Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Pulungan, Andria Amanda
Abstrak :
ABSTRAK
Diare telah menjadi salah satu penyebab meningkatnya kesakitan dan kematian pada anak. Diare biasanya disebabkan oleh infeksi. Sindrom Malabsorpsi dan beberapa enteropatogen bisa menyebabkan diare. Studi ini dilaksanakan untuk mencari prevalensi malabsorpsi laktosa dan malnutrisi pada pasien anak dengan diare dan mencari asosiasi malabsorpsi laktosa dan malnutrisi. Studi ini menggunakan studi potong lintang dengan menggunakan data sekunder. Jenis studi ini dipilih untuk mengetahui asosiasi malabsorpsi laktosa dan malnutrisi. Data yang dibutuhkan akan diperoleh dari profil analisis tinja dan rekam medis pasien anak yang dirawat di RSCM. Penelitian ini menemukan prevalensi malabsorpsi laktosa di pasien anak dengan diare sebanyak 18,2 . Prevalensi malnutrisi di pasien anak dengan diare sebanyak 38 . Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat asosiasi malabsorpsi laktosa dengan status nutrisi p>0.05 . Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai asosiasi malabsorpsi laktosa dan malnutrisi dengan sampel yang lebih besar.
ABSTRACT
Diarrhea remains as a leading cause of childhood morbidity and mortality in Indonesia. Diarrhea in children is usually caused by infection . However, numerous disorders could also result in diarrhea. It includes a malabsorption syndrome and various enteropathies. The study that we conduct is aimed to determine the prevalence of lactose malabsorption and malnutrition in pediatric patients with diarrhea and the association between lactose malabsorption. and malnutrition. The research design used for this study is a cross sectional using secondary data. This study is chosen to know the association between lactose malabsorption and malnutrition. The data in this study will be obtained from stool analysis profile and the medical record of pediatric patients that are treated in Cipto Mangunkusumo Hospital RSCM . This study found that the prevalence of lactose malabsorption in pediatric patients with diarrhea is 18.2 . This study also found that the prevalence of malnutrition is 38 .Moreover, the result of the study revealed that there is no association between lactose malabsorption and nutritional status P 0.05 . A further study is required to explored the association between lactose malabsorption and nutritional status with larger sample size
2016
S70361
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Raven press, 1981
618.92 TEX
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Badab Penerbit IDAI, 2014
618.923 BUK
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Boston: Martinus Nijhoff, 1985
362.198 CHI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Solihin Pudjiadi
Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997
613.208 3 SOL i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hasri Rina Walastri
Abstrak :
ABSTRAK
Status gizi memiliki hubungan timbal balik dengan kesehatan gigi dan mulut. Kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi status gizi anak usia sekolah. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan perilaku perawatan kebersihan mulut dengan status gizi anak usia sekolah. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan 109 responden di SDN Jatisampurna X, Kota Bekasi. Pengambilan sample menggunakan metode proportionate stratified sample random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara perilaku perawatan kebersihan mulut dengan status gizi anak usia sekolah (p value; 0,334). Penelitian ini merekomendasikan pihak sekolah melakukan kerjasama dengan puskesmas terdekat untuk mengadakan kegiatan berkala terkait kebersihan mulut seperti menggosok gigi bersama setiap hari.
ABSTRACT
Nutritional status have mutual correlation with oral and dental health. Oral and dental health is factor influencing nutritional status in chool-aged children. This research was aimed to identify the correlation between behaviour of oral hygiene and nutritional status of school-aged children. This was a cross-sectional desaign study with 109 respondents. Samples were recruited using proportionate stratified random sampling. The result of this study showed that there is no significant correlation between behaviour of oral hygiene with nutritional status of schoolaged children (p value: 0,334). The author suggests to School cooperate with health center implement a oral hygiene practice regularly such as brushing teeth together everyday.
