Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Faiqoh Zaqladi
Abstrak :
Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang mempengaruhi penduduk di negara maju maupun berkembang. Penyebab tertinggi anemia adalah kekurangan zat besi. Anemia Defisiensi Besi (ADB) dapat menyebabkan gangguan perkembangan perilaku, kognitif, dan keterampilan psikomotori anak. Daun kelor dapat menjadi alternatif potensial dalam memenuhi kebutuhan zat besi karena memiliki kandungan zat besi 9 kali lebih banyak daripada bayam. Suplementasi bubuk daun kelor terbukti dapat menurunkan prevalensi anemia sedang dan berat berturut-turut sebesar 68,2% dan 77,9% pada anak-anak berusia di bawah 2 tahun. Pemanfaatan daun kelor sebagai tanaman obat yang memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan umumnya masih secara tradisional. Rasa pahit pada kelor menyebabkan anak-anak tidak menyukai daun kelor. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan formula sediaan sirup ekstrak daun kelor yang memiliki stabilitas fisik dan kimia yang baik. Ekstrak daun kelor diperoleh dengan Microwave Assisted Extraction (MAE). Formula sirup dibuat dengan 3 konsentrasi propilen glikol sebagai kosolven dan pengawet. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa formula 1 memiliki stabilitas fisik yang baik, dan stabilitas kimia yang paling baik dengan kandungan zat besi yang paling tinggi yaitu 2,83 mg / 30 gram ekstrak / 100 ml sediaan. Kadar zat besi yang disarankan untuk anak adalah 8-10 mg/hari sehingga ekstrak yang dibutuhkan yaitu 84,80-106,00 gram ekstrak / hari dan dosis sediaan sirup yang dibutuhkan yaitu 283-353 ml/hari. ......Anemia is one of the health problems that affect people in both developed and developing countries. The highest cause of anemia is iron deficiency. Iron Deficiency Anemia (IDA) can cause impaired development in behaviour, cognition, and psychomotor skills of children. Moringa leaves can be a potential alternative in meeting iron needs because they contain 9 times more iron content than spinach. Moringa oleifera Lam. leaf powder supplementation can reduce the prevalence of moderate and severe anemia in the by 68.2% and 77.9% in children below two years. The use of Moringa oleifera Lam. leaves as a medicinal plant with health benefits is still generally traditional. The bitter taste of Moringa oleifera Lam. leaves causes children to dislike Moringa oleifera Lam leaves. The purpose of this work was to obtain syrup formula for antianemia using Moringa leave’s extract that has physical and chemical stability. Moringa leave’s extract was obtained with Microwave-Assisted Extraction (MAE). Syrup formula was made in 3 concentration of propylene glycol as a cosolvent and preservatives. Result of this study showed that formula 1 has good physical stability, and the best chemical stability with the highest iron content, 2.83 mg/30 gram extract/100 ml. The recommended iron level for children is 8-10 mg / day, so the required extract is 84.80-106.00 grams of extract / day and the required dosage of syrup is 283-353 ml/day
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cyntia Gracesella Hutami Patintingan
Abstrak :
Doksorubisin adalah kemoterapi yang efektif namun dapat menyebabkan toksisitas jantung, salah satunya dengan menginduksi disfungsi mitokondria. Penemuan atau pengembangan agen kardioproteksi dari bahan alam merupakan salah satu peluang potensial. