Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wisarani Sevita Utami
Abstrak :
Gizi merupakan sebuah masalah keluarga yang sifatnya jangka panjang dan kebisaan makan yang sehat harus dimulai sejak dini. Masalah gizi pada anak di Indonesia akhir-akhir ini cenderung menujukkan masalah gizi ganda, disamping masih menghadapi masalah gizi kurang, di sisi lain pada golongan masyarakat tertentu mulai menghadapi permasalahan obesitas. Penelitian yang dilakukan oleh HISOBI (Perhimpunan Studi Obesitas Indonesia) pada 917 murid SD swasta favorit di Jakarta Selatan menunjukkan 20,9% anak-anak menderita obesitas (Depkes, 2005). Penyebab terjadinya obesitas dipengaruhi oleh faktor lingkungan, yang berperan besar menyebabkan obesitas melalui faktor nutrisi, mulai dari makanan sampai perilaku makan yang berlebihan baik porsi maupun frekuensinya, aktivitas fisik yang kurang, akibat obat, dan faktor gaya hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik, kebiasaan konsumsi serat, dan faktor lain (umur dan jenis kelamin siswa; pendidikan dan pengetahuan gizi ibu; kebiasaan konsumsi energi dan serat; serta tingkat kesukaan terhadap sumber serat) dengan kejadian obesitas. Sampel pada penelitian ini adalah siswa SD Islam Annajah berusia 7-12 tahun, teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Rancangan penelitian adalah croos sectional dan bersifat deskriptif. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 145 siswa. Dilakukan uiji chi-square untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan dependen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara aktivitas fisik, kebiasaan konsumsi serat dan tingkat kesukaan terhadap serat dengan kejadian obesitas pada siswa (p < 0,05). Siswa yang aktivitas fisiknya rendah berpeluang 3,043 kali mengalami obesitas jika dibandingkan dengan yang memiliki aktivitas fisik tinggi. Variabel yang lain yang berhubungan adalah kebiasaan konsumsi serat dan tingkat kesukaan terhadap (p < 0,005). Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan pihak sekolah untuk memberikan pendidikan dasar tentang gizi pada siswa, khususnya tentang obesitas. Selain itu juga pihak sekolah tidak hanya mengadakan penyelenggaraan makanan untuk makan siang tetapi juga untuk makanan selingan, yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Orang tua juga sebaiknya ikut berperan serta dalam memberikan pengetahuan tentang gizi.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Immaculata Vinne Swastika
Abstrak :
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan karakteristik anak (jenis kelamin), karakteristik ibu (pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pengetahuan gizi, sikap dan perilaku ibu), faktor prenatal (berat lahir) dan postnatal (ASI Eksklusif), pola konsumsi (total asupan energi, asupan karbohidrat, lemak, protein dan frekuensi konsumsi fast food) serta aktivitas fisik dengan status gizi lebih pada siswa SD Mardiyuana Depok tahun 2012. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2012, menggunakan studi kualitatif dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel adalah dengan quota sampling. Instrument penelitian menggunakan seca dan mikrotoa, angket orangtua dan anak, serta food recall, food record dan FFQ. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak 43,5% siswa termasuk dalam kategori gizi lebih. Variabel yang berhubungan dengan status gizi lebih pada siswa SD Mardiyuana Depok tahun 2012 adalah perilaku ibu (P=0,003) dan asupan protein (P= 0,012). Peneliti menyarankan pihak sekolah mempunyai program untuk memantau berat badan siswa melalui UKS dan penyuluhan tentang perilaku makan kepada anak-anak, serta diharapkan orangtua turut serta dalam memonitoring dan mengontrol pola makan anak serta selalu menyediakan makanan sehat di rumah. ......The research aimed to analyze the relationship between child characteristic (sex), mother characteristics (education, employment status, nutrition knowledge, attitude and behavior about overnutrition), pattern of food consumption (Asupan total energy, Asupan carbohydrate, protein, fat and frequency of fast food consumption) and physical activity with over nutrition on students at Mardiyuana Elementary School, Depok in 2012. This study conducted on April - Mei 2012, used qualitative study, cross sectional study design and quota sampling. Data were taken by using seca, microtoise, questionnaire for children and their mother, food recall, food record and FFQ. The result of this study showed that 43,5% are over nutrition (overweight and obesity). Variables that have a significant relationship with over nutrition are mother behavior and Asupan protein. The researcher has some of recommendations. School should be has a program to monitor weight status of their students by using UKS effectively and counseling about healthy food consumption. Parents should be monitor and control about their food consumption. Beside of that, parents should be provides a healthy food for their children.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Hidayah
