Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohamad Ivan Aji Saputro
"Transit-Oriented Development (TOD) adalah salah satu konsep perencanaan kota yang berfokus pada keberlanjutan. Penelitian ini menganalisis pengaruh hunian vertikal dan faktor-faktor pendorong dalam pemilihan moda transportasi, dengan tujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi para pelaku perjalanan dalam memilih antara transportasi massal dan kendaraan pribadi. Menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dan studi eksploratif, penelitian ini melibatkan responden yang dianggap ahli dalam pemilihan moda transportasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa keselamatan (28,3%) merupakan faktor utama dalam pemilihan moda transportasi, diikuti oleh faktor keamanan (23,3%), kehandalan (12,3%), kenyamanan (11,7%), kebersihan (10,2%), aksesibilitas (8,4%), dan biaya (5,8%). Berdasarkan faktor-faktor tersebut, kendaraan pribadi (74,4%) lebih dipilih dibandingkan dengan kendaraan umum (25,6%).

Transit-Oriented Development (TOD) is a city planning concept that focuses on sustainability. This research analyzes the influence of vertical housing and driving factors in choosing transportation modes, with the aim of identifying factors that influence travelers in choosing between mass transportation and private vehicles. Using the Analytic Hierarchy Process (AHP) method and exploratory studies, this research involved respondents who were considered experts in choosing transportation modes. The results of the analysis show that safety (28.3%) is the main factor in choosing a mode of transportation, followed by safety factors (23.3%), reliability (12.3%), comfort (11.7%), cleanliness (10, 2%), accessibility (8.4%), and cost (5.8%). Based on these factors, private vehicles (74.4%) are preferred compared to public transportation (25.6%)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
PATRA 14 (1-4) 2013
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Boediono Soedirman
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya korelasi antara pembangunan jalan raya, yang selalu diikuti perubahan tata guna lahan, dengan kualitas hidup masyarakat. Wilayah kajian penelitian ditetapkan pada Kecamatan Pasar Minggu dan Kecamatan Jagakarsa di wilayah Jakarta Selatan, dan Kota Administratif Depok. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai masukan atau bahan pertimbangan dalam proses perancangan jalan raya, termasuk teknik dan manajemen lalu-lintas, serta pengembangan wilayah pada umumnya.
Faktor-faktor yang diteliti dari ketersediaan data sekunder menyangkut empat variabel tata guna lahan (yaitu: lahan perumahan, lahan industri, lahan perdagangan dan jasa, serta lahan pertanian dan tak tergarap); dan lima variabel kualitas hidup masyarakat (yang diwakili oleh faktor-faktor: tingkat pendidikan masyarakat, tingkat kepadatan penduduk, kondisi fisik perumahan masyarakat, penggunaan sumber cahaya/penerangan, dan penggunaan sumber air bersih/minum yang dikonsumsi masyarakat).
Sementara itu, dari sisi lapangan melalui teknik wawancara secara langsung untuk memperoleh data primer; maka faktor-faktor yang dianalisis adalah: tingkat pendapatan masyarakat, tingkat pendidikan masyarakat, bidang pekerjaan utama, sarana perjalanan yang digunakan, peluang mendapatkan pekerjaan, status pemilikan rumah, kondisi fisik rumah, penggunaan sumber cahaya/penerangan, serta penggunaan sumber air bersih/minum.
Analisis data sekunder dilakukan dengan uji korelasi r untuk mendapatkan tingkat korelasi. Selanjutnya, untuk menguji hipotesis kerja Ho: r=0 melawan H1: ro; dilakukan uji independensi dengan menggunakan distribusi Student t. Untuk tingkat kepercayaan a, dimana distribusi t yang digunakan mempunyai derajat kebebasan u=(n-2); maka hipotesis kerja Ho dapat diterima bila t(hitungan) berada dalam interval t(tabel).
