Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sophiana Widiastutie
"The Nordic Countries atau negara-negara Nordic adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyebut kumpulan lima negara di utara Eropa yaitu Denmark, Finlandia, Eslandia, Norwegia dan Swedia. Jumlah penduduk di seluruh Nordic sekitar 24 juta jiwa. Negara-negara Nordic ini juga merupakan anggota dari Nordic Council dimana selain ke 5 negara tersebut bergabung pula beberapa daerah otonomi antara lain Atand (Finlandia), Faroe Island (Denmark) dan Greenland (Denmark)."
2006
JKWE-II-3-2006-164
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Zeth Boroh
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas latihan Nordic hamstring sebagai
latihan tambahan dalam upaya perbaikan faktor risiko cedera otot hamstring pemain futsal.
Total pemain futsal (usia 18-21 tahun) berpartisipasi pada penelitian ini, 15 pemain pada
kelompok kontrol dan 16 pemain pada kelompok perlakuan. Kelompok perlakuan melakukan
latihan rutin ditambahkan latihan Nordic hamstring selama 4 minggu (protokol 4 minggu)
dan kelompok kontrol melakukan latihan rutin. Pengukuran kekuatan otot hamstring dan
quadriseps dilakukan sebelum dan setelah perlakuan pada kedua kelompok dengan memakai
alat isotonik dinamometer. Perubahan hasil pengukuran dalam setiap kelompok sebelum dan
setelah perlakuan diolah menggunakan uji-t berpasangan (p < 0,05).
Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok perlakuan mengalami peningkatan kekuatan
otot hamstring (p = 0,029 pada tungkai kanan dan p = 0,007 pada tungkai kiri), terdapat
perbaikan keseimbangan kekuatan otot hamstring kanan dan kiri (p = 0,016), namun tidak
ada perbaikan rasio kekuatan otot hamstring terhadap quadriseps . Pada kelompok kontrol,
tidak terdapat peningkatan kekuatan otot hamstring, tidak ada perbaikan keseimbangan dan
tidak ada perbaikan rasio kekuatan otot hamstring terhadap quadriseps. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa latihan Nordic hamstring protokol 4 minggu adalah sebuah program
latihan yang efektif untuk memperbaiki faktor risiko cedera yang berperan dalam upaya
pencegahan cedera otot hamstring.

ABSTRACT
This research is to establish to know the Nordic hamstring exercise effectiveness as adjuvant
exercise to improve injury risk factor on futsal players hamstring muscle. College student
futsal players (age ranges 18 ? 21 year old) as participant in this research consist of 15
players as control group and 16 players as treated one. Treated one conducts routine exercise
and Nordic hamstring exercise for 4 weeks (4 weeks protocol) and control group conducts
routine exercise. Measurement of hamstring and quadriceps muscles strength are measured
before and after treatment on both group by using isotonic dynamometer device. The
difference of the results in both group before and after treatment are managed by using
paired-t test (p < 0,05).
The results shows that treated group improve their hamstring muscle strength (p = 0,029 on
right legs and p = 0,007 on the left ones), improve the balance of their left and right
hamstring strength (p = 0,016), but there is no improvement on hamstring and quadriceps
muscles strength ratio. On control group, theres is no hamstring muscle strength
improvement, no balance improvement, and no improvement on hamstring and quadriceps
muscles strength ratio. The result shows that 4 weeks protocol Nordic hamstring exercise is a
effective programme to improve injury risk factor that has a role in preventing hamstring
muscle injury., This research is to establish to know the Nordic hamstring exercise effectiveness as adjuvant
exercise to improve injury risk factor on futsal players’ hamstring muscle. College student
futsal players (age ranges 18 – 21 year old) as participant in this research consist of 15
players as control group and 16 players as treated one. Treated one conducts routine exercise
and Nordic hamstring exercise for 4 weeks (4 weeks protocol) and control group conducts
routine exercise. Measurement of hamstring and quadriceps muscles strength are measured
before and after treatment on both group by using isotonic dynamometer device. The
difference of the results in both group before and after treatment are managed by using
paired-t test (p < 0,05).
