Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Heny Suseno
"ABSTRAK
Dalam penyusunan disertasi ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah member masukan baik sebagai pembimbing, penguji maupun nara sumber. Terimakasih kepada Prof.Dr.Sumi Hudiyono PWS selaku promotor Dr.rer.nat.Budiawan dan Dr. Djarot S Wisnubroto selaku ko promotor dalam hal penyempurnaan ide, implementasi pelaksanaan penelitian dan penyempurnaan tulisan. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada para penguji dimulai dari seminar proposal sampai dengan ujian disertasi yaitu: Dr. Endang Saefudin, Prof.Dr. Soleh Kosela, Prof.Dr.Usman Sumo Tambunan, Dr. Widayanti Wibowo, Prof. Dr. Wahyudi P Suwarsio, , Dr. Asep Saefummilah, Dr. Yoki Yulizar, Dr.Yuni K Krisnandi, Prof.Dr.Ir. Anondho Wijanarko,M.Eng dan Dr. Zaenal Abidin. Terimakasih disampaikan kepada Dr. Scott W Fowler, Dr. Fanny Houlbreque, Dr. Ross Jefrfy dan Mr. Jean Louis Teyssie dari Marine Environment Laboratory atas berbagai diskusi yang kontruktif sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
D-1308
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dhea Fanny Shavira
"Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis bentuk dan kelimpahan mikroplastik pada air, insang, dan saluran pencernaan ikan mujair Oreochromis mossambicus dan ikan setan merah Amphilophus labiatus yang terdapat di Situ Salam, Kampus Universitas Indonesia, Depok. Sampel air diambil sebanyak 20 L lalu disaring menggunakan plankton net sampai volume air menjadi 200 ml sementara sampel ikan mujair dan ikan setan merah diambil masing-masing 10 ekor dengan jala lalu disimpan di wadah penyimpanan berisi formalin 40%. Ekstraksi sampel dilakukan di Laboratorium Biologi Kelautan, Departemen Biologi, FMIPA UI dengan metode dekstruksi oleh HNO3 65% kemudian dilakukan analisis bentuk dan kelimpahan mikroplastik di bawah mikroskop. Hasil penelitian menunjukkan, rata-rata total kelimpahan mikroplastik pada air diperoleh 153,7 ± 44,2 partikel L-1, pada saluran pencernaan ikan mujair diperoleh 2.868 ± 723,5 partikel ind-1, pada saluran pencernaan ikan setan merah diperoleh 3.548,4 ± 1031,4 partikel ind-1, pada insang ikan mujair diperoleh 3.782,6 ± 1.171,6 partikel ind-1, dan pada insang ikan setan merah diperoleh 3.848 ± 863,1 partikel ind-1. Bentuk mikroplastik yang mendominasi pada air situ, saluran pencernaan, dan insang adalah bentuk fiber. Berdasarkan hasil Uji T Dua Sampel terhadap sampel insang dan pencernaan dari ikan mujair dan ikan setan merah menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan.

Research has been carried out that aims to analyze the shape and microplastics in the water, gills, and digestive tract of tilapia fish Oreochromis mossambicus and red devil fish Amphilophus labiatus that found in Salam Lake, University of Indonesia Campus, Depok. Water samples were taken as much as 20 L and then filtered using a plankton net until the water volume became 200 ml while samples of tilapia fish and red devil fish were taken each with a net and stored in a storage container containing formalin 40%. Sample extraction was carried out at the Marine Biology Laboratory, Department of Biology, FMIPA UI with the destruction method by HNO3 65% and then analyzed the shape and abundance of microplastics under a microscope. The results showed that the average total abundance of microplastics in water was 153,7 ± 44,2 L-1 particles, in the digestive tract of tilapia fish it was obtained 2.868 ± 723,5 ind-1 particles, in the digestive tract of red devil fish obtained 3.548,4 ± 1.031,4 ind-1 particles, in the gills of tilapia fish obtained 3.782,6 ± 1.171,6 ind-1 particles, and in the gills of red devil fish obtained 3.848 ± 863,1 particles ind-1. The predominant form of microplastic in the water, digestive tract, and gills is the form of fiber. Based on the results of the Two-Sample T-Test on gill and digestive samples of tilapia fish and red devil fish, there is no significant difference."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ailsa Shafa Nariswari