Data primer dianalisis melalui uji independensi antar 2 faktor dengan menggunakan prinsip asosiasi dalam daftar kontingensi (B)aris*(K)olom. Hipotesis H, yang mengindikasikan bahwa kedua faktor bebas statistik, akan ditolak, bila X2(hitungan) ~ X2(tabel) dalam tingkat kepercayaan a dan derajat kebebasan u untuk distribusi x2= (B-I)(K-1). Dalam hal lainnya, hipotesis H dapat diterima.
Dinamika tata guna lahan, secara nyata, ditunjukkan pada peruntukan lahan perumahan, lahan perdagangan dan jasa, serta lahan pertanian dan tak tergarap. Kenyataan ini membuktikan, bahwa dengan adanya pembangunan jalan raya sepanjang ruas Pasar Minggu - Depok mengakibatkan peralihan fungsi peruntukan lahan; dari lahan pertanian dan tak tergarap menjadi lahan perumahan dan/atau lahan perdagangan dan jasa. Hal ini dapat dilihat dan tumbuhnya kawasan perumahan (terutama "real estate"); berikut sarana perdagangan dan jasa, yang merupakan kelengkapan koheren dari suatu gejala pengembangan wilayah.
Perubahan indikator kualitas hidup masyarakat, secara nyata, dibuktikan melalui variabel tingkat pendidikan masyarakat, variabel tingkat kepadatan penduduk, serta variabel kondisi fisik perumahan masyarakat. Hasil pengujian ini mengindikasikan, bahwa pembangunan jalan raya (yang merupakan pra-sarana fisik dalam pengertian yang mendasar), merupakan faktor pemicu pertambahan penduduk. Bila dikaitkan dengan dinamika tata guna lahan, maka pertambahan penduduk ini merupakan masyarakat yang memperoleh pendidikan baik dan mereka menempati perumahan dengan kondisi fisik yang relatif lebih baik (bangunan permanen).
Pelaku perjalanan (dalam hal ini ditinjau dari sarana perjalanan/transportasi yang digunakan), ditentukan oleh tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan bidang pekerjaan yang bersangkutan. Selanjutnya, sarana perjalanan/transportasi yang digunakan berkaitan dengan peluang untuk mendapatkan pekerjaan, status pemilikan rumah, kondisi fisik rumah, dan penggunaan sumber air bersih/minum.

ABSTRACT
The aim of this research is to ensure the correlation between highway construction, which is usually followed by the changes of land use pattern, and the quality of life of the community. Study area was limited on Pasar Minggu and Jagakarsa regencies in the southern part of South Jakarta Metropolitan City and Depok Administrative City. This study is expected to yield some useful results for the considerations of highway design, including traffic engineering and management and regional planning purposes.
The source of data being studied were of two kinds: the primary and secondary data. The factors studied from secondary data were of four variables of land use pattern (those were classified as: settlement, industrial, business and services, and agriculture and non-utilized land); and five variables of the quality of life of the community (those were represented by: educational level, population density, physical housing condition, electrical facility, and drinking water facility).
While, the primary data obtained from field survey through direct interview were as follows: income level, educational level, main job/occupation, transportation/vehicle used, job opportunity, status of house ownership, physical housing condition, electrical facility, and drinking water facility.
Data analysis obtained from secondary data were done by using correlation test r to obtain significance level of correlation a. In order to test hypothesis Ho: r=0 versus H1: r-0; an independent test was done by adopting Students t distribution method. For level of significance a and the degree of freedom u=(n-2), the hypothesis H0 could be accepted if t(observed) is between the interval of t(table).
The primary data were analyzed by independent test between 2 factors, using the association principles in the L(ine)*(C)olumn contingency list. Hypothesis H, which indicates that two factors are statistically dependent, will be denied when X2(observed) X2(table) with level of significance a and the degree of freedom u for distribution of x2= (B-1)(K-1). On the other cases, hypothesis H could be accepted.
