Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maulana Reza Adhitama
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang Siklus Hidup Norma anti-IUU Fishing di Indonesia. Praktik IUU Fishing membawa dampak negatif bagi perkembangan pengelolaan perikanan di Indonesia. Bentuk IUU Fishing tidak hanya dari aspek legal berupa pelanggaran kedaulatan, pemalsuan izin, melainkan juga bentuk kejahatan transnasional seperti perdagangan orang dan penyelundupan narkoba. Sebagai pemimpin regional, Indonesia mendorong negara di kawasan untuk menyadari ancaman dari aktivitas IUU Fishing. Akan tetapi, upaya bilateral dan multilateral tidak menghasilkan kesepakatan bersama karena perbedaan persepsi antarnegara di kawasan. Melalui uraian dari beberapa kasus IUU Fishing di perairan Indonesia, diperoleh penjelasan bagaimana norma anti-IUU Fishing berkembang. Melalui teori Siklus Hidup Norma, studi ini menguraikan tiga tahap perkembangan norma anti-IUU Fishing dan menunjukkan contoh keberhasilan Indonesia pada masa lalu ketika mendorong konsep negara kepulauan sehingga diakui oleh publik internasional. Hasil penelitian menunjukkan jika norma anti-IUU Fishing sudah melewati ambang batas, namun mengalami stagnasi pada tahap penerimaan (norm cascade). Hal itu mengakibatkan norma anti-IUU Fishing mengalami gejala penerimaan sebagian (partial cascade) dan tidak dapat menyelesaikan akhir yaitu internalisasi. Tiga faktor yang menghambat perkembangan norma anti-IUU Fishing yaitu: karakter intrinsik norma, kedekatan norma baru dengan norma lama, dan konteks temporal global norma. ......This research discusses the norm life cycle of anti-IUU Fishing norms in Indonesia. IUU Fishing activities have brought negative effects on the development of sustainable fisheries management in Indonesia. Types and forms of IUU Fishing are not only harmful from the legal perspective such as violation of the sovereignty, licenses forging but also involves transnational organized crimes such as people smuggling and drug transactions. As a leader in the region, Indonesia promotes anti-IUU Fishing norms to its neighbors. Nonetheless, bilateral and multilateral arrangements have failed to be seen as a solution as the diverse perception over IUU Fishing practices among ASEAN countries are considerably significant. Discussions over several notable IUU Fishing cases and the response from Indonesia will be analyzed to demonstrate the emergence of anti-IUU Fishing norms and its development in Indonesia. By virtue of Norm Life-Cycle Theory, this study outlines three stages of the anti-IUU Fishing norm’s evolution and presents an example of Indonesia’s successful campaign in the past when promoting the concept of archipelagic country up until the efforts received international recognition. The research finds that anti-IUU Fishing norms was able to reach its tipping point. Nonetheless, it fails to conclude the second phase, Norm Cascades, which hinders its progress to the ultimate stage, internalization. Based on the norm life-cycle theory, this research argues that several factors halt the development of IUU Fishing norm: Intrinsic Character of Norms, Adjacency Claim to Previous or Existing Norms, and World Time Context.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Margaretha Elshinta Irawaty
Abstrak :
ABSTRAK
Dinamika hubungan internasional telah memberi ruang bagi aktor non-negara untuk berkontribusi dalam isu-isu internasional. Penelitian ini ditujukan untuk menjawab pertanyaan penelitian bagaimana WWF mengembangkan inisiatif Global Forest Trade Network (GFTN) untuk menekan laju deforestasi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk mengembangkan teori norma internasional, khususnya norma kehutanan lestari. Selanjutnya penelitian ini menggunakan konsep daur hidup norma untuk menganalisis bagaimana WWF mengembangkan instrument norma kehutanan dalam bentuk skema sertifikasi (FSC) dan jaringan perdagangan hasil hutan bersertifikat (GFTN). Hasil analisis menunjukan WWF mampu mengadvokasikan norma kehutanan internasional hingga terinternalisasi ke dalam institusi dan perangkat kebijakan kehutanan Indonesia. Adapun pada tahap kemunculan norma, ditemukan adanya penerjemahan indikator yang berbeda dari norma kehutanan WWF. Penelitian ini mengistilahkan kondisi tersebut sebagai alternative indicator of norms. Selanjutnya dalam konteks penanggulangan deforestasi Indonesia, hasil analisis jangka pendek memperlihatkan tidak ada hubungan kausal secara langsung antara perkembangan penerimaan norma kehutanan lestari dengan laju deforestasi Indonesia. Diprediksikan hasil positif internalisasi norma ini mungkin akan terlihat dalam beberapa tahun ke depan. Mengingat internalisasi norma kehutanan baru saja terjadi, sementara tata kelola hutan lestari masih dikembangkan dalam pendekatan bertahap. Dengan melihat interaksi antar aktor yang amat dinamis, penulis menggaris-bawahi kerja sama multi-pihak sebagai kunci keberlangsungan tata kelola hutan yang bertanggung-jawab.
ABSTRACT
The development of international relations had provided space for non-state actors to contribute to international issues. The goal of this research is to examines how WWF developed the Global Forest Trade Network (GFTN) initiative to reduce deforestation in Indonesia. This research uses qualitative methods to develops theory of international norms, focused on sustainable forest norms. Furthermore, this study uses the norm life cycle concept to analyze how WWF develops forestry norm instruments in the form of a certification scheme (FSC) and certified forest products forest trade network (GFTN). The analysis shows that WWF is able to advocating international forestry norms to be internalized into Indonesian forest policy. While in the norm emergence stage, this research finds others interpretation of norms' indicators to content WWF forest norm. This research termed the condition as an 'alternative indicator of norms'. Furthermore, in the context of combating Indonesia's deforestation, the results of the short-term analysis shows there is no direct causal relationship between the diffusion of sustainable forestry norms and Indonesia deforestation rate. It is predicted that the positive results of internalizing this norm will probably be seen in the next few years. Considering the internalization of the norms of forestry has just happened, while sustainable forest management is still being developed in a step-wised-approach. This research also underlines multi-stakeholder cooperation as the key to maintain sustainable forest governance.
2019
T53009
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library