Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rosy Putri Dwi Jayanti
"Kawasan Percandian Muarajambi merupakan situs arkeologi tinggalan dari masa Kerajaan Melayu Kuno dan Sriwijaya yang terluas dan terlama masa berfungsinya, tidak hanya di Sumatera tetapi juga di Indonesia. Di Kawasan ini, selain bangunan monumental juga banyak ditemukan fragmen keramik baik yang berbahan tembikar, stoneware, maupun porselen. Keberadaan fragmen keramik terutama tembikar masih tidak terlalu diperhatikan baik dalam survei dan ekskavasi arkeologi, padahal fragmen tembikar dapat digunakan untuk memberikan informasi mengenai teknologi masyarakat pembuatnya, serta kegiatan dan kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat yang menggunakannya. Daerah antara Candi Astano dan Candi Kembarbatu di Kawasan Percandian Muarajambi merupakan daerah yang diindikasikan sebagai bekas hunian oleh beberapa peneliti. Di daerah ini ditemukan fragmen tembikar dalam berbagai ukuran, baik di permukaan maupun di bawah tanah. Berdasarkan identifikasi dan analisis khusus terhadap bentuk, teknologi pembuatan dan ornamen yang ada, diketahui bahwa fragmen tembikar tersebut merupakan wadah-wadah perkakas yang diperuntukkan untuk menunjang kebutuhan sehari-hari. Hal ini memperkuat pendapat bahwa daerah diantara Candi Astano dan Kembarbatu merupakan daerah bekas hunian di masa lalu.

Muarajambi Temple Compound is an archaeological site remnants of the era of Ancient Melayu Kingdom and Sriwijaya which were the widest and longest period of functioning, not only in Sumatra but also in Indonesia. In this area, besides monumental buildings, there are also many ceramic fragments found such as pottery, stoneware, and porcelain. The existence of ceramic fragments, especially pottery, is still not given much attention both in surveys and archeological excavations, even though pottery fragments can be used to provide information about technology of the community that made it, as well as the activities and habits of the people who used it. The area between Astano Temple and Kembarbatu Temple in Muarajambi Temple Compound were an area indicated as a former residence by several researchers. In this area pottery fragments were found in various sizes, both on the surface and underground. Based on the identification and special analysis of the existing forms, manufacturing technology and ornaments, it is known that the pottery fragments are household vessels intended to support daily needs. This reinforces the opinion that the area between Astano and Kembarbatu Temples were a former residential area in the past."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rusmiyati
"Tesis ini membahas tentang pengembangan Pusat Informasi Kawasan Percandian Muarajambi sebagai sebuah museum situs yang merupakan salah satu jenis museum yang berlandaskan pada paradigma new museology. Lokasi penelitian di Kawasan Muarajambi, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini dapat merumuskan suatu konsep museum situs dalam rangka pengembangan Pusat Informasi Kawasan Percandian Muarajambi sebagai museum situs yang sesuai dengan kaidah permuseuman dan konsep new museology. Selain itu pengembangan pusat informasi ini menjadi sebuah museum situs dapat menjadi sarana yang baik untuk penyebarluasan informasi, penelitian, pendidikan dan rekreasi. Pada dasarnya museum situs merupakan sebuah museum yang disusun dan dibentuk untuk melindungi tinggalan alam dan budaya, bergerak dan tidak bergerak, di situs aslinya, yaitu dilestarikan di tempat di mana tinggalan tersebut telah dibuat atau ditemukan. Eksibisi di dalam museum situs merupakan salah satu cara dalam mengomunikasikan hasil penelitian di situs. Interpretasi antara koleksi dan lingkungan situs diintegrasikan dalam sebuah tata pamer. Selain melalui eksibisi, proses komunikasi di museum situs dapat juga dilakukan dengan program publik dan edukasi.

