Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sinaga, Meriana
"Dokter spesialis merupakan hilir dari sistem rujukan berjenjang dan memiliki peranan penting terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan. Namun ketimpangan sebaran dokter spesialis masih terjadi di Indonesia. Terdapat wilayah dengan rasio dokter spesialis yang melebihi standar, namun masih ada juga kabupaten/kota yang tidak memilliki dokter spesialis. Berbagai studi menyebutkan bahwa karakter wilayah berupa indeks pembangunan manusia, kemiskinan, kepadatan penduduk, indikator kesehatan, kondisi ekonomi dan ketersediaan rumah sakit mempengaruhi jumlah dokter spesialis di suatu wilayah. Studi ini bertujuan untuk menganalisis determinan yang berhubungan dengan jumlah dokter spesialis dan berapa besar elastisitas dokter spesialis terhadap pendapatan asli suatu daerah. Rancangan studi ini adalah potong lintang (cross sectional) dengan menggunakan data kurun waktu tahun 2017 yang dikumpulkan dari laporan rutin maupun publikasi resmi lembaga-lembaga BPPSDM, BPS, Kemenkes RI, KARS dan BAN-PT. Analisis multivariat dilakukan dengan negatif binomial untuk mnegatasi masalah overdispersi. Unit penelitian dilakukan pada tingkat kabupaten dan kota.
Dari hasil studi ditemukan bahwa 66% dokter spesialis terkonsentrasi di pulau Jawa dan Sumatera. Determinan yang memiliki pengaruh signifikan terhadap sebaran dokter spesialis adalah indeks pembangunan manusia, kepadatan penduduk, rasio kematian bayi, pendapatan asli daerah, jumlah RS kelas C, jumlah RS kelas D dan regional wilayah menurut tarif INACBG. Dimana rasio kematian bayi merupakan prediktor dominan. Variabel rasio kematian ibu, jumlah RS kelas A, jumlah RS kelas B, banyak nya RS yang terakreditasi, ketersediaan perguruan tinggi yang mengelola fakultas kedokteran di suatu wilayah kabupaten/kota memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap jumlah dokter spesialis. Jumlah dokter spesialis bersifat inelastis terhadap pendapatan asli daerah dengan nilai elastisitas sebesar 0,28. Kebijakan untuk mengatasi masalah ketidakseimbangan sebaran dokter spesialis sebaiknya tidak hanya berfokus pada mengurangi gap jumlah dokter spesialis antar wilayah, akan tetapi harus diikuti dengan strategi jangka panjang terkait penyediaan sarana RS, sarana penunjang lainnya dan kemudahan akses terhadap sarana-sarana tersebut, khusus nya di daerah tertinggal, kepulauan dan perbatasan.

Specialist doctors are downstream from atiered referral system and have an important role to the success of health development, but unequality in the distribution of specialist doctors still occur in Indonesia. There is a region with a ratio of specialist doctors that exceeds the standard, but also found districts that do not have specialist doctors. Various studies indicate that the character of the region such as human development index, poverty, population density, health indicator, economic conditions and availability of hospitals affect the number of specialists in that region. This study aims to analyze the determinants associated with the number of specialists and how much elasticity a specialist doctors to the original income of a region. The method of this research is cross section by using data of period year 2017 which collected from routine report and official publication of institutions BPPSDM, BPS, Ministry of Health RI, KARS and BAN-PT. Analysis multivariat used negative binomial has done with software stata 13. Unit analysis was conducted at municipality and district level.
