Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Holtrop, Hugh R.
Massachusetts: The Pathfinder Fund, 1976
618.88 HOL u
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dora Somaria, outhor
"ABSTRAK
Pengaruh Edukasi Monitoring Terhadap Kesadaran Kesehatan Menstruasi pada Mahasiswa di Banten. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa mahasiswi memiliki kesadaran rendah akan kesehatan menstruasi. Kondisi ini harus diselesaikan untuk mencegah dampak negatif pada kesehatan reproduksi mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh pengaruh edukasi menstrual flow monitoring terhadap kesadaran kesehatan menstruasi menggunakan ceramah, demonstrasi, dan latihan. Peneliti menggunakan menstrual flow chart dan kalender menstruasi sebagai media pembelajaran. Desain penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan satu kelompok pretest dan posttest. Sampel penelitian meliputi 117 mahasiswi Program Studi Pendidikan Ekonomi, Universitas X yang diseleksi menggunakan teknik purposive sampling. Data dianalisis menggunakan Paired t-test. Terdapat perbedaan yang signifikan skor kesadaran kesehatan menstruasi antara pretest dan posttest (p = 0.017). Peneliti merekomendasikan desain randomized control trial pada populasi yang lebih besar untuk penelitian selanjutnya.

ABSTRACT
Previous studies have shown that female college students have a low awareness of menstrual health. This situation must be resolved to prevent negative effects on their reproductive health. The objective of this study was to identify the effect of menstrual flow monitoring education on menstrual health awareness using lectures, demonstrations, and exercises. The researcher used menstrual flow charts and menstrual calendars as learning media. This study used a quasi-experimental design with only one group pretest and posttest. The sample was made up of 117 female college students from the Economic Education Study Program at University X; the individuals were selected by a purposive sampling technique. The data were analyzed using a paired t-test. There was a significant difference in menstrual health awareness score between pretest and posttest (p= 0.017). The researchers recommend that future study should include the performance of a randomized control trial on a larger population.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
610 JKI 22:3 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Vinka Desria
"Ditemukan hubungan antara gangguan menstruasi dengan kerja gilir pada beberapa penelitian sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor pekerjaan dalam kerja gilir dengan gangguan menstruasi di antara perawat.Dengan metode kros-seksional, data dikumpulkan dari 214 perawat dengan kerja gilir, dengan usia maksimal 35 tahun, diilihat gangguan menstruasi perawat di RSUP Persahabatan dan hubungannya dengan faktor pekerjaan dalam kerja gilir. Melalui analisis univariat didapatkan 66.4% perawat dengan kerja gilir mengalami gangguan menstruasi. Dari beberapa faktor baik individu maupun pekerjaan, pada analisis multivariat ditunjukkan tiga faktor yang memiliki hubungan signifikan yang dominan terhadap gangguan menstruasi, antara lain tingkat stress kerja dengan stressor pengembangan karir yang dapat meningkatkan risiko gangguan menstruasi sampai 2 kali lipat (CI 95% 1.127-3.685), sedangkan lama menjalani kerja gilir lebih dari 5 tahun sebagai faktor yang menurunkan risiko gangguan menstruasi sebesar 47% (CI 95% 0.294-0.964). Disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara faktor pekerjaan dalam kerja gilir dengan gangguan menstruasi.