The results shows that treated group improve their hamstring muscle strength (p = 0,029 on
right legs and p = 0,007 on the left ones), improve the balance of their left and right
hamstring strength (p = 0,016), but there is no improvement on hamstring and quadriceps
muscles strength ratio. On control group, theres is no hamstring muscle strength
improvement, no balance improvement, and no improvement on hamstring and quadriceps
muscles strength ratio. The result shows that 4 weeks protocol Nordic hamstring exercise is a
effective programme to improve injury risk factor that has a role in preventing hamstring
muscle injury.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zenita Emeralda
"Gangguan muskuloskeletal pada fisioterapi dapat menyebabkan hilangnya hari kerja hingga pergantian pekerjaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi dan frekuensi jenis serta tingkat keluhan gangguan muskuloskeletal, dan faktor risikonya pada fisioterapis di Rumah Sakit X Jakarta. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan pendekatan semi kuantitatif deskriptif. Data diperoleh dari 14 responden dengan menggunakan kuesioner nordic body map, REBA, dan focus group discussion. Data dianalisis dengan menggunakan spss dan transkrip.
Hasil analisis menunjukkan bahwa 92.9% responden mempunyai keluhan ringan yang paling banyak dirasakan pada pinggang berupa pegal (42.9%) dan nyeri (14.3%). Keluhan gangguan muskuloskeletal terjadi pada semua responden usia ≤35 tahun, perempuan, semua ukuran tubuh kecuali kurus, mantan perokok, olahraga kurang dari atau sama dengan 2 kali seminggu, bekerja kurang dari 5 tahun, menangani ≥10-20 pasien per hari, semua spesialisasi kecuali neuromuskular dan kegiatan fisioterapi. Berdasarkan perhitungan skor REBA, keluhan muskuloskeletal dirasakan pada risiko ergonomi rendah dan tinggi 100%. Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai masukan dalam upaya pencegahan gangguan muskuloskeletal pada fisioterapis serta lebih waspada dalam bekerja.

Musculoskeletal disorders in physical therapist can lead to absenteeism and even change jobs. The purpose of this study is to understand the distribution and frequency of types, level of musculoskeletal disorders complaints, and risk factors in physical therapist at Jakarta X Hospital. This research is semi quantitative descriptive. The data were collected from 14 respondents by using Nordic Body Map questionnaire, REBA and focus group discussion. Quantitative data were analyzed by SPSS and transcripts.
The results of the analysis showed that almost all respondents (92.9%) have mild complaints. it is mostly in lower back in the form of soreness (42.9%) and pain (14.3%). Musculoskeletal disorders complaint occur in all respondents aged ≤ 35 years, women, ex-smokers, exercise less than twice a week, working less than 5 years, treat ≥10-20 patients per day, all body size except skinny, all specialties except neuromuskular, and every physical therapy activity. 100% of respondent in low and high ergonomic risk had musculoskeletal complaint based on REBA score calculation. The results of this study can be useful as recommendation to prevent musculoskeletal disorders in phsycial therapists and to be more aware of good ergonomic practices while working.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafizh Mulia
"Negara-negara Nordik adalah sekelompok negara yang dianggap sukses membangun
negaranya. Di tiga area kajian ilmu Hubungan Internasional, yakni Politik-Keamanan,
Ekonomi-Politik, dan Sosial-Budaya, negara-negara Nordik tidak luput dari posisi
puncak indikator keberhasilan. Dalam praktiknya, negara-negara Nordik ini menganut
gagasan pembangunan welfare state model Nordik. Meski welfare state model Nordik
sudah berhasil memajukan negara-negara Nordik, gagasan ini belum mendapat perhatian
serius dalam literatur-literatur ilmu Hubungan Internasional. Tulisan ini mengkaji
bagaimana literatur melihat faktor-faktor penunjang kesuksesan gagasan pembangunan
welfare state model Nordik. Literatur berpendapat bahwa kesuksesan welfare state model Nordik didukung oleh dua faktor yang berbeda, yakni karakteristik masyarakat yang
muncul secara alamiah dari masyarakat, dan kebijakan institusional yang dipengaruhi
secara signifikan oleh negara. Dalam praktiknya, kedua faktor ini tidak terpisah secara eksklusif, melainkan memengaruhi satu sama lain memperkuat keunikan welfare state
model Nordik itu sendiri. Menggunakan metode taksonomi, pemetaan literatur dilakukan
berdasarkan dua faktor tersebut. Kajian literatur menemukan adanya lima karakteristik
