Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Brouwer, Jantina
Amsterdam: Uitgeverij Born N.V., 1955
BLD 301.42 BRO n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kunti Saptoworini
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3212
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hertati
Abstrak :
Dengan analisis deskriptif, studi ini ingin mencoba melihat bagaimana perilaku aborsi di kalangan perempuan menikah. Berdasarkan hasil pengolahan data sekunder dari SDKI 1997 diperoleh gambaran bahwa ternyata aborsi induksi lebih banyak dilakukan oleh perempuan menikah yang tinggal di perkotaan dibandingkan di perdesaan. Tingkat pendidikan dari perempuan menikah yang melakukan aborsi induksi juga relatif tinggi, yaitu dengan tingkat pendidikan lanjutan ke atas. Temuan lain yang menarik adalah bahwa ternyata para perempuan menikah dengan tingkat pendidikan yang relatif tinggi lebih banyak yang melakukan aborsi sendiri, misalnya dengan minum jamu, atau lainnya. Untuk data kualitatif yang digali dari hasil wawancara mendalam dengan 6 perempuan menikah yang melakukan aborsi, yang ditarik dengan cara purposive, memperlihatkan bahwa ke 6 informan tersebut banyak yang mempergunakan metode aborsi tradisional. Meminta pertolongan dokter merupakan langkah terakhir mereka, terutama setelah mereka mengalami masalah kesehatan akibat tindakan aborsi yang mereka lakukan, misalnya pendarahan yang terus menerus, infeksi dan lain-lain. Alasan para informan juga bermacam-macam, mulai dari masalah kesulitan ekonomi, jumlah anak yang banyak, sampai masalah karir hingga trauma pada kelahiran anak sebelumnya. Selain itu, para informan mengakui bahwa tindakan aborsi induksi yang mereka lakukan terus membuat merasa menyesal dan berdosa bahkan mengganggu kehidupan sosial mereka, baik dengan suami, teman maupun tetangga. Temuan studi ini menarik, terutama bagi pembaca yang tertarik mengamati masalah kesehatan reproduksi perempuan. Bahkan dengan mengamati karakteristik perempuan menikah yang melakukan aborsi dapat diperoleh gambaran tentang kelompok perempuan menikah yang mana dari karakteristik tertentu (baik karakteristik sosial, demografi, ekonomi dan budaya) yang memiliki persentase melakukan aborsi lebih tinggi. Dengan kata lain, pola dan perbedaannya dapat diamati. Walaupun studi ini tidak cukup dapat digeneralisasi untuk perempuan menikah di Indonesia, karena keterbatasan data yang tersedia dalam SDKI 1997, tetapi temuan studi ini sedikit banyak dapat memberikan masukan bagi kita semua, terutama para pembuat kebijakan, untuk lebih memperhatikan kebutuhan para perempuan, khususnya perempuan menikah, dalam hal menangani masalah kehamilan yang tidak diinginkan.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T10991
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aslamia Anwar
Abstrak :
Banyak penelitian tentang bagaimana jumlah anak mempengaruhi kemungkinan wanita yang sudah menikah bergabung dengan pasar tenaga kerja. Ada juga penelitian yang berfokus pada bagaimana lingkungan sosial dan ekonomi memengaruhi probabilitas perempuan bekerja. Namun demikian, belum ada penelitian tentang bagaimana variasi dampak tersebut di lingkungan sosial ekonomi yang berbeda. Makalah ini mengisi kekosongan ini, dengan menggabungkan dua set data Indonesia: Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 untuk mendapatkan informasi individual, dan survei Potensi Desa 2014 untuk memeroleh informasi tentang lingkungan sosial ekonomi. Analisis regresi logistik dilakukan dengan beberapa variabel kontrol individu, termasuk informasi tentang suami. Untuk menangkap dampak lingkungan sosial-ekonomi pada pola hubungan antara jumlah anak dan probabilitas perempuan untuk bergabung dalam pasar tenaga kerja, makalah ini menggunakan variabel interaksi antara jumlah anak dan variabel lingkungan sosial ekonomi. Lingkungan ekonomi diukur dengan PDB per kapita, kemiskinan, ketersediaan usaha kecil dan menengah, dan jarak ke kantor kecamatan; dan lingkungan sosial, oleh fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, dan adanya kejahatan. Hasilnya menunjukkan bahwa beberapa lingkungan ekonomi (PDB dan kemiskinan) dan satu lingkungan sosial (fasilitas kesehatan) memiliki interaksi yang signifikan dengan jumlah anak. Selanjutnya, arahnya bervariasi tergantung pada lingkungan. ......There have been many studies on how number children affects probability of married women joining the labour market. There are also studies who focused on how social and economic environments affect the probability. Nevertheless, there has been no study on how the impact varies in different socio-economic environments. This paper fills in this gap, by merging two Indonesian data sets: 