Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Silalahi, Duma Yanti
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang warisan budaya tidak berwujud masyarakat Batak yang dikenal dengan nama Dalihan Na Tolu yang namanya diambil dari benda budaya berupa tungku batu tiga kaki. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat sebuah bentuk pameran tetap yang dapat meluluhkan stereotip negatif yang berkembang di masyarakat umum terhadap masyarakat Batak, dengan menampilkan Dalihan Na Tolu sebagai identitas masyarakat Batak yang dikomunikasikan lewat pameran tetap Museum Batak TB Silalahi Center (selanjutnya disingkat Museum Batak TBSC). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui metode observasi dan dokumentasi. Data kemudian diolah secara deskriptif analitik. Hasil analisis data menunjukkan bahwa: (1) Dalihan Na Tolu merupakan warisan budaya tidak berwujud yang patut diangkat menjadi identitas masyarakat Batak di Museum Batak TBSC; (2) Museum Batak TBSC saat ini belum menonjolkan Dalihan Na Tolu sebagai identitas Batak dalam pameran tetapnya; (3) Menampilkan Dalihan Na Tolu di Museum Batak TBSC dapat dilakukan dengan menghubungkan koleksi yang disusun dalam satu tema dengan Dalihan Na Tolu; (4) Untuk menyederhanakan pemahaman terhadap Dalihan Na Tolu dilakukan dengan cara menghasilkan makna konotasinya dengan teori Roland Barthes dari makna harafiah Dalihan Na Tolu sebagai tungku batu tiga kaki; (5) Makna konotasi Dalihan Na Tolu adalah struktur Sosial masyarakat Batak, masyarakat yang seimbang, Masyarakat yang menjunjung kerjasama, masyarakat yang rukun dan saling menghormati; (6) Pameran tetap Museum Batak TBSC didekonstruksi dan disusun dalam sepuluh tema yang merangkul keunikan masyarakat Batak dan setiap tema akan membangun salah satu makna konotatif Dalihan Na Tolu. ......This study discusses the intangible cultural heritage of Batak society known as Dalihan Na Tolu. The name of Dalihan Na Tolu is taken from the name of a material culture which means the form of three-foot stone hearth. The purpose of this study is to create a permanent exhibition form that can be devastatingly negative stereotypes of the Batak people that developed in the general public, by displays Dalihan Na Tolu as Batak society identity that communicated through the permanent exhibition of Museum Batak TB Silalahi Center (hereinafter abbreviated as Museum Batak TBSC). This study used a qualitative approach. Data were collected through observation and documentation methods, and then processed by descriptive analytic. Results of data analysis indicate that: (1) Dalihan Tolu is an intangible cultural heritage should be communicated as Batak’s identity; (2) Currently, Museum Batak TBSC not accentuate Dalihan Na Tolu as Batak identity; (3) Showing Dalihan Tolu in Batak Museum can be done by connecting Dalihan Na Tolu with the collection is arranged in a theme; (4) The understanding of Dalihan Na Tolu is simplified through generating connotation meaning of Dalihan Na Tolu through Roland Barthes's theory; (5) Connotation meanings of Dalihan Na Tolu is the social structure of Batak society, balanced society, people who uphold cooperation, society of harmony and mutual respect; (6) The permanent exhibition of Museum Batak TBSC deconstructed and organized into ten themes that embrace the uniqueness of Batak society and each theme will build one of the connotative meaning of Dalihan Na Tolu.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T34953
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library