masyarakat Nordik dan empat kebijakan institusional khas negara Nordik yang
menunjang kesuksesan welfare state model Nordik. Lima karakteristik masyarakat
Nordik tersebut adalah solider, percaya pada negara sebagai solusi masalah sosial,
memiliki kesamaan pandangan ideasional, dan egaliter. Sedangkan empat faktor
kebijakan institusional khas negara Nordik yang ditemukan dalam literatur adalah
dekomodifikasi hak sosial, pajak progresif, collective bargaining antar aktor, dan aktif
mengadvokasi perdamaian dan pembangunan di tingkat internasional. Berdasarkan kajian
literatur, perspektif literatur tampak masih kuat akan bias Barat. Hal ini menjadi salah
satu celah riset utama, selain celah riset lainnya seperti kajian mendalam tiap-tiap faktor dan kajian komparatif penerapan gagasan welfare state model Nordik di negara-negara
non-Nordik.

Nordic countries are considered successful in their developmental programs. In the three areas of International Relations studies, namely Political-Security, Political Economy, and Socio-Cultural, the Nordic countries oftenly gets better scores than the rest of the world. In practice, these Nordic countries adhere to the Nordic model of Welfare State development ideas. Although the Nordic model of Welfare State has succeeded in
advancing Nordic countries, this idea has not received serious attention in the International Relations literature. This paper examines how the literature captures the
factors supporting the success of the Nordic model Welfare State development ideas.
Literature argues that the success of the Nordic model of Welfare State is supported by
two different factors, namely the characteristics of society that arise naturally from the people, and institutional policies that are significantly influenced by the state. In practice, these two factors are not exclusively separated, but instead influencing one another to strengthen the uniqueness of the welfare state of the Nordic model itself. Using the taxonomic method, literature mapping is based on these two factors. Literature finds five characteristics of the people of Nordic and four unique Nordic states institutional policies that support the Nordic model of Welfare State. The five characteristics of the people of Nordic are solidarity, trusting the state as a solution to societal problems, having similar ideational views, and egalitarian. Whereas the four Nordic institutional policies factors
found in the literature are decommodification of social rights, progressive taxes,
collective bargaining between actors, and actively advocating for peace and development
at the international level. Based on the literature examined, the literature perspective seems to be still strong in Western bias. This has become one of the main research gaps, in addition to other research gaps such as an in-depth study of each factor and a comparative study of the application of Nordic model of Welfare State ideas in non-
Nordic countries.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cicilia Gan
"Semakin berkembangnya zaman, perkembangan teknologi semakin maju dan memberikan banyak manfaat di berbagai bidang. Salah satunya adalah perkembangan internet yang memiliki banyak keuntungan bagi kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi tersebut dibuktikan dengan adanya layanan smart home bagi mereka yang memiliki kemampuan secara ekonomi. Di kawasan Nordik sendiri, khususnya Swedia dan Finlandia penerapan smart home ini sudah diterapkan, namun tidak semua masyarakat Swedia dan Finlandia mampu memiliki rumah impian ini. Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan pengumpulan datanya menggunakan studi literature dan dijelaskan secara deskriptif. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui analisa kebijakan dan Analisa keuntungan dan biaya dalam konteks energi yang terbarukan serta bagaimana implementasinya pada penggunaan smart home di Swedia dan Finlandia. Hasil penelitian ini menunjukkan lebih banyak keuntungannya dibandingkan besarnya biaya yang harus dikeluarkan sehingga pengimplementasian smart home sudah banyak dilakukan di Kawasan Nordic khususnya di Swedia dan Finlandia. Penerapan smart home ini dilakukan pada rumah-rumah modern dan masyarakat yang memiliki sosial ekonomi yang menengah keatas. Pengimplementasian smart home ini memberikan manfaat yang sangat banyak, contohnya adalah meminimalisir kebakaran, memperbaiki kualitas udara, mendeteksi karbon monoksida dan keamanan sistem. Pencahayaan otomatis, penguncian tanpa kunci dan pemrograman jarak jauh melalui telepon seluler menciptakan antusiasme pada masyarakat.

