Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2001
S29748
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairul Anwar
Abstrak :
Telah dilakukan studi penelitian pengaruh filamen platina pada oksidasi parsial metana dengan menggunakan reaktor baja tahan karat SS 316 berlapis gelas pyrex. Tujuan dari studi penelitian ini untuk mempelajari pengaruh filamen ini terhadap produk reaksinya. Filamen ini ditempatkan didalam preheater. Filamen ini dipanaskan dengan mengalirkan arus listrik. Kandungan oksigen dalam gas umpan antara 2,5 % - 31 %. Temperatur operasinya antara 350°C - 550°C dan tekanan operasinya antara 15 atm - 40 atm. Hasil yang diperoleh dari pengoperasian dengan dan tanpa filamen secara kualitatif tidak berbeda namun secara kuantitatif nampak ada perbedaan. Produk reaksinya berupa metanol, air, karbon dioksida, karbon monoksida dan formaldehid, sama dengan hasil tanpa menggunakan filamen. Secara umum filamen ini tidak banyak mempengaruhi konversi metana pada setiap kondisi. Pengaruhnya terhadap selektifitas dan yield metalol terlihat bahwa pada kondisi P=20 atm ; 9,6% 02 untuk kisaran temperatur dari 425°C- 500°C memberikan kenaikan selektifitas dan yield metanol rata-rata 15%. Kenaikan selektifitas dan yield metanol diikuti dengan menurunnya selektivitas CO.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dharu Dewi
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T40023
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benardus Bandriyana
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
T40262
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hisar Desmon Yosua
Abstrak :
Batubara merupakan bahan bakar yang pada suhu kamar berfase padat. Komposisi batubara terdiri dari karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan sulfur. Dengan komposisi karbon yang ada tersebut maka batubara memiliki fenomena pembakaran spontan (self-ignation). Pembakaran spontan pada batubara terjadi akibat reaksi antara batubara dengan oksigen yang tersedia di udara bebas. Pembakaran spontan muncul apabila laju kalor yang dihasilkan dari proses oksidasi temperatur rendah dapat mengatasi laju pelepasan kalor ke lingkungan. Akibat kalor yang dihasilkan pada timbunan batubara bertambah terus maka akan menyebabkan peningkatan kalor pada batubara, sehingga secara berlahan akan mencapai kondisi kritis yang dapat menimbulkan terbakarnya batubara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat pembakaran spontan dari beberapa sample batubara. Metode yang digunakan untuk mengetahui pembakaran spontan yaitu metode oksidasi adiabatic dengan enam sample yang diuji, yang terdiri dari tiga jenis batubara (SubB-C, SubB-A(1), SubB-A(2)), dua type batubara dengan jenis yang sama yang namun sudah mengalami pengolahan (treatments) (SubB-A(2a) dan SubB-A(2b)) yang berfungsi untuk memperlambat terjadinya pembakaran spontan serta satu sampel campuran antara batubara SubB-C (50%) dan SubB-A(1) (50%). Dari basil yang diperoleh, nilai IRH dan R70 pada sample yang diuji dan nilai terbesar hingga yang terkecil adalah sebagai berikut : SubB-A(1) > SubB-A(2) > SubB-A(2b) > SubB-A(2a) > SubB-C. Hal tersebut menyatakan bahwa batubara SubB-A(1) lebih mudah teroksidasi dan Batubara SubB-C lebih lambat untuk teroksidasi.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37619
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donny Triandhono
Abstrak :