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek kardioproteksi ekstrak air daun Moringa oleifera (MO) dalam mengurangi toksisitas doksorubisin dan mekanismenya melalui regulasi biogenesis mitokondria. Sebanyak 22 ekor tikus Sprague-Dawley jantan dirandomisasi ke dalam 4 kelompok. Kelompok pertama adalah kontrol normal yang diinjeksi NaCl. Ketiga kelompok lainnya diberikan injeksi doksorubisin 4 mg/kg BB/minggu (Dox) atau doksorubisin 4 mg/kg BB/minggu dan MO-200 mg/kg BB/hari (Dox+MO-200) atau doksorubisin 4 mg/kg BB/minggu dan MO-400 mg/kg BB/hari (Dox+MO-400), selama 4 minggu. Pada akhir minggu keempat, tikus didekapitasi, lalu darah dan jantung diambil untuk dianalisis. Kelompok Dox menunjukkan kerusakan histopatologi jantung sedang, peningkatan aktivitas LDH, CK-MB, kadar 8-OH-dG dan ekspresi mRNA caspase-3. Selain itu, diamati perubahan regulasi biogenesis mitokondria yang ditandai oleh penurunan ekspresi mRNA PGC-1α, TFAM, SOD2, dan copy number mtDNA pada kelompok Dox. Pemberian MO memperbaiki berbagai efek akibat doksorubisin tersebut, kecuali kadar 8-OH-dG. Ekstrak Moringa oleifera dosis 200 mg/kg BB dan 400 mg/kg BB menunjukkan tendensi dalam mengurangi toksisitas doksorubisin pada tikus melalui regulasi biogenesis mitokondria. ......Doxorubicin is an effective chemotherapeutic agent but can cause cardiac toxicity, one of which is by inducing mitochondrial dysfunction. Developing cardioprotective agents from natural resources is a potential opportunity. This study was conducted to determine the cardioprotective effect of Moringa oleifera (MO) leaves aqueous extract against doxorubicin-induced toxicity and its possible mechanism by regulating mitochondrial biogenesis. Twenty-two male Sprague-Dawley rats were randomized into 4 groups. The first group was a normal control, received NaCl injections. The other three groups were given injections of doxorubicin 4 mg/kgBW/week (Dox) or doxorubicin 4 mg/kg BW/week and MO-200 mg/kg BW/day (Dox+MO-200) or doxorubicin 4 mg/kg BW/week and MO-400 mg/kg BW/day (Dox+MO-400), for 4 weeks. After four weeks, rats were decapitated, then blood and heart were analyzed. Dox group showed moderate cardiac histopathological alterations, increased LDH, CK-MB activity, 8-OH-dG levels, and caspase-3 mRNA expression. In addition, changes in mitochondrial biogenesis regulation were observed, which were decreased mRNA expressions of PGC-1α, TFAM, SOD2, and mtDNA copy number in the Dox group. Administration of MO ameliorated these effects, except for 8-OH-dG levels. Moringa oleifera extract doses of 200 mg/kg BW and 400 mg/kg BW showed a tendency to reduce doxorubicin toxicity in rats by regulating mitochondrial biogenesis.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Sari Wardana
Abstrak :
Stunting adalah kondisi tinggi badan anak yang terlalu pendek berdasarkan usia karena kekurangan gizi kronis dan atrofi usus. Daun kelor direkomendasikan sebagai makanan pendamping untuk menekan stunting karena mengandung protein dan zat besi yang tinggi. Namun, zat besi dalam ekstrak daun kelor dapat membentuk kompleks dengan zat anti nutrisi dan polifenol yang menyebabkan ukuran molekul lebih besar sehingga sulit diabsorpsi. Fitosom adalah teknologi untuk meningkatkan absorpsi fitokonstituen. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan fitosom yang mengandung ekstrak daun kelor untuk meningkatkan absorpsi pada saluran cerna. Tiga formula fitosom dikembangkan yaitu F1, F2, F3 dengan rasio bobot ekstrak dan fosfatidilkolin masing-masing 1:1; 1:1,5; 1:2, kemudian fitosom dikarakterisasi meliputi morfologi, distribusi ukuran partikel, potensial zeta, efisiensi penjerapan, dan FTIR. Formula tebaik digunakan pada formulsi serbuk instan. Serbuk instan dibuat dua formula, yaitu serbuk instan fitosom (SF) dan serbuk instan non fitosom (SNF), kemudian dilakukan uji absorpsi in vitro menggunakan metode kantong usus terbalik. Hasil karakterisasi menunjukkan F1 adalah formula fitosom terbaik dengan ukuran partikel 93,20 ± 4,84 nm, indeks polidispersitas 0,230 ± 0,03, potensial zeta -30,93 ± 0,67 mV, dan efisiensi penjerapan tertinggi. Spektrum IR menunjukkan terjadi pembentukan fitosom karena adanya ikatan hidrogen antara fitokonstituen dan fosfatidilkolin dengan adanya puncak baru pada bilangan gelombang 1600,71 cm-1 dan 1377,11 cm-1. Berdasarkan hasil uji absorpsi in vitro SF memiliki jumlah kumulatif zat besi terabsorpsi tertinggi yaitu 6,5 ± 0,05 μg. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa SF dapat meningkatkan absorpsi zat besi melewati usus. ......Stunting is a condition height of child is too short for age due chronic malnutrition and intestinal atrophy. Moringa leaves are a complementary food to suppress stunting because high content of protein and iron. However, iron in Moringa leaf extract can be formed complexes with anti-nutritional substances and polyphenols causes larger molecular size that is difficult to absorb. Phytosomes are technology to enhance the absorption of phytoconstituents. The purpose of this study was developed phytosomes containing Moringa leaf extract to increase absorption in gastrointestinal tract. Three phytosome formulas were developed F1, F2, F3 with a weight ratio extract and phosphatidylcholine 1:1; 1:1.5; 1:2, then characterized including morphology, particle size distribution, zeta potential, entrapment efficiency, and FTIR. The best formula used in instant powder formulations. The instant powder was made into two formulas instant phytosome powder (SF) and instant non-phytosome powder (SNF), an in vitro absorption test was carried out using everted gut sac method. The characterization results showed that F1 was the best phytosome formula with a particle size 93.20 ± 4.84 nm, polydispersity index 0.230 ± 0.03, zeta potential -30.93 ± 0.67 mV, and the highest entrapment efficiency. The IR phytosome spectrum showed formation due hydrogen bonding between phytoconstituents and phosphatidylcholine with new peaks at wave numbers of 1600.71 cm-1 and 1377.11 cm-1. Based on in vitro absorption test, SF had the highest cumulative amount of absorbed iron was 6.5 ± 0.05 mg. Based on these results, it concluded that SF increase iron absorption through the intestine.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Lahu Selena Maufti
Abstrak :
Moringa oleifera Lam. merupakan tanaman dengan kandungan senyawa metabolit sekunder yang berpotensi sebagai antibakteri. Penelitian dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak daun M. oleifera menggunakan pelarut air. Ekstraksi dilakukan dengan metode infusa, yaitu menyeduh serbuk daun kering pada suhu 85°C selama 30 menit. Fermentasi dilakukan dengan variasi konsentrasi substrat (1%, 3% dan 5%) menggunakan Lactobacillus casei InaCC B75 dengan konsentrasi inokulum 10% selama 24 jam. Supernatan dari hasil fermentasi dilakukan uji antibakteri dengan bakteri uji Escherichia coli InaCC B5 dan Staphylococcus aureus InaCC B4 menggunakan metode Kirby-Bauer disk diffusion. Hasil uji antibakteri menunjukkan bahwa fermentasi infusa daun M. oleifera konsentrasi 1%, 3%, dan 5% dapat menghambat pertumbuhan S. aureus dengan nilai indeks aktivitas (IA) berturut-turut, yaitu 0,35±0,037, 0,23±0,042, dan 0,43±0,038, sedangkan pada E. coli tidak menunjukkan adanya aktivitas antibakteri. Fermentasi infusa daun M. oleifera oleh L. casei tidak berpengaruh pada aktivitas antibakteri, namun berpengaruh pada peningkatan total fenol dan total asam laktat. Peningkatan total fenol tertinggi terdapat pada infusa konsentrasi 5%, yaitu 0,42±0,022 mg GAE/g (kontrol) menjadi 0,54±0,010 mg GAE/g (fermentasi). Peningkatan total asam laktat tertinggi terdapat pada infusa konsentrasi 1%, yaitu 0,04%±0 (kontrol) menjadi 0,33%±0,00012 (fermentasi). Penurunan Nilai pH hasil fermentasi infusa daun M. oleifera konsentrasi 1%, 3%, dan 5% berturut-turut adalah 5,93±0,012 menjadi 4,03±0,003, 5,38±0 menjadi 4,16±0,003, dan 5,22±0,006 menjadi 4,26±0,002.
