Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riksa Afifah, uathor
Abstrak :
ABSTRAK
Proses penuaan akan dialami oleh sebagian besar orang. Menuju proses tersebut akan terjadi perubahan psikologis dan perubahan fisik pada lansia (lanjut usia). Hal ini akan berdampak pada perubahan tempat tinggal lansia. Contohnya dari rumahnya kemudian tinggal ke rumah anaknya atau dari rumahnya tinggal di panti jompo, tentu akan ada perbedaan yang terjadi di dalamnya. Dalam proses perubahan yang dialami, lansia harus beradaptasi dengan tempat baru untuk mencari sebuah tempat yang memberikan kelekatan yang membuatnya merasa aman dan nyaman. Ketika mencari tempat tersebut, ada tahapan yang harus dialami lansia atau place process. Dalam proses ini lansia akan memaknai sebuah tempat melalui proses interaksi hingga intensifikasi untuk mendapatkan tempat yang memberikan kelekatan. Setelah dicari dan diketahui prosesnya melalui studi kasus di Panti Werdha Yayasan Usaha Mulia Jaya, umumnya lansia di panti telah memiliki tempat yang lekat dengan jenis tempat yang berbeda.
ABSTRACT
The process of aging will be experienced by most people. The process will happen with change of psychological and physical changes in old age. This impact will change residence for the old people. In old age , how old people perceive home with their residence changed. For example from their house and then stay in their children home. Of course there will be happening inside the difference. In the process of the changes for the old people, they must adapt to a new place to find a place that gives attachment that make them feel safe and comfortable. When they are find a place , there is the phase that must be experienced and find the place process for the old people. In this process for the old people in home and retirement communities, they have a place attachment from place processes.
2015
S59894
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rustika
Abstrak :
Badan penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen kesehatan kekerjasama dengan Biro Pusat Statistik (BPS) pada tahun 1995 telah melaksanakan Survei Kesehatan rumah Tangga (SKRT) yang terintegrasi dengan Susenas. Dari hasil analisis awal penduduk usia lanjut berumur 55 tahun ke atas sekitar 7,7% dibandingkan seluruh populasi, dengan usia harapan hidup 65-70 tahun. Diperkirakan jumlah ini akan menjadi 9,9% dan total populasi di tahun 2000. Walaupun perubahan proporsi ini tidak terlalu besar. Namun, secara absolut jumlah penduduk golongan usia ini akan paling besar dibandingkan negara lain kecuali Cina, AS, India (SP,1980). Angka kesakitan pada penduduk usia lanjut adalah 25,7% (SKRT,1992). Dan pada tahun 1996 angka kesakitan 15,1%. Walaupun usia lanjut bukan suatu penyakit, namun bersamaan dengan proses penuaan, insiden penyakit kronik dan hendaya (distabilitas) akan semakin meningkat. Untuk menilai kemandirian usia lanjut digambarkan dengan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari (Activities of daily life=ADL) apakah mereka dapat tanpa bantuan misalnya; bangun, mandi, ke WC, kerja ringan, makan, minum dsb. Untuk mengetahui dan mengungkapkan bagaimanakah penduduk usia lanjut dan faktor-faktor apakah yang mempengaruhi ADL penduduk usia lanjut berdasarkan karakteristik sosial ekonomi dan demografi serta kesehatan. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)1995. Susenas merupakan salah satu survei rumah tangga yang diselenggarakan setiap tahun oleh Biro Pusat Statistik (BPS). Dalam pengolahan dan dianalisis data ini, dipilih penduduk usia lanjut berumur 55 tahun ke atas, berjumlah 26.491 orang. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar penduduk usia lanjut adalah Sebagian besar penduduk usia lanjut pada penelitian ini adalah wanita, kelompok umur yang terbanyak adalah antara 60-69 tahun. Pendidikan sebagian besar responden berpendidikan rendah( tidak sekolah atau tidak tamat SD),sebagian besar berstatus kawin. Apabila dilihat dari status pekerjaannya sebagian besar tidak bekerja. