Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Magfira Adha Hernayanti
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang hubungan antara faktor demografi, faktor individu, dan faktor pekerjaan terhadap kejadian kelelahan (fatigue) pada pekerja kantor di DKI Jakarta pada masa pandemi Covid-19 Maret 2020 – April 2022 di wilayah DKI Jakarta. Kebijakan yang mulai memberlakukan bekerja di kantor, di rumah atau Campuran di kantor dan di rumah berisiko pada terjadinya kelelahan pada pekerja. Data yang dikumpulkan untuk analisis, terkait faktor demografi (usia dan jenis kelamin), faktor individu (kehidupan sosial keluarga, kuantitas tidur, kualitas tidur, gangguan kesehatan, keadaan psikologis, dan perilaku tidak baik), dan faktor pekerjaan (kebijakam, penjadwalan, lingkungan ruang, beban kerja, durasi kerja, dan pekerjaan lain) terhadap kejadian kelelahan pada pekerja kantor diteliti menggunakan kuesioner (google form) kepada 202 responden di DKI Jakarta. Analisis menggunakan Chi-Square 2x2 untuk uji hubungan dua variabel dan uji regresi linear logistik untuk multivariat. Hasil telitian menunjukkan bahwa di DKI Jakarta selama masa pandemi Covid-19 Maret 2020 – April 2022 di wilayah DKI Jakarta, ada 33,7% pekerja mengalami kelelahan. Pekerja yang bekerja di kantor lebih banyak yang mengalami kelelahan yaitu 45,9%, sedangkan yang bekerja di rumah atau campuran 26,6% yang mengalami kelelahan. Uji statistik mendapatkan pekerja dengan gangguan kesehatan berpeluang 3,3 kali lebih berisiko kelelahan dibandingkan dengan pekerja yang tidak ada gangguan kesehatan (p 0,001; OR 3,300 (1,615-6,742)), yang berperilaku tidak baik lebih berisiko 2,4 kali dibandingkan yang berperilaku baik (p 0,012; OR 2,400 (1,214-4,745)), serta yang punya beban kerja berat berisiko 2,1 kali dibandingkan dengan yang tidak (p 0,038; OR 2,127 (1,041-4,344)). Sehingga, perlu dibangun model kebijakan untuk mengatasi persoalan kelelahan pada pekerja kantor di Masa Pandemi Covid-19 di Wilayah DKI Jakarta Wilayah DKI Jakarta. ......This research discusses the relationship between demographic, individual factors, and occupational factors on the incidence of fatigue among workers in DKI Jakarta during the period of covid-19 March 2020 – April 2022 in DKI Jakarta. Policies that start enforcing work in the office, at home, or Mixed in the office and at home, can put workers at risk of fatigue. Data collected for analysis related to demographic factors (age and gender), individual factors (family social life, sleep quantity, sleep quality, health problems, psychological conditions, and negative behavior), and work factors (policy, work scheduling, space design, workload, duration of work, and other occupations) on the incidence of fatigue studied using a questionnaire (google form) to 202 worker respondents in DKI Jakarta. Analysis using Chi-Square 2x2 to test the relationship between two variables and linear logistic regression test for multivariate. The research results show that in DKI Jakarta during the Covid-19 pandemic period March 2020 – April 2022 in the DKI Jakarta area, 33.7% of workers experienced fatigue. More workers who work in offices experience fatigue, namely 45.9%, while those who work at home or a mixture of 26.6% experience fatigue. Statistical tests found that workers with health problems had a 3.3 times greater risk of fatigue compared to workers without health problems (p 0.001; OR 3.300 (1.615-6.742)), those who behaved badly were 2.4 times more at risk than those who behaved well (p 0.012; OR 2.400 (1.214-4.745)), and those who have a heavy workload are at risk 2.1 times compared to those who don't (p 0.038; OR 2.127 (1.041-4.344)). So, it is necessary to build a policy model to overcome the problem of fatigue in office workers during the Covid-19 Pandemic Period in the DKI Jakarta Region.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhira Nayunda