Moringa oleifera Lam. is a plant with phytochemical compounds that have the potential to be antibacterial. This research was conducted to study the antibacterial activity of M. oleifera leaf extracts using aqueous solvents. The extraction of leaves was carried out by infusion method which was brewing leaf powder at 85°C for 30 minutes. Fermentation was carried out with variations in substrate concentration (1%, 3% and 5%), using Lactobacillus casei InaCC B75 with 10% inoculum concentration for 24 hours. The supernatant of fermented leaves assayed antibacterial tests on Escherichia coli InaCC B5 and Staphylococcus aureus InaCC B4 using Kirby-Bauer disk diffusion method. Antibacterial test revealed that fermentation of M. oleifera leaf infusion concentrations of 1%, 3%, and 5% could inhibit the growth of S. aureus with activity index (IA) is 0.35±0.037, 0.23±0.042 and 0.43±0.038, respectively, whereas E. coli did not show antibacterial activity. Fermentation of M. oleifera leaf infusion using L. casei has no effect on antibacterial activity, but has an effect on increasing total phenol and total lactic acid. The highest increase in total phenol was at 5% infusion concentration, that is 0.42±0.022 mg GAE/g (control) to 0.54±0.010 mg GAE/g (fermentation). The highest increase in total lactic acid was at 1% infusion concentration, that is 0.04%±0 (control) to 0.33%±0.00012 (fermentation). Decrease in pH of fermented M. oleifera leaf infusion concentration of 1%, 3%, and 5% is 5.93±0.012 to 4.03±0.003, 5.38±0 to 4.16±0.003, and 5.22±0.006 to 4.26±0.002, respectively.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kanisa Firanisa Putri
Abstrak :
Daun Moringa oleifera Lam. diketahui mengandung berbagai senyawa fitokimia dengan aktivitas antioksidan. Ekstraksi melalui metode infusa (85°C, 30 menit) dan fermentasi menggunakan L. pentosus InaCC B149 (24 jam) dilakukan untuk memperoleh dan meningkatkan kandungan serta ketersediaan senyawa tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur aktivitas antioksidan infusa daun M. oleifera Lam. sebelum dan sesudah fermentasi oleh L. pentosus InaCC B149 melalui metode penangkapan radikal 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH). Aktivitas antioksidan ditunjukkan oleh pengukuran nilai Inhibitory Concentration 50 (IC50), yaitu konsentrasi senyawa antioksidan yang mengakibatkan 50% dari senyawa DPPH kehilangan karakter radikal bebasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa infusa nonfermentasi memiliki nilai IC50 sebesar 136,24 ± 17,31 µg/mL, 193,13 ± 21,21 µg/mL, dan 127,58 ± 2,57 µg/mL pada konsentrasi 2,5%, 5,0%, dan 7,5%, sedangkan infusa fermentasi memiliki nilai IC50 sebesar 119,36 ± 8,09 µg/mL, 165,47 ± 0,49 µg/mL, dan 145,18 ± 1,04 µg/mL pada konsentrasi 2,5%, 5,0%, dan 7,5%. Penurunan nilai IC50 sebesar 12,39% dan 14,32% pada konsentrasi 2,5% dan 5,0% menunjukkan peningkatan aktivitas antioksidan infusa, sedangkan peningkatan nilai IC50 sebesar 13,80% pada konsentrasi 7,5% menunjukkan penurunan aktivitas antioksidan infusa.
Moringa oleifera Lam. leaf is known to contain various phytochemical compounds with antioxidant activity. Extraction through infusion method (85°C, 30 minutes) and fermentation using L. pentosus InaCC B149 (24 hours) was carried out to obtain and increase the content and bioavailability of those compounds. The aim of this research is to measure the antioxidant activity of the unfermented and fermented M. oleifera Lam. leaf infusion through the method of 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) radical-scavenging. Antioxidant activity was evaluated based on the value of inhibitory concentration 50 (IC50) which is the concentration of antioxidant compounds that able to inhibit 50% of DPPH radicals. The results showed that unfermented infusion had IC50 values of 136.24 ± 17.31 µg/mL, 193.13 ± 21.21 µg/mL, and 127.58 ± 2.57 µg/mL at 2.5%, 5.0%, and 7.5%, while the fermented infusion had IC50 values of 119.36 ± 8.09 µg/mL, 165.47 ± 0.49 µg/mL, and 145.18 ± 1.04 µg/mL at 2.5%, 5.0%, and 7.5%. The decrease in IC50 values showed an increase of antioxidant activity by 12.39% and 14.32% at 2.5% and 5.0%, whereas the increase in IC50 values showed a decrease of antioxidant activity by 13.80% at 7.5%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatma
Abstrak :