This thesis research the development of the Information Center of Muarajambi Region as a site museum, which is a kind of museum that is based on the paradigm of the new museology. Locations of the research in the Muarajambi Region, Muarojambi District, Jambi Province. This research is a descriptive study with a qualitative approach. The results of this study can formulate a concept of the site museum in order to develop Information Center of Muarajambi Region as a museum site in accordance with the rules of the museum and the concept of new museology. In addition, the development of the information center into a museum site can be as media for the dissemination of information, research, education and recreation. In essence, the site museum is a museum conceived and set up in order to protect natural or cultural property, moveable and immoveable, on its original site, that is, preserved at the place where such property has been created or discovered. Exhibition at the site museum is a kind in communicating the results of research on the site. Interpretation of the collections and the site are integrated in a theme exhibition layout. Communication process in the site museum can also carried out with public and educational programs.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42524
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mentari Putri Ramadhanti
"Di Indonesia istilah keramik cenderung digunakan untuk benda-benda yang terbuat dari bahan batuan (stoneware) dan porselen (porcelain) serta diglasir, sedangkan untuk benda-benda yang terbuat dari tanah liat bakar (earthen ware atau pottery) disebut dengan istilah tembikar atau gerabah. Identifikasi terhadap temuan keramik hasil penelitian arkeologi menjadi suatu tahapan yang penting untuk mengeluarkan informasi yang ada pada temuan-temuan tersebut. Salah satu situs arkeologi dengan temuan keramik yang berlimpah adalah Kawasan Percandian Muarajambi, yang diinterpretasikan sebagai situs dari masa kerajaan Melayu Kuno dan Sriwijaya abad 7 – 13 Masehi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk, teknologi pembuatan, ragam hias dan kronologi dari keramik-keramik yang ditemukan di area yang berada diantara Candi Astano dan Candi Kembarbatu, Muarajambi, yang dinamakan sektor MJB/ABH/2018. Berdasarkan penelitian sebelumnya, area ini diduga merupakan bekas hunian di masa lalu, sehingga identifikasi terhadap temuan keramik yang ditemukan melalui kegiatan ekskavasi di daerah ini menjadi penting untuk dilakukan. Pengumpulan data diperoleh melalui ekskavasi, dan berdasarkan analisis khusus yang dilakukan terhadap temuan keramik tersebut diketahui bahwa terdapat beberapa bentuk wadah seperti pasu, guci, vas, piring, mangkuk, cawan dan cepuk. Wadah-wadah ini dibuat dengan menggunakan roda putar serta terdapat hiasan berupa garis, sulur-suluran dan flora. Melalui perbandingan dengan keramik-keramik muatan kapal tenggelam di perairan Indonesia, diketahui bahwa sebagian besar keramik berasal dari masa Dinasti Song abad 10 – 13 Masehi. Asumsi yang diperoleh dari hasil penelitian ini mendukung interpretasi bahwa lokasi diantara Candi Astano dan Candi Kembarbatu tersebut merupakan bekas hunian di masa lalu, berdasarkan temuan keramik yang ditemukan yang diduga digunakan sebagai wadah perkakas sehari-hari.

In Indonesia, the term ceramic tends to be used for objects made of stoneware and porcelain and glazed, while for objects made of burnt clay (earthenware or pottery) it is called tembikar or gerabah. Identification of ceramic findings from archaeological research is an important step in releasing this information. One of the archaeological sites with abundant ceramic finds is the Muarajambi Temple Area, which is interpreted as the site of the Ancient Malay and Sriwijaya Kingdoms from 10 – 13 AD. This study aims to identify the form, manufacturing technology, stylistic decoration, and chronology of the ceramics found in the area between Astano and Kembarbatu Temples, Muarajambi, which is called the MJB / ABH / 2018 sector. Based on previous research, this area is thought to be a former dwelling in the past, resulting in the identification of the findings of ceramics found through excavation in this area is important to do. The collection of data obtained through excavation, and is based on a special analysis conducted on the ceramic findings note that there is some form containers such as basin, jars, vase, bowls, dish cups and cover box. These containers are made using a wheel manufacture technology and and decorations with excision or incision, impression pressure and painting techniques such as linear, tendrils, and florals. Through comparisons with the ceramics cargo shipwreck in Indonesian waters, it is known that most of the ceramics originate from the Song Dynasty in the 10 - 13 AD. Assumptions obtained from these results support the interpretation that the location between the Astano temple and the Kembarbatu temple is a former dwelling in the past, based on the findings of ceramics found which is allegedly used as an everyday tool container."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Widiatmoko