With the advent of the time, technological developments continue to improve and provide numerous benefits stemming from a wide range of industries. One of them is the advancement of the internet, which has numerous benefits for daily living. The emergence of smart home services exemplifies how this technological advancement affect daily activities for the adopters. While this smart home has been introduced in Nordic countries , not all citizen can afford it. This  thesis aims at analysing policies determine how the smart home is used in Sweden and Finland using a benefit-cost analysis. The study adopts qualitative research that involves  data collection through a review of the literature, interview and presented them descriptively.  The finding of this study reveal that smart home adoption has been widespread in Nordic countries particularly in Sweden and Finland. The devices  has been used in modern homes and predominantly adopted by people at the middle and upper socioeconomic classes. The adoption of this smart home deliver numerous  benefits, including fire prevention, improved air quality, carbon   monoxide detection and system security. The community was excited by automatic lighting, keyless locking and remote programming via cell phones. The thesis differentiates the nature of smart home adoption. It has challenges  for Sweden related to the relatively higher costs than the benefits it can bring whereas in Finland the benefits it higher than the cost."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novtania Gita Purnamasyah
"Keluhan gangguan muskuloskeletal dapat menyebabkan berkurangnya produktivitas mahasiswa profesi kedokteran gigi yang disebabkan oleh berbagai faktor meliputi faktor risiko fisik, tingkat risiko ergonomi, dan faktor risiko individu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keluhan gangguan muskuloskeletal pada mahasiswa profesi di RSKGM FKG UI tahun 2023. Desain penelitian ini adalah cross-sectional dengan metode kuantitatif. Data diperoleh dari 100 responden menggunakan kuesioner nordic body map dan 40 responden diantaranya diobservasi serta didokumentasi untuk diukur tingkat risiko ergonomi menggunakan RULA. Dalam penelitian ini, didapatkan bahwa hampir semua mahasiswa profesi mengalami keluhan gangguan muskuloskeletal (96.4%). Keluhan gangguan muskuloskeletal pada mahasiswa profesi dirasakan paling banyak pada bagian punggung bawah, leher, punggung atas, dan kedua bahu. Hasil analisis menunjukkan bahwa postur lengan atas berhubungan signifikan dengan keluhan gangguan muskuloskeletal secara umum dan kronis pada mahasiswa profesi di RSKGM FKG UI tahun 2023.

Musculoskeletal disorders can lead to reduced productivity of students in the dental profession caused by various factors including physical risk factors, ergonomic risk levels, and individual risk factors. This study aims to analyze complaints of musculoskeletal disorders in professional students at RSKGM FKG UI in 2023. The study design was cross-sectional with a quantitative method. Data were obtained from 100 respondents using the nordic body map questionnaire and 40 of them were observed and documented to measure the level of ergonomic risk using RULA. In this study, it was found that almost all professional students experienced complaints of musculoskeletal disorders (96.4%). Complaints of musculoskeletal disorders in professional students are felt mostly in the lower back, neck, upper back, and both shoulders. The results of the analysis show that upper arm posture is significantly related to complaints of general and chronic musculoskeletal disorders in professional students at RSKGM FKG UI in 2023."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adzkia Rahma Sakinah
"Tesis ini menganalisis dinamika sikap negara-negara Nordik dalam menanggapi dominasi Tiongkok pada proyek Koridor Arktika, yakni proyek pembangunan infrastruktur transportasi di kawasan Nordik. Peneliti menggunakan tiga pendekatan dalam menyusun penelitian ini, yakni analisis PESTEL, Regional Security Complex Theory (RSCT) dan pendekatan motif penanaman investasi asing. Analisis PESTEL dan RSCT dipakai untuk melihat secara komprehensif faktor politik, ekonomi, sosial, teknologi, lingkungan, hukum serta keamanan dalam kerangka kerjasama antara negara-negara Nordik dan Tiongkok pada proyek Koridor Arktika. Secara spesifik RSCT juga digunakan untuk meninjau indikator letak geografis, kesamaan sistem serta interaksi antar-negara untuk meninjau kerjasama keamanan antar-negara Nordik di kawasan mereka khususnya dalam menanggapi peningkatan power Tiongkok di kawasan Nordik dan Arktika. Sementara pendekatan motif penanaman investasi asing difokuskan pada tiga aspek, yakni market seeking, resource seeking dan efficiency seeking untuk meninjau motif utama Tiongkok menanamkan FDI-nya di negara-negara Nordik terkait proyek Koridor Arktika.