"Kawasan tambak Blanakan, Subang, Jawa Barat merupakan tempat budidaya perikanan yang telah dipengaruhi oleh berbagai aktivitas antropogenik di sekitarnya. Ikan mujair merupakan salah satu komoditas budidaya di tambak Blanakan yang banyak dikonsumsi dan diperjualbelikan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kandungan logam berat seng (Zn) dan timbal (Pb) pada sedimen dan ikan mujair (Oreochromis mossambicus), serta mengetahui nilai Bioconcentration Factor (BCF) logam berat seng dan timbal pada ikan mujair di tambak Blanakan, Subang, Jawa Barat. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode purposive sampling pada tiga stasiun dengan titik inlet, midlet, dan outlet. Sampel sedimen diambil sebanyak 500 gram pada setiap titik dari ketiga stasiun, sedangkan ikan mujair diambil sebanyak 5 individu dari setiap stasiun. Preparasi sampel dilakukan dengan cara sampel sedimen dikeringkan ke dalam oven, sedangkan ikan mujair dibedah untuk didapatkan sampel daging. Analisis kandungan logam berat seng menggunakan metode Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS), sedangkan logam timbal menggunakan metode Inductively Coupled Plasma (ICP). Berdasarkan hasil analisis, kandungan logam berat seng pada sedimen berkisar 15,21 – 43,94 ppm, sedangkan logam timbal berkisar 5,04 – 7,88 ppm. Kandungan logam berat seng pada ikan mujair berkisar 3,33 – 8,21 ppm, sedangkan logam timbal tidak terdeteksi. Nilai BCF logam seng pada ikan mujair berkisar 0,132 – 0,311 (deconcentrator). Nilai BCF logam timbal pada ikan mujair tidak dapat ditentukan.

The Blanakan ponds area, Subang, West Java, is a place for aquaculture where various anthropogenic activities have influenced the vicinity. Mozambique tilapia is one of the aquaculture commodities at Blanakan ponds, which is widely consumed and traded. This study aims to determine the content of heavy metals zinc (Zn) and lead (Pb) in sediments and mozambique tilapia (Oreochromis mossambicus), and to determine the value of the Bioconcentration Factor (BCF) of heavy metals zinc and lead in mozambique tilapia at Blanakan ponds, Subang, West Java. Sampling was carried out using the purposive sampling method at three stations with inlet, midlet, and outlet points. Sediment samples were taken as much as 500 grams at each point from the three stations, while 5 individuals of mozambique tilapia were taken from each station. Sample preparation was carried out by drying the sediment samples in an oven, while the mozambique tilapia were dissected to obtain meat samples. Analysis of the heavy metal content of zinc used the Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) method, while lead metal used the Inductively Coupled Plasma (ICP) method. Based on the analysis results, the heavy metal content of zinc in the sediment ranged from 15,21 – 43,94 ppm, while lead metal ranged from 5,04 – 7,88 ppm. The heavy metal content of zinc in mozambique tilapia ranged from 3,33 – 8,21 ppm, while lead metal was not detected. The BCF value of zinc metal in mozambique tilapia ranged from 0,132 – 0,311 (deconcentrator). The BCF value of lead metal in mozambique tilapia cannot be determined."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amara Sausan Qotrunnada
"Tambak Blanakan merupakan kawasan budidaya perikanan yang berada di daerah pesisir Kabupaten Subang, Jawa Barat. Kawasan di sekitar tambak merupakan tempat padat aktivitas yang berpotensi menyebabkan kontaminasi logam berat masuk ke dalam perairan tambak. Logam berat yang masuk dapat memengaruhi organisme akuatik seperti ikan. Ikan mujair (Oreochromis mossambicus) merupakan salah satu ikan budidaya yang dikonsumsi oleh manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kandungan logam berat kadmium (Cd) dan tembaga (Cu) pada sedimen dan ikan mujair Oreochromis mossambicus, serta menentukan nilai Bioconcentration Factor (BCF) logam Cd dan Cu pada ikan mujair di tambak Blanakan, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Penentuan lokasi pengambilan sampel dengan metode purposive sampling pada tiga stasiun dengan tiga titik, yaitu inlet, midlet, dan outlet. Sampel sedimen diambil sebanyak 500 g pada setiap titik dari ketiga stasiun dan sampel ikan mujair diambil sebanyak 5 ekor pada tiap stasiun dengan berat berkisar antara 50–150 g. Sampel sedimen dikeringkan sebanyak 200 g dan sampel bagian daging ikan mujair diambil sebanyak 100 g/stasiun sebelum dianalisis kandungan logam berat. Logam berat kadmium pada sedimen dan ikan mujair dianalisis dengan Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) dan Inductively Coupled Plasma (ICP), sedangkan logam berat tembaga pada kedua sampel dianalisis dengan AAS. Hasil analisis kandungan logam tembaga pada sedimen rata-rata berkisar antara 5,54–8,31 ppm, sedangkan analisis logam tembaga pada ikan mujair rata-rata sebesar 2,05 ppm. Hasil analisis kandungan logam kadmium baik pada sedimen maupun ikan mujair tidak terdeteksi (not detected). Nilai BCF logam tembaga adalah BCF<1, menunjukkan bahwa ikan mujair di tambak Blanakan termasuk dalam kategori dekonsentrator.

