Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Azmi Hafizha Rachman
"Skripsi ini menganalisa upaya pemerintah Singapura dalam memprioritaskan Bahasa Inggris pada ruang publik, hal yang gencar dilakukan pemerintah Singapura setelah dikeluarkannya Singapura dari Federasi Malaysia pada Agustus 1965. Skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan menggunakan teori komunitarianisme dari Will Kymlicka, skripsi ini ingin memperlihatkan adanya perbedaan antara nilai-nilai kewargaan yang dibangun pemerintah dengan nilai-nilai kewargaan yang dibangun oleh masyarakat.
Hasil temuan menunjukkan bahwa multilingualisme, yakni Bahasa Inggris, Mandarin, Melayu, dan Tamil, merupakan alat pemerintah Singapura untuk menarik berbagai aktor ekonomi. Pemerintah Singapura lalu menggunakan pendidikan bilingual, dengan memberikan pengajaran bahasa Inggris dan bahasa ibu masing-masing masyarakat, sebagai alat untuk memprioritaskan Bahasa Inggris di ruang publik.

This research analyses Singaporean government attempt to priotise English languages on public space, a matter intensively done by Singaporean government after its expulsion from Malaysian Federation on August 1965. This undergraduate thesis was written in qualitative approach. By using communitarianism theory from Will Kymlicka, this undergraduate thesis would like to show the differences between state-sanctioned citizen values and community-centered citizen values.
Finding showed that multilingualism policy, i.e. English, Malay, Mandarin, and Tamil language as four official languages, is a Singaporean governments tool to attract various global economical actors. Singaporean government then use bilingual education, by teaching them English language and each of their own native language, as tool to prioritise English language in public space.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fattahillah
"Lanskap linguistik (LL) merupakan ilmu linguistik yang melihat fenomena bahasa di ruang publik. Salah satu tujuan LL memahami multilingualisme di daerah atau kawasan tertentu. Pada masa Covid-19 banyak ditemukan pesan-pesan dan imbauan untuk mencegah Covid-19. Imbauan tersebut dapat ditemukan di transportasi umum Jakarta. Penelitian ini bertujuan melihat pemilihan bahasa dan kondisi multilingualisme pada LL di transportasi umum Jakarta–KRL, MRT, dan TJ–dalam pencegahan penularan Covid-19. Data diambil pada bulan Februari–Maret 2022 yang dianalisis menggunakan metode kualitatif. Teori yang digunakan adalah teori Landry & Bourhis (1997). Adapun untuk melihat kategori tanda, menggunakan teori Gorter (2006) top-down dan bottom-up serta teori part writing Backhaus (2007). Hasil penelitian menunjukkan tanda-tanda yang diteliti mayoritas berasal dari top-down. Hanya sedikit tanda bottom-up yang peneliti temukan karena area komersial jarang ditemukan di transportasi umum Jakarta. Multilingualisme terlihat dengan munculnya dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan Inggris. Analisis menggunakan teori part writing Backhaus (2007) memperlihatkan dominasi bahasa Indonesia dalam penggunaan pesan pada tanda pencegahan penularan Covid-19 pada transportasi umum di Jakarta.

Landscape linguistics (LL) is a linguistic study that looks at the phenomenon of language in the public sphere. One of the goals of LL is to understand multilingualism in a particular area or region. During the Covid-19 period, there were many messages to prevent Covid-19. These messages can also be found on public transportation in Jakarta. This study aims to examine the choice of language and the condition of multilingualism in LL in Jakarta public transportation – KRL, MRT, and TJ – to prevent the transmission of Covid-19. The data was taken in February–March 2022 and was analyzed using a qualitative method. The theory used is the theory of Landry & Bourhis (1997). As for looking at the sign categories, using the top-down and bottom-up Gorter (2006) theory and the part writing theory by Backhaus (2007). The results showed that the signs studied were the majority from top-down. Only a slight bottom-up sign because commercial areas are rarely found on Jakarta's public transportation. Multilingualism is seen with the emergence of two languages, namely Indonesian and English. Analysis using Backhaus's (2007) part writing theory shows the dominance of Indonesian in the use of messages as a sign of preventing the transmission of Covid-19 on public transportation in Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Eka Yurita
"Penelitian ini membahas lanskap linguistik papan iklan dan papan nama toko tekstil di sepanjang Jalan Pasar Baru, Jakarta Pusat. Pasar Baru merupakan salah satu pasar tekstil tertua yang telah didirikan sejak tahun 1820. Sebagai pasar yang menyimpan sejarah panjang, Pasar Baru telah mengalami pergeseran budaya yang turut memengaruhi pola kebahasan pada lanskap linguistiknya, baik secara identitas maupun komersialitas. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Teori Landry dan Bourhis (1997) dan Backhaus (2006) menjadi rujukan dan implementasi dalam penelitian ini. Data dikumpulkan melalui teknik observasi, fotografi, dan wawancara. Berdasarkan data yang sudah diperoleh, sebanyak 88 data ditemukan yang dibagi menjadi dua kategori, yakni Papan Nama Toko (PNT) dan Spanduk/Iklan Jasa (SIJ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa papan nama toko cenderung ekabahasa Indonesia (20,93%) atau Inggris (18,60%), sedangkan spanduk iklan/jasa cenderung ekabahasa Indonesia (33,33%) dan dwibahasa Inggris-Indonesia (31,11%). Selain itu, ditemukan medan makna, fungsi informasional dan simbolik, yang berkaitan dengan latar belakang identitas dan sejarah Pasar Baru.