Batubara yang mempunyai komposisi karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan sulfur mempunyai kecenderungan untuk terbakar sendiri (spontaneous combustion) bila laju panas yang dihasilkan oleh proses oksidasi dapat mengatasi laju pelepasan panas ke lingkungannya. Proses oksidasi ini dapat mengakibatkan terakumulasinya panas yang dihasilkan oleh proses oksidasi dimana hal ini akan menaikkan temperatur batubara tersebut hingga mencapai titik penyalaan (self ignition). Proses ini mengakibatkan terbakamya batubara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mekanisme pembakaran spontan pada sampel batubara Prima dan Pinang dimana keduanya merupakan suatu produk batubara dari kelas bituminous. Penelitian ini menggunakan metode oksidasi adiabatik dcngan menggunakan oksigen berkadar lOO%, 40% dan 21% dengan ukuran partikel < 0,06 mm (40 mesh). Pada satu sampel batu bara dibuat ukuran partikel yang lebih besar (1·2 mm) untuk membandingkan karakteristik yang terjadi. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini mernperlihatk:an bahwa ternyata batubara Pinang mempunyai laju peningkatan temperatur yang lebih tinggi daripada batubara prima dan ukutan sampel batubara mempengaruhi laju kenaikan temperatur batubara tersebut. ......Coal which composed by carbon, hydrogen, oxygen and sulfur have a tendency to burning itself (spontaneous combustion) if the velocity of heat release, caused by oxidation process, have more higher value than the velocity heat release to the surrounding of coal The oxidation process can caused caloric accumulated which made by oxidation process which will rise up the temperature of the coal until the point of the self ignition. This process: make the coal bum. The intention of this research is to know the mechanism of spontaneous combustion of the Prima and Pinang coal which both of them is from the bituminous rank. This research using adiabatic oxidation method by using 100%, 40% and 21% oxygen with the particle size< 0.06mm (40mesh). One of those samples is made with more bigger size (1-2 mm) to compare the characteristic that happened. The result of this research show that Pinang coal have more higher temperature rise than Prima coal and the sample size particle influence the rises of the coal temperature.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37813
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haris Nurhidayat
Abstrak :
ABSTRAK
Kolesterol memiliki fungsi fisiologis yang luas dalam tubuh manusia, namun jika konsentrasinya melebihi batas normal maka dapat memicu penyakit seperti arteriosklerosis. Oleh karena itu metode penentuan kolesterol yang cepat dan akurat dikembangkan. Dari semua metode, sensor enzimatik banyak mendapat perhatian, namun sensor ini memilik kekurangan seperti mudah terdenaturasi. Oleh sebab itu penentuan kadar kolesterol menggunakan sensor non-enzimatik saat ini banyak dikembangkan. Perangkat sensor kolesterol non-enzimatik yang dibuat dalam penelitian ini yaitu screen printed electrode SPE yang dideposisi Cu, Ni, dan CuNi yang terhubung dengan potensiostat. Elektrodeposisi Cu, Ni, dan CuNi masing ndash; masing dilakukan pada potensial -0,512 V, -0,326 V, dan -0,804 V dengan variasi waktu deposisi 60 s, 30 s, dan 5 s. Waktu deposisi optimum yang didapatkan yaitu 60 s berdasarkan nilai linearitas, LOD, dan sensitivitas yang didapat dari deteksi kolesterol sistem batch. Cu/SPE, Ni/SPE, CuNi/SPE kemudian diterapkan dalam sistem Flow Injection Analysis FIA . Kinerja sensor optimum diperoleh pada sistem FIA dengan laju alir 0,5 mL/menit dan konsentrasi KOH 1 M. Sensor Cu/SPE, Ni/SPE, dan CuNi/SPE dalam sistem FIA masing ndash; masing memiliki LOD sebesar 1,08, 13,59, 1,24 M dan sensitivitas sebesar 3.584,97, 465,98, 3.258,54 A mM-1 cm-2. Sensor Cu/SPE, Ni/SPE, CuNi/SPE memiliki repeatabilitas yang baik dengan nilai RSD masing ndash; masing 0,68 1,58, dan 1,16. Sensor Cu/SPE, Ni/SPE, CuNi/SPE memiliki reprodusibilitas yang baik dengan nilai RSD masing ndash; masing 0,72, 1,76, dan 0,91. Sensor memiliki stabilitas yang baik yang diukur selama lima hari berturut ndash; turut dengan nilai RSD masing ndash; masing 0,66, 1,54, dan 0,93. Sensor juga selektif terhadap kolesterol dari zat penginterferensi umum yaitu glukosa, sukrosa, fruktosa, asam askorbat, dan NaCl. Cu/SPE, Ni/SPE, dan CuNi/SPE berhasil menentukan kadar kolesterol dalam sampel susu kemasan dan menunjukkan perbedaan hasil 1,88 , 3,59 , dan 3,05 serta recovery 99,79 , 98,61 dan 99,02 berturut ndash; turut.
