that are
given. For that reason, these increased has to be under controlled.
This is also happened to Y hospital which is one of the provider of JPK
JAMSOSTBK. Continuing on members? operation claims of JPK JAMSOSTEK,
there are often differences of classification operation acts that cause high claim
submitted by Y hospital to JPK JAMSOSTEK With these differences of
classification, claims that are submitted will be retumed to the provider and paid as
the classification of IPK JAMSOSTEK.
The objective of this research is to sec the differences of classification
operation acts of the members of IPK JAMSOSTEK This research is an analytical
research with cross sectional design. The data used for this research are secondary
data which is claim data ofthe patients in Y hospital which is the members of JPK
JAMSOSTEK that has undergone the surgery, and primary data which is medical
records of the patients which is the members of JPK JAMSOSTEK that has
undergone the surgery in Y hospital on 2006.
Total samples for this research is 263 patients including patients of general
surgery, eye surgery, orthopedic surgery, obstetric and gynecologic, and neural
surgery.
From the result of the statistic test that is done by using chi square statistic
test, found that there is significant differences between classification operation acts
according to researcher, classification operation acts according to Y hospital, and
classification operation acts according to JPK JAMSOSTEK.
Based on this research, it is suggested that on classifying the operation acts,
managements, medical committee, operator doctors, and treasurer of Y hospital
should be involved. Besides that, filling up medical resume that is done by operator
doctors should be done more accurately.

"
2007
T34525
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan, 1994
362.10425 IND a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Powell, Suzanne K.
Philadelphia: Lippincott , 2000
362.173 068 POW c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Depok: Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM UI, 2000
368.382 MAN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Allen, Carol Vestall
Stamford: Appleton & Lange, 1997
610.73 ALL n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Rizon
"Untuk mewujudkan tujuan Indonesia Sehat 2010 telah ditetapkan empat pilar strategi pembangunan kesehatan yaitu; (a) Pembangunan Nasional berwawasan kesehatan; (b) Profesionalisme; (c) Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat dan (d) Desentralisasi. Sesuai dengan strategi ketiga Indonesia Sehat 2010, sejak tahun 1996 Departemen Kesehatan telah mengeluarkan suatu kebijakan mengembangkan program pemeliharaan kesehatan masyarakat melalui program JPKM.
JPKM pada hakekatnya adalah upaya perpaduan antara pengelolaan biaya dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan dengan memanfaatkan prinsipprinsip asuransi. Dalam Operasionalnya pelaksanaan program JPKM melibatkan empat pihak yaitu: (a) Badan Pembina (Bapim); (b) Badan Penyelenggara (Bapel); (c) Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) dan (d) Peserta.
Untuk memantau pelaksanaan program JPKM yang diselenggarakan oleh Bapel, Depkes telah mengembangkan suatu mekanisme pelaporan bagi penyelenggara JPKM untuk melaporkan pelaksanaan JPKM yang telah dilaksanakan dalam suatu sistem pelaporan yang dikenal dengan sistem informasi manajemen (SIM-JPKM).
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran pelaksanaan pelaporan Sistem Informasi Manajemen JPKM (SIM-JPKM) oleh Badan Penyelenggara (BAPEL) di DKI Jakarta tahun 2001.
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah dan telaahan dokumen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pelaporan penyelenggaraan SIM JPKM dari Bapel belum berjalan dengan baik sebagaimana yang diharapkan, karena belum semua komponen masukan yang dianalisis mendukung proses seperti data yang dilaporkan masih ada yang tidak jelas atau dilaporkan sama sekali. Hal ini mengakibatkan proses pengolahan pelaporan akan terhambat, yang dapat dilihat dari data yang tidak lengkap dan juga jadwal pengiriman laporan dari provider yang terlambat.
Hasil luaran berkaitan dengan kelengkapan dan ketepatan waktu masih jauh dan harapan, masih banyak Bapel yang belum mengirimkan laporan, form yang digunakan masih belum sama dan daiam ketepatan waktu peniriman tidak semua Bapel dapat tepat waktu dalam mengirimkan laporan
Agar pelaporan SIM JPKM dapat berjalan dengan basil yang lebih baik, disarankan untuk- jangka pendek adanya peningkatan keterampilan tenaga pelaksana SIM, peningkatan pembinaan (termasuk adanya pembinaan teknis), pemberian umpan batik secara triwulan dengan menggambarkan kondisi laporan dari semua Bapel, pemberian reward dan punishment serta penggunaan surat elektroniklemail untuk mempermudah pengiriman laporan.