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya pengeluaran rata-rata terbanyak berkisar antara 90.0001-350.000 rupiah (di bawah rata-rata) dan tinggal di Desa. Berdasarkan keluhan/gangguan yang dirasakan (sesak nafas, asma, kejang, lumpuh, kecelakaan di Rumah, kecelakaan lainnya), pada umumnya tidak mempunyai keluhan kesehatan, gangguan kesehatan (perilaku/jiwa, pikun, sendi dan kelumpuhan) maupun gangguan kesehatan2 (penglihatan, pendengaran, bicara, rasa raba, kejanggalan dan terbelakang). Dari yang mempunyai keluhan/gangguan; jenis keluhan yang terbanyak adalah sesak nafas, jenis gangguan kesehatan terbanyak adalah gangguan sendi dan jenis gangguan kesehatan2 terbanyak adalah gangguan penglihatan. Karakteristik sosio-ekonomi, demografi dan kesehatan penduduk usia lanjut menunjukkan persentase yang tinggi pada ADL Dasar yang baik, semakin tua kelompok umur penduduk usia lanjut semakin tinggi persentase untuk mendapatkan ADL dasar yang buruk. sebaliknya semakin muda kelompok umur semakin tinggi ADL dasar baik. Persentase terbesar ADL dasar baik adalah pada penduduk usia lanjut laki-laki, kelompok umur 55-59 tahun, pendidikan SMP Ke atas, berstatus kawin, bekerja, pengeluaran di bawah rata-rata, tinggal di Desa, tidak mempunyai keluhan, tidak mempunyai gangguan kesehatan, tidak mempunyai gangguan kesehatan2, tidak pernah di rawat, dan tidak cacat. Melalui analisis inferensial dengan regresi logistik; kelompok umur, pendidikan, status bekerja, keluhan, status dirawat, gangguan kesehatan1, serta gangguan kesehatan2 berpengaruh terhadap ADL Dasar. Pengaruh yang terbesar adalah status dirawat. Dari hasil penelitian tersebut implikasi kebijakan yang disarankan adalah mengingat ADL dasar baik pada penduduk usia lanjut memperlihatkan persentase yang tinggi dibandingkan dengan ADL dasar yang buruk, disarankan penduduk usia lanjut dapat "didayagunakan" sesuai dengan kemampuannya, karena secara umum kesehatan penduduk usia lanjut baik dan masih mampu untuk bekerja. Namun harus di ciptakan lapangan kerja yang khusus baik formal maupun informal, yaitu jenis pekerjaan yang tidak banyak menggunakan kekuatan fisik, misalnya; menjadi konsultan, penulis, pengrajin, penjaga toko dsb. Dengan mengaryakan penduduk usia lanjut tersebut, ketergantungan mereka kepada orang lain atau pemerintah menjadi berkurang, dan mereka dapat memberi sumbangan positif pada perekonomian negara. Dengan demikian, mereka akan dapat mengisi sisa-sisa hidup mereka dengan hidup lebih bahagia, sejahtera dan produktif. Mengingat umur, pendidikan, status bekerja, keluhan, status dirawat, gangguan kesehatan, dan gangguan kesehatan2 serta kecacatan berpengaruh terhadap ADL dasar, maka perlu peningkatan program kesehatan pra-usia lanjut melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan memberikan penyuluhan dan pelayanan kesehatan usia lanjut, membiasakan olah raga sesuai dengan kemampuannya, menjaga keseimbangan gizi melalui diet garam dan lemak, menurunkan berat badan untuk yang kegemukan, menghilangkan kebiasaan merokok, menghindari Cara hidup yang tidak teratur dan kurang sehat serta kebiasaan hidup lainnya yang kurang baik bagi kesehatan di masa lanjut usia.
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Soh, Byungkuk
Abstrak :
Kajian ini ditujukan untuk menemukan pemahaman perkembangan kesadaran nasional bangsa Melayu dalam mencapai kemerdekaan bangsa Melayu. Di dalamnya dikaji muncul dan berkembangnya kelompok-kelompok intelektual baru Melayu yang memiliki daya desak di balik perkembangan pergerakan kemerdekaan Melayu. Tahun 1920-an dianggap sebagai awal perkembangan kesadaran nasional bangsa Melayu. Dalam periode itu kelompok sosial baru, yaitu kaum agamawan terdidik, intelektual terdidik Melayu, dan intelektual terdidik Inggris, muncul di luar hierarki Melayu tradisional dan mulai menampilkan cita-cita sosiopolitis yang berdampak besar pada pembentukan bangsa Malaya, yang kemudian menjadi Malaysia, hingga bergerak terus ke tahun 1948.