There are association between mentrual disorder and shift work in several study previously. This study aimed to evaluate the association between works factor in shift work and menstrual disorder among nurses.Cross-sectional methods was conducted and data collected from 214 nurses with shift work and maximum age at35 years. Number of menstrual disorder among Persahabatan Teaching General Hospital nurses’s and its association with works factors in shift work. There were 66.4% nurses with shift work had menstrual disorder(s). From many factors both individual and work factors, in multivariate model shown two factors that has a robust significant association with menstrual disorder, i.e works stres level with career development stressor that could double the risk of menstrual disorder (CI 95% ). However working in shift work for more than 5 years was factor that could lower the risk of mentrual disorder by 47% (CI 95% 0.294 - 0.964). It concluded that there are association between work factor in shift work with menstrual disorder.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wilson, Robert C. D.
"Buku yang berjudul "Understanding HRT and the menopause" ini ditulis oleh Robert C. D. Wilson. Buku ini membahas tentang siklus menopause pada wanita, osteoporosis, dan siklus menstruasi."
London: Which? Books, 1992
R 618.175 WIL u
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Vries, Jan de
"Teddy bears left by their owners in a hospital for sick children become "The Bear Brigade" - who can be seen by the children there but not by any parents or staff. Royalties from the sale of this collection of short stories are being donated to The Royal Hospital for Sick Children in Edinburgh"
German: Mainstream, Edinburgh, 1992
618.172 VRI m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Afrillia Budiyanti
"ABSTRAKPerempuan mengalami menstruasi akan berkaitan pada menstrual hygiene, jika tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan infeksi saluran reproduksi. Populasi tertinggi terkait masalah infeksi saluran reproduksi berada di usia remaja dan dewasa. Tujuan dari penelitian ini mengetahui praktik menstrual hygiene pada perempuan di Kota Depok. Praktik dipengaruhi oleh faktor dari genetik dan faktor eksternal atau lingkungan. Desain penelitian pendekatan yang digunakan ialah cross-sectional dengan jumlah responden 444. Hasil penelitian didapatkan bahwa 55,2% perempuan yang memiliki praktik menstrual hygiene buruk. Hal tersebut dapat terjadi karena perempuan membersihkan alat kelamin dengan menggunakan sabun mandi, menggunakan celana dalam ketat saat menstruasi, tidak mengeringkan alat kelamin setelah membersihkannya, membersihkan alat kelamin dari belakang ke depan, tidak mengganti pembalut setiap 4 jam sekali sehingga menunggu sampai penuh darah. Pada penelitian ini menyarankan upaya pencegahan masalah kesehatan reproduksi dengan memberikan informasi terkait cara merawat organ reproduksi yang tepat saat menstruasi.

ABSTRACTWomen experiencing menstruation will be related to menstrual hygiene, if not being managed properly might cause reproductive tract infections. The highest population related to reproductive tract infection problems are teenagers and adults women. The aim of this study is to find out the practice of menstrual hygiene in women in Depok City. Practice is influenced by individual knowledge and practices, the availability of facilities and information sources. This research used cross-sectional design approach and conducted 444 respondents. The results shows that 55.2% of women have poor menstrual hygiene practices. This can occur because women cleaning the genitals using soap, using tight underwear during menstruation, do not dry the genital after cleaning, cleaning the genitals from back to front, do not replace the pads every 4 hours, and wait until it is full of blood. This research suggest to prevent reproductive health problems by providing some informations about the right way to take care of reproductive organs during menstruation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melvia Veronica
"Dalam persiapan menghadapi menstruasi pertama (menarche), ibu berperan penting dalam menyediakan informasi mengenai menstruasi serta pubertas bagi anak. Ibu melakukan komunikasi antarpribadi (interpersonal) yang dapat membantu kesiapan perempuan menghadapi menarche, terutama dalam konteks sosiokultural di mana menstruasi ada dalam teritori yang masih tabu. Penelitian ini bertujuan melakukan analisis mengenai pesan komunikasi dari ibu kepada anak perempuan untuk menghadapi menarche dan kaitan pesan yang diberikan dengan tabu menstruasi (menstrual taboo). Data dikumpulkan secara kualitatif melalui wawancara mendalam kepada tiga orang perempuan berumur 18 tahun yang melalui menarche dalam dampingan ibu sebagai pengasuh utama. Ditemukan bahwa komunikasi interpersonal yang dilakukan ibu secara menyeluruh belum bersifat terbuka kepada anak. Ibu juga belum melakukan komunikasi secara empatik terhadap pengalaman menstruasi anak dari segi emosional. Namun, ibu sudah menyadari adanya keberadaan larangan bagi perempuan terkait menstruasi yang ada dalam lingkup menstrual taboo. Ibu juga telah melakukan komunikasi secara suportif terhadap kejadian-kejadian yang dialami perempuan saat awal menstruasi.