Abstrak :
Kejadian overweight dan obesitas pada anak usia sekolah di Jakarta Timur tahun 2013 tinggi jika dibandingkan dengan prevalensi overweight dan obesitas di Kota Bogor dan Kota Bekasi. Anak usia sekolah yang mengalami overweight sebelum menarche, 60% lebih berakibat pada kejadian obesitas dan memiliki risiko tinggi untuk mengalami penyakit diabetes mellitus serta dapat berlanjut menjadi penyakit kardiovaskular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan kejadian overweight dan obesitas pada siswa kelas 1 SD di Jakarta Timur tahun 2016. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan 157 siswa berusia 6-9 tahun dari 6 sekolah dasar di Jakarta Timur selama bulan Maret-Juni 2016. Metode pengambilan data dilakukan dengan cara mengukur tinggi badan dengan microtoise dan berat badan siswa menggunakan timbangan digital merk camry serta pengisian kuesioner mandiri oleh orangtua siswa. Analisis yang digunakan yaitu analisis univariat dan bivariat serta analisis multivariat Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan jajan merupakan faktor dominan kejadian overweight dan obesitas pada siswa. Siswa yang memiliki kebiasaan jajan sering berisiko 4,9 kali untuk mengalami overweight dan obesitas dibandingkan siswa yang memiliki kebiasaan jajan jarang. Untuk itu perlu adanya program penyuluhan pemilihan makanan dan jajanan, membiasakan sarapan pagi dan membawa bekal bagi siswa dan orangtua.
The prevalence of overwight and obesity among school-aged children in East Jakarta at 2013 was higer than Bogor and Bekasi. School-aged children who had overweight before menarche, more than 60% of them will be obese and increasing the risk to have diabetes mellitus type 2 and cardiovarcular disease. The aim of this study is to investigate snacking frequences as dominant factor related to over nutrition among school-aged children at first years elementry school in East Jakarta 2016. A cross sectional study was perform on 157 participant aged 6-8 in 6 elementry school in East Jakarta during March to June 2016. Data collected by measurement of height using microtoise, weight using camry digital scale and self administered quesionnaire by the mothers of children. The analysis that used in this study are univariate, bivariate and multivariate analysis. The result showed that snacking frequences is a dominant factor of over nutrition among school-aged children. The students who had snacking frequances > 3 times/day increase 4,9 times of risk become over nutrition compared with children who had ≤ 3 times/day snacking frequances. Reseacher suggest the parents to reduce snacking frequences, routine breakfast and bring food box to school for children.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S63528
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thong Felicia Melinda
Abstrak :
Pendahuluan: Obesitas terjadi karena adanya ketidakseimbangan energi. Akhir-akhir ini, prevalensi obesitas semakin meningkat karena adanya perubahan gaya hidup, termasuk pada anak. Prevalensi obesitas pada anak usia sekolah dasar di Jakarta mencapai 14% pada tahun 2013. Obesitas dapat menyebabkan berbagai macam gangguan, salah satunya adalah gangguan tidur. Akan tetapi, gangguan tidur yang terjadi pada anak sering kali diabaikan oleh orang tua, padahal dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan, gangguan kardiovaskular, gangguan fungsi kognitif dan gangguan perilaku sehari-hari. Oleh karena itu, perlu diketahui hubungan antara obesitas dengan gangguan tidur pada anak. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan desain penelitian cross-sectional pada 107 anak di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01 Menteng Jakarta pada bulan September 2015. Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan uji chi-square. Hasil: Dari pengukuran antopometri didapatkan 20,56% subjek mengalami obesitas serta 62,63% subjek mengalami gangguan tidur. Hasil analisis statistik menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara obesitas dengan gangguan tidur (p=0,037). Diskusi: Prevalensi obesitas anak sekolah dasar di SDN 01 Menteng jauh lebih tinggi bila dibandingkan di DKI Jakarta. Prevalensi gangguan tidurnya juga lebih tinggi bila dibandingkan dengan penelitian lain. Gangguan tidur paling banyak disebabkan oleh kurangnya durasi tidur malam yang dipengaruhi oleh kebiasaan tidur anak dan pendapat orangtua mengenai pola tidur anak. Terdapat hubungan yang bermakna antara obesitas dengan gangguan tidur sehingga anak yang obesitas cenderung mengalami gangguan tidur. ......Introductions: Obesity occurs because of an imbalance of energy. Lately, the prevalence of obesity has increased due to changes in lifestyle, including in children. The prevalence of obesity in primary school aged children in Jakarta reached 14% in 2013. Obesity can cause a variety of disorders, one of which is sleep disorders. However, sleep disorders in children is often overlooked by parents, even though sleep disorders can cause growth disorders, cardiovascular disorders, impaired cognitive function and behavioral disorders. Therefore, it is necessary to know the relationship between obesity and sleep disorders in children. Methods: This research was conducted with a cross-sectional study design on 107 children in Sekolah Dasar Negeri 01 Menteng Jakarta in September 2015. The data were analyzed using chi-square. Results: Antopometri of measurements obtained 20.56% of the subjects were obese and 62.63% of the subjects experienced sleep disorders. Statistical analysis showed there is a significant association between obesity and sleep disorders (p = 0.037). Disscussions: The prevalence of child obesity in SDN 01 Menteng much higher than in Jakarta. The prevalence of sleep disorders is also higher when compared to other studies. Sleep disorder most often caused by lack of sleep duration at night and influenced by the child's sleep habits and parents? opinions regarding the child's sleep patterns. There is a significant association between obesity and sleep disorders so that children who are obese tend to experience sleep disorders.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Septiana
Abstrak :
Berat badan berlebih pada anak merupakan masalah kesehatan global dengan angka kejadian yang semakin meningkat tiap tahunnya Keadaan berat badan lebih dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius pada anak baik sekarang maupun di masa depan. Pencegahan sejak dini adalah upaya yang paling realistis dan esensial untuk mengatasi masalah ini sehingga dibutuhkan upaya identifikasi faktor faktor risiko berat badan berlebih pada anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proporsi berat badan lebih pada anak usia sekolah dasar dan hubungannya dengan faktor sosiodemografi berupa usia jenis kelamin suku ayah suku ibu serta urutan lahir. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Jakarta pada bulan Januari tahun 2013 dengan subjek penelitian sebanyak 288 siswa sekolah dasar Data berat badan lebih didapatkan melalui pengukuran antropometri yang dipetakan pada kurva CDC 2000 sedangkan data sosiodemografi didapatkan melalui pengisian kuesioner oleh orang tua subjek. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji chi square Didapatkan proporsi berat badan lebih pada anak usia sekolah dasar di Jakarta adalah sebesar 25 4 dengan frekuensi lebih tinggi ditemukan pada anak laki laki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat badan lebih pada anak berhubungan dengan jenis kelamin anak namun tidak berhubungan dengan usia suku ayah suku ibu serta urutan lahir anak Kata kunci anak usia sekolah dasar berat badan berlebih faktor sosiodemografi Indonesia Jakarta. ...... Excess weight in children is a global health problem with increasing incidence every year. This can lead to serious health problem in children both in present time and in the future Early prevention by avoiding various risk factors is the most realistic and essential to solve this problem so that identification effort of risk factors for excess weight in children is needed. The purpose of this study was to identify factors associated with excess weight in school aged children related to sociodemographic factors includes age gender ethnicity of father ethnicity of mother and birth order. This study is a cross sectional study Data collection were conducted in Jakarta in January 2013 and taken from 288 elementary students. Excess weight data were obtained from antrophometric measurements which were plotted in CDC 2000 curve while sociodemographic factors were obtained from questionnaire filled by subject parents. All data were analyzed by chi square test. The proportion of children school aged children with excess weight is 25 4 with higher frequency in boys. This result showed that excess weight in children was associated with gender but was not associated with age ethnicity of father ethnicity of mother and birth order.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Syafira Audi Syahroel