ABSTRACT
Cholesterol has a wide physiological function in the human body, but if the concentration exceeds the normal limit it can trigger diseases such as arteriosklerosis. So rapid and accurate method of determining cholesterol is developed. Of all the methods, enzymatic sensors have received much attention, but these sensors have such deficiencies as easily denatured. Therefore, the determination of cholesterol levels using non enzymatic sensors is now widely developed. The non enzymatic cholesterol sensor device made in this study is a screen printed electrode SPE deposited with Cu, Ni, and CuNi connected to a potentiostat. The electrodeposition of Cu, Ni, and CuNi were each performed at a potential of 0.512 V, 0.326 V, and 0.804 V with variations of deposition time of 60 s, 30 s, and 5 s. The optimum deposition time obtained was 60 s based on linearity, LOD, and sensitivity obtained from batch system cholesterol detection. Cu SPE, Ni SPE, CuNi SPE are then applied in the Flow Injection Analysis FIA system. The optimum sensor performance was obtained in FIA system with 0.5 mL min flow rate and KOH concentration of 1 M. Cu SPE, Ni SPE, and CuNi SPE sensors in FIA system each have LOD of 1.08, 13.59, 1.24 M and sensitivity of 3,584.97, 465.98, 3,258.54 A mM 1 cm 2. Cu SPE, Ni SPE, CuNi SPE sensors have good repeatability with RSD values of 0.68 1.58 and 1.16, respectively. Cu SPE, Ni SPE, CuNi SPE sensors have good reproducibility with RSD values of 0.72, 1.76, and 0.91, respectively. The sensors have good stability measured for five consecutive days with RSD values of 0.66, 1.54, and 0.93, respectively. Sensors are also selective against cholesterol from common interfering substances such as glucose, sucrose, fructose, ascorbic acid, and NaCl. Cu SPE, Ni SPE, and CuNi SPE succeeded in determining cholesterol levels in packaging milk samples and showing a difference of 1.88 , 3.59 , and 3.05 and 99.79 , 98.61 And 99.02 respectively.
2017
S68000
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triwikantoro
Abstrak :
ABSTRAK Telah dilakukan studi kinetika oksidasi Zirkaloy-4 dalam media udara dengan metode kontinyu. Kondisi percobaan dilakukan pada rentang temperatur 600-800°C selama 4 jam tekanan 10-3Torr menggunakan peralatan TGA (Termal Gravimetri Analyzer). Kurva kinetika oksidasi dinyatakan dengan aluran pertambahan massa per satuan luas (4m/A) sebagai fungsi waktu (t). Pada temperatur 600-650°C terjadi perubahan kurva dari lengkung menjadi datar, sedangkan 750-600°C kurva secara keseluruhan praktis memberikan indikasi kelinieran sejak awal. Pada temperatur 700°C kurva mengalami transisi dari bentuk lengkung ke linier dan titik transisi merupakan awal terbentuknya retak (crack). Pengamatan morfologi melalui mikroskop optik dan elektron (SEM) memperlihatkan adanya retak terutama pada temperatur dan waktu tertentu, sebagai akibat efek termik-mekanik yang erat kaitannya dengan zona transisi kurva ke bentuk linier. Bentuk kurva hasil eksperimen sejalan dengan berbagai fenomena yang terjadi seperti pasifasi, dominasi rejim tunggal dan campur pada kinetika reaksi heterogen terkait.