The land use dynamics were being significantly showed on the usage of settlement, business and services, agricultural and non-utilized areas. These facts proved that the highway construction along the Pasar Minggu-Depok road resulted in the changes of the land use function; from the agricultural and non-utilized areas to the settlement and/or business and services areas. This phenomenon can also be seen from the growth of the housing area (especially real estate); including the business and services facilities, which are the coherent attribute of an indication of regional planning.
The changes on indicators of the quality of life of the community significantly showed by the educational level of community, population density, and physical housing condition variables. The results of the test indicated that the highway construction (as basically physical infra-structure), become a trigger factor for population growth. If it was seen from the land use dynamics, this population growth is the community which is well educated people who live in the houses with relatively having a better physical condition (permanent buildings).
The travelers (seen from the transportation/vehicle used) are dependent on their educational level, income level, and their main occupation. Furthermore, the transportation facility used is related to the job opportunity, ownership status of the house, physical housing condition, and drinking water facility.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Eka Suminar
"ABSTRAK
Penyandang difabilitas di Kota Yogyakarta belum sepenuhnya mendapatkan kemudahan dalam mengakses dan memanfaatkan moda transportasi. Salah satunya adalah belum adanya kemudahan dalam mengakses angkutan umum. Hal itu disebabkan oleh fasilitas pada angkutan umum yang masih belum memenuhi standar kemudahan bagi para penumpang penyandang difabilitas. Berbagai permasalahan terkait pemenuhan hak para difabel khususnya dalam bidang transportasi yang ditemukan di dalam penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi pemerintah di dalam merumuskan suatu kebijakan yang dapat mengakomodasi kebutuhan para penyandang difabilitas khususnya dalam bidang transportasi. "
Yogyakarta: Pusat Layanan Difabel (PLD), 2015
370 JDSI 2:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Flavia Hansa
"Dalam melakukan suatu perjalanan, seseorang membutuhkan beberapa pertimbangan, seperti halnya jarak dan kemampuan manusia dalam segi finansial serta berbagai pertimbangan lainnya agar dapat memilih suatu moda tranportasi untuk mencapai tujuan, termasuk juga perjalanan menuju tempat kerja. Penelitian ini dilakukan di Desa Cikupa di Kecamatan Cikupa yang merupakan kecamatan dengan jumlah pekerja terbanyak di Kabupaten Tangerang, dan juga merupakan daerah sentral industri yang dikelilingi oleh permukiman baik teratur mau pun tidak teratur yang memiliki perbedaan kualitas permukiman, dilihat dari pola permukiman, aksesibilitas, dan fasilitas yang ada yang akan menyebabkan perbedaan dalam pemilihan moda transportasi untuk bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemilihan moda oleh pekerja di Desa Cikupa dan berdasarkan variabel-variabel yang mempengaruhinya. Variabel yang diteliti adalah karakteristik perjalanan, yaitu biaya perjalanan, waktu tempuh, dan jarak tempuh, serta karakteristik pelaku perjalanan (sosial-ekonomi), yaitu usia, jenis kelamin, penghasilan, dan kepemilikan kendaraan pribadi. Variabel diolah dan dianalisis dengan metode analisis spasial yang diperkuat dengan analisis statistik chi-square dan contingency coefficient. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas di Kecamatan Cikupa menggunakan kendaraan pribadi, terutama motor. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh besar terhadap pemilihan moda transportasi hanyalah biaya perjalanan dan waktu tempuh pekerja.

In carrying out a travel plan, people will have to consider a lot of things such as distance and their financial abilities as well as various other considerations so that they can choose the most suitable mode of transportation to reach their destination. This includes making a trip to one’s workplace. This research was conducted in Cikupa Subdistrict, which is a sub-district with the highest number of workers in Tangerang Regency, as well as an industrial central area surrounded by regular and irregular settlements with differences in settlement quality, derived from settlement patterns, accessibility, and existing facilities, resulting in differences in the choice of transportation modes for work. This study aimed to analyze the transportation mode choice by workers in Cikupa Village and the variables that influence it. The variables studied were the travel-based characteristics including travel costs, travel time, and distance traveled, while the characteristics of the traveler (socio-economic) include age, gender, income, and private vehicles ownerhsip. Variables were processed and analyzed with spatial analysis methods supported by statistical methods of chi-square and contingency coefficient. The results showed that the majority of workers in Cikupa Subdistrict use private vehicles, mainly motorcycle. The results of the statistical test indicated that the only variables that greatly influenced the choice of transportation modes are travel costs and travel time."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Agung Ayu Karishma, M.R.