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yakni dengan tinjauan pustaka sebagai teknik pengumpulan data serta teknik analisis diskursus untuk mengklasifikan setiap temuan. Peneliti menemukan temuan bahwa secara umum Finlandia, Swedia, Denmark, Norwegia dan Islandia menganggap Tiongkok sebagai ancaman di kawasan Arktika. Dalam hal ini mereka dihadapkan pada dilema yakni bahwa di satu sisi mereka membuka diri terhadap investasi Tiongkok yang ditanamkan pada proyek tersebut dengan motif utama resource seeking, namun di sisi lain mereka tidak menginginkan Tiongkok mendominasi kawasan Arktika yang mana secara geografis lebih dekat dengan negara-negara Nordik.

This thesis analyzes the dynamics of the Nordic countries’ demeanor in responding to China’s dominance in the Arctic Corridor project, the transportation infrastructure development project in the Nordic region. The researcher used three approaches on doing this research, those are PESTEL analysis, Regional Security Complex Theory, and the approach of foreign investment motives. In this case, RSCT and PESTEL analysis are used to elaborate the political, economic, social, technological, environmental, legal, and security factors in the framework of cooperation between Nordic countries and China within the Arctic Corridor project. Specifically, RSCT is also used to observe geographical location, system similarities, and interaction between Nordic countries indicators in response to China’s rising power, especially in the Nordic and Arctic regions. Meanwhile, the approach of foreign investment motives is focused on three aspects, those are market seeking, resource seeking, and efficiency seeking to observe China’s primary motive for investing its foreign direct investment in Nordic countries related to the Arctic Corridor project.
This study uses a qualitative method with a literature review to classify each finding as a data collection technique. The researcher found that Finland, Sweden, Denmark, Norway and Iceland consider China a threat in the Arctic region. In this case, the Nordic countries are faced with a dilemma, that on one side, they open up themselves to the Chinese investment that is invested in the Arctic Corridor project. However, on the other hand, they do not want China to dominate the geopolitics and geo-economy of the Arctic which is geographically closer to the Nordic countries.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indriya Jayanti
"ABSTRAK
Material manual handling merupakan salah satu jenis aktivitas yang berisiko
terjadinya Musculoskeletal Symptoms (MSS). Penelitian ini menggambarkan faktor
risiko fisik yaitu postur kerja, aktivitas, beban kerja, serta faktor individu, faktor
lingkungan, faktor peralatan untuk terjadinya MSS di gudang PT. Vivere Multi Krasi
Cikarang tahun 2015. Penilaian postur pekerja manual handling dilakukan dengan
menggunakan metode REBA. Penilaian terhadap faktor lingkungan yaitu layout
workstation dilakukan dengan observasi langsung, pencahayaan menggunakan lux
meter, sedangkan suhu dan kelembaban dilakukan dengan menggunakan Thermal
Heat Environment Monitor (WBGT). Penilaian faktor peralatan dengan melakukan
observasi pada peralatan yang digunakan pekerja. Penelitian ini juga
menggambarkan faktor individu seperti usia, masa kerja, IMT, perilaku merokok
yang terhadap terjadinya MSS. Penelitian ini menilai Musculoskeletal Symptoms
(MSS) menggunakan kuisioner Nordic Body Map, dengan jumlah responden 10
orang. Penelitian ini bersifat deksriptif observasional dengan pendekatan cross
sectional. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat risiko Musculoskeletal Disorders
(MSDs) sangat tinggi pada aktivitas manual handling mengangkat dan menurunkan
barang, kemudian tingkat risiko tinggi pada membawa barang membawa barang
dengan posisi barang di atas bahu dan membawa barang dengan posisi barang sejajar
dengan bahu, tingkat risiko sedang pada aktivitas membawa barang menggunakan
alat bantu. Keluhan terbanyak adalah pada bagian pinggang (100%), keluhan tinggi
lainnya di bagian betis, pergelangan kaki, dan leher bagian atas. Tingkat risiko dapat
diturunkan dengan upaya perbaikan secara teknis dan administrasi dengan
menggunakan forklif dalam mengangkat dan membawa beban yang melebihi batas
maksimum di angkat oleh laki – laki dewasa. Selain itu penting dilakukan oleh
pekerja untuk melakukan peregangan otot sebelum dan sesudah bekerja.