Blanakan ponds is an aquaculture area located in the coastal area of Subang Regency, West Java. The area around the pond is a dense place of activity that has the potential to cause heavy metal contamination to enter the pond waters. Heavy metals that enter can affect aquatic organisms such as fish. Mozambique tilapia (Oreochromis mossambicus) is one of the cultivated fish that is consumed by humans. This study aims to determine the content of heavy metals cadmium (Cd) and copper (Cu) in sediment and Mozambique tilapia Oreochromis mossambicus, as well as determine the value of the Bioconcentration Factor (BCF) of Cd and Cu metals in Mozambique tilapia in Blanakan ponds, Subang Regency, West Java. Determination of the sampling location by purposive sampling method at three stations with three points, namely inlet, midlet, and outlet. Sediment samples were taken as much as 500 g at each point from the three stations and samples of Mozambique tilapia were taken as many as 5 fish at each station with a weight ranging from 50–150 g. Sediment samples were dried as much as 200 g and samples of Mozambique tilapia meat were taken as much as 100 g/station before being analyzed for heavy metal content. Cadmium heavy metal in sediment and Mozambique tilapia was analyzed by Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) and Inductively Coupled Plasma (ICP), while copper heavy metal in both samples was analyzed by AAS. The results of the analysis of copper metal content in sediments averaged between 5.54–8.31 ppm, while the analysis of copper metal in Mozambique tilapia averaged 2.05 ppm. The results of the analysis of the metal content of cadmium in both sediment and Mozambique tilapia were not detected. The BCF value of the copper metal is BCF <1, indicating that the Mozambique tilapia in the Blanakan ponds are included in the deconcentrator category."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, Ahmad Jauhari
"Mikroplastik didefinisikan sebagai partikel plastik dengan ukuran <5 mm. Mikroplastik dapat masuk ke dalam tubuh organisme air khususnya ikan melalui oral dan insang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk dan kelimpahan mikroplastik pada air, insang dan saluran pencernaan ikan mujair Oreochromis mossambicus (Peters, 1852) serta menguji perbedaan kelimpahan mikroplastik pada ikan mujair di Danau Kenanga dan Danau Agathis Universitas Indonesia. Penelitian dilakukan di Departemen Biologi FMIPA UI, Depok. Sampel ikan mujair diperoleh sebanyak total 20 ekor dari kedua danau dengan panjang tubuh relatif antara 16--19 cm. Insang dan saluran pencernaan dari 20 sampel ikan mujair diisolasi, kemudian diekstraksi dan dihancurkan menggunakan larutan asam nitrat (HNO3) 65%. Sampel yang telah diekstraksi kemudian diberi larutan NaCl jenuh agar mikroplastik mengapung ke permukaan. Sampel diteteskan sebanyak 1 ml pada Sedgwick Rafter Chamber kemudian diamati di bawah mikroskop dan dihitung jumlah mikroplastik berdasarkan bentuk partikelnya. Total kelimpahan rata-rata mikroplastik pada air Danau Kenanga sebesar 1.766,6 ± 40,11 partikel/L, sementara total kelimpahan rata-rata mikroplastik air pada Danau Agathis sebesar 1.885,53 ± 106,27 partikel/L. Total kelimpahan rata-rata mikroplastik ikan mujair pada Danau Kenanga di insang sebanyak 6.232 ± 1.898,66 partikel/ind dan di saluran pencernaan sebanyak 9.108 ± 4.027,14 partikel/ind, sementara total kelimpahan rata-rata mikroplastik ikan mujair pada Danau Agathis di insang sebanyak 6.716 ± 2.467,67 partikel/ind dan di saluran pencernaan sebanyak 4.038 ± 2.180,75 partikel/ind. Persentase komposisi bentuk mikroplastik yang ditemukan dominan pada Danau Kenanga terdapat bentuk fragmen sebesar 40% di air; fiber 80% di insang dan fiber 75% di saluran pencernaan, Sementara komposisi bentuk mikroplastik yang ditemukan dominan pada Danau Agathis terdapat bentuk fiber sebesar 43% di air; 75% di insang dan 67% di saluran pencernaan. Hasil analisis statistik Uji Mann-Whittney menunjukkan adanya perbedaan secara signifikan kelimpahan mikroplastik pada ikan mujair di Danau Kenanga dan Danau Agathis, Universitas Indonesia.

