Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nabila Shafa Annisa
Abstrak :
Onomatope dalam komik memanfaatkan gambar sebagai representasi pengalaman indra untuk mengatasi keterbatasan penggunaan kata. Dengan gambar, onomatope tidak hanya bermakna tiruan bunyi, tetapi juga menimbulkan kesan, seperti emosi atau sikap. Oleh karena itu, penelitian ini mengenai makna onomatope pada komik Yowis Ben: Lika-liku Anak Band (YBLAB) karya Bayu Skak dengan melihat gambar dan kata sebagai sebuah rangkaian pemaknaan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan makna onomatope yang disertai gambar dalam komik YBLAB. Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif dan teori kategori onomatope Thomas & Clara (2004), juga teori kontinum onomatope Sasamoto (2019). Dengan menggunakan teori Thomas & Clara (2004) hasil penelitian menunjukkan adanya 1 kata tiruan bunyi binatang (Call of Animals), 2 kata tiruan bunyi alam (Sounds of Nature), 4 kata tiruan bunyi manusia (Sounds by Human), dan 13 kata tiruan aneka ragam bunyi (Miscellaneous Sounds). Selain itu, dengan menggunakan teori kontinum dari Sasamoto (2019) ditemukan bahwa, gambar pada komik membuat kata onomatope yang merupakan tiruan bunyi mengalami penyempitan makna dengan membuatnya lebih spesifik melalui munculnya makna kesan, makna perasaan, detail kejadian atau peristiwa, dan intensitas kejadian. ......Onomatopoeia in comics utilizes images as representations of sensory experiences to overcome the limitations of using words. With pictures, onomatopoeia does not only mean sound imitation but also creates impressions, such as emotions or attitudes. Therefore, this study examines the meaning of onomatopoeia in the comic Yowis Ben: Lika-liku Anak Band (YBLAB) by Bayu Skak by looking at pictures and words as a series of meanings. The purpose of this study is to describe the meaning of onomatopoeia accompanied by pictures in YBLAB comics. The study used descriptive qualitative methods and the onomatopoeic category theory by Thomas & Clara (2004), as well as Sasamoto's onomatopoeic continuum theory (2019). By using the theory of Thomas & Clara (2004) the results of the study showed that there was 1 word imitating animal sounds (Call of Animals), 2 words imitating natural sounds (Sounds of Nature), 4 words imitating human sounds (Sounds by Human), and 13 imitating words Miscellaneous Sounds. In addition, by using the continuum theory from Sasamoto (2019) it was found that images in comics make onomatopoeic words which are sound imitations experience a narrowing of meaning by making them more specific through the emergence of impression meanings, feeling meanings, details of events or events, and intensity of events.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Atikah Immaduddin
Abstrak :
Penelitian ini membahas pembentukan karakter kata tiruan bunyi (Onomatope) binatang dalam Bahasa Mandarin. Karakter Han dalam Bahasa Mandarin memiliki prinsip pembentukan yang unik. Salah satunya adalah prinsip pembentukan karakter ÐÎÉùx¨ªngsh¨¥ng yang digunakan untuk menganalisis data. Selain itu terdapat data-data onomatope binatang yang berbeda untuk binatang yang sama. Hasil penelitian dari 36 data yang ada menunjukkan bahwa sebagian besar karakter kata tiruan bunyi (Onomatope) binatang dalam Bahasa Mandarin terbentuk dengan prinsip pembentukan karakter ÐÎÉùx¨ªngsh¨¥ng. Hasil penelitian juga menunjukkan onomatope yang berbeda untuk binatang yang sama ternyata mewakili bunyi yang berbeda pula, yang diwakili oleh perbedaan kombinasi fonem pembentuknya.