The study found that 66% of specialist doctors are concentrated in the islands of Java and Sumatra. Determinants that have significant influence on the distribution of specialist doctors are human development index, population density, infant mortality ratio, local originally income, number of class C hospital, number of class D hospital and region. The maternal mortality ratio, percentage of poor population, the number of class A hospital, the number of class B hospital and the number of accredited hospitals, availability of university with medical faculty in a municipality/district region have no significant influence on the number of specialist doctors. The number of specialists doctor is inelastic to the original income of the region with a value of elasticity is 0.28. Policies to address specialist doctors imbalances should not only focus on reducing the gap in the number of inter-regional specialists, but should be followed by long-term strategies related to the provision of hospital facilities, other supporting facilities and ease of access to these facilities, especially in underdeveloped areas, islands and borders."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T49914
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Butar-Butar, Juliant Putra
"Pada 2015, menurut BPS, Indonesia berpenduduk 255 juta jiwa. Namun penduduk di Indonesia cenderung berpusat di Jawa. Karenanya, jumlah kendaraan di Indonesia cenderung terpusat di Pulau Jawa. Bertambahnya jumlah kendaraan juga akan menambah jumlah Sebagai negara yang menggunakan transportasi darat sebagai alat transportasi utamanya, maka diperlukan suatu metode yang berdasarkan data untuk memperoleh hasil untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang akan menambah atau mengurangi jumlah kecelakaan. Kecelakaan Penelitian ini akan berfokus pada faktor-faktor seperti AADT (lalu lintas harian rata-rata tahunan), panjang ruas jalan, dan beberapa faktor lain yang mungkin mempengaruhi jumlah kecelakaan. Penelitian ini akan menggunakan regresi binomial negatif untuk mengetahui perubahan faktor-faktor tersebut terhadap jumlah kecelakaan di jalan raya. Studi dilakukan terhadap jalan tol yang dikelola PT. Jasa Marga, pembagian tol berdasarkan jumlah lajur dan ruas tol masing-masing. Hasil penelitian menemukan bahwa pada jalan tol dua lajur, perubahan volume kendaraan berdampak paling besar terhadap frekuensi kecelakaan dibandingkan dengan ruas tol yang memiliki tiga atau empat lajur. Selain itu, perubahan panjang ruas jalan tersebut akan memberikan pengaruh yang lebih kuat pada jalan tol yang memiliki tiga lajur dibandingkan jalan tol dengan dua atau empat lajur. Fakta lain, panjang ruas jalan berdampak positif terhadap jumlah kecelakaan dan juga untuk beberapa segmen, faktor AADT (jumlah kendaraan), jumlah lajur, dan keberadaan rest area juga berpengaruh. tentang jumlah kecelakaan di ruas jalan tol tersebut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzie Squaib
"Tujuan dari tesis ini adalah untuk mengetahui faktor geometrik dan lingkungan jalan apa saja yang diduga memiliki pengaruh yang signifikan sebagai penyebab kecelakaan di berbagai lokasi di kawasan rural Kalimantan dan Sulawesi. Studi kasus ini menggunakan kasus jalan raya lintas Pontianak-Singkawang di Kalimantan Barat, lintas Martapura - Barabai di Kalimantan Selatan, dan lintas Takalar-Bulukumba di Sulawesi Selatan. Survey dilakukan di 3 propinsi yang terbagi dalam 22 blackspot (titik rawan kecelakaan). Variabel yang dievaluasi adalah alinyemen jalan, superelevasi, lebar jalan, lebar bahu jalan, lebar zona bebas/clear zone, kondisi permukaan jalan, keberadaan rambu dan marka jalan. Teknik analisa yang digunakan adalah analisa statistik dengan model multivariat generalized linear model dengan distribusi negatif binomial menggunakan software GLIM4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang paling dominan terhadap terjadinya kecelakaan adalah lebar jalan, clearzone dan keberadaan rambu lalu lintas.
The purpose of this thesis was to determine the geometric and the road environment factors thar suspected of having a significant effect as the cause of accidents at various locations in Kalimantan and Sulawesi rural areas. This case study uses the case of the Pontianak- Singkawang route in West Kalimantan, Martapura-Barabai route in South Kalimantan, and Takalar-Bulukumba route in South Sulawesi. Survey conducted in three provinces that are divided into 22 blackspot. The variables evaluated were the road alignment, superelevation, road width, shoulder width, the width of clear zones, road surface conditions, the presence of road signs and road markings. The analysis techniques that use are statistical analysis with a generalized linear model multivariate model with negative binomial distribution using software GLIM 4. The results showed that the most dominant variables to the occurrence of accidents is the width of the road, clearzone and the presence of traffic signs."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T24712
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library