Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Axtell, Guy, 1957-
Cambridge : MA Polity Press, 2016
121.4 AXT o
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rakhmania Anindhita Pithaloka
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5269
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Media massa memiliki tiga prinsip utama, yaitu: kebebasan, kesetaraan, dan keaanekaragaman. Media massa Juga dituntut untuk mengedepankan prinsip objektivitas. Konsep ini diperkenalkan oleh Westerstahl. Ini meliputi dimensi faktualitas yang meliputi kebenaran yang diindikasikan dengan akurasi dan kelengkapan berita serta relevansi yang diindikasikan dengan kepatuhan media terhadap standar normatif, standar profesi, kode etik. Objektivitas juga dapat dilihat dari dimensi evaluatif, yakni media dituntut untuk tidak berpihak. Indikasinya adalah berita media bersifat proporsional dan non-sensasional. Tulisan ini akan melihat bagaimana praktik pemberitaan media massa di Indonesia dilihat dari konsep objektivitas werstehal tadi. Kesimpulannya adalah objektivitas masih merupakan barang mahal yang acapkali diabaikan oleh media massa di Indonesia.
384 KOMAS 10:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jelita Murni
Abstrak :

Pemilihan presiden di Indonesia merupakan isu yang selalu menarik perhatian publik setiap periodenya. Dalam mengawal pemilihan presiden yang demokratis dan aspiratif, media massa memiliki peran penting dan strategis dengan menerapkan prinsip-prinsip jurnalisme. Artikel jurnal ini menganalisis dua hasil penelitian mengenai penerapan objektivitas sebagai salah satu prinsip jurnalisme pada pemberitaan pemilihan presiden di Indonesia yang dipublikasikan di jurnal ilmiah nasional. Meskipun kedua penelitian tersebut menggunakan metode analisis isi dengan pendekatan kuantitatif, peneliti pada artikel kedua juga mengelaborasi penelitiannya dengan pendekatan kualitatif melalui analisis framing. Hasil dari kedua penelitian tersebut menunjukkan rendahnya pemberitaan yang berimbang terkait pemilihan presiden di Indonesia oleh media massa yang diteliti. Namun, keduanya tidak mengulas secara menyeluruh konsep dan kriteria objektivitas berita yang dikemukakan oleh Westerståhl. ......Presidential elections in Indonesia are an issue that attracts public attention every period. In guarding a democratic and aspirational presidential election, the mass media has an essential and strategic role by applying journalism principles. This journal article analyzes two research results regarding the application of objectivity as one of the principles of journalism to the coverage of presidential elections in Indonesia published in national scientific journals. Although both studies used the content analysis method with a quantitative approach, the researcher in the second article also elaborated his research with a qualitative approach through framing analysis. The results of both studies show the low number of balanced news coverage related to the presidential election in Indonesia by the mass media studied. However, they did not thoroughly review the concept and criteria of news objectivity proposed by Westerståhl.

 

Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Veronica Marissa Vania
Abstrak :
ABSTRAK
Auditor internal merupakan pihak yang diharapkan memberikanhasil audit yang dapatdiandalkandanberkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuisejauhmanapengaruhkompetensi, independensi, objektivitas, danintegritasterhadapkualitashasil audit. Metode yang digunakan adalah studi kuantitatifdenganinstrumentkuesioner (survey). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa variablekompetensidanindependensitidakmemilikipengaruhsecarasignifikanterhad apkualitashasil audit. Sedangkanvariabelobjektivitasdanintegritasmemilikipengaruhyang signifikanterhadapkualitashasil audit. Dalam melakukankegiatan audit danuntukmendapatkanhasil audit yang bisa diandalkandanberkualitasInspektoratJenderalKemendikbudperluuntukmeningkatk ankompetensisepertipengetahuanstatistikdananalisis. Dalam melakukankegiatan audit perlujugapimpinanuntuktidakmelakukanintervensiterhadappenyusunan program audit, prosedur audit, dan memodifikasi bagian tertentu dalam kegiatan audit.