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor/kebijakan perusahaan yang memberikan dampak positif terhadap perbaikan modal kerja di masa krisis. Salah satu penyebab dilakukannya penelitian ini adalah sebagai salah satu perusahaan penghasil minyak, Perusahaan menghadapi keterbatasan modal kerja akibat penurunan harga minyak mentah dunia dalam beberapa tahun terakhir dengan pandemi Covid-19 secara bersamaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara baik terstruktur maupun tidak terstruktur serta telaah atas laporan tahunan dan triwulan Perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi modal kerja pada masa krisis seperti kegiatan utama Perusahaan. Perseroan sudah baik dalam mengoptimalkan modal kerja selama krisis ini, yakni dengan mengurangi biaya modal dengan cara mengurangi kegiatan pengeboran dan mengurangi pembuatan fasilitas baru. Selain itu, dalam mempertahankan modal kerjanya, Perusahaan juga meningkatkan kontrol atas komponen utama modal kerja. Rekomendasi yang diberikan kepada Perusahaan sebagai langkah selanjutnya adalah Perusahaan dapat mengurangi biaya yang berkaitan dengan operasional sehari-hari seperti biaya utilitas. ......This study aims to analyze the factors / company policies that have a positive impact on improving working capital in times of crisis. One of the reasons for conducting this research is that as one of the oil-producing companies, the Company is facing limited working capital due to the decline in world crude oil prices in recent years with the Covid-19 pandemic simultaneously. The data used in this study were obtained from structured and unstructured interviews as well as reviews of the Company's annual and quarterly reports. The results of this study indicate that there are several factors that affect working capital during a crisis, such as Company’s main activities. The company has been good at optimizing working capital during this crisis, namely by reducing capital costs by reducing drilling activities and reducing the construction of new facilities. In addition, in maintaining its working capital, the Company has also increased control over the main components of working capital. The recommendation given to the Company as the next step is that the Company can reduce costs related to day-to-day operations such as utility costs.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nahdah Aqilah
Abstrak :
Pandemi Covid-19 menyebabkan ketidakpastian terhadap seluruh lapisan masyarakat, termasuk dewasa muda. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana peran efikasi diri secara umum sebagai prediktor dalam memprediksi subjective well-being dewasa muda selama pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan tipe kuantitatif, variabel kesejahteraan subjektif diukur dengan Subjective Happiness Scale (SHS) dan efikasi diri secara umum diukur menggunakan General Self-Efficacy Scale. Partisipan penelitian ini adalah 488 dewasa muda yang memiliki rentang usia 18 - 25 tahun. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa efikasi diri secara umum berperan sebagai prediktor terhadap kesejahteraan subjektif dewasa muda secara signifikan (Adjusted R² = 0.349, p<0.05). Berdasarkan hasil tersebut, semakin tinggi skor efikasi diri secara umum pada partisipan maka semakin tinggi pula skor kesejahteraan subjektif. Oleh karena itu, individu diharapkan dapat meningkat efikasi diri secara umum dengan meningkatkan pengetahuan diri dan persepsi positif mengenai kehidupan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan subjektif. ......The Covid-19 pandemic has caused uncertainty for all levels of society, including young adults. Individual’s subjective well-being is thought to be a protective factor in this pandemic. This study aims to describe the role of general self-efficacy on the subjective well-being of young adults during the Covid-19 pandemic. This study used a quantitative type, the measurement of General self efficacy uses the General Self-Efficacy Scale, and subjective well-being measurement uses Subjective Happiness Scale (SHS). Participants in this study were 488 young adults who had an age range of 18-25 years. The results of this study indicate that general self-efficacy plays a significant role as a predictor of subjective well-being in young adults (Adjusted R² = 0.349, p<0.05). Based on these results, the higher the general self-efficacy score on the participants, the higher the subjective well-being score. Therefore, individuals are expected to increase their general self-efficacy by increasing their self-knowledge and positive perceptions about life so that it can increase subjective well-being.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aizka Fatimatuzahra
