Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
Harison
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5241
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
La Ode Gusman Nasiru
"
ABSTRAKPenelitian ini fokus pada tokoh utama dalam tiga dongeng kanak-kanak: Cinderella; Bawang Putih Bawang Merah; dan Putri Satarina yang mengalami imbas dari kebencian tokoh perempuan lain dalam cerita teranalisis. Misoginisme menghantui perempuan dan perjuangan-perjuangan mereka. Penelitian ini mengkaji: (1) bagaimana peran misogini mengkonfrontasi para tokoh dan menciptakan pertarungan-pertarungan antarsesama perempuan; (2) bagaimana peran orang tua dalam menghadapi isu misogini dalam dongeng kanak-kanak. Penelaahan menggunakan sudut pandang misogini. para perempuan hampir selalu diselamatkan oleh nasib baik dan kebetulan-kebetulan. Hal ini melegitimasi bentukan citra perempuan yang lemah. Alih-alih menyelamatkan diri dari penindasan sosial yang digerakkan laki-laki, mereka sibuk mereproduksi pergesekan antarsesama perempuan. Kondisi ini menjauhkan perempuan dari ruh suci feminisme yang berusaha menyamaratakan kualitas dan martabat mereka dengan laki-laki. Kenyataan ini membantu orang tua untuk jeli mengoreksi kembali bahan bacaan anak. Tentu saja ini erat kaitannya dengan program menanamkan pesan-pesan perdamaian kepada anak dalam rangka menciptakan generasi penerus yang berbudi pekerti luhur demi penguatan karakter bangsa."
Ambon: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2016
400 JIKKT 4:2 (2016)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Maya Kartika Dewi
"Patriarki adalah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan dalam berbagai aspek. Posisi laki-laki yang lebih dominan ketimbang perempuan memunculkan praktik misogini. Artikel ini membahas wacana misogini yang diperlihatkan melalui respons tokoh laki-laki terhadap tindakan pemberontakan tokoh-tokoh perempuan dalam roman LÉcole des Femmes karya Andre Gide. Metode kualitatif diterapkan dalam artikel ini untuk membahas fokus kajian secara deskriptif dan mendalam. Dengan menggunakan pendekatan struktural dari Roland Barthes dan kajiannaratologi Gérard Genette, roman ini dikaji melalui aspek sintagmatik, paradigmatik, serta fokalisasi. Konsep misogini yang dikemukakan oleh Jack Holland digunakan dalam artikel ini untuk melihat praktik-praktik misogini yang muncul melalui usaha tokoh perempuan melepaskan diri dari otoritas laki-laki. Dalam menganalisis kekuasaan wacana misogini pada lingkup budaya patriarki, artikel ini juga menggunakan teori analisis wacana kritis dari Norman Fairclough yang difokuskan pada konteks dalam teks. Artikel ini mengungkapkan representasi wacana misogini yang membentuk pola pikir masyarakat, sehingga memiliki kekuasaan untuk mempertahankan sistem sosial patriarki.
Patriarchy is a social system that put men as the primary holder of power in every aspect. The position of men that is more dominant than womens evoke the practice of misogyny. This article discusses the discourse of misogyny shown by the male characters responses to the rebellion of female characters in the novel LÉcole des Femmes by André Gide. Qualitative methods are applied in this article to discuss the focus of the study in a descriptive and in-depth manner. Using the structural approach by Roland Barthes and the study of narratology by Gérard Genette, this novel will be examined through syntagmatic, paradigmatic, and focalisation aspects. The concept of misogyny by Jack Holland is used in this article to see misogyny practices arising from the efforts of female figures to break away from the authority of male. To analyze the power that discourse of misogyny holds in patriarchal culture, this article will also use Norman Faircloughs theory of critical discourse analysis focused on context in the text. This article finds that the representation of misogynys discourse shapes the societys mindset, therefore, it has the power to maintain patriarchy as a social system."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nabiillah Fairuz Bilqiis
"
ABSTRAKJurnal ini berisi analisis novel berjudul 82nyeonsaeng Kim Jiyeong karya Jo Namjoo, seorang penulis yang telah menulis beberapa buku beraliran feminisme. Karya tersebut berisi tentang kisah seorang perempuan bernama Kim Jiyeong. Ia hidup di dalam masyarakat yang memandang perempuan sebagai second sex dan menempatkan kedudukan perempuan berada di bawah pria. Hal ini disampaikan melalui anekdot kehidupan tokoh utama bernama Kim Jiyeong yang banyak menerima perilaku diskriminatif oleh kaum pria. Jurnal ini bertujuan untuk menggambarkan posisi dan sikap tokoh perempuan terhadap sistem patriarki di dalam novel. Metode yang akan digunakan dalam jurnal ini adalah metode deskriptif. Penelitian dimulai dengan close-reading terhadap novel untuk memahami dan menemukan gagasan-gagasan serta pesan yang disampaikan oleh penulis novel, lalu dilanjutkan dengan analisa teks yang dipandu dengan teori the second sex oleh Simone De Beauvoir dan kemudian dikaitkan dengan korpus untuk mendukung dan menguji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa isu yang berkaitan dengan perilaku misogini seperti diskriminasi atau kebencian terhadap perempuan, pelecehan seksual, dan pelecehan verbal ditampilkan secara jelas dalam novel. Ditemukan juga kasus victim blaming yang menempatkan perempuan sebagai pihak yang bersalah walaupun saat menjadi korban dari berbagai jenis pelecehan.