ABSTRACT
Internal auditor shall be the party expected to provide reliable and qualified audit. This research is aimed to find out to what extent the impact of competency, independency, objectivity, and integrity toward audit quality. Method used on this research is quantitative study by means of questionnaire (conduct of survey). The result of research concludes that variables of competency and independency do not have significant impact on audit quality. Meanwhile, variables of objectivity and integrity have significant impact on audit quality. In obtaining reliable and qualified audit result, Inspectorate General of Ministry of Education and Culture is required to improve competency such as statistic knowledge and analysis. It is also important to have leader/manager who will not do intervention in planning audit program, setting audit procedure, and modificating certain process of audit
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seli Muna Ardiani
Abstrak :
Kekerasan seksual selama ini banyak dipahami dalam definisi subjektif. Maknanya bergantung pada pengetahuan dan batasan subjek penahu. Untuk memecahkan masalah ini, Superson mewakili model feminis analitik, mencoba merumuskan suatu kerangka definisi objektif yang melepaskan kondisi-kondisi: 1) subjek A tidak mengetahui apa itu kekerasan seksual, 2) subjek A tidak mendefinisikan bahwa tindakan B terhadapnya adalah kekerasan seksual, 3) subjek A mengetahui bahwa B melakukan kekerasan seksual terhadapnya namun enggan untuk mengartikulasikan. Studi ini merupakan bentuk dukungan terhadap gagasan objektivitas di dalam kekerasan seksual sekaligus koreksi dengan mempertimbangkan diskusi yang berkembang di dalam teori feminisme. Secara khusus, proses pertimbangan dan kritik yang saya lakukan menggunakan kerangka realisme konstruksi sosial Sally Haslanger. Sehingga, rekonseptualisasi atas definisi objektif saya formulasikan melalui kekuatan konstruksi sosial konstitutif. Amatan ini juga ditujukan pada implikasi argumen objektivitas di dalam kebijakan kekerasan seksual di Indonesia yang saya khususkan yakni UU TPKS (Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual No 12 Tahun 2022). Permasalahan tersebut saya urai dalam dua rumusan pertanyaan: 1) Bagaimana argumen objektivitas di dalam kekerasan seksual: 1.a) Bagaimana problem pendefinisian kekerasan seksual? 1.b) Bagaimana pemeriksaan argumen objektif dan sumbangsihnya dalam perdebatan teori feminisme mengenai kekerasan seksual?, 2) Apa implikasi teoretik argumen objektivitas bagi kebijakan kekerasan seksual? Kesimpulannya, argumen objektivitas memberikan sumbangan bagi perdebatan teori feminisme, yakni melalui pemeriksaan realisme konstruksi sosial kausal dan konstitutif. Dua model ini mampu menunjukkan mana argumen lemah dan kuat dalam tiga perspektif feminisme mengenai kekerasan seksual (natural-biologi, sosiokultural, dan liberal). Pembedaan tersebut setidaknya berguna dalam melihat keluasan tindakan kekerasan seksual di dalam UU TPKS. Kendati demikian, keluasan permasalahan yang ada dalam UU TPKS tidak sepenuhnya mampu ditangkap oleh model ini. Oleh karenanya, saya memberikan catatan tambahan yang menyangkut dimensi korban kekerasan seksual dan tindakan yang belum diakomodir di dalam UU TPKS. ......Sexual violence has been widely understood in terms of subjective definitions. Its meaning depends on the knowledge and limitations of the knowing subject. To solve this problem, Superson represents the analytic feminist model, trying to formulate an objective definitional framework that releases the conditions: 1) subject A does not know what sexual violence is, 2) subject A does not define that B's actions against him are sexual violence, 3) subject A knew that B had sexually assaulted her but was reluctant to articulate it. This study is a form of support for the idea of objectivity in sexual violence as well as a correction by considering the discussions that developed in feminism theory. In particular, the process of consideration and criticism that I carried out used the framework of Sally Haslanger's social construction realism. Thus, I have formulated a reconceptualization of the objective definition through the power of constitutive social construction. This observation is also aimed at the implications of objectivity arguments in the policy of sexual violence in Indonesia, which I specifically focus on, namely the UU TPKS (Law on the Crime of Sexual Violence No. 12, 2022). I will describe the problem in two questions: 1) What is the argument for objectivity in sexual violence: 1.a) How is the problem of defining sexual violence? 1.b) How is the objective argument examined and its contribution to the feminist theory debate on sexual violence? 2) What are the theoretical implications of the objectivity argument for sexual violence policy? In conclusion, the objectivity argument contributes to the debate on feminism theory, namely through an examination of the realism of causal and constitutive social constructions. These two models are able to show which arguments are weak and strong in the three feminist perspectives regarding sexual violence (natural-biological, sociocultural, and liberal). This distinction is at least useful in looking at the breadth of acts of sexual violence in the UU TPKS. However, the breadth of the problems contained in the UU TPKS cannot be fully captured by this model. Therefore, I provide additional notes concerning the dimensions of victims of sexual violence and acts that have not been accommodated in the UU TPKS.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Isa
Abstrak :