ABSTRACT
Manual material handling is a type of jobs at risk of Musculoskeletal Symptoms (MSS). This
study describes the physical risk factors are working posture, activity, workload , as well as
individual factors , environmental factors , equipment factors to the MSS in the warehouse PT .
Vivere Multi Krasi Cikarang 2015. Manual handling workers posture assessment using REBA
method . Assessment of the environmental factors that workstation layout are evaluated by direct
observation , illumination using a lux meter, while the temperature and humidity by using Heat
Thermal Environment Monitor ( WBGT ) . Assessment factors on the equipment with direct
observation equipment used workers. This study also illustrates the individual characteristics
such as age, job tenure, BMI, and smoking behavior to the occurrence of MSS. The study for
assessment Musculoskeletal Symptoms (MSS) using Nordic Body Map questionnaires with 10
respondents. It is a descriptive observational study with cross-sectional approach. Results of this
study indicate the level of risk Musculoskeletal Disorders ( MSDs ) is very high on the manual
handling activity lifting and lowering loads, then a high risk in bringing the loads with the
position of the load on the shoulders and bring the load with the position parallel to the
shoulders, the medium risk being on the activity of carrying loads with using tools . Most
complaints are on the waist ( 100 % ) , other high complaint in the calf , ankle , and neck top.
The level of risk can be reduced by technical improvement and administration by using a forklift
to lift and carry loads that exceed the maximum limits in the lift by men. Additionally important
by workers to stretch the muscles before and after work"
2015
S60450
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lily Kusumasita Burkon
"Pendahuluan : Gangguan otot ndash;tulang ndash;rangka muskuloskeletal berpengaruh pada produktivitas kerja pekerja industri manufaktur khususnya garment. Nordic Musculoskeletal Questionnaire NMQ dapat berfungsi sebagai instrumen identifikasi maupun penilaian risiko yang harus memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas handal . Validitas dan relialibitas Nordic Musculoskeletal Questionnaire NMQ versi bahasa Indonesia pada pekerja "Blue Collar Worker"; merupakan kelanjutan validitas sebelumnya di Indonesia.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai validitas dan nilai reliabilitas dari Nordic Musculosceletal Questionnaire NMQ yang reliabel dan relevan digunakan pada pekerja "Blue Collar Worker";.
Metode : Kuesioner terjemahan disederhanakan kata ndash;kata dalam kalimat dan bahasanya melalui proses diskusi panel bersama ahli. Kemudian kuesioner diujicobakan untuk mengetahui kekuatan korelasi antarbutir pertanyaan dan diperoleh nilai validitasnya, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas dengan teknik ukur ulang yang berjarak waktu 7 hari untuk mendapatkan nilai Chronbach rsquo;s Alpha. Analisa hasil penelitian dengan menggunakan SPSS 20.
Hasil : Penelitian menunjukkan responden yang latar belakang pendidikan maksimal SMA atau sederajat menghasilkan nilai validitas kuesioner adalah mayoritas nilai kuat 0.600 ndash; 0.777 dan hasil uji reliabilitas kuesioner pada penelitian pertama dengan kedua memiliki nilai Cronbach rsquo;s Alpha yang hampir sama ndash;sama tinggi 0.965 ndash; 0.966 dan berarti sangat reliabel.