2015 National Socio-economic survey to have individual information and 2014 Village Potential survey to obtain the information on socio-economic environments. A logistic regression analysis is conducted with some individual control variables, including information on husbands. To capture the impact of socio-economic environments on the pattern of relationship between number of children and probability of the women joining the labour market, this paper puts interaction terms between number of children and variables on socio-economic environments. Economic environment is measured by per capita GDP, poverty, availability of small and medium enterprise, and distance to head of district office; and social environment, by health facilities, education facilities, and existence of crime. The results show that some economic environments (GDP and poverty) and one social environment (health facilities) have significant interaction with number of children. Furthermore, the direction varies depending on the environments.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Financy Ramadhani
Abstrak :
Penelitian-penelitian terdahulu menunjukkan bahwa perawatan anggota rumah tangga lansia yang mengalami disabilitas dan membutuhkan long-term care lebih banyak dilakukan oleh perempuan dan berpotensi mempengaruhi alokasi waktu yang dimiliki perempuan tersebut antara untuk perawatan anggota keluarga termasuk lansia, dan berperan aktif dalam angkatan kerja. Perempuan, terutama perempuan kawin, biasanya akan keluar dari pasar kerja atau mengurangi jam kerja mereka apabila terdapat lansia yang membutuhkan perawatan di dalam rumah tangganya. Menggunakan data SUSENAS Kor 2018 dan regresi multinomial dan regresi tobit, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara skor gangguan fungsional lansia, yang merupakan pendekatan kebutuhan long-term care, dengan status bekerja (formal dan informal) dan jam kerja perempuan kawin yang ada di Indonesia. Penelitian ini menemukan bahwa lansia yang tinggal bersama dengan perempuan kawin di Indonesia secara rata-rata masih berada pada kelompok lansia "muda" dan dalam taraf belum membutuhkan long-term care. Dengan kondisi demikian, penelitian ini belum dapat menunjukkan hubungan yang negatif dan signifikan antara peningkatan skor gangguan fungsional lansia dan status bekerja (formal dan informal) serta jam kerja perempuan kawin yang tinggal bersama dengan lansia tersebut.
Previous studies showed that the caregiving to disabled and requiring long-term care elderly is mostly performed by women. The caregiving women, especially the married ones, often facing the problem of time allocations, between work and caring for family members and disabled elderly. Using SUSENAS Kor 2018 data, this study investigates the relationship between the score of functional impairment of the elderly, which is an approach to long-term care needs, with working status (formal and informal) and working hours of married women co-residing with the elderly in Indonesia. This study found that the elderly who co-reside with married women in Indonesia are, on average, still in the "young old" age group and at the stage where they do not need long-term care yet. Consequently, this study provides no evidence of the negative and significant relationship between the increasing scores of functional impairment of the elderly and working status (formal and informal) and the working hours of married women living in the same household with the elderly.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T54802
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susi Diah Anggarsari
Abstrak :
Abstract. The research aims to analyze the income tax application for married women who fulfill their tax rights and obligations by themselves in the context of gender and taxable unit. The data in this qualitative research were collected through literature study and in-depth interview. In addition there is a comparison with Malaysia in terms of tax rights and obligations for married women taxpayers who fulfill their tax rights and obligations by themselves. The result of the research shows that there is limitation on the right of the married women to fulfill their tax rights and obligations by themselves, i.e. there is a restriction for the fulfillment of the tax rights of a married woman who becomes the head of the family. More over, in practice, the rule concerning the married women taxpayers who have to fulfill their income tax by themselves still sets problems for both the taxpayers and tax-officers. Therefore we need a socialization process in order to make known the stipulations concerning married women who have to fulfill their tax rights and obligations by themselves.