University of Indonesia, Faculty of Humanities, 2005
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kuslan Sunandar
Abstrak :
Lanjut usia di Jawa Barat tahun 2002 yang terbina hanya 162.548 dari jumlah 2.333.782 orang, Kelurahan Garuda merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Andir yang mempunyai jumlah Ianjut usia cukup besar yaitu : 295 orang, tersebar di 6 RW. Jumlah tersebut membawa konsekuensi munculnya permasalahan yang cukup kompleks baik dari aspek fisik, psikologis maupun sosial ekonomi. Permasalahan tersebut antara lain adalah penurunan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari yang dapat berdampak terhadap penurunan kualitas hidup. Salah satu program preventif dan promotif pada penurunan status fungsionaI adalah kegiatan latihan fisik melalui olahraga. Tujuan penelitian diketahuinya kontribusi waktu, frekuensi, dan intensitas olah raga terhadap kemampuan melakukan aktivitas fisik sehari-hari pada lanjut usia di kelurahan Garuda kecamatan Andir kota Bandung. Penelitian dilakukan dengan desain cross sectional, teknik sampling yang digunakan, proporsional random sampling dengan jumlah sampel 118. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara kepada responder menggunakan kuesioner. Analisis data pertama secara univariat kemudian bivariat dengan regresi linier sederhana dan multivariat untuk melihat faktor yang paling dominan. Hasil penelitian bahwa waktu olahraga dapat menerangkan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari pada lanjut usia sebesar 47,9 %, frekuensi olahraga 28,2 %, sedangkan intensitas olahraga 69,5 % dan menjadi faktor yang paling dominan. Kesimpulan adanya kontribusi yang kuat dari waktu, frekuensi dan intensitas olahraga terhadap kemampuan melakukan aktivitas fisik sehari-hari pads lanjut usia. Saran bahwa kegiatan olahraga yang sudah berjalan dengan baik perlu ditingkatkan dalam segi intensitas/kualitas olahraga yang dilakukan. Pendidikan kesehatan tentang olahraga kepada lanjut usia dan masyarakat luas perlu lebih gencar melalui berbagai cara dan media agar cakupan kegiatan olahraga meningkat. ......Aging in West Java of year 2002 constructive only 162.548 from amount 2.333.782 people. Kelurahan Garuda represent one of chief of village in kecamatan Andir having amount continue the big enough aging that is : 295 people, the round of in 6 RW. That is bring the consequence of complex problems appearance from physical aspect, psychological and also economic and social. The problems for example is functional status reduction which can affect to decline quality of live. One of program of prevention and promotion is activity of physical practice of through physical exercises. Research aim knowing of time contribution, frequency, and sport intensity to ability conduct activity of daily livings the aging in kelurahan Garuda of kecamatan Andir of Bandung city. Research conducted by cross sectional desain , sampling technics used proporsional random sampling with the amount sampel 118. Data collecting conducted by interview to responder use the kuesioner. Analyse the first data by univariat later then bivariate by simple regression linier and multivariat to see the most dominant factor. Result of research that sport time can explain the ability to conduct ADLs at the aging equal to 47,9 %, sport frequency 28,2 %, while sport intensity 69,5 % and become the most dominant factor. Conclusion is existence of strong contribution from time, sport intensity and frequency to ability conduct the ADLs at the aging. Suggestion that sport activity walk better require to be improved in intensity/quality facet. Health education about sport to continuing wide society and aging need more intensively through various means and media so that sport activity coverage increase.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T18383
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fainurmah Rivai
Abstrak :
ABSTRAK Salah satu dampak keberhasilan pembangunan nasional di bidang kesehatan adalah menurunnya angka kematian, khususnya kematian bayi, anak balita, kematian umum dan meningkatnya umur harapan hidup. Pada tahun 2000 jumlah usia lanjut diperkirakan akan menjadi 15,3 juta orang dengan perkiraan angka harapan hidup berkisar antara 65-70 tahun. Di DKI Jakarta pada tahun 2000 meningkat menjadi 6,77 % dari total penduduk. Proporsi usia lanjut di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan tahun 1998 sebesar 6,84 % menduduki proporsi tertinggi di Wilayah/Kota Madya Jakarta Selatan. Agar penduduk usia lanjut tidak menjadi beban keluarga masyarakat dan negara, maka pelayanan untuk kelompok ini perlu semakin mendapat perhatian. Melalui Kartu Menuju Sehat diharapkan masalah-masalah kelompok usia lanjut ini dapat dideteksi secara dial sehingga masalah kesehatan segera diatasi yang selanjutnya akan mengurangi komplikasi yang lebih berat. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan di Wilayah/Kota Madya Jakarta Selatan. Rancangan penelitian ini menggunakan disain cross sectional dengan total sampel 141 orang. Sampel adalah hasil yang diperoleh yaitu dari 141 responden terdapat 72,3 % responden yang telah memanfaatkan kartu menuju sehat usia lanjut, di mana 86,5 % berjenis kelamin perempuan. Pendidikan terbanyak responden adalah < 6 tahun (77,3 %) dengan status perkawinan adalah berstatus cerai (cerai mati /cerai hidup) sebesar 53,2 %, dan 68,8 % responden berstatus tidak bekerja. Pengetahuan responden tentang kartu menuju sehat ternyata pada umumnya sudah baik (59,6 %). Responden yang menyatakan jarak tempat pelayanan yang menyatakan dekat dari rumahnya sebesar 75,4 %. Responden yang memersepsikan kesehatannya berstatus sehat sebanyak 52,5 %, sedangkan kesehatan aspek fisik biologi yang berdasarkan hasil pemeriksaan petugas kesehatan dalam satu bulan terakhir sehat sebesar 67,4 %. Penelitian ini membuktikan bahwa jenis kelamin mempunyai hubungan yang bermakna (p<0,05) dengan ketidakpemanfaatan kartu menuju sehat usia lanjut (OR= 0,12 nilai p-0.002). Selanjutnya yang dapat disarankan ialah perlu diupayakan mensosialisasikan kartu menuju sehat usia lanjut dengan cara kerja sama dengan Departemen lain di Tingkat Pusat seperti Departemen Sosial, Departemen Tenaga Kerja, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, Forum Koordinasi Lembaga Kesejahteraan Lanjut Usia, Organisasi Sosial di Tingkat Pusat seperti : PKK, Kamar Dagang dan Industri dan memanfaatkan media elektronika seperti RRI, TVRI, media cetak seperti Gema Lansia agar pelaksanaan pembinaan tidak terjadi drop out diupayakan pembinaan kesehatan dan bagi responden saki-laki perlu diinformasikan secara terus menerus dan berkesinambungan bahwa ada pelayanan kesehatan bagi usia lanjut, apabila diperlukan diberikan brosur/leaflet baik waktu pendaftaran ataupun melalui pertemuan rutin dan pengembangan hobi bagi responden yang masih sehat dan produktif dan juga perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai pemanfaatan kartu menuju sehat dengan alat ukur/instrumen yang akurat.
ABSTRACT One of the impact of national development success in health sector is the decreasing of death number, especially infant mortality, under five mortality, general mortality and the increasing of life expectancy age. In 2000 the number of aging is about will be 15,3 million with the estimation of life expectancy age is 65 - 70 years. In Jakarta in the year of 2000, the number of aging will be 6,77 % of the total population. The proportion of aging in Primary Health Center Kecamatan Pesanggrahan in 1998 is 6,84 % the highest proportion in South Jakarta In order to aging will not be burden in family, community and country, so the attention should be given for this group. By using Karla Menuju Sehat (KMS) it is hoped that the problem of aging can be detected earlier so the health problem is overcame immediately and then it will decrease the heavier complication. The research is conducted in Primary Heath Center in Kecamatan Pesanggrahan in South Jakarta. Cross-sectional design is used by using 141 sample. The result shows that 72,3 % respondents used Kartu Menuju Sehat (KMS). Among them, about 86,5 % are females. Their most education is 5 6 years (77,3 %) with widow/divorce as a marital status (53,2 %) and 68,8 % respondents have jobless status. Generally the respondent knowledge about Kartu Menuju Sehat (KMS) is good (59,6 %)_ Respondents who stated that the distance of service place is near from their houses is about 75,4 %. There is 52,5 % respondents who percept that their health are healthy, meanwhile there is 67,4 % respondents with healthy status based on health officer check on physical-biological aspect in the last month. The result proves that sex has significant relationship (p < 0,95) with the non-usage Kartu Menuju Sehat (KMS) among aging. The next it can be suggested that it is necessary to socialize Kartu Menuju Sehat (KMS) among aging by joint with other departments in center level such as : Department of Social, Department of Man Power, National Family Planning Coordination Board (BKKBN), Forum Koordinasi Kesejahteraan Lanjut Usia, Social Organization in center level such as PKK, Industrial and Trade Chamber (KADIN) by using electronic media like RRI, TVRI, printing media : Gema Lansia, so that the implementation of health supervision can prevent drop out and it is necessary to inform continuosly and sustainably for male respondents that there is health service for aging. If necessary it is given brochure/leaflet when both registration and routine meeting and the development of hobbies for respondents still health and productive and also it is necessary to conduct the further research about the usage of Kartu Menuju Sehat (KMS) as an accurate measurement/instrument.