Daun Moringa oleifera Lam. memiliki berbagai senyawa fenolik yang berperan pada aktivitas antioksidan. Penelitian bertujuan untuk mengukur aktivitas antioksidan infusa daun M. oleifera Lam. nonfermentasi dan fermentasi dengan metode penangkapan radikal 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) pada konsentrasi 7,5%. Ekstraksi daun melalui metode infusa (85°C, 30 menit) dan fermentasi infusa daun M. oleifera Lam. dilakukan menggunakan Lactobacillus plantarum InaCC B997 selama 24 jam untuk meningkatkan konsentrasi senyawa tersebut. Aktivitas antioksidan ditunjukkan oleh persentase hambatan dan nilai Inhibitory Concentration 50 (IC50). Nilai tersebut menunjukkan konsentrasi senyawa antioksidan yang mengakibatkan 50% dari senyawa DPPH kehilangan karakter radikal bebasnya. Hasil penelitian menunjukkan nilai IC50 pada infusa nonfermentasi sebesar 261,69 ± 2,03 μg/mL, sedangkan nilai IC50 pada infusa fermentasi sebesar 275.98 ± 0.54 μg/mL pada konsentrasi 7,5%. Kenaikan nilai IC50 sebesar 0,05% menunjukkan adanya aktivitas antioksidan yang menurun pada infusa. ......Moringa oleifera Lam. leaf is known to contain various phenolic compounds with antioxidant activity. The objective of this research is to measure the antioxidant activity of the unfermented and fermented Moringa oleifera Lam. leaf through the method of 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) radical-scavenging Leaf extraction at 7,5% concentration was carried out using infusion method (85°C, 30 minutes) and fermentation using Lactobacillus plantarum InaCC B997 (24 hours) to increase those compounds. Antioxidant activity was evaluated based on the value of inhibitory concentration 50 (IC50). The IC50 value shows the concentration of antioxidant compounds that are able to inhibit 50 % of DPPH radicals. The result show that unfermented infusion had 261,69 ± 2,03 μg/mL, while the fermented infusion had 275.98 ± 0.54 μg/mL at 7,5% substrate concentration. The increase of IC50 values showed an decrease of antioxidant activity by 0,05% at 7,5% concentration.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifia Purnama Effendy
Abstrak :
Moringa oleifera Lam. merupakan salah satu tanaman herbal di Indonesia yang mengandung senyawa antioksidan alami. Penelitian dilakukan untuk mengetahui perubahan aktivitas antioksidan pada konsentrasi substrat 5% hasil fermentasi oleh Lactobacillus plantarum InaCC B997 selama 24 jam. Ekstraksi senyawa antioksidan pada serbuk daun M. oleifera dilakukan dengan metode infusa, pada suhu 85̊C selama 30 menit. Aktivitas antioksidan diukur dengan metode DPPH (Diphenyl Plerylhydrazyl) dan mengukur konsentrasi senyawa antioksidan yang mampu menghambat 50% sifat radikal bebas dalam DPPH (Nilai IC50). Hasil penelitian menunjukkan nilai IC50 infusa daun M. oleifera kontrol (nonfermentasi) ialah 137,15 μg/mL, sedangkan pada sampel infusa hasil fermentasi batch I, II, dan III berturut-turut ialah 155,10 ± 14,59 μg/mL, 165,20 ± 2,81 μg/mL, dan 189,77 ± 3,05 μg/mL. Penelitian menunjukkan bahwa fermentasi infusa daun M. oleifera Lam. pada konsentrasi 5% oleh L. plantarum InaCC B997 menurunkan aktivitas antioksidan sebesar 13,08%, 20,45%, dan 38,36% pada batch I, II, dan III. ......Moringa oleifera Lam. is one of the herbal plants in Indonesia that contains natural antioxidant compounds. The aim of this research is to determine the antioxidant activity of fermented M. oleifera Lam. leaf infusion at 5% concentration using Lactobacillus plantarum InaCC B997 for 24 hours. The extraction of antioxidant compounds in M. oleifera Lam. leaf powder was carried out by infusion method at 85̊C for 30 minutes. Antioxidant activity was measured using the 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) radical scavenging method and was evaluated based on the concentration of antioxidant compounds that were able to inhibit 50% of DPPH (Inhibitory Concentration 50). The result showed that unfermented leaf infusion had IC50 value of 137.15 μg/mL, while the fermented leaf infusion had IC50 value of 155.10 ± 14.59 μg/mL, 165.20 ± 2.81 μg/mL, and 189.77 ± 3.05 μg/mL in batch I, II, and III, respectively. This study showed that fermentation of M. oleifera Lam. leaf infusion at concentration of 5% using L. plantarum InaCC B997 had reduced antioxidant activity when compared to nonfermented leaf infusion at 13.08%, 20.45%, and 38.36% in batch I, II, and III, respectively.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library