This study discusses the formation of the characters sound imitative words (Onomatope) animals in Mandarin. Han Characters in Mandarin have a unique principle formation. One is the characters formation principle ÐÎÉùx¨ªngsh¨¥ng which is used to analyze the data. In addition there are some data of different onomatope for the same animal. Results from 36 data have shown that most of the characters sound imitative words (Onomatope) animals in Mandarin is being formed by the characters forming principle of ÐÎÉùx¨ªngsh¨¥ng. Research also point out that different onomatope that represent the same animals has different sound too, the difference represented by the combination of phoneme.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S12998
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aileen Trifena
Abstrak :
Dalam bahasa Korea, onomatope dan mimesis memiliki ciri-ciri yang unik dan digunakan luas baik dalam komunikasi sehari-hari maupun media. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan perbandingan antara onomatope dan mimesis bahasa Korea dari segi bentuk. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan empat kesamaan ciri dari onomatope dan mimesis. Onomatope dan mimesis bisa mengalami alternasi vokal dan konsonan, memiliki bentuk reduplikasi, membentuk kata kompleks, dan berfungsi sebagai adverbia. Kemudian, terdapat lima perbedaan antara onomatope dan mimesis. Pertama, mimesis memiliki ketergantungan terhadap bentuk reduplikasi, berbeda dengan onomatope yang hanya memakai bentuk reduplikasi jika bunyi terjadi berulang. Kedua, mimesis memiliki kecenderungan kuat untuk membentuk kombinasi rima. Ketiga, kombinasi sufiks -hada dengan onomatope hanya membentuk verba, sedangkan kombinasi dengan mimesis membentuk verba atau adjektiva, serta sufiks -i/-hi hanya berkombinasi dengan mimesis. Keempat, sejumlah onomatope memiliki kelas kata interjeksi. Terakhir, bentuk onomatope lebih bebas dikreasikan dibandingkan dengan mimesis. Disimpulkan bahwa mimesis memiliki bentuk yang lebih beraturan daripada onomatope. ......Korean onomatopoeia and mimetic word possess unique characteristics and are widely used in everyday communication and media. This study aims to describe a comparison between Korean onomatopoeia and mimetic word based on their forms. This study is a qualitative research that uses library research method. The result shows four similar characteristics of onomatopoeia and mimetic word. Onomatopoeia and mimetic word can have change in vowel or consonant, have reduplicative form, form complex word, and function as adverb. There are five differences between onomatopoeia and mimetic word. First, mimetic word have dependency on reduplicative form, unlike onomatopoeia which use reduplicative form only when the sound occurs repeatedly. Second, mimetic word has a strong tendency to make rhyme combinations. Third, suffix -hada combined with onomatopeia only form verb, while combined with mimetic word can form verb or adjective, and suffix -i/-hi can only be combined with mimetic word. Fourth, some onomatopoeias can function as interjection. Lastly, onomatopoeia are freer to be modified as opposed to mimetic word. To conclude, mimetic word’s form have more consistent patterns compared to onomatopoeia’s.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Prisilla
Abstrak :
Dalam skripsi ini saya menganalisis realisasi leksikal onomatope dalam komik bahasa Jerman dan komik bahasa Indonesia. Fokus penelitian saya adalah membandingkan persamaan dan perbedaan realisasi leksikal onomatope yang muncul dalam komik berbahasa Jerman dan realisasi leksikal onomatope yang muncul dalam komik berbahasa Indonesia, dari segi semantik dan fonologi. Skripsi ini terdiri dari empat bab. Teori-teori yang tersaji dalarn bab II terdiri dari teori struktur teks dalam komik dari Noth, teori konsep dasar tanda Peirce, teori penandaan makna dari Humboldt, teori tiruan bunyi dari Gross, serta teori sistem