Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ferdiana Yulia Sunardi
Abstrak :
ABSTRAK
Fokus penelitian ini terletak pada pengaruh daya tarik yang dimiliki oleh Tamara sebagai selebritis sebagai model dalam iklan Lux terhadap pengambilan keputusan pembelian sabun Lux oleh ibu-ibu rumah tangga. Penggunaan selebritis sebagai model iklan dimaksudkan untuk menghubungkan ketenaran dan kemenarikan penampilan fisik model tersebut dengan produk. Namun demikian ketenaran yang dimiliki oleh selebritis bukan merupakan jaminan keberhasilan kampanye periklanan, dan belum tentu pula dapat memacu khalayak mengambil keputusan pembelian. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yang menggambarkan daya tarik yang dimiliki oleh Tamara Blezinsky sebagai selebritis yang menjadi model dalam iklan Lux dapat berpengaruh dalam pengambilan keputusan pembelian sabun Lux oleh ibu-ibu rumah tanga. Sampel yang digunakan sebanyak 100 orang ibu-ibu rumah tangga yang bertempat tinggal di wilayah Jakarta Timur. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner yang diedarkan dan diisi oleh responden. Sedangkan untuk menganalisa data dilakukan melalui pengamatan berdasarkan persentase jawaban responden. Hal-hal yang ditemukan di lapangan adalah bahwa sebagian besar responden memiliki latar belakang pendidikan menengah ke atas, dan tidak melakukan tindakan pembelian produk Lux. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitan ini adalah daya tarik selebritis sebagai model iklan bukan merupakan jaminan untuk menaikkan penjualan suatu produk tertentu. Selebritis memang memiliki kemampuan yang tinggi dalam menanamkan brand awareness tetapi memiliki kemampuan yang rendah dalam memacu khalayak untuk melakukan tindakan pembelian. Saran yang dapat diberikan adalah meneliti kembali iklan yang digunakan baik dari segi konsep maupun dari segi kreatif. Kemudian diadakan focus group discussion atau pre-test untuk menguji efektivitas iklan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yul Yahya Mandara Kumara
Abstrak :
ABSTRAK
Tubuh sehat merupakan idaman setiap orang. Untuk itu diperlukan unsur penunjang yang berupa makanan bergizi. yaitu susu. Namun, karena kendala tertentu, maka konsumsi susu oleh masyarakat masih tergolong rendah. Keadaan ini kemudian membuka kegiatan ekonomi banyak perusahaan susu. Sehingga diperlukan iklan yang dapat memberikan informasi maupun mempersuasi masyarakat agar meningkatkan konsumsi susu. Kenyataannya perusahaan periklanan yang membanjiri khalayak memaksa setiap iklan untuk menempatkan produk dalam pusat perhatian khalayak. Berarti sebuah iklan harus memiliki unsur yang mengandung daya tarik bagi yang melihatnya. Suatu cara yang digunakan iklan Susu Bubuk BENDERA (SBB) adalah menggunakan tokoh tenar sebagai model iklan. Hal itu berkaitan dengan produk SBB itu sendiri yang memiliki keistimewaan yang sulit diukur atau dibuktikan dan serupa dengan produk sejenis. Penggunaan model iklan tokoh-tokoh tenar dimaksudkan untuk menghubungkan nilai glamour dan otoritas tersebut dengan nilai produk. Kedua nilai mencerminkan keadaan yang mengundang ketakjuban dan suatu tokoh tersebut kewibawaan karena kemampuan dalam suatu bidang tertentu. Keadaan yang disandang tokoh tenar yang menjadi model iklan ini dapat menjadi sumber acuan dan panutan bagi seseorang dalam menilai pesan yang disampaikan iklan. Namun demikian keistimewaan yang dimiliki tokoh tenar belum menjadi jaminan keberhasilan suatu kampanye periklanan. Karena selain masalah kejujuran di mana masyarakat umumnya mengetahui tokoh tenar mendapat upah untuk menjadi model iklan, dituntut pula keterkaitan antara tokoh tersebut dengan produk. Pertanyaan penelitian ini adalah sejauh manakah persepsi ibu rumah tangga terhadap iklan SBB dan sudah sesuaikah menggunakan tokoh tenar sebagai model iklan SBB di dalam kerangka tujuan periklanan. Untuk menjawab kedua pertanyaan periklanan ini maka diadakan suatu penelitian survey-sample dengan menggunakan sampel sebanyak 80 responden. Para responden adalah ibu rumah tangga yang bertempat tinggal di kelurahan Tebet Barat. Data penelitian merupakan . statement verbal berdasarkan persepsi dan evaluasi terhadap unsur naskah iklan pengumpulannya dilakukan dengan pertanyaan berstruktur. Sedangkan untuk menganalisis data melalui pengamatan terhadap perbedaan persentase. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah bahwa predikat dan ketenaran seorang tokoh belum merupakan jaminan sebagai model yang sesuai bagi suatu iklan. Dari kelima tokoh tenar yang menjadi model iklan SBB dan menggunakan SBB hanya Mieke Wijaya dan Icuk Sugiarto yang cenderung dinilai menarik dan tepat. Berdasarkan alasan yang disebutkan responden, untuk menjadi model yang menarik dan tepat bagi iklan SBB diperlukan kaitan yang wajar antara latar belakang, profesi dan penampilan tokoh dengan produk. Sedangkan dari segi kejujuran pada umumnya tokoh tenar dinilai tidak jujur sebagai model iklan. Adapun alasan ketidakjujuran tersebut lebih ditekankan pada keraguan atas kesaksian tokoh di dalam pengalaman mengkonsumsi SBB. Masalah lain yang dapat disimpulkan pula adalah mengenai unsur lain dari naskah iklan SBB serta efek iklan terhadap penerima. Penggunaan warna ternyata merupakan hal penting untuk iklan SBB karena memberikan pengaruh tertentu pada diri penerima iklan. Sedangkan penggunaan kata-kata dalam iklan SBB terutama lebih banyak membentuk penilaian yang positif walaupun cukup banyak pula yang menilai kata-kata iklan SBB memberi rangsangan untuk mencoba produk. Dan akhirnya, efek yang ditimbulkan iklan SBB di dalam komunikasi dengan penerima iklan lebih banyak memberikan pengetahuan dari informasi yang diberikannya, ketimbang menimbulkan keyakinan terhadap iklan itu sendiri.