The study discussed the linguistic landscape of advertising signs and the textile shops signs along the New Market road, Central Jakarta. The New Market is one of the oldest textile markets established since 1820. As a market that has a long history, the New Market has contributed to a pattern of addressing the linguistic landscape, both identity and commerciality. The study uses a qualitative descriptive approach. The theory of Landry & Bourhis (1997), also Backhaus (2006) serve as references and implementation in the study. Data is gathered through observation, photography and interview techniques. According to data already obtained, 88 files have been found that are divided into two categories, specifically PNT and SIJ. The research indicates that store name boards tend to be Indonesian (20,93%) or English (18,60%), while advertisements tend to be Indonesian (33,33%) and English-Indonesian (31,11%). Additionally, semantic field, information and symbolic functions, have been found that are related to the background of the New Market identity and history."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Arneta Iftita Pramadhani
"Penelitian ini membahas implementasi teori lanskap linguistik dan fenomena multibahasa dalam lanskap linguistik yang ada di salah satu kawasan wisata Kota Malang, yaitu kawasan Kayutangan. Kayutangan adalah kawasan yang memiliki bangunan-bangunan kuno di pusat Kota Malang. Lanskap linguistik yang ditemukan di Kawasan Kayutangan berupa papan nama toko, papan nama bangunan, papan penunjuk jalan, spanduk iklan, poster, rambu lalu lintas, grafiti, dan lain-lain. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Teori lanskap linguistik yang digunakan adalah teori Landry dan Bourhis (1997). Data dikumpulkan dengan memotret lanskap di lokasi penelitian dan didukung dengan wawancara. Berdasarkan hasil identifikasi 178 data lanskap, diketahui bahwa lanskap linguistik di kawasan Kayutangan menunjukkan adanya fenomena multibahasa, meliputi bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa Jawa, bahasa Belanda, dan bahasa Arab. Lanskap bersumber dari dua sumber, yaitu tanda pemerintah dan tanda privat. Lanskap mengandung fungsi informasional dan fungsi simbolis. Melalui penelitian ini pula dapat diketahui bahwa lanskap linguistik dapat menunjukkan identitas masyarakat suatu wilayah.