Abstrak :
Pandemi COVID-19 yang ada di Indonesia sejak awal tahun 2020 sedikit banyak telah mempengaruhi kehidupan masyarakat, salah satunya dalam kegiatan pemenuhan kebutuhan, dimana masyarakat saat ini cenderung memilih untuk memenuhi kebutuhannya secara online melalui kegiatan belanja online. Namun belanja online menimbulkan dampak negatif karena mengakibatkan timbulan sampah—terutama sampah kemasan—yang berdampak pada lingkungan. Tujuan dari penelitian ini ialah menghitung dan menganalisis timbulan sampah kemasan serta jejak karbon yang dihasilkan dari kegiatan belanja online masyarakat Kota Tangerang Selatan selama Pandemi COVID-19 (Bulan Februari-Mei 2021). Metode penelitian yang digunakan meliputi analisis statistik deskriptif, perhitungan emisi transportasi dan sampah kemasan serta analisis korelasi variabel (melalui regresi dan matriks korelasi). Selama 107 hari penelitian dari 28 Kartu Keluarga, dihasilkan sebanyak 395 pesanan dengan enam jenis komposisi sampah kemasan dimana kardus—dengan persentase sebesar 57%—merupakan jenis sampah kemasan yang paling banyak dihasilkan. Kegiatan transportasi barang—sejak dari penjual hingga ke TPA—berkontribusi paling besar dalam menghasilkan jejak karbon jika dibandingkan dengan dua sumber lain dengan jejak karbon yang dihasilkan ialah sebanyak 17376,256 kgCO2eq. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa Pandemi COVID-19 berpengaruh terhadap kegiatan belanja online masyarakat, timbulan sampah kemasan, dan jejak karbon di Kota Tangerang Selatan ......The COVID-19 pandemic that has existed in Indonesia since the beginning of 2020 has more or less affected people's lives, one of which is in fulfilling the needs, where people today tend to choose to fulfill their needs online through online shopping activities. However online shopping has negative impact because it generates waste—especially packaging waste—which affect the environment. The purpose of this study is to calculate and analyze the generation of packaging waste and the carbon footprint resulting from online shopping activities of the people of South Tangerang City during the COVID-19 Pandemic (February-May 2021). The research method used includes descriptive statistical analysis, calculation of transportation and packaging waste emissions as well as variable correlation analysis (through regression and correlation matrix). During 107 days of research from 28 Family, 395 orders produced with six types of packaging waste composition where cardboard—with a percentage of 57%—was the type of packaging waste that produced the most. The transportation of goods—from the seller to the landfill—contributes the most to generating a carbon footprint when compared to the other two sources with a carbon footprint of 17376.256 kgCO2eq. Based on these results, it can be said that the COVID-19 pandemic has affected people's online shopping activities, packaging waste generation, and carbon footprint in South Tangerang City
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johara Fakhira
Abstrak :
Pandemi Covid-19 tentunya menyebabkan banyak sekali penyesuaian yang harus dilakukan oleh masyarakat, termasuk mahasiswa. Pada masa pandemi ini, mahasiswa banyak melakukan kegiatan secara daring yang menyebabkan perubahan hidup yang cukup signifikan pada mahasiswa. Situasi ketidakpastian akibat pandemi berdampak pada subjective well-being mahasiswa. Keluarga sebagai salah satu sumber dukungan sosial, berperan penting dalam membantu mempertahankan tingkat subjective well-being yang tinggi pada mahasiswa. Studi ini bertujuan untuk melihat peran keberfungsian keluarga terhadap subjective well-being mahasiswa pada masa pandemi Covid-19. Peneliti menggunakan tipe penelitian kuantitatif dengan strategi penelitian noneksperimental, di mana peneliti menyebarkan kuesioner keberfungsian keluarga (Family Assessment Device) dan kuesioner subjective well-being (Subjective