Departemen Ilmu Administrasi Fiskal, 2010
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kusharyono
Abstrak :
Keputusan partisipasi perempuan dalam angkatan ke1ja merupakan hasil dari suatu proses pembuatan keputusan yang dilakukan bersama-sama dalam rumah tangga. Keputusan mereka untuk masuk dalam angkatan kerja dihadapkan pada pilihan antara waktu untuk santai (leisure), bckerja di rumah (unpaid work) atau bekenja untuk mendapatkan upah di pasar ke1ja (paid work). Tujuan dari penclitian ini adalah untuk menganalisa faktor-faktor yang mcmpengaruhi pcnawaran tenaga kexja bagi perempuan di Jawa Tengah, termasuk pengaruh keberadaan anak 0-6 tahun dan anggoua rumahtangga lain terhadap penawaran tenaga kcxja perempuan kawin. Estimasi dilakukan dengan menggunakan data hasil Susenas KOR 2006 di Jawa Tengah. Metode estimasi yangdigunakan mengacu pada prosedur yang disarankan oleh Schultz. Langkah pertama, dilakukan estimasi terhadap besamya upah perempuan kawin dengan mcnggunakan metode OLS. Selanjutnya dilakukan estimasi terhadap peluang perempuan kawin untuk berpartisipasi dalam angkatan kerja dengan menggunakan metode Iogistik biner. Dan Iangkah terakhir adalah melakukan estimasi terhadap jam kenjia dengan menggunakan metode OLS. Hasil estimasi timgsi panisipasi angkatan kcrja perempuan kawin di Jawa Tengah menunjukkan bahwa variabel upah dan keberadaan anak 0-6 tahun merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap keputusan perempuan untuk berpartisipasi dalam angkatan kelja atau tidak. Semakin tinggi upah semakin besar peluang perempuan kawin untuk masuk dalam angkatan kC1j8. Adanyananak 0-6 tahun menyebabkan peluang perempuan kawin untuk masuk dalam angkatan kemja Iebih kecil dibanding jika tidal: ada anak 0-6 tahun. Variabel upah suami secara substansi tidak bisa digunakan untuk menjelaskan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja, karena pada saat dimasukkan ke dalam persamaan secara bcrsama-sama koeiisiennya berubah tanda. Dari estimasi terhadap jam kerja, tempat tinggal adalah variabel yang paling menentukan bcsar kecilnya jam kC1j3 yang dialokasikan pcrempuan kawin jika ia memutuskan untuk beke1ja. Perempuan kawin yang tinggal di desa mempunyai jam kemja yang lebih rendah dibanding yang tinggal di kota. Variabel umur berpengaruh terhadap jam kexja dengan pola U terbalik atau kuadratik, sedangkan perempuan kawin dengan pendidikan SMP ke bawah mempunyai jam kezja lebih rendah dibanding yang berpendidikan SMA ke atas. Upah suami tidak berpengaruh signifikan terhadap jam kerja. ......Women participation decision in labor force is a results from decision making process which do together in household. Their decision to enter into labor force faced with choice between time to leisure, unpaid work or paid work. The purpose of this study is to analyze all factors that influence labor supply of married women in Jawa Tengah, included influence of the existence of children age 0-6 and other family members on married w0men’s labor supply. The estimation is base on data that collected iiom National Social Economic Survey KOR 2006 in Jawa Tengah. The estimation is refer to procedure that suggested by Schultz. At first, estimation done on wage of married women with Ordinary Least Square method. Then, estimated probabilities of married women to participate into labor force with logit biner model. And iinally, estimated work hours by Ordinary Least Square. The result of estimation of labor force participation of married women showed that women wages and existent of children age 0-6 are the main factor that affected women’s decision to participate in labor force or no. Rise of wage enlarge probability of married women to involve into labor force. The existent of children age 0-6 get a rise out of married women’s probabilities to enter into labor force more lower then women without children in the household. Husband's wages in this study insufficient to explain the participation of married women in the labor force, because when this variable is included into regression model by overall the sign of coe&icient was changed. From the estimation of work hours, residence is the main factor that detemiined of work hours which is allocated by married women if she decided to work. Married women who stayed in the country have hours of work more lower then stayed in the city. Age variable having an affect on work hour by inverse U shaped or quadratic, whereas married women with education under lower secondary school or same, have work hours more lower then upper secondary school or more. Husband's wage there is no significant influence for work hours.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T34235
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Melati
Abstrak :