bunyi bahasa Jerman dan sistem bunyi bahasa Indonesia. Hasil dari penelitian yang saya lakukan menunjukkan bahwa, pada realisasi leksikal onomatope dalam komik, baik komik berbahasa Jerman maupun komik berbahasa Indonesia, terdapat persamaan bunyi dominan dan kesan yang ditimbulkan oleh kata-kata onomatope, yang mengacu pada makna referensial yang sama. Kesamaan yang dimiliki oleh kata-kata onomatope berbahasa Jerman maupun onomatope berbahasa Indonesia tersebut, menunjukkan bahwa meskipun dalam kedua bahasa tersebut memiliki tafsir yang berbeda satu sama lain terhadap suatu realita bunyi yang sama, tetap terdapat kemiripan dalam onomatope pada keduanya.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S15149
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monica Alifiah
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang pembentukan kata onomatope emosi dalam bahasa Mandarin. Onomatope merupakan kata tiruan bunyi. Seiring dengan perkembangan bahasa tulis, bunyi-bunyi yang mampu mengekspresikan perasaan atau emosi manusia seperti perasaan senang yang umumnya diwakili dengan bunyi tertawa, perasaan sedih yang umumnya diwakili dengan bunyi menangis, perasaan cemas, dan lain sebagainya diwujudkan dalam bentuk tulisan yang disebut dengan onomatope emosi. Onomatope emosi ini digunakan untuk memberikan nuansa dan gambaran dari suatu ekspresi yang terdapat dalam berbagai karya sastra seperti cerpen, komik, dan novel agar terlihat lebih hidup dan menarik. Namun, masih sedikit yang membahas tentang jenis radikal pada onomatope emosi dalam bahasa Mandarin serta apa makna dari onomatope tersebut, sehingga penelitian ini akan berfokus pada pembentukan kata onomatope emosi bahasa Mandarin dilihat dari jenis radikalnya dengan tujuan untuk menjelaskan jenis radikal yang membentuk karakter onomatope untuk kemudian ditemukan pola dominan yang digunakan dalam pembentukan onomatope bahasa Mandarin, serta mengetahui sumbangan makna dari jenis radikal terhadap karakter onomatope tersebut dengan melakukan analisis melalui bentuk, bunyi, dan maknanya. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari kamus elektronik Pleco Chinese Dictionary. Hasil penelitian menunjukkan bahwa radikal 口 (kǒu) menjadi radikal dominan yang paling banyak digunakan pada onomatope emosi, meskipun ada pula onomatope emosi yang terbentuk dari radikal selain 口 (kǒu). ......This research discusses the formation of emotional onomatopoeic words in Mandarin. Onomatopoeia refers to words that imitate sounds. With the development of written language, sounds that can express human feelings or emotions, such as the feeling of happiness commonly represented by laughter, the feeling of sadness commonly represented by crying, feelings of anxiety, and so on, are expressed in written form known as emotional onomatopoeia. These emotional onomatopoeic words are used to provide a sense and description of an expression found in various literary works such as short stories, comics, and novels, in order to make them more lively and engaging. However, there is little research on the radical types of emotional onomatopoeia in Mandarin and the meanings of these onomatopoeic words. Therefore, this study will focus on the formation of emotional onomatopoeic words in Mandarin based on their radical types, with the aim of explaining the dominant radicals that form onomatopoeic characters and identifying the dominant patterns used in the formation of Mandarin onomatopoeia. Additionally, it aims to determine the contribution of radical types to the meaning of these onomatopoeic characters through analysis of their form, sound, and meaning. The data used in this research is sourced from the Pleco Chinese Dictionary electronic database. The research findings indicate that the radical 口 (kǒu) is the most commonly used dominant radical in emotional onomatopoeia, although there are also emotional onomatopoeic words formed from radicals other than 口 (kǒu).