2016
S64535
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosa Syahruzad
Abstrak :
Latar belakang: Stunting adalah masalah global yang menyebabkan pertumbuhan anak tidak maksimal. Selain asupan nutrisi, stunting juga dipengaruhi oleh berbagai faktor lain, seperti karakteristik sosioekonomi. Jenis lingkungan tempat tinggal, antara di urban atau rural, dapat memengaruhi faktor-faktor tersebut. Tujuan: Mengetahui hubungan antara lingkungan urban dengan lingkungan rural dan skor-Z TB/U pada balita untuk mencegah stunting. Metode: Penelitian ini adalah penelitian potong lintang komparatif antara populasi balita di lingkungan urban dan rural dengan status stunting dan skor-Z TB/U di Banten, Indonesia. Sebanyak 99 anak di Kota Serang dan 102 anak di Kabupaten Tangerang berusia 6-59 bulan diteliti. Panjang/tinggi anak diolah menggunakan WHO Anthro Survey Analyser untuk mendapatkan skor-Z TB/U. Asupan gizi dicatat menggunakan kuesioner 24-hour recall dan dihitung total konsumsi energi, karbohidrat, protein, dan lemak dalam satu hari. Karakteristik sosioekonomi pekerjaan ayah dan ibu, pendidikan ayah dan ibu, serta pemasukan keluarga per bulan) didapatkan melalui kuesioner. Hasil penelitian diuji menggunakan SPSS v20 dengan uji hipotesis Chi-Square untuk proporsi stunting dan uji T independen untuk skor-Z TB/U. Hasil: Skor-Z TB/U di lingkungan urban -1,05 (±1,42) dan di urban -0,81 (±1,09) (p: 0,183). Sedangkan, proporsi status stunting di lingkungan rural 25,5% dibandingkan di urban 14,1% (p: 0,044). Simpulan: Skor-Z TB/U antara lingkungan urban dan rural tidak berbeda signifikan, namun proporsi stunting lebih tinggi di lingkungan rural secara signifikan ......Background: Stunting is a global problem that affects growth of children. Aside from nutrition intake, stunting is also caused by other factors, for instance socioeconomic characteristics. Differences in living areas between urban and rural can affect these factors. Aim: To find out the relation between urban and rural environment and height-forage Z-score (HAZ) in children to prevent stunting. Methods: A cross-sectional study was held comparing population of children in rural and urban areas with stunting status and HAZ in Banten, Indonesia. The samples were 99 children from Kota Serang and 102 children from Kabupaten Tangerang aged 6-59 months. Length/height was processed using WHO Anthro Survey Analyser to get HAZ. Nutrition intake was recorded using 24-hour recall questionnaire and converted into total energy, carbohydrate, protein, and fat consumption of one day. Sosioeconomic characteristics were recorded using a questionnaire. Results of this study were processed using SPSS v20 with Chi-Square test for stunting difference proportion and independent-T test for HAZ difference. Results: HAZ in rural area is -1,05 (±1,42) whilst in urban area is -0,81 (±1,09) (p: 0,183). Meanwhile, the proportion of stunting in rural area is 25,5% compared to in urban area, which is 14,1% (p: 0,044). Conclusion: There is no significant difference in HAZ between urban and rural areas, but the proportion of stunting is significantly higher in rural area.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trivanie Erlim Putri
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pendidikan ayah dan pendidikan ibu terhadap status nutrisi anak usia 6-59 bulan. Status nutrisi anak yang terdiri atas malnutrisi dan tidak malnutrisi dihitung menggunakan aplikasi antropometri WHO berdasarkan pengukuran TB/U, BB/U, dan BB/TB. Analisis regresi logistik menggunakan data IFLS 2014 digunakan untuk dapat menjawab tujuan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan ayah dan ibu signifikan berpengaruh pada status nutrisi anak. Namun, setelah memasukkan variabel kontrol, tingkat pendidikan ayah tidak signifikan berpengaruh terhadap status nutrisi anak usia 6-59 bulan, sedangkan tingkat pendidikan ibu memiliki pengaruh signifikan terhadap status nutrisi anak usia 6-59 bulan. Kecenderungan mengalami malnutrisi lebih tinggi pada anak dari ibu yang berpendidikan rendah. Diantara semua variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini, variabel yang signifikan berpengaruh terhadap malnutrisi anak yaitu usia 12-23 bulan dan 24-35 bulan, lahir dengan berat rendah, tinggi ayah, tinggi ibu, dan tinggal di perdesaan. Namun, jenis kelamin, status ASI Eksklusif, Imunisasi DPT3, status kerja ibu, dan status ekonomi rumah tangga tidak signifikan berpengaruh pada malnutrisi anak usia 6-59 bulan.
This study was conducted to determine the effect of fathers education and mothers education on the nutritional status of children aged 6-59 months. The nutritional status of children consisting of malnutrition and not malnutrition was calculated using the WHO anthropometry application based on measurements of TB/U/BB/U, and BB/TB. Logistic regression analysis using 2014 IFLS data was used to answer the research objectives. The results showed that the level of fathers education and mothers education significantly affected the nutritional status of children. However, after entering the control variable, fathers education level did not significantly influence the nutritional status of children aged 6-59 months, while the mothers education level had a significant influence on the nutritional status of children aged 6-59 months. The tendency to experience malnutrition is higher in children of less educated mothers. Among all the control variables that used in this study, there are several variables that significantly influence child malnutrition such as age 12-23 months and 24-35 months, born with low weight, high father, high mother, and living in rural areas. However, gender, exclusive breastfeeding status, DPT3 immunization, maternal employment status, and household economic status did not significantly affect malnutrition of children aged 6-59 months.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54703
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library