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syamani
Abstrak :
Setiap individu akan mengalami proses menjadi tua dalam tahapan hidupnya dan akan menghadapi perubahan-perubahan yang erat kaitannya menjadi sumber stres serta dapat menimbulkan perubahan konsep diri: harga diri rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman lansia dalam menghadapi perubahan konsep diri: harga diri rendah akibat proses menua. Penelitian ini menggunakan disain fenomenologi deskriptif dengan metode wawancara mendalam. Partisipan adalah 6 lansia yang memiliki pengalaman dalam menghadapi perubahan konsep diri: harga diri rendah akibat proses menua yang diperoleh melalui purposive sampling. Data yang dikumpulkan berupa hasil rekaman wawancara dan catatan lapangan yang dianalisis dengan menerapkan tehnik Collaizi. Etika penelitian diperhatikan dengan menghormati prinsip beneficience, justice, dan autonomy. Keabsahan data dijamin dengan memenuhi prinsip credibility, dependability, confirmability, dan transferability. Penelitian ini menghasil 7 tema, yaitu: menua dalam persepsi lansia, sumber stres bagi lansia, manifestasi stres dalam menghadapi proses menua, mekanisme pertahanan diri, faktor yang mempengaruhi proses adaptasi, harapan lansia di masa tua, dan hikmah spiritual dari proses menua. Penelitian ini menyimpulkan bahwa aspek spiritual pada lansia merupakan hal yang berharga dan harus dikembangkan agar dapat membantu lansia dalam membangun koping yang adaptif terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di masa tua, sehingga lansia dapat mengembangkan konsep diri yang positif serta menjalani masa tua dengan bahagia dan sejahtera. ......Everyone will be facing aging proccess in every stages of life. On that aging process, there would be a lot of changes as stressor that potentially could make self concept changes: low self esteem to the old people. This research aims to explore experience of the old people in facing self concept changes: low self esteem caused by aging process. Design of research using phenomenological study with purposive sampling. Participants are 6 old people that has experience in facing self concept changes caused by aging process. Collecting data using indepth interview with 7 semi structured questions. The interview recorded using voice recorder, then transcripted and analyzed using Collaizi?s method. The participant were carefully protected under the ethical principles of beneficience, justice, and autonomy. Trustworthiness of the data was confirmed with the principles of credibility, dependability, confirmability, and transferability. This research results 7 themes: the old people perception of aging, stressor of the old people, stress manifestation on aging process, defense mechanism, factors that influencing adaptation process, hope of the old people on the old age, and spiritual meaning of aging process. This research shows that the spirituality aspect of the old people is worthy and must be develop to help the old people to cope with changes in old age, so the old people can build a positive self concept to reach optimum aging.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shanti Amelia
Abstrak :
Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) merupakan sasana yang dikelola oleh pemerintah atau badan swasta terkait sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat berusia lanjut. PSTW sebagai salah satu ruang hidup manusia lanjut usia memiliki pengaruh dalam memunculkan perilaku yang terjadi. Perilaku ini muncul sebagai manifestasi lanjut usia dalam berekspresi dan beraktivitas dalam konteks spasial yang dipengaruhi oleh interioritas tubuh manusia lanjut usia dan desain ruang interior di PSTW. Skripsi ini ditulis secara deskriptif menggunakan kajian literatur dan pembahasan studi kasus. Studi kasus dilakukan pada dua individu lanjut usia yang menetap di PSTW Budi Mulia 1 Cipayung dan dianalisis dengan menggunakan pemetaan perilaku sebagai perwujudan penulisan yang utuh untuk melihat variasi perilaku lanjut usia di dalamnya. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa intensitas perilaku lanjut usia yang muncul dipengaruhi oleh besarnya intensitas aktivitas yang dilakukan pada suatu ruang, dimana ruang tersebut merupakan ruang favoritnya di dalam PSTW. ...... Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) is a place that was managed by the government or private institution as a service form for the elderly community. PSTW as one of the elderly living space has an influence to elderly behaviors. This behavior has presented as a manifestation of expression and activities in the spatial context that is affected by the interiority of elderly bodies and implication of interior design in PSTW. This undergraduate thesis is written in descriptive method by using literature study and review of case studies. An analysis of case study was conducted in two eldery people who are living in PSTW Budi Mulia 1 Cipayung and presented by using behavioral mapping to see variations of elderly behaviors. The analysis showed that the intensity of elderly behavior is affected by the intensity of activities that appear on their everyday space, which belongs to their favorite space in PSTW.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56203
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library