Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Citra Dara Malia
Abstrak :
ABSTRAK
Metformin merupakan obat yang secara luas digunakan sebagai agen hiperglikemia. Pada umumnya, biosampling metformin menggunakan teknik venipuncture. Namun dalam penelitian ini dikembangkan teknik biosampling Dried Blood Spot DBS yang memberikan lebih banyak keuntungan dibanding teknik biosampling lainnya. Metformin dilaporkan terpartisi pada eritrosit, sehingga teknik biosampling DBS dapat dipertimbangkan. Uji farmakokinetika terhadap metformin hidroklorida dengan teknik biosampling DBS menjadi yang pertama kali dilakukan. Analisis metformin dilakukan pada 6 subjek sehat yang mengkonsumsi tablet metformin hidroklorida 850 mg sebagai bentuk pengaplikasian in vivo metode yang telah tervalidasi. Pengambilan darah pada subjek akan dilakukan sebanyak 12 titik pada beberapa interval waktu hingga jam ke-12. Analisis menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi- photodiode array. Hasil validasi metode secara parsial menghasilkan akurasi dan presisi intra hari yang memenuhi persyaratan sesuai dengan EMEA Guidelines. Kurva kalibrasi yang linear didapat pada rentang 25-5000 ng/mL dengan r= 0,9990. Diperoleh profil farmakokinetika metformin dalam DBS 6 subjek sehat dengan rentang Cmax berkisar antara 347,3- 416,22 ng/mL. Diperoleh rata-rata tmax dan t1/2 sebesar 3 dan 2 jam secara berturut-turut, serta rata-rata AUC0-t dan AUC0- infin; 1571 dan 1621 ng/mL secara berturut-turut. Hal ini menunjukkan bahwa metode ini dapat aplikasikan secara in vivo dengan beberapa pengembangan.
ABSTRACT
Metformin is a drug widely used as an agent of hyperglycemia. In general, metformin biosampling uses venipuncture technique. However in this research, Dried Blood Spot DBS biosampling technique is being developed because it gives more advantages compared to other biosampling techniques. Metformin is reported to be partitioned into erythrocytes, therefore DBS biosampling technique could be considered. Pharmacokinetics tests on metformin hydrochloride by DBS biosampling technique became the first performed. Further pharmacokinetic test data can be developed for bioequivalence test BE and other clinical trials. Metformin analysis was performed on 6 healthy subjects who consumed 850 mg metformin hydrochloride tablet as a form of applying in vivo validated method. Blood taking on the subjects will be taken in 12 points at several time intervals up to 12 hour. Analysis using high performance liquid chromatography photodiode array. This method validation result has met the requirements of intraday accuracy and precision in accordance with the EMEA Guidelines. The linear calibration curve was obtained in the range 25 5000 ng mL with r 0.9990. Pharmacokinetics profile of metformin was obtained in 6 healthy subjects rsquo DBS with Cmax 347.3 416,22 ng mL. The average tmax and t1 2 was on 3 and 2 hours, respectively, also the average AUC0 t and AUC0 infin was on 1571 and 1621 ng mL, respectively. These show that this method can be applied in vivo with some development.
2017
S67925
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lista Roro Marsudi
Abstrak :
ABSTRAK
Metformin HCl merupakan golongan biguanid yang dapat menurunkan kadar gula darah dan digunakan untuk kondisi serius, sehingga termasuk obat yang memerlukan respon pasti dan wajib uji bioekivalensi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode tervalidasi serta mengevaluasi pengaruh perbedaan jenis antikoagulan pada analisis metformin HCl dalam plasma. Kondisi kromatografi optimum menggunakan detektor photodiode array yang dideteksi pada panjang gelombang 234 nm; kolom C18 SunfireTM 5 m, 250 x 4,6 mm ; suhu 40 C; fase gerak SDS 10 mM dan dapar fosfat 10 mM dalam air ndash; asetonitril 60:40 v/v ; pH 7,0; dan laju alir 1,0 mL/menit dengan kalsiu atorvastatin sebagai baku dalam. Ekstraksi dilakukan dengan metode pengendapan protein menggunakan plasma 300 l dan asetonitril 600 l 1:2 v/v . Metode yang diperoleh linear pada rentang konsentrasi 20,0 ndash; 5000,0 ng/mL dengan r > 0,9998. Data stabilitas dan perolehan kembali metformin HCl dalam plasma dengan antikoagulan berbeda tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan p > 0,05; ANOVA , namun untuk rasio respon luas puncak menunjukkan perbedaan yang signifikan p < 0,05 yaitu antikoagulan sitrat dengan EDTA dan antikoagulan heparin dengan EDTA. Secara keseluruhan, metode analisis yang diperoleh memenuhi persyaratan validasi baik untuk penggunaan antikoagulan sitrat, heparin, maupun EDTA berdasarkan EMEA Bioanalytical Guideline tahun 2011.
ABSTRACT
Metformin HCl is one of biguanid medicine which decreasing glucose level in plasma and used for critical used drug, it includes drugs that require a definite response and a mandatory of bioequivalence test. The aim of this study is to validate the analytical method and evaluate the effect of anticoagulant types for analyzing metformin HCl in human plasma. Optimal analytical condition was obtained using photodiode array detector which was detected at wavelength of 234 nm C18 SunfireTM column 5 m, 250 x 4.6 mm , temperature 40 C the mobile phase contains 10 mM SDS and 10 mM phosphate buffer in water ndash acetonitrile 60 40 v v pH 7.0 flow rate was 1.0 mL min and using atorvastatin calcium as internal standard. The plasma extraction was carried out by protein precipitation method using human plasma 300 l and acetonitrile 600 l 1 2 v v . The method was linear at concentration range of 20.0 ndash 5000.0 ng mL with r 0.9998. Based on stability and recovery of metformin HCl in plasma, there was no significant difference ANOVA p 0.05 , but it showed significant difference for peak area ratio response p 0.05 between citrate with EDTA and heparin with EDTA anticoagulants. Overall, this analytical mehod fulfill the accepteance criteria of validation based on EMEA Bioanalytical Guideline 2011.