"ABSTRAK
Situs Muarajambi merupakan salah satu peninggalan arkeologis masa Klasik Hindu - Buddha di Daerah Aliran Sungai DAS Batanghari yang berada di Provinsi Jambi. Berdasarkan identifikasi terhadap kondisi geografis dan tinggalan arkeologis, Situs Muarajambi merupakan satuan ruang yang memiliki pola dan sebaran tinggalan aktivitas manusia masa lalu yang mempunyai kronologi dari abad ke7 ndash; 12 Masehi, terdapat temuan fitur kompleks bangunan kuno yang oleh masyarakat umum dikenal dengan candi, yaitu Kompleks Candi Astano, Kompleks Candi Kembar Batu, Kompleks Candi Tinggi I, Kompleks Candi Tinggi, Kompleks Candi Gumpung, Kompleks Candi Gedong I, Kompleks Gedong II, Kompleks Candi Kedaton, dan bekas permukinan kuno, serta fitur perairan antara lain parit, sungai, kolam-kolam kuno, dan danau.Situs Muarjambi berdasarkan perbandingan kesamaan kronologi, keluasan situs, teknologi bangunan, kondisi lokasi, serta jenis-jenis kompleks bangunan, yakni dengan Situs N?land? dan Situs Vikramasila di India yang secara tradisi masih berjalan living tradition di Monastic University Sera Jey yang didirikan orang-orang Buddha Mahayana Tibet di India, mempunyai kesamaan fungsi dan ikatan historis pada masa lalu dengan Situs N?land? dan Situs Vikramasila , serta pada sekarang dengan tradisi Buddha Mahayana yang masih dipegang teguh oleh pemeluk agama Buddha di Tibet.Analisis yang dilakukan secara intergral terhadap Situs Muarajambi dengan memperhatikan setiap fitur kompleks bangunan candi, temuan artefak, dan fitur bentang daratan sebagai sisa permukiman kuno, serta fitur artifisial dan alam yang ada di dalam situs, secara khusus menunjukan Situs Muarajambi bukan semata-mata lokasi ritual dan pemujaan agama Buddha, namun lebih jauh juga sebagai permukiman keagamaan agama Buddha. Analis yang didukung komparasi dengan Situs N?land? dan Situs Vikramasila serta living tradition pendidikan agama Buddha Mahayana di Monastic University Sera Jey menunjukan Situs Muarajambi pada masa lalu merupakan m?havihar? dan pusat Pendidikan agama Buddha.

ABSTRACT
Muarajambi Site is one of an archaeology remains during Hindu Buddha Classical Period at the Batanghari Watershed, Jambi Province. Based on geographical and archaeological identifications, the site have spatial unit patterns and distribution of human past activities which reveal chronological time from 7 12th century AD, consists Astano Temple Compound, Kembar Batu Temple Compound, Candi Tinggi I Temple Compound, Candi Tinggi Temple Compound, Gumpung Temple Compound, Gedong I Temple Compound, Gedong II Temple Compund, Kedaton Temple Compound, ancient settlements, and hydrological feature, canal, ditch, river, creek, ancient reservoir pond , and lake.Muarajambi site based on chronological, site area, construction technology, location setting, and type of building similarities, compare to N land Site and Vikramasila Site in India which still practice living tradition in Sera Jey Monastic University established by Tibetan Mahayana Buddhists adherent. Those site have similarities both function and strong historical bond with the past. Nowadays, Mahayana Buddhists tradition still practice faithfully by Buddhist adherent in Tibet.Analysis conducted integrally to Muarajambi site, observing every temple compound features, artefacts, landscape as ancient settlement remains, artificial and natural feature within the site. Muarajambi Site not solely Buddhists ritual and worship location, further, as Buddhists adherent settlement. The analysis supported by N land and Vikramasila Sites as well as Sera Jey Monastic University education which still practice as living tradition. Several evidence reveal Muarajambi Sites is m havihar and center of Buddhist education in the past."
2015
D2426
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library