ABSTRACTThis journal contains an analysis of a novel entitled 82nyeonsaeng Kim Jiyeong by Jo Namjoo, a writer who has written several books on feminism. The work contains the story of a woman named Kim Jiyeong. She lives in a society that views women as the second sex and place the position of women under men. This was conveyed through anecdotes about the life of the main character named Kim Jiyeong who accepts many discriminatory behaviours done by men. This journal aims to describe position and the attitude of female leaders to the patriarchal system in the novel. Method that will used in this journal is a descriptive method. The study begins with close-reading the novel to understand and find ideas and messages delivered by the novel writer, then continued with the text analysis guided by the theory of the second sex by Simone De Beauvoir and then linked with the corpus to support and test the hypothesis. The results of the study show that some issues related to misogyny behaviour such as discrimination or hatred of women, sexual abuse, and verbal abuse are displayed clearly in the novel. Also writer found victim blaming cases that place women as the guilty parties even when they are the victim of various type of abuse and harassment."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Mazaya Rachmat Saleh
"
ABSTRAKMedia massa sebagai salah satu sarana komunikasi dan penyampai informasi kepada masyarakat memiliki kemampuan untuk menciptakan realitas yang terdapat di masyarakat. Namun media massa dapat bersifat tidak obyektif dalam memberitakan suatu berita, salah satunya mengenai perempuan pelaku korupsi. Penulisan ini dibuat menggunakan perspektif kriminologi feminis untuk memberikan analisis terhadap artikel-artikel berita dimuat oleh Tempo.co mengenai Miranda Goeltom, Angelina Sondakh, dan Ratu Atut. Hasil dari analisis yang dilakukan antara lain adalah Tempo.co merepresentasikan politisi perempuan pelaku korupsi dengan menggunakan bahasa yang mengandung stereotip atas dasar kelompok jenis kelamin, khususnya perempuan. Adanya stereotip perempuan dalam pemberitaan yang dibuat oleh Tempo.co berakibat kepada media misogini, atau yang dengan kata lain disebut dengan kebencian terhadap perempuan.
ABSTRACTMass media as one of the mediums for communication and information transmitter has the power to construct reality within society. However, mass media often tend to become not objective when it comes to reporting news, especially news about women with corruptions. Secondary datas, which derived from Tempo.co rsquo s a news media news articles, are analyzed through feminist criminology perspectives to see how Tempo.co represent Miranda Goeltom, Angelina Sondakh, and Ratu Atut, as women with corruptions. This analysis conclude that Tempo.co represent women with corruptions in words and sentences that contains sex based stereotypes. Those stereotypes lead to media misogyny within the mass media. Hence, newsmaking criminology is required to fix Tempo.co rsquo s news coverages."