In the preparation of facing menarche, mothers have an important role in providing information regarding menstruation and puberty for their daughters. Mother carries out interpersonal communication which will help the readiness of girls in facing menarche, especially in the sociocultural context where menstruation is placed in taboo territory. The objective of this research is to analyse communication messages given by mothers to daughters for facing menarche and the correlation of the messages to menstrual taboo. Data was collected with a qualitative approach through in-depth interviews with three women who went through menarche with their mother accompaniment as a primary caregiver. It is found that interpersonal communication done by mothers overall was not done openly. Mothers have also not communicate in an empathetic way with their daughters. However, mothers are aware of the existence of restrictions for women related to menstruation which is within the scope of menstrual taboo. Mothers have also communicated in a supportive manner regarding the events their daughters experienced at the early stage of menstruation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Aisyah
"Menstrual hygiene merupakan kegiatan untuk menjaga kebersihan ketika seorang perempuan mengalami menstruasi. Perilaku menstrual hygiene yang buruk menjadi salah satu penyebab terjadinya Infeksi Saluran Reproduksi (ISK) dan kanker serviks. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran perilaku menstrual hygiene pada remaja. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif. Jumlah responden penelitian ini adalah 102 remaja (10-19 tahun) di SMP dan SMA di Cibinong, Kabupaten Bogor yang dikumpulkan dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Practice of Menstruation Hygiene. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 95,1% remaja memiliki perilaku menstrual hygiene yang baik. Program terkait kesehatan reproduksi yang sudah dijalankan di Kabupaten Bogor diharapkan dapat terus ditingkatkan agar perilaku menstrual hygiene remaja terus baik. Penelitian selanjutnya dapat menganalisa lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menstrual hygiene pada remaja

Menstrual hygiene is an activity to maintain hygiene when a woman is menstruating. Poor menstrual hygiene behavior is one of the causes of Reproductive Tract Infections. This study aims to identify the description of menstrual hygiene behavior in adolescents. This study uses a quantitative method with a descriptive research design. The number of respondents were 102 adolescents (10-19 years) in junior and senior high school in Cibinong, Bogor and were collected by purposive sampling technique. The instrument used is the Practice of Menstruation Hygiene questionnaire. The results showed that 95.1% of adolescents had good menstrual hygiene behavior. It is hoped that programs related to reproductive health that have been implemented in Bogor can continue to be improved so that adolescent menstrual hygiene behavior continues to be good. Future research can further analyze the factors that influence menstrual hygiene behavior in adolescents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Lauda Azmi
"Menstrual cup merupakan cangkir menstruasi yang berbentuk seperti corong minyak dengan ukuran lebih kecil yang terbuat dari silikon berstandar medis dan aman bagi tubuh. Penggunaan menstrual cup membuat vagina seolah-olah dimasuki oleh segel vakum menimbulkan berbagai pandangan yang mempengaruhi pengambilan keputusan untuk menerima dan mencobanya. Penelitian ini menggunakan desain studi eksploratif dengan pendekatan kualitatif dan dengan teknik pengambilan data secara Focus Group Discussion (FGD) dan Wawancara Mendalam (WM). Hasil pada penelitian ini menunjukkan persepsi sebagian besar informan dalam melihat bentuk dan penggunaan menstrual cup dianggap berisiko dan memberikan rasa ngilu, nyeri, perih dan luka pada organ intim. Sikap mahasiswi yang belum menikah tidak jauh berbeda dengan mahasiswi yang sudah menikah dan memiliki riwayat melahirkan. Sebagian besar informan menyikapi penggunaan menstrual cup sebagai pengganti pembalut dengan menerimanya karena menstrual cup dianggap lebih efektif dibandingkan dengan pembalut karena tidak menimbulkan rasa lembab, gatal, dan kebocoran. Niat untuk menggunakan menstrual cup telah diungkapkan oleh sebagian informan namun masih membutuhkan waktu lama, sebab belum memiliki keberanian untuk menggunakan menstrual cup sebagai pengganti pembalut. Persepsi, sikap, dan niat yang mendasari pengambilan keputusan pada mahasiswi di Kota Padang dalam menyikapi menstrual cup sebagai pengganti pembalut

Menstrual cup is an object that is shaped like an oil funnel with a smaller size made of medical-standard silicone and is safe for the body. The use of a menstrual cup makes it seem as if the vagina is being entered by a vacuum seal, causing various views that influence the decision to accept and try it. This study uses an explorative study design with a qualitative approach and with data collection techniques by Focus Group Discussion (FGD) and In-depth Interviews (WM). The perception of most of the informants in seeing the shape and use of menstrual cups is considered risky and gives aches, pains, sores and wounds to the intimate organs. The attitude of unmarried female students is not much different from that of married female students who have a history of giving birth, some informants think that menstrual cups damage the hymen and cause trauma in using them. Most of the informants responded to using menstrual cups as a substitute for sanitary napkins by accepting them because menstrual cups are considered more effective than sanitary napkins because they do not cause dampness, itching, and leakage. The intention to use a menstrual cup has been expressed by some informants but it still takes a long time, because they do not have the courage to use a menstrual cup as a substitute for sanitary napkins. There are various perceptions, attitudes, and intentions that underlie the decision making of female students in the city of Padang in responding to menstrual cups as a substitute for sanitary napkins"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4   >>