ABSTRACT Study of oxidation kinetics of Zyrcalloy-4 in air with continue method have been carried out. The experiment was done at range of temperature 600-600°C, time of exposure 4 hours, pressure of 10-3Torr using Thermal Gravimetry Analyzer. The kinetics oxidation curves could be expressed as a relation of mass increase of metal per unit area (a m/A) as function of time t, at various temperatures. At the 600-650°C, the curves change from hyperbolic to linear, whereas 750-800°C, curves linear from initial. The transition point was found at 700°C. It is indicated to exist of crack. The observation using optical and electron Microscope showing that crack was occurred as a result of termic-mechanics effect related to the linear transition zone, especially at certain time and temperature. From experiment result, the form of curves is interlaced by phenomena of pasivation, domination of single or mixture regime on heterogen reaction kinetics.
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Praswasti Pembangun Dyah Kencana Wulan
Abstrak :
Oksida logam stronsium (SrO) merupakan oksida logam alkali tanah yang memiliki aktifitas yang cukup baik dan selektifitasnya terhadap hidrokarbon cukup tinggi. Penambahan logam alkali tanah pada katalis Sm2O3 diketahui dapat memperbaiki aktifitas dan selektifitas katalis pada Reaksi Kopling Oksidatif Metana. Penelitian Terry [1] menghasilkan Sm2O3 sangat aktif dan SrO sangat selektif. Penelitian ini bertujuan mempelajari efek penambahan Sm ke Sr dan Sr ke Sm. Kalsinasi dilakukan pada 3 suhu yaitu 600 °C, 700 °C dan 1000 °C, sesuai dengan hasil karakterisasi DTA. Hasilnya dibandingkan dengan katalis yang dikalsinasi pada suhu 850 °C [1]. Katalis dibuat dengan metode impregnasi basah. Pengujian katalis untuk melihat pengaruh suhu kalsinasi dilakukan dalam reaktor unggun tetap dengan kondisi operasi sebagai berikut : rentang suhu 600 - 900 °C, tekanan 1 atmosfer, rasia CH4/O2 = 2, berat katalis = 0,0119 g dan laju alir umpan total 160 m/menit. Suhu kalsinasi optimum digunakan untuk melihat pengaruh kandungan SrO dalam Sm2O3 yang divariasikan sbb: 1 %, 5 %, 10 %, 30 %, 50 %, 70 % dengan kondisi seperti di atas dan diikuti oleh kenaikan rasio CH4/O2. Katalis yang dikalsinasi pada suhu 600, 700, 850 °C memberikan aktifitas yang rnirip. Suhu kalsinasi 1000 °C membuat katalis mengalami kerusakan morfologi. Pada suhu reaksi 600 - 650 °C, kenaikan suhu kalsinasi menurunkan selektivitas C2. Mulai suhu reaksi 700 °C, kenaikan suhu kalsinasi tidak mempengaruhi selektivitas C2. Pada suhu rendah, waktu kontak yang lebih tinggi menurunkan tekanan parsial oksigen sehingga reaksi pembentukan COx menurun dan reaksi kopling memegang peranan panting. Kenaikan suhu mengakibatkan reaksi homogen memegang peranan sehingga selektivitas tidak dipengaruhi kenaikan suhu kalsinasi. Data yield terhadap komposisi katalis menunjukkan adanya 2 puncak pada 5 dan 50 % berat SrO. Hal ini disebabkan adanya luas permukaan spesifik tertinggi dimiliki kedua katalis ini dan kedua katalis mempunyai morfologi yang berbeda tetapi pusat aktif sama. Sehingga penambahan dopan untuk meningkatkan kinerja katalis laktanida tidak perlu tinggi. Kenaikan luas permukaan spesifik meningkatkan konversi oksigen dan metana dan tidak mempengaruhi selektivitas pada suhu reaksi > 700 °C. Selektivitas yang tetap ini dipengaruhi oleh SrCO3 dan Sm2O3 yang ada di permukaan. Jumlah Sr2+ pada katalis 5 % lebih banyak jumlahnya dibandingkan katalis 50 %. Hasil uji stabilitas memperlihatkan hasil bahwa katalis 50 % relatif stabil selama 10 jam reaksi pada temperatur 800 °C.
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>