Happiness Scale) kepada partisipan. Sebanyak total 390 mahasiswa dan mahasiswi S1 dengan rentang usia 18 - 23 tahun berpartisipasi pada penelitian ini. Berdasarkan hasil analisis multiple regression, diketahui bahwa keberfungsian keluarga berperan secara signifikan terhadap subjective well-being mahasiswa di masa pandemi Covid-19 (R2 = 0,274, p < 0,05). Dimensi keberfungsian keluarga yang berperan secara signifikan adalah dimensi komunikasi, peran, dan respon afektif. Oleh karena itu, keluarga diharapkan dapat meningkatkan komunikasi, pembagian peran dan respon afektif sehingga dapat mempertahankan tingkat subjective well-being yang baik......The Covid-19 pandemic has caused a lot of adjustments that need to be done by the community, including college students. During this pandemic, students are doing a lot of online activities that cause significant life changes for students. The situation of uncertainty due to the pandemic has an impact on the subjective wellbeing of students. Family as a source of social support plays an important role in helping to maintain a high level of subjective well-being in students. This study aims to determine the role of family functioning on college students' subjective well-being in Covid-19 pandemic. This research is a quantitative nonexperimental study, using Family Assessment Device (FAD) and Subjective Happiness Scale (SHS) questionnaire. A total of 390 men and women college students in the range of 18 - 23 years old participated in this study. Using multiple regressions analysis, the results showed that family functioning has a significant role on college students’ subjective well-being in Covid-19 pandemic situation (R2 = 0,274, p < 0,05). In addition, we obtained that communications, roles, and affective response dimensions have a significant role on subjective well-being. Therefore, families are expected to improve communication, roles and affective responses to maintain a good level of subjective well-being in college students.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Salsabilla Ibrahim
Abstrak :
Fenomena COVID-19 menimbulkan distres pada dewasa muda. Distres dewasa muda salah satunya disebabkan oleh interaksi di dalam keluarga, saat dewasa muda harus tinggal bersama keluarga selama masa pandemi. Studi kuantitatif ini bertujuan untuk melihat keberfungsian keluarga sebagai prediktor distres psikologis pada dewasa muda selama pandemi COVID-19. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 411 orang berusia 18 sampai 25 tahun (M=20,7). Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Family Assessment Device (FAD) dan General Health Questionnaire (GHQ-12). Ditemukan bahwa keberfungsian keluarga secara signifikan dapat memprediksi distres psikologis pada orang dewasa muda (R2 = 0,235, p<0,05) dan dimensi komunikasi dalam keberfungsian keluarga dapat memprediksi secara signifikan distres psikologis dewasa muda (β= -0,245, p<0,05). Lebih lanjut, ditemukan distres psikologis yang lebih tinggi pada dewasa muda perempuan dibandingkan laki-laki dan laki-laki mempersepsikan keberfungsian keluarganya lebih baik dari perempuan. ......The COVID-19 phenomenon causes distress in young adults. One of the causes of young adults distress is due to interactions within the family, when young adults have to live with their families during the pandemic. This quantitative study aims to look at family functioning as a predictor of psychological distress in young adults during the COVID-19 pandemic. The participants in this study were 411 people aged 18 to 25 years (M=20,7). The measuring instruments used in this study were the Family Assessment Device (FAD) and the General Health Questionnaire (GHQ-12). It was found that family functioning significantly predicts psychological distress in young adults (R2 = 0.235, p<0.05) and the communication dimension in family functioning can significantly predict psychological distress in young adults (β= -0.245, p<0.05). Furthermore, it was found that psychological distress was higher in young adult women than men and men perceived their family functioning as better than women.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library