Kesimpulan : Kuesioner Nordic Musculoskeletal Questionnaire (NMQ) dalam Bahasa Indonesia dinyatakan valid dan reliabel untuk dapat digunakan pada pekerja "blue collar worker".

Introduction Musculoskeletal disorder affects work productivity of manufacturing industry workers, especially garment. Nordic Musculoskeletal Questionnaire NMQ can serve as an identification instrument or risk assessment that must be full of validity and reliability requirements. Validity and reliability of the Nordic Musculoskeletal Questionnaire NMQ Indonesian version of the blue collar worker is a continuation of previous validity in Indonesia.Objectives
The research is aimed to get the validity and reliability of Nordic Musculosceletal Questionnaire NMQ in Indonesian Language that can be used for blue collar worker.
Methods The translation questionnaire simplified the words in the sentence and language through a panel of expert processes discussion. The questionnaire has been tested to determine the inter items correlation and validity test, then tested the reliability with the measuring technique that is within 7 days to get the value of Chronbach 39 s Alpha. The research was analized by using SPSS 20 for final result.
Results The research showed that respondents who have maximum education background of high school give the validity value of the questionnaire is the majority of the strong score 0.600 0.777 and the results of the reliability test questionnaire in the first and the second research has Cronbach 39 s Alpha value of almost the same equally high 0.965 0.966 and means it is very reliable.
Conclusion The Nordic Musculoskeletal Questionnaire NMQ in Bahasa Indonesia is valid and reliable to be used among blue collar worker."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosita Magfirah
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas analisis risiko manual handling dan keluhan gejala musculoskletal disorders MSDs di PT Aneka Komkar Utama. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan observasi yang dilakukan pada 52 pekerja. Pengukuran postur, beban, frekuensi, dan durasi pada aktivfitas manual handling didapatkan dengan menggunakan menggunakan lembar kerja REBA Rapid Entire Body Asessment , sedangkan untuk mengetahui gambaran keluhan gejala MSDs pada pekerja menggunakan kuisioner yang mengacu pada Nordic Body Map. Hasil penelitian diketahui bahwa 98 responden mengalami keluhan gejala MSDs dengan bagian tubuh yang paling dominan merasakan keluhan yaitu pinggang bawah dengan jumlah 68,6 dari seluruh responden. Distribusi keluhan gejala MSDs bedasarkan usia menunjukan responden dengan usia 25 tahun keatas lebih banyak mengeluhkan gejala MSDs 84 , bedasarkan IMT sebanyak 70 yang mengeluh MSDs berada dalam kategori normal, bedasarkan masa kerja responden dengan masa kerja lebih dari 5 tahun memiliki keluhan lebih tinggi 72 , bedasarkan kebiasaan olahraga responden yang melakukan kebiasaan olahraga tidak rutin memiliki keluhan lebih tinggi 76 , bedasarkan kebiasaan merokok mayoritas responden yang mengalami keluhan merokok sebanyak 1-12 batang dalam sehari pada setahun terakhir 52.

ABSTRAK
This study discusses manual risk analysis of handling and complaints of symptoms of musculoskletal disorders MSDs in PT Aneka Komkar Utama. This study uses descriptive design with observations made on 52 workers. Measurements of posture, load, frequency, and duration of manual handling activity were obtained using REBA Rapid Entire Body Asessment worksheet, whereas to know the description of MSDs symptom symptom on workers using questionnaires referring to Nordic Body Map. The results of the research note that 98 of respondents have symptoms of MSDs symptoms with the most dominant body part to feel the complaints of the lower waist with the number of 68.6 of all respondents. Distribution of symptoms of MSDs symptoms based on age indicates that respondents aged 25 years and over complained about symptoms of MSDs 84 , based on IMT as much as 70 who complained that MSDs were in the normal category, based on the working period of respondents with more than 5 years of work have more complaints 72 , based on exercise habit of respondents who do routine exercise habit have higher complaint 76 , based on smoking habit of majority of respondents who have smoking complaints as much as 1 12 sticks in a day in the last year 52."
2017
S69396
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>