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Putri Indy Prasetyo
Abstrak :
Onomatope merupakan kata yang meniru bunyi hasil tangkapan indra pendengaran, sedangkan mimesis adalah kata dibuat untuk mengekspresikan gerakan atau peristiwa yang tidak bisa dirasakan oleh indra pendengar. Penggunaan onomatope dan mimesis banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari karena efektivitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan onomatope dan mimesis dalam lirik lagu Korea dengan menggunakan lirik lagu-lagu dari grup Ikon dan Stray Kids sebagai korpus penelitian. Penelitian ini berfokus pada satu rumusan masalah, yaitu bagaimana penggunaan onomatope dan mimesis dalam lirik lagu Korea. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif sekaligus, dengan metode analisis deskriptif komparatif terhadap penggunaan onomatope dan mimesis dalam lirik lagu-lagu grup Ikon dan Stray Kids. Penelitian menunjukan bahwa onomatope dan mimesis banyak digunakan dalam lirik lagu-lagu Korea dengan bentuk yang bervariasi, dan mimesis lebih banyak digunakan dibandingkan onomatope. ......Onomatopoeia is a word that imitates the sound perceived by the sense of hearing, while mimesis is made to express movement or condition that can’t be received by the sense of hearing. The use of onomatopoeia and mimesis occurs frequently in everyday language use because of its effectiveness. This study aims to analyze the use of onomatopoeia and mimesis in Korean song lyrics by using Ikon and Stray Kids songs lyrics as the corpus. This study focuses on one problem formulation, how is the use of onomatopoeia and mimesis in Korean song lyrics. This study uses both quantitative and qualitative methods, with comparative descriptive design to analyze the use of onomatopoeia and mimesis in Ikon and Stray Kids songs lyrics. This study shows that onomatopoeia and mimesis are widely used in Korean songs lyrics with various forms, and mimesis is used more than onomatopoeia.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Yanti
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan telaah kontrastif bahasa Jepang dan bahasa Indonesia pada subsistem leksikal yang difokuskan pada kata-kata yang merupakan onomatope gerakan manusia, yang meliputi suara dari bunyi yang ditimbulkannya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui persamaan dan perbedaan onomatope gerakan manusia bahasa Indonesia dan bahasa Jepang. Penelitian ini menggunakan metode analisis kontrastif yang termasuk dalam cakupan penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik kepustakaan dengan sumber data dari kamus. Semua data yang merupakan onomatope deskripsi bunyi pada kamus onomatope bahasa Jepang dan kamus bahasa Indonesia dimasukkan ke dalam korpus data dan diklasifikasi menurut jenisnya, lalu diambil pasangan onomatope yang berpadanan yang berhubungan dengan gerakan manusia saja. Sedangkan analisis terhadap unsur leksikal onomatope menggunakan teori komponen makna. Dari analisis komponen makna terhadap onomatope kedua bahasa, ditemukan persamaan dan perbedaan yang dapat disimpulkan sebagai berikut. Persamaannya adalah: I) menunjukkan bunyi atau suara yang ditimbulkan oleh manusia; 2) menunjukkan sumber bunyi yang sama, seperti jantung, mulut, tangan, kerongkongan. Perbedaannya adalah: 1) dari lingkup pemakaian, ada yang terbatas dan ada yang luas (selain manusia); 2) dari intensitas bunyi (kuat/tidak); 3) dari kuantitas bunyi (berkelanjutanltidak). Selain itu, ditemukan juga tiga bentuk hubungan makna antara kata yang berpadanan, yaitu: 1) onomatope yang mempunyai persamaan dan perbedaan; 2) onomatope yang mempunyai kesamaan makna seutuhnya; 3) onomatope yang mempunyai makna yang lebih luas dari onomatope bahasa bandingannya.