Saat ini media berbasis agama banyak bermunculan, mulai dari media cetak sampai media daring. Namun, objektivitas seringkali masih menjadi masalah seiring hadirnya media-media tersebut. Oleh karena itu, perlu ada perhatian khusus terhadap masalah ini. Terdapat dua penelitian yang membahas masalah ini menggunakan teori objektivitas Westerstahl dengan dua kasus yang berbeda. Perbedaan juga terlihat pada pengukuran di tahap operasionaliasi teori objektivitas Westerstahl. Penelitian pertama membahas tentang objektivitas pada Majalah Sabili saat meliput konflik Ambon, Sampit, dan Poso tahun 1999-2001. Penelitian kedua membahas tentang objektivitas pada media daring Voa-Islam dalam meliput penolakan terhadap Gubernur DKI Jakarta tahun 2014. Hasil dari kedua penelitian menemukan bahwa kedua media Islam yang diteliti belum memenuhi kriteria komponen objektivitas Westertahl. ...... Nowadays, many religious-based media are emerging, ranging from printing to online media. Despite the fact that the platform of religious-based media is now varied, objectivity is still a problem and it needs to be discussed. There have been two studies with two different cases addressing this issue using Westerstalhs Objectivity Theory. The difference can be seen in the measurement of the operational stage in Westerstalhs Objectivity Theory. The first study investigates the objectivity of Majalah Sabili when it covered Ambon, Sampit and Poso conflict in 1999-2001 while the second study investigates the objectivity of an online media platform named VOA-Islam when they covered about the rejection of DKI Jakartas governor back in 2014. Taken together, these results show that none of these two media fulfill Westertahls objectivity criteria.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fathania Nazmi Lulu Alam
Abstrak :
Tuntutan kecepatan dalam penyajian berita di media online berpengaruh kepada penyajian beritanya. Objektivitas sebagai prinsip jurnalisme seringkali diabaikan. Berita lingkungan juga seringkali tidak memperhatikan objektivitasnya. Nilai-nilai objektivitas seringkali dilanggar. Padahal berita lingkungan yang baik adalah yang jelas dan lengkap dalam pemaparannya. Polusi udara sebagai salah satu masalah lingkungan yang serius di Indonesia yang perlu dimaksimalkan peran media massa (online) untuk meningkatkan kesadaran akan lingkungan. Skripsi ini membahas tentang kecenderungan objektivitas berita lingkungan polusi udara Jakarta dalam portal berita Detik.com. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dan metode analisis isi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kecenderungan penyajian objektivitas berita lingkungan di Detik.com Hasil penelitiannya yaitu berita lingkungan yang disajikan di Detik.com belum sepenuhnya memenuhi prinsip objektivitas. Namun untuk kriteria kelengkapan berita cenderung rendah. Peliputan beritanya juga cenderung satu sisi saja. Dampak dan solusi dari permasalahan lingkungan polusi udara tidak disajikan secara luas dan global, cenderung dalam bidang kesehatan saja. Sedangkan penyajian foto sebagai pelengkap berita di Detik.com cenderung menampilkan foto apa adanya atau normal view.
Speed ​​demands in presenting news on online media are affecting the presentation of the news. Objectivity as a principle of journalism is often ignored. Environmental news also often does not pay attention to its objectivity. The values ​​of objectivity are often being violated. A good environmental news is having clear and complete context on presenting the information. Air pollution as one of the serious environmental problems in Indonesia needs to be exposed with the role of mass media (online media) to increase environmental awareness. This thesis discusses the tendency of environmental news objectivity about Jakarta air pollution in online news media Detik.com. This research uses quantitative research and content analysis methods. The purpose of this study is to determine the tendency of environmental news objectivity presentation at Detik.com. The results of this research is environmental news that presented in Detik.com has not reached the objectivity principle. Showed by the completeness criteria for news that tend to be low. The balance aspect is also low as seen from the news coverage that tends to be one sided. Impacts and solutions to environmental problems of air pollution are not presented widely and globally, inclined in the health sector only. Meanwhile, the presented photos as the news complement in Detik.com tends to disclose the photo as it is or normal view.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Yuliane
Abstrak :
Masih banyak yang menganggap bahwa hokum yang baik adalah hukum yang netral dan objektif. Begitulah kemudian cara pandang seperti ini dicairkan legitimasinya dalam hokum melalui prinsip netralitas dan objektivitas. Melalui kedua prinsip tersebut hukum dipercaya mampu mendistribusikan keadilan bagi semua orang. Namun, bagi para feminis kedua prinsip tersebut justru berperan dalam melegitimasi ketidaksetaraan gender. Skripsi ini adalah sebuah telaah filosofis mengenai diskursus persoalan di dalam ranah hukum dari sudut pandang hukum berperspektif perempuan. Melalui kerangka berpikir feminist legal theory yang diajukan oleh Catharine Alice MacKinnon, tulisan ini melancarkan pertanyaan-pertanyaan kritikal berdasarkan pengalaman perempuan, untuk mempertanyakan tentang beberapa pokok pikiran dalam aliran positivism hukum dalam kaitannya dengan bagaimana perempuan ditempatkan. ...... This study aimed to determine whether Many people assume that a good law is a law that is neutral and objective. The current perspective is legitimized in the law through the principle of neutrality and objectivity. Through these two principles, the law believed can distribute justice for everyone. However, for feminist, these two principles actually play a role in legitimizing gender inequality. This thesis is philosophical discourse about the problem of law from a female perspective. Through the feminist legal theory by Catharine Alice MacKinnon, this paper asks the critical questions based on women rsquo s experience, for questioning about some of the key points in the legal positivism in relation to how women are placed.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia , 2017
S70473
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library