Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kholisah Safria
"Pandemi COVID-19 berdampak besar pada meningkatnya jumlah PHK pada karyawan dan kebijakan rasionalisasi lainnya, hal tersebut mungkin dapat memengaruhi tingkat ketidakaman kerja (job insecurity), kegigihan (grit), dan keterikatan kerja pada karyawan (work engagement). Karyawan milenial menjadi generasi yang paling terdampak dari adanya situasi tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat peran dari grit dalam memoderasi hubungan antara job insecurity dan work engagement pada karyawan milenial di Indonesia. Grit dinilai dapat menjadi kunci kesuksesan seseorang dan merupakan faktor internal yang memengaruhi job insecurity dan work engagement karyawan. Partisipan direkrut secara daring dan melibatkan 222 karyawan yang memenuhi karakteristik penelitian, yaitu; karyawan milenial berusia 20-38 tahun, memiliki pengalaman bekerja minimal 1 tahun di tempat kerjanya saat ini, dan sedang mengalami kebijakan rasionalisasi. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur ketiga variabel ini adalah Utrecht Work Engagement Scale 9 Item (Schaufeli, dkk, 2006), Job Insecurity Scale (Pienaar, 2013), dan Short Grit Scale (Duckworth & Quinn, 2009). Hasil utama penelitian ini menunjukkan bahwa grit tidak memoderasi hubungan antara job insecurity dan work engagement. Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor lain selain grit. Kemudian, mayoritas partisipan ini memiliki nilai job insecurity yang rendah, work engagement yang tinggi, dan grit yang tinggi. Penelitian ini juga menunjukkan job insecurity berkorelasi secara negatif dan signifikan dengan work engagement, dan grit berkorelasi secara positif dan signifikan dengan work engagement. Sementara job insecurity tidak berkorelasi secara signifikan dengan grit.
......The COVID-19 pandemic has a major impact on increasing the number of employee layoffs and other rationalization policies, this may affect the level of job insecurity, grit, and work engagement on employees. Millennial employees are the most affected generation that affected by this situation. This research was conducted to find out whether there is a role of grit in moderating the relationship between job insecurity and work engagement among millennial employees in Indonesia. Grit is considered to be the key to a person's success and is an internal factor that affects job insecurity and employee work engagement. Participants were recruited online and involved 222 employees who met the research characteristics, that is; millennial employees at aged 20-38 years, having at least 1 year of work experience at their current job, and undergoing a rationalization policy. The measuring instrument that are used to measure these variables are Utrecht Work Engagement Scale 9 Item (Schaufeli, et al, 2006), Job Insecurity Scale (Pienaar, 2013), and Short Grit Scale (Duckworth & Quinn, 2009). The main results of this research showed that grit did not moderate the relationship between job insecurity and work engagement. This could be due to other factors besides of grit. Furthermore, the majority of these participants had low job insecurity, high work engagement, and high grit of scores. This study also showed that job insecurity was significantly negatively correlated with work engagement, and grit was significantly positively correlated with work engagement. Meanwhile, job insecurity was not significantly correlated with grit."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adzra Zhafirah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh knowledge sharing, competency development, dan affective commitment terhadap turnover intention pada karyawan generasi milenial Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan cross-sectional design dan metode convenience sampling untuk mengumpulkan data primer. Sampel dalam penelitian ini diperoleh dari 540 karyawan generasi milenial Indonesia (lahir antara 1981-2000) dan pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode Structural Equation Modelling (SEM).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa knowledge sharing memiliki pengaruh positif terhadap competency development dan affective commitment, competency development memiliki pengaruh positif terhadap affective commitment, serta affective commitment memiliki pengaruh negatif terhadap turnover intention. Kontribusi teoritis dari penelitian ini adalah dapat menemukan pengaruh knowledge sharing, competency development, dan affective commitment terhadap turnover intention, serta kontribusi praktis dari penelitian ini adalah sebagai bahan pertimbangan untuk menurunkan turnover intention karyawan generasi milenial Indonesia.
......This study aims to discover the effects of knowledge sharing, competency development, and affective commitment on turnover intention of Indonesian millennial employees. This study uses a quantitative approach with cross-sectional design and convenience sampling method to collect primary data. Sample was obtained from 540 Indonesian Millennial employees (born between 1981 and 2000) while data is analyzed using Structural Equation Modelling (SEM).
Results indicate that knowledge sharing has a positive effect on competency development and affective commitment, competency development has a positive effect on affective commitment, and affective commitment has a negative effect on turnover intention. The theoretical contribution of this study is the discovery of effects of knowledge sharing, competency development, and affective commitment on turnover intention, and the practical contribution is provision of considerable factors in minimizing the turnover intention of Indonesian millennial employees."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benning Anggrita
"Karakteristik karyawan milenial yang hanya bertahan dalam waktu yang singkat pada sebuah organisasi menjadi masalah yang harus dihadapi organisasi. Alasan karyawan sulit bertahan, yaitu mereka tidak merasa terikat dan belum menemukan makna pekerjaan. Dalam mengatasi masalah ini, organisasi perlu menumbuhkan identifikasi organisasi pada karyawan melalui job crafting. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara job crafting dan identifikasi organisasi pada karyawan milenial di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan pada 260 partisipan yang merupakan karyawan milenial dan telah bekerja selama minimal satu tahun pada organisasi yang sama. Analisis korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara job crafting dan identifikasi organisasi r(258)= 0.428, p <0.05,signifikan. Selain itu ditemukan juga hubungan positif yang signifikan antara dimensi dari job crafting, yaitu meningkatkan sumber daya kerja struktural (258)=0.312, p<0.05; menurunkan tuntutan kerja yang menghambat r(258)=0.131, p<0.05; meningkatkan sumber daya kerja sosial r(258)=0.413, p<0.05; meningkatkan tuntutan kerja yang menantang r(258)=0.329, p<0.05, terhadap identifikasi organisasi. Maka, terdapat hubungan antara job crafting dan identifikasi organisasi, serta dimensi- dimensi job crafting dan identifikasi organisasi pada karyawan milenial.
......Millennial employees’ tendency to stay for only a short period of time in an organization is a problem all organizations face. In resolving this problem, organizations need to grow organizational identification through job crafting. This research aims to examine the relationship between job crafting and organizational identification on millennial employees in Indonesia. This is a quantitative research that conducted to 260 participants who are millennial workers that have worked for at least one year in the organization. A correlation analysis shows that there is a positively significant correlation between job crafting and organizational identification r(258)= 0.428, p<0.05, significant. There are also a positively significant correlation between the dimensions of job crafting, namely increasing structural job resources r(258)=0.312, p<0.05; decreasing hindering job demands r(258)=0.131, p<0.05; increasing social job resources r(258)=0.413, p<0.05; increasing challenging job demands r(258)=0.329, p<0.05, toward organizational identification. It can be concluded that there is a relationship between job crafting and organizational identification, as well between the dimensions of job crafting and organizational identification on millennial employees."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library