"Berdasarkan penelitian sebelumnya, pekerja di wilayah Sarbagita yang berada di Provinsi Bali yang melakukan mobilitas khusunya komuting. Tingkat mobilitas yang semakin tinggi menyebabkan beberapa permasalahan yang muncul, yaitu salah satunya kemacetan. Kemacetan yang terjadi karena jumlah angkutan pribadi yang semakin melonjak tiap tahunnya. Permasalahan lain yang muncul dari sisi pemerintah adalah menurunnya dukungan dana operasional trans sarbagita atau angkutan umum dan berkurangnya jumlah armada angkutan umum dan sedikitnya angkutan umum penghubung Kabupaten-Kabupaten dengan jalan yang sempit dan jauh. Selain itu dari sisi budaya di Bali, terdapat beberapa hambatan yang akan mempengaruhi pembangunan infrastruktur yang akan menunjang kelancaran mobilitas pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui probabilitas penggunaan angkutan umum oleh pekerja di wilayah sarbagita. Penelitian ini menggunakan data Sakernas atau Survei Angkatan Kerja Nasional tahun 2018, dengan menggunakan model regresi logistik biner.  Hasil dari penelitian ini adalah jarak tempuh signifikan mempengaruhi pekerja dalam memilih moda transportasi baik umum atau pribadi untuk pergi ke tempat kerja. Selain itu jenis kelamin serta pendidikan juga mempengaruhi pekerja dalam memilih moda transportasi baik umum atau pribadi untuk pergi ke tempat kerja.

Based on previous studies, many workers in the Sarbagita area in Bali Province are doing mobilization especially in commuting. The higher level of mobility causes several problems, one of them is congestion. Congestion that occurs because the number of private transportations is increasing every year. Another problem that arises from the government side is the decline in support for operational funds for trans sarbagita or public transportation and the reduction in the number of public transport fleets and the lack of public transportation that connects regencies with narrow and long roads. In terms of culture in Bali, there are several obstacles that will affect infrastructure development that will support the continuity of worker mobility. This study aims to determine the probability of using public transportation by workers in the Sarbagita area. This study uses Sakernas 2018 data or the National Labor Force Survey, using a binary logistic regression model. The result of this study is that the distance significantly affects workers in choosing either public or private modes of transportation. In addition, gender and education also affect workers in choosing both public and private modes of transportation."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Ekky Zakiyyah
"Kemacetan di kota Jakarta menyebabkan kerugian ekonomi yang meliputi nilai waktu, biaya bahan bakar dan biaya kesehatan. Pada sektor lingkungan, kemacetan menyebabkan konsumsi bahan bakar meningkat sehingga emisi yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor juga meningkat. Emisi yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor diantaranya merupakan gas rumah kaca yang keberadaannya di atmosfer perlu dikendalikan. Jumlah gas rumah kaca yang berlebih di atmosfer, dapat mengakibatkan ancaman global warming. Untuk menangani hal tersebut, pada tingkat Internasional telah diadakan beberapa konvensi antar negara dan mekanisme untuk menurunkan emisi gas rumah kaca. Clean Development Mechanism (CDM) yang dihasilkan dari Protokol Kyoto memungkinkan bagi Indonesia selaku negara berkembang untuk dapat memanfaatkannya dalam perolehan dana, alih teknologi dan tenaga ahli pada kegiatan penurunan emisi gas rumah kaca. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana untuk membangun Mass Rapid Transit Jakarta yang diharapkan dapat menjadi moda transportasi massal yang dapat mengatasi kemacetan di kota Jakarta. Potensi penurunan emisi CO2 dari adanya peralihan moda transportasi ke Mass Rapid Transit Jakarta, dapat diarahkan untuk memperoleh pendanaan Clean Development Mechanism (CDM).