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irawati Soemarnoto
Abstrak :
ABSTRAK
Komunikasi periklanan dimaksud sebagai proses penyampaian sharing pesan yang dibiayai produsen, lewat persen sarana massa dan ditujukan kepada khalayak pembaca yang menjadi sasarannya. Maksud dan tujuan komunikasi periklanan ialah mendapatkan seperangkat respons yang diinginkan terjadi pada konsumen dari segmen tertentu suatu pasar. Dalam skripsi ini, penulis ingin mengetahui perbandingan tingkat respons pengetahuan khalayak pembaca majalah Ayah Bunda terhadap pesan iklan dengan dan tanpa ilusrasi model, yang dilihat dari 3 segi yaitu ; 1 awareness knowledge, 2 how-to-knowledge, dan 3 princples knowledge. Tipe penelitian ini adalah deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dengan pihak biro lapangan. Sedangkan iklan, studi kepustakaan, dan penelitian sampel diambil secara sengaja purposive . Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa tingkat pengetahuan mayoritas responden dari iklan Susta- gen Mama tanpa ilustrasi model pada tahap aw&reness knowledge lebih tinggi dibanding tingkat pengetahuan mayoritas responden dari iklan Prenagen dengan ilustrasi model. Tingkat pengetahuan mayoritas responden pada tahap how-to knowledge, baik dari iklan Prenagen maupun Sustagen Mama berada pada tingkat sedang. Hal ini berarti mayoritas responden belum mencapai tahap how-to knowledge. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan ilustrasi model pada suatu iklan tidak mempengaruhi tingkat pengetahuan terhadap iklan tersebut, melainkan hanya sampai tingkat perhatian saja.
1993
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gorga Leonardo
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang pengaruh kredibilitas selebriti sebagai endorser iklan terhadap minat beli konsumen. Selebriti dan produk yang dianalisa adalah Agnes Monica dalam iklan Tolak Angin, Dian Sastro dalam iklan L?oreal, Deddy Mizwar dalam iklan Promaag, Komeng dalam iklan Yamaha Motor. Variabel yang digunakan adalah Attractiveness, Trustworthiness, Expertise, dan Purchase Intention. Kuesioner survey disebar ke 120 responden yang pernah menonton iklan tersebut di atas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam tiga endorser, hanya variabel trustworthiness berpengaruh terhadap niat pembelian, sementara dalam Agnes Monica tidak ada variabel yang berpengaruh.
