Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yupita Darmawanti
Abstrak :
Perubahan prevalensi Covid-19 menyebabkan banyak penyesuaian regulasi sebagai upaya penanggulangan wabah global terlebih pada sektor kesehatan yang berkaitan dengan persediaan obat. Hal ini dapat menyebabkan persediaan obat mengalami deadstock, stockout maupun overstock obat. Sehubungan dengan itu, perlu dilakukan analisis untuk mengetahui perubahan pola persediaan obat dan metode yang dapat diterapkan untuk efisiensi persediaan obat. Analisis perencanaan persedian obat dengan menggunakan matriks Always, Better, Control-Vital, Essential, Non essential (ABC-VEN) dan Minimum Maximum Stock Level (MMSL) dapat digunakan untuk menentukan prioritas pengadaan, jumlah, dan batas minimum melakukan pemesanan obat. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan perolehan data dilakukan secara retrospektif menggunakan data sekunder berupa harga pembelian, lead time, dan data pemakaian persediaan obat pada periode 2021—2022. Hasil analisis perubahan pola persedian obat diketahui terdapat beberapa perbedaan pada jumlah pemakaian obat pada periode 2021 dan 2022. Berdasarkan hasil klasifikasi ABC-VEN dari 1063 obat yang dianalisis diperoleh 3 kategori, kategori A sebanyak 180 item (16,93%), kategori B sebanyak 495 item (46,57%), dan kategori C sebanyak 388 item (36,50%). Hasil interpretasi MMSL terdapat penurunan sebesar 15,64% yaitu pada sebelum intervensi Rp1.972.759.117,06 dan setelah intervensi Rp1.664.293.361,17. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara nilai Inventory Turnover Ratio sebelum intervensi dan setelah intervensi metode MMSL (p = 0,001). Terdapat perbedaan jumlah pemenuhan kebutuhan obat antara analisis Rancangan Umum Pengadaan (RUP) dengan hasil perhitungan MMSL sebanyak 175 item obat. Selanjutnya berdasarkan analisis Customer Service Level diperoleh nilai rata-rata 85,43%. Oleh sebab itu, metode ABC-VEN dan MMSL dapat diterapkan dalam manajemen persediaan obat. ......Changes in the prevalence of COVID-19 have caused numerous regulatory changes to deal with global epidemics, particularly in the health sector regarding medicine supply. As a result, medicine supplies may undergo deadstock, stockout, or overstock. In connection with that, it is necessary to analyze changes in drug supply patterns and methods that can be applied for drug supply efficiency. Analysis of drug supply planning using the matrix Always, Better, Control - Vital, Essential, Non-essential (ABC-VEN), and Minimum Maximum Stock Level (MMSL) can be used to determine procurement priorities, quantities, and minimum limits for ordering drugs. This was an observational study with data collected retrospectively from secondary sources in the form of purchase prices, lead times, and drug inventory usage data for the years 2021—2022. The analysis of variations in drug supply patterns indicated that there were some differences in drug usage between the years 2021 and 2022. Based on the results of the ABC-VEN classification of 1063 drugs analyzed, three categories were obtained: category A had 180 items (16,93%), category B had 495 items (46.57%), and category C had 388 items (36.50%). The MMSL interpretation results showed a 15.64% decrease, specifically before the intervention of Rp1,972,759,117.06 and after the intervention of Rp1,664,293,361.17. Furthermore, the results showed a significant difference in the Inventory Turnover Ratio value before and after the MMSL method intervention (p = 0.04). There was a difference in the amount of fulfilment of drug needs between the analysis of the General Procurement Plan (RUP) and the results of the MMSL calculation of 175 drug items. Moreover, an average value of 85.43% was obtained from the Customer Service Level analysis. Therefore, the ABC-VEN and MMSL methods can be applied to manage drug inventories.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisani Syukriani
Abstrak :
Manajemen logistik berperan penting dalam pengelolaan persediaan logistik di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi jumlah persediaan BMHP (Bahan Medis Habis Pakai) berdasarkan metode MMSL (Minimum-Maximum Stock Level) untuk perencanaan dan pengendalian persediaan di Unit Farmasi RSUI. Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan desain penelitian cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif berdasarkan data transaksi BMHP, data harga item, dan data persediaan BMHP periode Januari-Maret 2021 yang diperoleh melalui sistem SIMRS. Data yang diperoleh sebanyak 30.803 sampel penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah stok minimum (Smin) dan stok maksimum (Smaks) BMHP yang diperoleh dapat dijadikan acuan dalam perencanaan dan pengendalian persediaan BMHP di RSUI dengan cara menyesuaikan pada jumlah stok yang tersedia saat ini. Jika jumlah persediaan berada pada Smaks maka tidak perlu dilakukan pemesanan. Namun, jika stok saat ini berada pada Smin atau di bawahnya, maka jumlah pemesanan atau order quantity (Qo) dapat dihitung dengan cara Smaks ditambah dengan stok yang dipesan ulang, dikurangi dengan stok saat ini dan stok dalam proses pemesanan. Selain itu, harga pembelian minimal dan maksimal masing-masing item BMHP yang diperoleh dapat digunakan dalam estimasi rencana anggaran. Oleh karena itu, perencanaan dan pengendalian perbekalan farmasi sebaiknya dilakukan secara cermat untuk menghindari kejadian stok kosong dan stok berlebih. ......Logistics management plays an important role in the management of logistics supplies in hospitals. This study aims to identify the amount of inventory of BMHP (Medical Consumables) based on the MMSL (Minimum-Maximum Stock Level) method for planning and controlling inventory in the Pharmacy Unit of RSUI. This study is a descriptive observational study with a cross-sectional research design. Data collection was carried out retrospectively based on BMHP transaction data, item price data, and BMHP inventory data for the January-March 2021 period obtained through the SIMRS system. The data obtained were 30,803 research samples. The results showed that the minimum stock (Smin) and maximum stock (Smax) of BMHP obtained could be used as a reference in planning and controlling BMHP inventory at RSUI by adjusting the amount of stock currently available. If the amount of inventory is at Smax then there is no need to place an order. However, if the current stock is at Smin or below, then the order quantity (Qo) can be calculated by means of Smax plus the reordered stock, minus the current stock and stock in the process of ordering. In addition, the minimum and maximum purchase prices of each BMHP item obtained can be used in the estimation of the budget plan. Therefore, the planning and control of pharmaceutical supplies should be carried out carefully to avoid the occurrence of empty stock and excess stock.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Fathiyah
Abstrak :
Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) adalah alat kesehatan sekali pakai yang mendukung pelayanan di rumah sakit. Persediaan BMHP di Rumah Sakit Universitas Indonesia memiliki permasalahan ketidaksesuaian antara persediaan dengan pemakaian sehingga terjadi overstock atau deadstock di Unit Farmasi RSUI. Studi perencanaan dengan metode Always, Better, Control (ABC) dan Minimum Maximum Stock Level (MMSL) perlu dilakukan untuk menentukan prioritas serta jumlah persediaan minimum dan maksimum BMHP. Penelitian dilakukan secara observasional dengan menggunakan data retrospketif berupa data pengadaan dan pemakaian Unit Farmasi RSUI periode 2021—2022. Penelitian ini bertujuan mengetahui perubahan pola persediaan BMHP serta menganalisis pengelolaan BMHP di Unit Farmasi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan jumlah pemakaian BMHP pada 2021 dan 2022. Selanjutnya untuk mengevaluasi pengelolaan, dari 930 item BMHP dapat dikelompokkan prioritasnya dengan metode ABC menjadi kelompok A (74 item), kelompok B (184 item), dan kelompok C (672 item). Kemudian, dari perhitungan MMSL didapatkan stok minimal dengan rentang 0,9—35.690 unit dan stok maksimal dengan rentang 0,18—98.007 unit. MMSL juga bisa menurunkan nilai investasi dari stok akhir tahun hingga 77% sehingga kemungkinan terjadinya overstock dan deadstock bisa dikurangi. Hal ini membuktikan bahwa analisis dengan ABC dan MMSL bisa membantu rumah sakit menentukan prioritas dan melakukan pemesanan sesuai perhitungan. ......Consumable medical materials (CMM) are single-use medical devices that support healthcare services in hospitals. The stock of consumable medical materials at RSUI have problem of discrepancy between the inventory and usage leading to overstock or deadstock in the hospital's Pharmacy Unit. A planning study using the Always Better Control (ABC) method and Minimum Maximum Stock Level (MMSL) needs to be conducted to determine priorities and the minimum and maximum stock quantities. This research conducted on observational basis using retrospective data on procurement and usage from the RSUI Pharmacy Unit for the period of 2021—2022. This study aimed to understand the changes in CMM inventory patterns and to analyze the management of CMM in the Pharmacy Unit. The results of the research show that there were differences in the amount of CMM usage between 2021 and 2022. Furthermore, to evaluate the management out of 930 CMM items, their priorities were classified using the ABC method into Group A (74 items), Group B (184 items), and Group C (672 items). Subsequently from the MMSL calculation, the minimum stock level ranged from 0.9—35.690 units, and the maximum stock level ranged from 0.18—98.007 units. MMSL also reduced the year-end stock investment value by up to 77%, thereby decreasing the likelihood of overstock and deadstock. This demonstrates that the ABC and MMSL analysis can assist hospitals in setting priorities and placing orders based on calculations.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library