Problems of congestion in the city causing economic losses include the value of time, fuel costs and health costs. In the environmental sector, congestion causes increased fuel consumption so that the emissions produced by motor vehicles also increased. Emissions produced by motor vehicles of which are greenhouse gases whose presence in the atmosphere need to be controlled. The amount of excess greenhouse gases in the atmosphere, can lead to global warming threat. To deal with such matters, at the International level has held several conventions between countries and mechanisms to reduce greenhouse gas emissions. Clean Development Mechanism (CDM) resulting from the Kyoto Protocol allows for Indonesia as a developing country to be able to utilize them in the acquisition of funds, transfer of technology and expertise in the activity reduction of greenhouse gas emissions. DKI Jakarta Provincial Government plans to build a Mass Rapid Transit Jakarta is expected to be a mode of mass transportation can address congestion in the city. CO2 emissions reduction potential of the transition mode of transport to Jakarta Mass Rapid Transit, can be directed to funding the Clean Development Mechanism (CDM)."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T30187
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fania Darma Amajida
"Moda transportasi berbasis aplikasi muncul sebagai wujud dari perkembangan teknologi dan reaksi atas kelemahan penyedia jasa transportasi publik Artikel ini berargumen bahwa teknologi telah menyediakan kemungkinan bagi masyarakat sipil yang tidak memiliki kuasa akan manajemen pelayanan publik untuk mengatasi masalah kepastian sebagai upaya mengatasi risiko pada transportasi publik di Jakarta Studi ini memperlihatkan bahwa aplikasi yang digunakan ldquo ojek online rdquo Go Jek mampu meminimalisir risiko yang terjadi di Jakarta dalam hal waktu kemudahan biaya dan keamanan Hal ini berbeda dengan studi sebelumnya yang tidak menyebutkan secara spesifik faktor faktor kepastian sebagai sebuah strategi untuk mengurangi risiko yang terjadi pada moda transportasi di perkotaan Pengumpulan data dalam studi ini menggunakan metode kualitatif

Emergence of apps based modes of transportation marks a technological advancement and is a reaction to the flaw of public transportation services This article argues that technology allows the society to overcome the problems of uncertainty lying under the system of public transportation in Jakarta This study shows that the apps used by online ojeks Go Jek is capable to minimize the risks concerning time convenience cost and security This idea diverges from previous studies that failed to mention the variable of certainty as a strategy to minimize the risks commonly found in urban transportation system Qualitative methods are used for data collection"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Abiyyah
"ABSTRAK
Intermodal Hub Location Problem (IHLP) sebuah permasalahan optimasi yang merupakan cabang riset baru dari permasalahan klasik Facility Location Problem (FLP) IHLP digunakan untuk menentukan lokasi yang menjadi atau titik transfer aliran logistik dengan menggunakan dua moda transportasi atau lebih untuk mendapatkan rancangan dengan biaya investasi yang optimal. Penelitian ini menggunakan tiga moda transportasi dan mengambil studi kasus pada distribusi kontainer Indonesia. Penelitian ini mempertimbangkan ketidakpastian pada perencanaan strategis dimana adanya pertimbangan pertimbangan reliabilitas tiap moda transportasi dan reliabilitas antar hub. Penelitian ini dimodelkan dengan model optimasi Mixed Integer Programming dengan menggunakan bahasa pemograman Python dan solver Gurobi. Penelitian ini menghasilkan jumlah hub baik berupa pelabuhan dan dryport dan rute yang optimal dengan lokasi yang ditentukan pada tiap-tiap skenario yang ditentukan

ABSTRACT