Abstrak :
Dalam Riset Kesehatan Dasar 2013 di Indonesia, permasalahan gizi pada anak salah satunya adalah angka obesitas yang masih tinggi. Angka kejadian obesitas ini secara global akan meningkat dengan prediksi mencapai 9,1% atau sebanyak 60 juta anak pada tahun 2020. Obesitas tidak hanya merugikan secara fisik tetapi juga secara psikologis. Permasalahan psikologis yang dialami oleh anak-anak obesitas adalah body image discontent atau ketidakpuasan anak terhadap bentuk tubuhnya. Hal ini dapat terjadi sejak usia dini dikarenakan perlakuan bully dari pihak keluarga ataupun teman mengenai bentuk tubuhnya. Salah satu faktor yang berperan dalam kejadian obesitas adalah minimnya kontrol diri terkait perilaku makan. Perilaku makan yang dimaksud adalah mengonsumsi makanan yang tidak sehat (tinggi kalori) atau mengonsumsi makan dalam jumlah yang berlebihan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kemampuan kontrol diri terkait perilaku makan pada anak obesitas usia 6-8 tahun. Teknik yang digunakan adalah dengan menggunakan metode penggolongan makanan (berdasarkan jenis, porsi, dan frekuensi) mengikuti aturan warna lampu lalu lintas yang disebut dengan Lampu Lalu Lintas Makanku. Penelitian ini menggunakan desain before-after experimental dan dianggap dapat memperbaiki kontrol diri terkait perilaku makan pada anak obesitas usia 6-8 tahun dinilai dari perbaikan skor pre test dan post test partisipan.
Based on Riset Kesehatan Dasar 2013 in Indonesia, one of the nutritional problems in children was the high obesity rate. The incidence of obesity globally will increase with predictions reaching 9.1% or as many as 60 million children in 2020. Obesity is not only detrimental physically but also psychologically. Psychological problem experienced by obese children is body image discontent or their dissatisfaction with their body shape. This can occur from an early age due to bullying from the family or friends regarding to their body shape. One of the factors that play a role in obesity is the lack of self-control related to eating behavior. Eating behavior means consume unhealthy foods (high in calories) or consume excessive amounts of food. This study conducted with the aim of improving the ability of self control related to eating behavior in obese children aged 6-8 years. Food classification method (based on type, portion, and frequency) following the traffic light color rules called 'Lampu Lalu Lintas Makananku' is the technique that used. This study use before-after experimental design and considered to improve self-control related to eating behavior in obese children aged 6-8 years assessed from the improvement of participants' pre-test and post-test scores.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T52339
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irene Purnamawati
Abstrak :
Latar belakang: Prevalens obesitas terus meningkat dan telah menjadi masalah kesehatan global mengingat komplikasinya yang serius. Obesitas pada anak juga berpotensi menjadi obesitas pada dewasa, tetapi belum ada data mengenai prevalens obesitas pada anak TK di DKI Jakarta. Menurut berbagai literatur dikatakan melewatkan makan pagi berhubungan dengan kejadian obesitas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalens obesitas pada anak Taman Kanak-kanak di Kelurahan Cikini, Kecamatan Menteng, DKI Jakarta dan hubungannya dengan melewatkan makan pagi. Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional yang melibatkan semua siswa TK di Kelurahan Cikini, Kecamatan Menteng, DKI Jakarta. Pengukuran antropometri dilakukan di sekolah, kemudian dibagikan kuesioner untuk menilai faktor risiko melewatkan makan pagi. Hasil: Dari 210 responden didapatkan 28,1% obes, dimana laki-laki (34,8%) lebih banyak daripada perempuan (20%). Dari 158 responden didapatkan 15,8% anak melewatkan makan pagi dan tidak ditemukan perbedaan bermakna antara anak obes yang melewatkan makan pagi (24%) dengan yang makan pagi (27,8%); p>0,05, odds ratio 0,819; 0,30-2,21. Kesimpulan: Angka prevalens obesitas yang didapatkan cukup tinggi sehingga perlu dilakukan edukasi kepada orang tua dan sekolah mengenai bahaya obesitas dan bagaimana pencegahannya. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan hubungan antara anak obes dengan melewatkan makan pagi. ......Background: Obesity prevalence is keep changing in an ascending rate and has become a global health burden for its serious complications. Despite children obesity tends to become adulthood obesity, there is no data for obesity prevalence among kindergarten children in DKI Jakarta. According to some literatures, skipping breakfast is associated with obesity. This research was conducted to discover the obesity prevalence among kindergarten children in Cikini, Menteng, DKI Jakarta and its relation with skipping breakfast. Methods: This is a cross-sectional study which includes all kindergarten children in Cikini, Menteng, DKI Jakarta as sample. Anthropometric measurement was done at school. Questionnaires were given to evaluate skipping breakfast as risk factor of obesity afterwards. Results: The obesity prevalence from 210 respondents is 28.1%, which male (34.8%) is greater than female respondents (20%). Among 158 respondents, there were 15.8% children who skipped breakfast and no significant difference is found in obese children who skipped breakfast (24%) and who were breakfast-eaters (27.8%); p>0.05, odds ratio 0.819; 0.30-2.21. Conclusions: The obesity prevalence is quite high so parents` education about obesity complication and prevention is needed. A further study is required to ensure the relationship between obese children and skipping breakfast.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Suryani
Abstrak :
Latar belakang: Obesitas telah menjadi masalah kesehatan global yang mempunyai korelasi yang kuat dengan morbiditas dan mortalitas. Hingga saat ini, belum terdapat data mengenai prevalens obesitas pada anak Taman Kanak-kanak di Jakarta. Obesitas pada anak dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya konsumsi ASI. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya prevalens obesitas pada anak Taman Kanak-kanak di Kelurahan Cikini, Kecamatan Menteng, DKI Jakarta dan hubungannya dengan konsumsi ASI. Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong-lintang yang melibatkan semua anak empat TK, di Kelurahan Cikini, Kecamatan Menteng, DKI Jakarta. Pengukuran antropometri dilakukan di sekolah lalu dibagikan kuesioner untuk mengetahui konsumsi ASI. Hasil: Prevalens obesitas dari 210 responden adalah 28,1%. Dari 157 responden yang datanya lengkap, didapatkan persentase obesitas pada anak dengan konsumsi ASI eksklusif sebesar 19,1%, meningkat menjadi 29,1% (p=0,196, OR 1,735; 0,748-4,026) pada anak dengan konsumsi ASI tidak eksklusif, dan menjadi 42,9% (p=0,159, OR 3,167; 0,600-16,721) pada anak yang tidak mengonsumsi ASI. Terdapat hubungan yang tidak bermakna antara obesitas dengan konsumsi ASI. Kesimpulan: Angka prevalens obesitas yang didapatkan cukup tinggi sehingga perlu dilakukan edukasi kepada orang tua dan sekolah mengenai penyebab, bahaya, dan pencegahan obesitas. Perlu dilakukan juga penelitian lebih lanjut untuk memastikan hubungan antara obesitas anak dengan konsumsi ASI. ......Background: Obesity has become a global health burden which has strong correlation with morbidity and mortality. There is no data of prevalence of obesity among kindergarten students in Jakarta published. Childhood obesity is influenced by various risk factors, one of which is breastmilk consumption. Objectives: To discover the prevalence of obesity among kindergarten students in Cikini, Menteng, DKI Jakarta, and its relation to breastmilk consumption. Methods: This is a cross-sectional study which includes all kindergarten children in Cikini, Menteng, DKI Jakarta. Anthropometric measurement was done at school. Questionnaires were given to evaluate breastmilk consumption. Results: The prevalence of obesity from 210 respondents is 28.1%. Among 157 respondents who completely answered the questionnare, prevalence of obesity in children with exclusive breastfeeding is 19,1 %, increases to 29,1% (p=0,196, OR 1,735; 0,748-4,026)) in children with non-exclusive breastfeeding and 42,9% (p=0,159; OR 3,167; 0,600-16,721)) in children without breastfeeding. There is no statistically significant relation between obesity and breastmilk consumption. Conclusions: The prevalens of obesity is high so that education to parents and school about obesity causes, complications and preventions is needed. A further study is also needed to ensure the relationship between obese children and breastmilk consumption.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Martina Siboe