The Analysis Reporting of Management Information System at Managed Care Carriers in DKI Jakarta, 2003To realize the target of Healthy Indonesia 2010, have been specified by four strategy pillar development of health that is; (a) National Development with vision of health; (b) Professionalism; (c) Public Health Care Security and (d) Decentralization. As according to third strategy of Healthy Indonesia 2010, since 1996 the Ministry of Health (MOH) has released a policy to develop program for public health care through the Public Health Care Security Program (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat).
JPKM intrinsically is an integrated effort between management of finance and management of health service by exploiting the insurance principles. In its operational implementation, JPKM program involves four parties that are: (a) regulatory body; (b) managed care carrier; (c) health care provider and (d) member. To watch the execution of JPKM program carried out by the carrier, the MOH has developed a reporting mechanism to the organizer of JPKM to report the implementation of JPKM which has been conducted in a reporting system which recognized as management information system for JPKM (SIM-JPKM).
The aim of this research was to obtain the information of JPKM System Information reporting process in DKI Jakarta in 2003. Research method used qualitative approach and data collecting used in-depth interview technique, focus group discussion, and document analysis.
The result of research showed that implementation of reporting of SIM-JPKM of Bapel had not yet conducted better as which was expected due to not yet all analyzed input component supported its process such as ill defined data or unreported data. This matter resulted the process of reporting would be pursued, which could be seen from incomplete data as well as schedule delivery of report of overdue provider.
The output result related to the completeness and accuracy of time was still far from expectation. There were many badan pelaksana (Bapel) which had not yet delivered their report, the form was still not yet the same, and there were not all Bapel that earn on schedule in delivering report. So that reporting of SIM JPKM can be conducted better, it is suggested to maintain skill of SIM operator in the short-range, to maintain the technical building, to give the feed back quarterly by depicting the condition of report from all Bapel, to give reward and punishment and also to maintain the usage of electronic mails to water down the delivery of report.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13140
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Ibadurrohman
"Tesis ini meneliti tentang kecukupan kapitasi yang dibayarkan PT XYZ kepada provider dokter keluarga managed care. Penelitian ini dilakukan karena kapitasi merupakan bagian dari biaya kesehatan yang merupakan komponen utama dalam penghitungan premi. Dalam managed care, peran dokter keluarga sangat penting karena merupakan gatekeeper dalam pengendalian biaya dan mutu pelayanan. Oleh karena itu, sangat penting bagi perusaahan asuransi untuk mengetahui apakah kapitasi yang dibayarkan sudah layak atau belum. Kapitasi yang terlalu besar akan
membebani perusahaan asuransi, sedangkan jika terlalu kecil akan membebani dokter keluarga. Penelitian ini dilakukan terhadap 10 kantor operasional PT XYZ dan data yang digunakan adalah jumlah peserta terdaftar dan jumlah kunjungan periode Januari-Desember 2015. Selain untuk mengevaluasi besaran kapitasi, penelitian ini juga bertujuan untuk melihat hubungan antara jumlah peserta terdaftar dan umur terhadap angka utilisasi. Data penelitian diuji dengan metode Spearman dan Kruskal - Wallis menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukan bahwa kapitasi yang digunakan saat ini lebih rendah dibandingkan dengan hasil perhitungan berdasarkan data experience sehingga perlu direview kembali. Kapitasi
yang disarankan berkisar antara Rp 3.867,- sampai dengan Rp 7.387,-. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa ada korelasi antara jumlah peserta dan umur peserta dengan ratio kunjungan sehingga kapitasi perlu dihitung berdasarkan kelompok umur. Kapitasi yang disarankan untuk umur 0-12 tahun adalah Rp 4.420,- sampai dengan Rp 9.943,-, umur 13 ? 55 tahun Rp 3.093,- sampai dengan Rp 6.925,-, umur > 55 tahun Rp 6.120,- sampai dengan Rp 11.513,-.

This thesis examines the adequacy of capitation paid by PT XYZ to the managed care family doctor provider. This research was conducted as capitation is a part of health care costs as major component in the calculation of premium. In managed care, the role of the family doctor providers is very important because it is the gatekeeper in cost and quality of service controlling. Therefore, it is very important for the insurance company to acknowledge whether paid capitation is feasible or not. Capitation that is way too big will burden the insurance company, whereas if it is too small will burden the family doctor. This study was conducted on 10 operational office and the data used is the number of registered participants and the number of visits in the period of January to December 2015. In addition to
evaluating the capitation, the study also aims to look at the relationship between the number of registered participants and age on utilization ratio. Data were tested by Spearman and Kruskal - Wallis method using SPSS. The results showed that capitation used today is lower compared with the results of calculations based on
data experience. Capitation suggested ranges between Rp 3,867 , - up to Rp 7.387,-. The results also showed that there is correlatiobetween utilizaztion ratio and number of registered participants and age. Capitation suggested range for ages 0-12 years is Rp 4.420, - up to Rp 9.943, -, aged 13-55 years of Rp 3.093, - up to Rp 6.925, -, age > 55 years of Rp 6.120, - up to Rp 11.513,-.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library