This study discusses the implementation of linguistic landscape theory and multilingual phenomena in the linguistic landscape in one of the tourist areas of Malang City, namely the Kayutangan area. Kayutangan is an area that has ancient buildings in the center of Malang City. Linguistic landscapes found in the Kayutangan area include signboards, road signs, advertising banners, posters, traffic signs, graffiti and others. This research uses a qualitative approach with a case study method. The linguistic landscape theory used is the theory of Landry and Bourhis (1997). Data were collected by photographing the landscape at the research site and supported by interviews. Based on the identification of 178 landscape data, it is known that the linguistic landscape in the Kayutangan area shows a multilingual phenomenon, including Indonesian, English, Javanese, Dutch, and Arabic. Landscapes come from two sources, the government and private communities. The landscape contains an informational function and a symbolic function. Through this research, it can also be seen that the linguistic landscape can show the identity of the people of a region."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Fitriawati
"Menggunakan metode campuran kuantitatif dan kualitatif, penelitian ini menganalisis pola pemilihan bahasa dan dominasi bahasa dalam tanda-tanda publik yang merepresentasikan gender berbeda dalam lanskap linguistik ruang dengan konsep segregasi gender, yaitu usaha potong rambut di Kecamatan Jombang. Tanda-tanda komersial tampak depan usaha-usaha potong rambut dikelompokkan ke dalam tiga jenis gender target pasar, yaitu perempuan, laki-laki, serta keduanya. Kemudian, kata yang digunakan dalam setiap tanda diambil sebagai data. Analisis mencakup uji signifikansi hubungan antara pemilihan bahasa dan gender target pasar, identifikasi pola dominasi bahasa, serta  fungsi informasional dan simbolis dari penggunaan dan dominasi bahasa. Hasilnya, terdapat indikasi hubungan yang signifikan antara jumlah penggunaan kosa kata dalam bahasa yang berbeda dengan gender target pasar. Secara keseluruhan, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris digunakan lebih banyak dan ditemukan mendominasi berbagai tanda dengan ketiga jenis target pasar target pasar. Akan tetapi, kelompok target pasar perempuan menunjukkan penggunaan bahasa Inggris yang lebih tinggi dan penggunaan bahasa Jawa yang lebih rendah dari nilai ekspektasi, berbanding terbalik dengan target pasar laki-laki. Hasil yang selaras pun ditemukan pada pola dominasi bahasa di mana bahasa Indonesia dan bahasa Inggris mendominasi tanda bilingual dan trilingual kelompok target pasar perempuan, sedangkan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia mendominasi kelompok tanda bilingual dan sebagian tanda trilingual target pasar laki-laki. Temuan ini sesuai dengan berbagai penelitian sebelumnya akan minat penggunaan bahasa dengan prestise lebih tinggi yang cenderung dimiliki perempuan daripada laki-laki. Pola multilingualisme pada perempuan ini menandakan bahwa masyarakat di Kecamatan Jombang kini telah bercorak “ekonomi baru” di mana kesempatan berpendidikan dan berkarir telah setara antara kedua gender, sesuai dengan data demografis penduduknya. Kemudian, fungsi informasional penggunaan bahasa meliputi bahasa Inggris dan bahasa Indonesia sebagai bahasa donor istilah teknis, bahasa Inggris untuk menaikkan visibilitas nama usaha, bahasa Indonesia sebagai bentuk akomodasi bahasa, serta bahasa Jawa sebagai penanda wilayah usaha. Fungsi simbolis penggunaan bahasa meliputi bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sebagai perangkat modernitas dan prestise, bahasa Jawa sebagai perangkat tradisionalisme, dan bahasa Jawa sebagai perangkat pemerdekat jarak sosial. Temuan fungsi bahasa menunjukkan adanya kebutuhan pengembangan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia agar penggunaannya dapat memberikan fungsi informasional yang lebih substansial serta adanya kebutuhan akan kesadaran pemilihan bahasa di masa depan yang lebih sensitif terhadap keadaan identitas gender berbeda di masyarakat dalam upaya pelestarian multilingualisme yang lebih inklusif.

Using quantitative and qualitative methods, this research analyzes patterns of language choice and language dominance in public signage that represent different genders in the linguistic landscape with the concept of gender segregation, namely haircut businesses in Jombang Subdistrict. The commercial signage on the front of haircut businesses are grouped into three types of target market based on the gender, which are women, men, and both. Then, the words used are taken as data. The analysis consists of testing the significance of the relationship between language selection and target market gender, identifying patterns of language use, language dominance, as well as the informational and symbolic functions of language use and dominance. In result, there are indications of a significant relationship between the amount of words used in different languages ​​and the gender of the target market. Notably, Indonesian and English are the dominant languages across all three target market type. However, the female target market group shows a higher use of English and a lower use of Javanese than expected, in contrast to the male target market. Similar patterns emerge in the language dominance, where Indonesian and English dominate bilingual and trilingual signs for the female target market, while Javanese and Indonesian dominate bilingual signs and several trilingual signs for the male target market. This finding aligns with several prior studies that highlight women’s preference for using language associated with higher prestige. The observed multilingualism among women reflects a societal shift toward a ‘new economy,’ where educational and career opportunities are equally accessible to both genders. This trend is also evident in the demographic data of the population. The informational function of language use includes English and Indonesian as donor languages ​​for technical terms, English to increase business name visibility, Indonesian as a form of language accommodation, and Javanese as a marker of place identity. Symbolically, Indonesian and English function as instruments of modernity and prestige, while Javanese preserves tradition in signs with female target markets and fosters close social bonds in signs with female target markets. These findings underscore the need for language development, particularly in Javanese, so that their use can provide a more substantial informational function, as well as the need for awareness of future language choices that are more sensitive to the situation of different gender identities in society within efforts to pursue inclusivity in preserving multilingualism."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library