Hub-and-Spoke network design, reliabilitas moda transportasi, distribusi logistik, Python, Gurobi Intermodal Hub Location Problem (IHLP) an optimization problem which is a new research extension of classic problems Facility Location Problem (FLP). IHLP is used to determine the location that becomes a hub or point of flow transfer by using two or more modes of transportation to with optimal investment and transportation costs. This study uses three modes of transportation and takes a case study on the distribution of Indonesian containers. This study considers uncertainty in strategic planning where we consider the hub unviability or breakdown, that can be an insight for national blueprint to consider hub and route backup. This research is modeled with the mixed integer programming, using Python programming language and Gurobi solver. This research shows the optimal number of hubs needed in two types of seaport and dry port and the optimal routes with locations determined in each scenario."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuniar Zweistika
"ABSTRAK
Transit Oriented Area (KBT) merupakan area yang mudah dijangkau
jalan kaki ke lokasi transit dan tujuan utamanya push to orang berjalan kaki, bersepeda, dan menggunakan transportasi umum. Kawasan Sudirman adalah salah satu KBT di Jakarta, tapi sepertinya begitu
kepadatan di sekitar pintu keluar Stasiun Sudirman yang menunjukkan bahwa para pengguna tidak segera melanjutkan perjalanannya. Bisa
dipengaruhi oleh preferensi moda transportasi berikutnya, sehingga tujuan Kajian ini untuk mengetahui pola preferensi moda transportasi lanjutan Pengguna KA Commuter dari Stasiun Sudirman sebagai KBT di lanjutkan perjalanannya. Pengamatan dilakukan dalam penelitian ini untuk menghitung Global Walkabolity Index (GWI) dan mengetahui kualitas moda transportasi canggih yang tersedia terintegrasi dengan KBT Sudirman. Survei wawancara dilakukan untuk mengetahui
profil pengguna, lokasi tujuan akhir, dan opsi transportasi lanjutan bersama dengan Alasannya. Analisis deskriptif spasial digunakan dalam penelitian ini untuk menjelaskan pola perjalanan pengguna KBT Sudirman dan preferensinya transportasi lebih lanjut. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa preferensi ditentukan oleh jarak dan profil pengguna, sehingga membentuk pola perjalanan. Pola perjalanan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pengguna dengan kebiasaan berjalan harian yang tinggi lebih suka berjalan. Kemudian, pengguna dengan jarak tujuan akhir yang dekat, yaitu kurang dari 1000 meter dari Stasiun Sudirman lebih suka jalan kaki. Namun, preferensi mode berbeda pada jarak yang lebih jauh. Pemilihan mode jarak jauh
ditentukan berdasarkan aksesibilitas dan kecepatan kendaraan. Pilihan utama Para
ABSTRACT
Transit Oriented Area (KBT) is an area that is easily accessible
walking distance to transit locations and main destinations push to people walking, cycling, and using public transportation. Sudirman area is one of the KBT in Jakarta, but it seems so the density around the Sudirman Station exit which indicates that the users do not immediately continue their journey. Can influenced by preferences for the next mode of transportation, so the purpose of this study is to find out the pattern of preferences for advanced modes of transportation for commuter train users from Sudirman Station as KBT to continue their journey. Observations were made in this study to calculate the Global Walkabolity Index (GWI) and determine the quality of the available advanced transportation modes integrated with KBT Sudirman. Interview survey was conducted to find out user profile, final destination location, and advanced transportation options along with the Reason. Spatial descriptive analysis was used in this study to explain the travel patterns of Sudirman KBT users and their preferences for further transportation. In this study it was found that preferences are determined by distance and user profiles, thus forming travel patterns. The travel patterns in this study indicate that users with high daily walking habits prefer walking. Then, users who are close to their final destination, which is less than 1000 meters from Sudirman Station, prefer to walk. However, mode preferences differ over a greater distance. Remote mode selection determined based on accessibility and vehicle speed. Para's top picks"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>