Lingkungan pekerjaan memberikan pengalaman dan informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan wanita tentang pemeriksaan pap smear. Penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan wanita menikah yang bekerja dan tidak bekerja tentang pemeriksaan pap smear. Pengambilan sampel menggunakan teknik proportional dengan quota sampling dengan jumlah sampel 96 wanita menikah bekerja dan 96 wanita menikah tidak bekerja di Kelurahan Grogol, Depok. Hasil analisis univariat menunjukkan persentase wanita menikah bekerja yang berpengetahuan baik tentang definisi (27,1%), tujuan dan manfaat (33,3%), kriteria (9,4%), prosedur (15,6%), dan jadwal pemeriksaan (9,4%). Persentase pengetahuan wanita menikah tidak bekerja yang berpengetahuan baik tentang definisi (18,8%), tujuan dan manfaat (29,2%), kriteria (11,5%), prosedur (15,6%), dan jadwal pemeriksaan (2,1%). Berdasarkan hasil tersebut, penyuluhan kesehatan tentang pemeriksaan pap smear perlu ditingkatkan dan dievaluasi agar pencegahan kanker serviks dapat lebih efektif. ......Work environment give experience and information that can affect women's knowledge about Pap smears. This quantitative research with descriptive design aims to describe the working and not working married women's kwowledge about Pap smear. This research used proportional and quota sampling technique which the sample were 96 working married women and 96 not working married women in Kelurahan Grogol, Depok. The results of univariate analysis showed the percentage of working married women who have good knowledge about the definition (27,1%), the purpose and benefits (33,3%), criteria (9,4%), procedures (15,6%), and the schedule (9,4%). The percentage of not working married women who have good knowledge about the definition (18,8%), the purpose and benefits (29,2%), criteria (11,5%), procedures (15,6%), and the schedule (2,1%). Based on these results, health education about Pap smear needs to be improved and evaluated for the prevention of cervical cancer can be more effective.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43362
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Marsha Ayu Wulandari
Abstrak :
Pada tahun 2007, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan menurun antara kelompok umur 20-24 dan 30-34 tahun. Keberadaan anak umur tertentu dikatakan menjadi penyebab perubahan partisipasi kerja perempuan ini. Dengan menggunakan data SAKERTI 2000 dan 2007, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh umur anak terhadap transisi keluar kerja perempuan menikah menjadi ibu rumah tangga. Penelitian ini menemukan bahwa anak umur 0-2 tahun merupakan faktor utama yang mendorong perempuan menikah untuk keluar kerja. Selain itu, anak umur 3-5 dan 18 tahun ke atas cenderung mendorong perempuan menikah untuk keluar kerja, sementara anak 12-14 tahun cenderung mendorong perempuan menikah untuk tetap bekerja. ...... In 2007, Female Labor Force Participation Rate declined between the ages of 20-24 and 30-34 years old. It was said that the presence of children at certain ages cause changes in women’s work participation. Using IFLS 2000 and 2007, this study aims to analyse the effect of children’s age on married women’s transition out of employment to become housewives. This study finds that children aged 0-2 are the main factor that encourage married women to exit employment. Moreover, children aged 3-5 and 18 years and over are more likely to encourage married women to exit employment, while children aged 12-14 are more likely to encourage married women to stay employed.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S60592
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhanni
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini ingin melihat konflik interpersonal yang dialami oleh karyawan wanita belum menikah yaitu tuntutan sosial untuk menikah dan hubungannya dengan tuntutan kerja dan burnout. Penelitian dilakukan pada 1150 karyawan wanita belum menikah di Jabodetabek dengan rentang usia 25 hingga 35 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tekanan sosial untuk menikah sebagai stres luar organisasi memperkuat hubungan antara tuntutan pekerjaan dan burnout dengan persamaan regresi Y = 56,26 + 0,77X + 0,24M + 0,01 XM.
ABSTRACT
This research examine interpersonal conflict that unmarried women have, it is social pressure to get married and it?s relationship with job demands and burnout. Data are collected from 1150 unmarried women employee in Jabodetabek in the age of 25 until 35. Result shows that social pressure to get married has positive correlation that strengthen the relationship between job demand and burnout with regression equation Y = 56,26 + 0,77X + 0,24M + 0,01 XM.
2016
S65416
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library