2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Arini Ayatika Aprilya Fidthy
"Tesis ini mengkaji secara mendalam dan memaparkan tentang respon misoginis pengguna Twitter terhadap cuitan isu terkait marital rape. Sebuah unggahan oleh akun @TsamaraDKI memantik berbagai reaksi dari para pengguna Twitter lainnya untuk memberikan tanggapan dan reaksinya terhadap unggahan tersebut. Kajian ini menggunakan Teori Feminisme Radikal. Selain itu, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa munculnya respon misoginis terhadap isu marital rape oleh para pengguna Twitter lainnya dipengaruhi oleh pemikiran patriarki, ketidakpahaman atas ketimpangan relasi kuasa yang menjadi akar dari segala jenis kekerasan seksual, dan sikap opresif terhadap Tsamara karena ia telah secara vokal berbicara tentang isu yang dianggap tabu di masyarakat. Oleh karena masih kurangnya pemahaman para pengguna Twitter yang notabene juga bagian dari masyarakat terkait pendidikan seksualitas dan hak otonomi tubuh, disarankan untuk menggencarkan gerakan kolektif aktivisme feminis digital di media sosial untuk menyebarkan wawasan seputar seksualitas dan kesehatan reproduksi. Tujuannya, agar mulai terbentuk kesadaran dan pemahaman bahwa hak otonomi tubuh merupakan prinsip penting yang terus berlaku bahkan saat berada dalam ranah pernikahan.
This thesis examines in depth and describes the misogynistic response of Twitter users to tweets related to marital rape. A tweet uploaded by the account @TsamaraDKI sparked various reactions from other Twitter users to provide their responses and reactions to the upload. In addition, this thesis shows clearly the characteristics of misogyny that are reflected in the reactions of Twitter users when reacting to the issue of marital rape. This study uses the Theory of Radical Feminism. In addition, this study uses a qualitative approach. The results of this study indicate that the emergence of a misogynistic response to the issue of marital rape by other Twitter users is influenced by patriarchal thoughts, a lack of understanding of the imbalance of power relations which is the root of all kinds of sexual violence, and an oppressive attitude towards Tsamara because she has spoken vocally about issues that are considered taboo in society. Because there is still a lack of understanding among Twitter users, who are also part of society, regarding sexuality education and bodily autonomy, it is advisable to intensify the digital feminist activism collective movement on social media to spread insights about sexuality and reproductive health. The goal is to start to form awareness and understanding that the right to body autonomy is an important principle that continues to apply even when in the realm of marriage."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Jasmine Khairunnisa
"Jumlah kekerasan seksual di ranah siber telah meningkat di beberapa tahun terakhir, kekerasan tersebut turut hadir dalam industri periklanan yang menggunakan media sosial sebagai media promosinya. Salah satu yang menggunakannya adalah E-commerce X yang mempromosikan produknya di Instagram. Mereka menggunakan maraknya kasus kekerasan seksual di ranah siber sebagai konten promosional hingga menimbulkan resistensi dari audiens yang melihatnya. Hal ini merupakan manifestasi misogini yang hadir di berbagai wadah, terutama di masa sekarang adalah di ruang siber sehingga menimbulkan harm bagi audiens, terutama perempuan korban kekerasan seksual di ruang siber.
The incidence of sexual violence in the cyberspace has increased in recent years, and this violence is also present in the advertising industry that utilizes social media as its promotional platform. One entity that engages in this is E-commerce X, promoting its products on Instagram. They capitalize on the prevalence of sexual violence cases in the cyberspace as promotional content, eliciting resistance from the audience who witness it. This is a manifestation of misogyny present in various platforms, particularly in the current era, predominantly in cyberspace, causing harm to the audience, especially women who are victims of sexual violence in the online realm."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Sherry Haura Istifarin
"
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana representasi media online Liputan6 terkait perempuan pelaku korupsi dalam rentang tahun 2020-2023. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif analisis wacana kritis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberitaan Liputan6 terkait perempuan pelaku korupsi bersifat misoginis dan merendahkan perempuan yang dapat dilihat dari penyorotan aspek sensasional hingga gaya hidup pelaku. Analisis ini menggunakan radical feminism theory dan representation theory untuk melihat penyebab pemilihan narasi yang bersifat misoginis. Penelitian ini juga menemukan bahwa artikel berita yang dipublikasikan belum terbebas dari stereotip gender dan bias gender. Selain itu, tujuan dari pemberitaan yang menyorot aspek pribadi dan bersifat misoginis terhadap perempuan pelaku dilakukan untuk mengejar page view serta terdapat nilai-nilai berita yang dipertimbangkan.