2007
T 20819
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Alma Mandjusri
Abstrak :
Kata-kata onomatope cukup banyak digunakan dalam kegiatan bahasa di Indonesia, baik dalam langgam bahasa sehari-hari maupun dalam langgam bahasa sastra, dan pembahasan mengenai kata-kata onomatope kebanyakan berkisar pada masalah fonologis dan semantik, sementara gejala-gejala lain di luar bidang tersebut kurang mendapat perhatian. Pembahasan mengenai kata-kata onomatope dalam skripsi ini ditujukan untuk melengkapi deskripsi kata-kata onomatope bahasa Indonesia dalam bidang morfologi dan sintaksis. Analisis dalam bidang morfglogi ditujukan untuk mencari kaidah-kaidah morfologis yang berlaku pada onomatope, khususnya proses pemhentukan onomatope sebagai kata, disertai dengan analisis morfofonemik yang timbul akibat proses tersebut, sedang analisis dalam bidang sintaksis ditujukan untuk menempatkan kata-kata onomatope dalam penggolongan kelas kata bahasa Indonesia. 1. Onomatope sebagai kata terbentuk melalui proses morfologis, berupa (1) afiksas&; (2) reduplikasi; (3) terdapatnya bentuk-bentuk lain yang memiliki arti berulang-ulang atau jamak, tetapi secara morfologis tidak bisa digolongkan sebagai reduplikasi. 2. Prefiks pada onomatope mempunyai fungsi tertentu sebagai unsur pembentuk akar onomatope menjadi sebuah kata yang terdiri dari dua suku kata atau lebih. 3.Dalam proses pembentukan kata, khususnya proses afiksasi, terjadi perubahan morfofonemik berupa proses asimilasi yang tidak bersifat mutlak tetapi manasuka. 4. Reduplikasi pada onomatope terdiri atas tiga tips: (1) reduplikasi penuh berupa gabungan antara prefiks dengan morfem dasar; (2) reduplikasi penuh dengan perubahan fonem; (3) bentuk-bentuk lain. 5. Onomatope sebagai kata tidak bisa dimasukkan ke kelas interjeksi, tetapi bisa digolongkan ke (1) kelas nomina; dan (2) kelas ajektiva
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S10805
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Siti Nurzannah
Abstrak :
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan strategi penerjemahan onomatope dan mimesis dari bahasa Korea ke bahasa Indonesia dalam webtoon Our Beloved Summer. Korpus data dari penelitian ini adalah webtoon dengan judul Our Beloved Summer episode 1 sampai episode 7, dalam bahasa Indonesia dan bahasa Korea. Penelitian ini menganalisis data berdasarkan teori penerjemahan menurut Vinay dan Darbelnet (1995). Dari total 246 data penelitian, ditemukan sejumlah 82 onomatope dan 164 mimesis. Hasil analisis menunjukkan bahwa strategi penerjemahan onomatope dan mimesis yang paling dominan adalah kesepadanan. Sementara itu, strategi penerjemahan onomatope yang paling sedikit ditemukan adalah transposisi dan harfiah. Pada penerjemahan mimesis, strategi penerjemahan yang paling sedikit ditemukan adalah modulasi. Strategi penerjemahan calque tidak ditemukan dalam penerjemahan onomatope dan mimesis. Pada penelitian ini, ditemukan bahwa satu mimesis dalam bahasa sumber (Bsu) dapat diterjemahkan secara bervariasi ke bahasa sasaran (BSa). Sebaliknya, berbagai jenis mimesis dalam BSu pun dapat diterjemahkan menjadi satu kata yang sama dalam BSa. Hal tersebut bertujuan menyesuaikan dengan konteks dan penekanan cerita. ......This is qualitative descriptive research that aims to describe the translation strategy of onomatopoeia and mimetic from Korean to Indonesia in the webtoon. The data corpus of this study is a webtoon Our Beloved Summer episode 1 to episode 7, in Indonesian and Korean. This study analyzes data based on translation theory according to Vinay and Darbelnet (1995). From a total of research data, 82 onomatopoeia and 164 mimetic were found. The results of the analysis show that the most dominant onomatopoeic and mimetic translation strategies are equivalence. Meanhwile, the fewest onomatopoeic translation strategies found were transposition and literal. In mimetic translation, the least common translation strategy is modulation. The calque translation strategy is not found in onomatopoeic and mimetic translation. In this study, it was found that one mimetic in the source language (SL) can be translated in various ways into the target language (TL). Otherwise, there is various types of mimetic in SL can also be translated into the same word in TL. It aims to adjust to the context and emphasis of the story.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>