This paper discuss about the influence of celebrity endorsers credibility toward purchase intention. Celebrities and products that used are Agnes Monica in Tolak Angin, Dian Sastro in L?oreal, Deddy Mizwar in Promaag, Komeng in Yamaha Motor.Variabels that used are Attractiveness, trustworthiness, Expertise, and Purchase Intention. The questionnaire has been distributed to 120 respondents who had watched the TV commercials mentioned above. The result shows that in three celebrities, only trustworthiness that had influence on purchase intention. Meanwhile in Agnes Monica, there aren?t any variable that influence purchase intention.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44588
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rifky Aulia
Abstrak :
Anak yang terlibat dalam aktivitas periklanan sering tidak diakui sebagai pekerja anak, meskipun pekerjaan tersebut sebenarnya merupakan bagian dari pengembangan minat dan bakat mereka. Hal ini mengakibatkan permasalahan seperti diabaikannya perlindungan hukum terhadap anak yang bekerja sebagai model iklan ini oleh orangtua, pengusaha dan bahkan pemerintah, yang akhirnya berdampak negatif pada hak dan kewajiban anak tersebut serta berpotensi merugikan masa depan mereka. Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah tentang pengaturan hukum mengenai pekerja anak di Indonesia dan perlindungan hukum pekerja anak yang bekerja sebagai model iklan dalam perspektif hukum ketenagakerjaan di Indonesia. Metode yang digunakan dalam skripsi ini bentuk skripsi problem identification dan problem solution. Skripsi ini merupakan penelitian hukum normatif dan menggunakan data sekunder yang didukung data lapangan berupa wawancara kepada informan yaitu model iklan. Simpulan dari skripsi ini bahwa pengaturan hukum mengenai pekerja anak di Indonesia tersebar di beberapa peraturan pemerintah lainnya. Selanjutnya perlindungan hukum yang diberikan oleh orang tua, pengusaha, dan pemerintah terkait pekerja anak sebagai model iklan di Indonesia belum maksimal. Oleh karena itu dalam skripsi ini dapat diberikan saran bahwa diperlukannya kompilasi hukum terhadap peraturan hukum mengenai pekerja anak sebagai model iklan agar terdapat kepastian hukum terhadap lanak yang bekerja sebagai model iklan dan perlu adanya lembaga khusus yang memberikan perlindungan hukum pekerja anak sebagai model iklan di Indonesia yang dapat berfokus untuk memberikan perlindungan kepada anak yang bekerja sebagai model iklan di Indonesia. ......Children involved in advertising activities are often not recognized as child laborers, even though their work is actually part of the development of their interests and talents. This leads to issues such as the lack of legal protection for children working as advertising models by parents, employers, and even the government, which ultimately negatively impacts their rights and obligations and potentially harms their future. The problem discussed in this thesis is the legal regulation regarding child labor in Indonesia and the legal protection of child workers who work as advertising models from the perspective of labor law in Indonesia. The method used in this thesis is in the form of problem identification and problem solution. This thesis is a normative legal research and utilizes secondary data supported by field data in the form of interviews with informants who are advertising models. The conclusion of this thesis is that the legal regulation regarding child labor in Indonesia is scattered across several other government regulations. Furthermore, the legal protection provided by parents, employers, and the government regarding child workers as advertising models in Indonesia is not yet optimal. Therefore, this thesis suggests the need for a compilation of laws on the legal regulations regarding child workers as advertising models to ensure legal certainty for children working as advertising models. Additionally, there is a need for a specialized institution that provides legal protection for child workers as advertising models in Indonesia, which can focus on protecting children working as advertising models in Indonesia.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Anggraeni
Abstrak :
Dalam beberapa tahun terakhir, para pemasar menggunakan media sosial sebagai platform komunikasi pemasaran yang disebabkan oleh pertumbuhan pengguna media sosial. Iklan di Instagram dapat dikategorikan sebagai In Feed Native Advertising yang telah dibuktikan oleh penelitian terbaru sebagai solusi yang menjanjikan untuk mengatasi permasalahan untuk kecenderungan konsumen untuk menghindari iklan. Namun, penerimaan konsumen terhadap Native Advertising dapat menjadi pedang bermata dua karena potensi penipuan konsumen karena ketidakmampuan konsumen untuk mengenali iklan. Sehingga, FTC memaksa pemasar untuk mengungkapkan jika unggahan nya adalah iklan. Studi terbaru tentang disclosure pada iklan telah difokuskan pada posisi, bahasa, durasi, dan waktu tetapi studi untuk menerapkan disclosure dalam iklan media sosial terbatas. Sehingga, dalam penelitian ini kami menguji pengaruh posisi disclosure pada iklan Instagram pada sikap terhadap iklan, sikap terhadap merek, dan intensi untuk berbagi (eWOM). Sebuah studi eksperimental dilakukan untuk menguji pengaruh posisi disclosure pada bagian atas (Grup A) dan bawah (Grup B) di antara 223 pengguna Instagram. Hasil menunjukkan bahwa respon untuk Grup A memiliki sikap yang lebih rendah terhadap iklan, sikap terhadap merek dan intensi untuk berbagi (e-WOM) karena aktivasi Persuasion Knowledge Model. Studi ini memberikan kontribusi empiris dan implikasi strategis untuk proses pengambilan keputusan pemasar dalam mengimplementasikan disclosure di iklan Instagram mereka.
In recent years, marketers use social media as their marketing communication platform because of the growth of social media users. Ads on Instagram can be categorized as In Feed Native Advertising which have proved by recent studies as the promising solution for ad avoidance. However, consumers acceptance of native advertising can be a double-edged sword due to the potential of deception because of consumers inability to recognize the ad. So that, the FTC enforce the marketer to disclose the ad. Recent studies has focused on position, language, duration, and timing but the study for implementing disclosure in social media ad was limited. So that, in this study we examined the effect of Instagram ad disclosure position on attitude toward ad, attitude toward brand, and intention to share EWOM. An experimental study was conducted to test the effect of top (Group A) and bottom (Group B) disclosure position among 223 Instagram users. Results indicate that response for Group A has lower attitude toward ad, attitude toward brand and intention to share EWOM due to the activation of Persuasion Knowledge Model. This study provides an empirically contribution and strategic implication for marketers in implementing the ad disclosure on their Instagram ad.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54641
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library