This research aims to find out how Liputan6 online media represents women perpetrators of corruption in the 2020-2023 period. This research is a qualitative study using critical discourse analysis. The results showed that Liputan6's coverage of women perpetrators of corruption was misogynistic and demeaning to women, as evidenced by the sensational focus on the lifestyle aspects of the perpetrators. This analysis uses radical feminism theory and representation theory to understand the reasons behind the choice of misogynistic narratives. The research also found that the published news articles were not free from gender stereotypes and biases. In addition, the purpose of highlighting the personal and misogynistic aspects of female perpetrators is to pursue pageviews and consider certain news values."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ridha Zahra Fajrina
"Femisida merupakan salah satu manifestasi paling ekstrim dari kekerasan terhadap perempuan. Penulisan Tugas Karya Akhir ini bertujuan untuk memberikan penjelasan jika kematian NWR, seorang mahasiswi yang ditemukan tewas di makam ayahnya, sebagai femisida dalam relasi intim. Penulisan ini menggunakan teori feminis radikal dengan metode analisis isi dokumen berupa putusan pengadilan serta beberapa dokumen pendukung lainnya. Penulis mengidentifikasi jika sebelum terjadinya kematian NWR, dirinya mengalami berbagai kekerasan baik secara seksual, fisik maupun psikis, secara berulang selama menjalin relasi intim dengan pelaku (Randy Bagus Hari Sasongko). Hasil analisis menunjukkan bahwa terjadinya femisida dalam relasi intim pada kasus NWR berakar pada misogini atau rasa kebencian terhadap perempuan yang terwujud secara beriringan dengan supremasi laki-laki dan seksisme. Penulis berargumentasi jika kematian NWR tetap dapat disebut sebagai femisida dalam relasi intim karena kematian NWR merupakan akibat dari intimate partner violence (IPV) yang dialaminya selama hampir 2 tahun.
Femicide is one of the most extreme manifestations of violence against women. This thesis aims to provide an explanation the death of NWR, a female student who was found dead in her father's grave, as an intimate partner femicide. This writing uses radical feminist theory with the method of documents analysis based on verdict and several other supporting documents. The author identified that prior to NWR's death, she experienced various violence, such as sexual violence, physical violence and psychological violence, repeatedly while having an intimate relationship with the perpetrator (Randy Bagus Hari Sasongko). The results of the analysis show that the occurrence of intimate partner femicide in the NWR case is rooted in misogyny or hatred of women which manifests itself concurrently with male supremacy and sexism. The authors argue that NWR's death can still be called an intimate partner femicide because NWR's death was the result of intimate partner violence (IPV) that she had experienced for almost 2 years."
2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Andi Nabiela Tenriummu Ramly
"“Standar ganda seksual” merupakan konsep yang digunakan untuk menggambarkan adanya penilaian negatif oleh masyarakat patriarki kepada perempuan yang tidak tunduk dengan ekspektasi peran gender. Bentuk penerimaan diri para perempuan pendukung gerakan body positivity dilihat secara seksual dan dinilai negatif, khususnya di media sosial TikTok. Penelitian kualitatif ini menggunakan metode studi kasus untuk menjelaskan fenomena serangan “standar ganda seksual” terhadap perempuan content creator yang mendukung gerakan body positivity pada media sosial TikTok sebagai bentuk kekerasan seksual terhadap perempuan di ruang siber. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa serangan “standar ganda seksual” hadir dan melanggengkan sistem patriarki yang memaksa perempuan untuk bungkam dan patuh dengan standar yang tidak realistis yang dikonstruksikan oleh ekspektasi masyarakat patriarki. Teori feminis radikal juga menjelaskan bagaimana serangan balik kepada perempuan pendukung gerakan body positivity dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk kekerasan seksual terhadap perempuan yang menimbulkan beberapa dampak dan juga berusaha untuk membungkam para perempuan yang melakukan perlawanan atas tuntutan sistem patriarki.
“Sexual double standards” is a concept that explain the negative assessment by patriarchal society of women who do not obey the expectations of the gender roles. Messages voiced by women through the content of the body positivity movement are viewed sexually and viewed negatively, especially on TikTok. This qualitative research will use case study method to explain the phenomenon of "sexual double standards" as a backlash against female content creators who promote the body positivity movement on TikTok as a form of sexual violence against women in cyberspace. The results of this study show that the "sexual double standards" attack exists and perpetuates a patriarchal system that forces women to remain silent and comply with unrealistic standards constructed by the expectations of a patriarchal society. Radical feminist theory also explains how the backlash against women who support the body positivity movement to be a form of sexual violence against women which has several impacts and also tries to silence women who fight against the demands of the patriarchal system."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library