Microplastics are define as plastic particles with a size of <5 mm. Microplastics can enter the body of aquatic organisms, especially fish through the mouth and gills. This study aims to determine the shape and abundance of microplastics in water, gill and digestive tract tilapia fish Oreochromis mossambicus (Peters, 1852) at Kenanga Pond and Agathis Pond, University of Indonesia and to analyze and examine differences in the abundance of microplastics in tilapia fish at Kenanga Pond and Agathis Pond, University of Indonesia. The study was conducted at Department of Biology FMIPA UI, Depok. Total 20 tilapia fish from the two lakes with relative length between 16--19 cm. Gills and digestive tract samples were obtained of tilapia fish were isolated, extracted and then crushed using a saturated solution of nitric acid (HNO3) 65%. The extracted sample is then given NaCl solution so that the microplastic floats to the surface. As much as 1 ml NaCl were dropped in the Sedgwick Rafter Chamber then observed under a microscope. The number of microplastic was calculated based on the type. The average total abundance of microplastics in the water of Kenanga Pond was 1.766,6 ± 40,11 particles/L, meanwhile the average total abundance of microplastics in the water of Agathis Pond was 1.885,53 ± 106,27 particles/L. The average total microplastics in tilapia gill at Kenanga Pond was 6.232 ± 1.898,66 particles/ind and in the digestive tract was 9.108 ± 4,027.14 particles/ind, meanwhile the average total abundance microplastics in tilapia gill at Agathis Pond was 6.716 ± 2.467,67 particles/ind and in the digestive tract was 4.038 ± 2.180,75 particles/ind. The percentage composition of the microplastic form that was found dominant at Kenanga Pond were as much as 40% fragments in the water; 80% fiber in the gills and 75% fiber in the digestive tract. Meanwhile, the percentage composition of the microplastic form that was found dominant at Agathis Pond were as much as 43% fiber in the water; 75% in the gills and 67% in the digestive tract. The results of the Mann-Whittney test statistical analysis showed that there was significant difference between abundance of microplastics in tilapia fish at of Kenanga Pond and Agathis Pond, University of Indonesia."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhea Fanny Shavira
"Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis bentuk dan kelimpahan mikroplastik pada air, insang, dan saluran pencernaan ikan mujair Oreochromis mossambicus dan ikan setan merah Amphilophus labiatus yang terdapat di Situ Salam, Kampus Universitas Indonesia, Depok. Sampel air diambil sebanyak 20 L lalu disaring menggunakan plankton net sampai volume air menjadi 200 ml sementara sampel ikan mujair dan ikan setan merah diambil masing-masing 10 ekor dengan jala lalu disimpan di wadah penyimpanan berisi formalin 40%. Ekstraksi sampel dilakukan di Laboratorium Biologi Kelautan, Departemen Biologi, FMIPA UI dengan metode dekstruksi oleh HNO3 65% kemudian dilakukan analisis bentuk dan kelimpahan mikroplastik di bawah mikroskop. Hasil penelitian menunjukkan, rata-rata total kelimpahan mikroplastik pada air diperoleh 153,7 ± 44,2 partikel L-1, pada saluran pencernaan ikan mujair diperoleh 2.868 ± 723,5 partikel ind-1, pada saluran pencernaan ikan setan merah diperoleh 3.548,4 ± 1031,4 partikel ind-1, pada insang ikan mujair diperoleh 3.782,6 ± 1.171,6 partikel ind-1, dan pada insang ikan setan merah diperoleh 3.848 ± 863,1 partikel ind-1. Bentuk mikroplastik yang mendominasi pada air situ, saluran pencernaan, dan insang adalah bentuk fiber. Berdasarkan hasil Uji T Dua Sampel terhadap sampel insang dan pencernaan dari ikan mujair dan ikan setan merah menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan.