2017
S69846
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Setiayanti
Abstrak :
Obat herbal "FAD" sebagai salah satu produk obat tradisional yang memiliki indikasi sebagai antidiabetes perlu diuji khasiatnya secara ilmiah untuk membuktikan efektifitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan obat herbal "FAD" dalam menurunkan kadar glukosa darah tikus putih jantan yang dibebani glukosa. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan acak lengkap menggunakan 30 ekor tikus putih jantan galur Sprague-Dawley yang terbagi dalam 5 kelompok. Larutan uji diberikan secara oral dengan variasi dosis, yaitu dosis 1 (216,1 mg/200 g bb tikus), dosis 2 (432,2 mg / 200g bb tikus), dan dosis 3 (864,4 mg/200 g bb tikus), sebagai kontrol pembanding digunakan suspensi metformin hidroklorida dalam CMC 0,5% 270 mg/200 g bb tikus sedangkan kontrol normal dan kontrol perlakuan diberikan suspensi CMC 0,5%. Satu jam setelah perlakuan, masing-masing tikus diberikan glukosa kecuali kontrol normal sebesar 375 mg/200g bb tikus per oral. Darah diambil pada menit ke 0, 60, 90, 120, 150 dan 180 dihitung saat setelah perlakuan. Kadar glukosa darah ditetapkan dengan metode otoluidin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa obat herbal "FAD" dosis 864,4 mg/200 g bb tikus dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus putih jantan yang dibebani glukosa.
Herbal medicine "FAD" is one of traditional medicine which has indication as antidiabetic agent need to find its effectiveness. This research was carried out to investigate reduction of blood glucose level by herbal medicine "FAD" on glucose-induced male rats. This study was conducted by employing a complete random design, using 30 male Sprague-Dawley rats which divided into 5 groups. The test solution was given by orally with variant of dose of 216,1, 432,2, 864,4 mg/200 g body weight of rat, as compared control is used metformin hidroklorida suspension in 0,5% CMC with dose of 270 mg/200 g body weight of rat, while normal control and treatment control were given 0,5% CMC suspension. One hour later, each rat was given glucose with dose 375 mg/200 g body weight of rat orally. Blood was collected at 0, 60, 90, 120, 150 and 180 minutes. Glucose blood level was determined by otoluidin method. The result of the research shows that herbal medicine "FAD" with dose 864,4 mg/200 g body weight of rat can reduce blood glucose level on glucose-induced male rats.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S32769
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Noviani Sugianto
Abstrak :
Jamu merupakan obat tradisional yang banyak digunakan oleh masyarakat dalam menangani masalah kesehatan. Jamu dinilai lebih aman dibandingkan obat modern karena efek samping jamu relatif sedikit. Namun, akhir-akhir ini ditemukan banyak kecurangan dalam pembuatan jamu dengan menambahkan bahan kimia obat ke dalam jamu. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 007 tahun 2012 tentang Registrasi Obat Tradisional, dinyatakan bahwa obat tradisional tidak boleh mengandung bahan kimia sintetik atau hasil isolasi yang berkhasiat obat. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan analisis dan validasi metode analisis glibenklamid dan metformin hidroklorida pada jamu kencing manis secara KLT-densitometri. Metode yang digunakan adalah ekstraksi jamu dengan pelarut metanol kemudian dianalisis dengan KLT-Densitometri dengan menggunakan fase gerak metanol-aquades-asam asetat glasial 9:1:0,25 pada panjang gelombang 237 nm. Dari hasil validasi, didapat koefisien korelasi r kurva kalibrasi pada glibenklamid dan metformin hidroklorida berturut-turut 0,9998 dan 0,9981. Batas deteksi dan batas kuantitasi untuk glibenklamid dan metformin hidroklorida berturut-turut adalah 49,97 g/ml; 166,55 g/ml dan 74,75 g/ml; 249,25 g/ml. Metode ini juga memenuhi kriteria uji selektivitas, akurasi dan presisi. Dari tujuh sampel yang dianalisis, empat diantaranya positif mengandung glibenklamid dengan kadar sampel 1 = 4,9522 , sampel 2 = 4,1495 , sampel 3 = 4,2578 dan sampel 4 = 4,9412. ......Jamu is a traditional medicine used by most people for health treatment. The use of traditional medicine is considered safer than modern medicine because of its less side effects. However, there are recently found frauds on jamu production by adding chemical substances into jamu. According to regulation of Minister of Health Indonesia No. 007 in 2012 on Registry of Traditional Medicine, it is stated that traditional medicine must not contain chemical substances or active drug isolation products. This study aims to analyze and validate analytical method of glibenclamide and metformin hydrochloride in herbal diabetic products by TLC densitometry. Method applied was jamu extraction using methanol and followed by analysis using TLC densitometry with methanol aquades glacial acetic acid 9 1 0.25 as mobile phase at wavelength 237 nm. From results of validation, correlation coefficient for glibenclamide and metformin hydrochloride respectively are 0.9998 and 0.9981. Limit of detection and quantitation for glibenclamide and metformin hydrochloride respectively are 49.97 g ml 166.55 g ml and 74.75 g ml 249.25 g ml. This method also meets criteria of selectivity, accuracy, and precision. From seven samples tested, four were positive for glibenclamide with level of sample 1 4.9522 , sample 2 4.1495 , sample 3 4.2578 , and sample 4 4.9412.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68065
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library