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang: Prevalens obesitas anak dan remaja semakin meningkat. Obesitas merupakan masalah yang penting karena dianggap sebagai salah satu faktor risiko utama terjadinya penyakit jantung, resistensi insulin, diabetes mellitus tipe 2 (DMT2), hipertensi, dan stroke. Diperkirakan 80% anak yang mengalami obesitas akan terus mengalami kondisi tersebut pada saat dewasa. Sebelum anak mencapai pubertas, intervensi dini pada diet dan aktivitas fisis sangat penting sebagai tata laksana obesitas anak. Tujuan: Mengetahui pengaruh intervensi diet dan aktivitas fisis terhadap indeks massa tubuh (IMT), asupan makan, aktivitas fisis, dan kebugaran pada anak obes usia 6-9 tahun. Metode: Penelitian ini menggunakan uji pre dan pasca-intervensi pada murid SD usia 6-9 tahun di SD Marsudirini dan SD Melania Jakarta pada bulan SeptemberDesember 2015. Intervensi diet berupa analisis dan edukasi diet pada subyek dan orangtua. Intervensi aktivitas fisis diberikan sebanyak 3 kali 60 menit per minggu selama 12 minggu dengan intensitas sedang vigorous. Pengukuran tingkat aktivitas fisis menggunakan Physical Activity Questionnaire (PAQ-C). Pengambilan data dilakukan pada awal dan akhir penelitian dengan penambahan data IMT pada pertengahan penelitian. Hasil: 25 subyek ikut serta pada awal penelitian, 23 subyek menyelesaikan penelitian. Pada akhir intevensi, terdapat hasil yang bermakna pada penurunan IMT -1.16 kg/m 2 (p<0,001), asupan makan -772,58 kkal (p<0,001), dan peningkatan 3 komponen tes kebugaran (lari 30 m, loncat vertikal, and baring duduk). Sebelas subyek mengalami penurunan IMT sehingga mencapai status nutrisi gizi lebih. Terdapat peningkatan nilai PAQ-C 0,15, namun peningkatan ini tidak bermakna. Tidak terdapat korelasi antara penurunan IMT dengan kehadiran latihan fisis dan penurunan asupan makan subyek. Simpulan : Intervensi diet dan aktivitas fisis selama 12 minggu pada anak obes usia 6-9 tahun menyebabkan penurunan IMT, asupan makan, dan peningkatan kebugaran. Hasil ini menunjukkan pentingnya multidisiplin ilmu dalam tata laksana anak dengan obesitas. ABSTRACT Background: The prevalence of obesity among children and adolescents has dramatically increased. Obesity is considered as risk factor for cardiovascular disease and associated with comorbid conditions such as insulin resistance, type 2 diabetes mellitus, hypertension and stroke. It has been observed that 80% of obese adolescents will persist into adulthood. Early dietary and physical activity intervention of childhood obesity is mandated before reaching puberty. Objective: To examine the effects of 12-week dietary and physical activity intervention on body mass index (BMI), dietary intake, physical activity, and fitness in 6-9 years old obese children. Methods: In this one group pre and post test design, 25 obese children were subjected to 12-weeks dietary and physical activity intervention. All children were between 6-9 years old and attending primary education in SD Marsudirini I and SD Melania III. Dietary intervention were given in the form of dietary analysis and education 4 times with 1 month interval. Physical activity intervention were given 3 times weekly (60 minutes duration) with moderate to vigorous exercise intensity. Measurement of physical activity was done using Physical Activity Questionnaire (PAQ-C). Data collection were done at intial and final time of intervention with additional of BMI on mid time of intervention. Results: From 25 observed subjects, 23 subjects completed the program. There were significant reduction in BMI -1.16 kg/m 2 (p<0,001), dietary intake -772,58 kkal (p<0,001), and improvement of 3 components of fitness test (30 m sprint, vertical jump, and sit-up). Eleven subjects managed to reach BMI level for overweight nutritional status. There was an increase in PAQ-C level 0.15 (p=0,389). However, there was no correlation between decrease dietary intake or exercise attendance with the decrease of BMI. Conclusions: Our data demonstrate beneficial effects of a combined dietary and physical activity intervention among 6-9 years old obese children. These results highlight the importance of multidisciplinary programs for the treatment of childhood obesity.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library