Research has been carried out that aims to analyze the shape and microplastics in the water, gills, and digestive tract of tilapia fish Oreochromis mossambicus and red devil fish Amphilophus labiatus that found in Salam Lake, University of Indonesia Campus, Depok. Water samples were taken as much as 20 L and then filtered using a plankton net until the water volume became 200 ml while samples of tilapia fish and red devil fish were taken each with a net and stored in a storage container containing formalin 40%. Sample extraction was carried out at the Marine Biology Laboratory, Department of Biology, FMIPA UI with the destruction method by HNO3 65% and then analyzed the shape and abundance of microplastics under a microscope. The results showed that the average total abundance of microplastics in water was 153,7 ± 44,2 L-1 particles, in the digestive tract of tilapia fish it was obtained 2.868 ± 723,5 ind-1 particles, in the digestive tract of red devil fish obtained 3.548,4 ± 1.031,4 ind-1 particles, in the gills of tilapia fish obtained 3.782,6 ± 1.171,6 ind-1 particles, and in the gills of red devil fish obtained 3.848 ± 863,1 particles ind-1. The predominant form of microplastic in the water, digestive tract, and gills is the form of fiber. Based on the results of the Two-Sample T-Test on gill and digestive samples of tilapia fish and red devil fish, there is no significant difference. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ario Dewandaru Suryo Arianto
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan mikroplastik pada air, sedimen, serta insang dan saluran pencernaan ikan mujair Oreochromis mossambicus (Peters, 1852) dan Ikan Sepat Rawa Trichopodus trichopterus (Pallas, 1770) di Situ Mahoni, Kampus Universitas Indonesia, Depok. Sampel air diambil sebanyak 20 L menggunakan beaker glass 1000 mL lalu disaring menggunakan plankton net hingga tertampung volume air 300 mL, sampel sedimen diambil menggunakan ekman grab dan ditampung pada jar kaca 250 mL. Sementara itu, sampel ikan mujair dan ikan sepat rawa masing-masing diambil 15 ekor dengan cast net lalu disimpan pada wadah penyimpanan berisi alkohol 70%. Ekstraksi sampel dilakukan di Laboratorium Biologi Kelautan, Departemen Biologi, FMIPA UI dengan metode penghancuran oleh HNO3 65% untuk sampel ikan. Sedangkan, sampel sedimen dikeringkan dengan menggunakan oven selama 2 hari. Selanjutnya, seluruh sampel dicampurkan dengan larutan NaCl jenuh untuk mengapungkan mikroplastik. Kemudian dilakukan analisis kelimpahan, bentuk, dan warna mikroplastik menggunakan mikroskop. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata total kelimpahan mikroplastik pada air diperoleh 437,67 ± 30,21 partikel L-1, pada sedimen diperoleh 36.237,04 ± 16.702,60 partikel kg-1, pada insang ikan mujair diperoleh 785,78 ± 292,07 partikel ind-1, pada insang ikan sepat rawa diperoleh 553,33 ± 242,54 partikel ind-1, saluran pencernaan ikan mujair diperoleh 1.058,67 ± 215,44 partikel ind-1, pada saluran pencernaan ikan sepat rawa diperoleh 892,89 ± 156,52 partikel ind-1. Secara keseluruhan, bentuk mikroplastik yang paling banyak ditemukan adalah mikroplastik berbentuk fiber. Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney terhadap sampel insang dan saluran pencernaan dari ikan mujair dan ikan sepat rawa didapatkan bahwa terdapat perbedaan jumlah mikroplastik yang signifikan.

The purpose of this study is to identify the abundance of microplastics in water, sediment, gills, and digestive tract of tilapia Oreochromis mossambicus (Peters,1852) and three spot gourami Trichopodus trichopterus (Pallas, 1770) in Situ Mahoni, University of Indonesia Campus, Depok. As much as 20 Litres of water samples were taken using a 1000 mL beaker glass and then filtered using a plankton net until 300 mL of water is stored, Sediment samples were taken using an ekman grab then stored on a 250 mL glass jar, while 15 samples of the tilapia and three spot gourami were caught using a cast net and then stored with alcohol 70%. Sample extractions were carried out at the Marine Biology Laboratory, Department of Biology, FMIPA UI by pulverizing the fish samples with HNO3 65%. The sediment samples were dried using the oven for 2 days. Then, all of the samples were mixed with a NaCl solution to float the microplastics. Then, an analysis of abundance, shape, and colours of microplastics under the microscope were done. The results showed that the average total abundance of microplastics was 437,67 ± 30,21 L-1 particles in water samples, in sediment samples was 36.237,04 ± 16.702,60 kg-1 particles in sediment samples, 785,78 ± 292,07 ind-1 particles in the gills of tilapia, 553,33 ± 242,54 ind-1 particles in the gills of the three spot gourami, 1.058,67 ± 215,44 ind-1 particles in the digestive tract of the tilapia, 892,89 ± 156,52 ind-1 particles in the digestive tract of the three spot gourami. Overall, the predominant form of microplastic in the water, sediment, gills, and digestive tract is in the form of fiber. There is a significant difference between the abundance of microplastics based on the results of the Mann-Whitney Test on gill and digestive tract samples of tilapia and three spot gourami."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library