Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Bangun Muljo Sukojo
Abstrak :
Informasi tentang kandungan bahan organik (BO) diperlukan untuk pemantauan dan pengelolaan lingkungan serta digunakan dalam praktek budidaya tanaman. Dalam penelitian ini dicobakan untuk memetakan kandungan bahan organik tanah di daerah Malang Selatan dengan menggunakan teknik penginderaan jauh (inderaja). Data inderaja yang digunakan adalah citra Landsat TM (Thematic Mapper) (band 1, 2, 3, 4, 5, 7). dan dipilih area yang memiliki nilai Normalized Difference Soil Index (NDSI) lebih dari 0,3. Data ground-truth diperoleh dengan menganalisis kandungan BO dan contoh-contoh tanah dengan menggunakan metode Black-Walkey. Hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan nilai derajat keabuan dan citra asli dapat digunakan untuk menduga kandungan bahan organik tanah. Penerapan persamaan regresi dengan menggunakan nilai derajat keabuan citra asli untuk menduga kandungan bahan organik tanah memperlihatkan bahwa tanah di daerah penelitian umumnya memiliki kandungan bahan organik sedang (meliputi 63,18% dari luas area penelitian).
Application of Remote Sensing for Mapping Soil Organic Matter Content. Information organic content is important in monitoring and managing the environment as well as doing agricultural production activities. This research tried to map soil organic content in Malang using remote sensing technology. The research uses 6 bands of data captured by Landsat TM (Thematic Mapper) satellite (band 1, 2, 3, 4, 5, 7). The research focuses on pixels having Normalized Difference Soil Index (NDSI) more than 0.3. Ground-truth data were collected by analysing organic content of soil samples using Black-Walkey method. The result of analysis shows that digital number of original satellite image can be used to predict soil organic matter content. The implementation of regression equation in predicting soil organic content shows that 63.18% of research area contains of organic in a moderate category.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2002
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Bakteri heterotrofik berperan penting dalam sistem perairan sebagai perombak dan meremineralisasi bahan-bhan organik menjadi komponen anorganik sederhana. Perairan Danau Toba selain sebagai asset pariwisata, juga dibeberapa lokasi telah dimanfaatkan untuk budidaya ikan dengan karamba jaring apung (KJA), yang berpotensi sebagai sumber masuknya bahan organik keperairan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi dan kelimpahan populasi bakteri heterotrofik sebagai bioindikator perombakan bahan organik di perairan Danau Toba. Penelitian dilakukan di danau Toba pada bulan April 2010 di 19 stasiun, dan pada bulan Juni di 16 stasiun. Penghitungan kelimpahan bakteri menggunakan meoda TPC dan MPN. Hasil pengamatan menunjukkan distribusi spasial bakteri bervariasi dan berfluktuatif dengankelimpahan relatif tinggi, yang mengindikasikan perairan eutrofik dan diduga terkait dengan kadar bahan organik yang juga cukup tinggi di perairan. Kelimpahan bakteri heterotrofik tertinggi pada bulan April 2010 mencapai 3,06 x 10.000.000 upk/mL, dan pada Juni 2010 mencapai 3,40 x 1.000.000 upk/mL dan didapatkan di wilayah KJA Haranggaol. Pengamatan ex situ menunjukkan perombakan bahan organik (amonifikasi) di perairan danau Toba telah terjadi dalam waktu 1 - 2 hari dan proses nitrifikasi dalam waktu 2 - 6 hari.
2010
551 LIMNO 17:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Penelitian bertujuan mengungkap pola distribusi spatial dan temporal serta laju akumulasi dari padatan tersuspensi (SS; Suspended Solid) dalam sedimen di perairan situ cibuntu, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Alat yang digunakan adalah Experimental Sedimentation Trap (EST) yang ditanam selama tiga hari pada tiga lokasi berbeda (inlet,tengah,outlet situ) dengan periode pengamatan selama tiga bulan (Februari,April,Mei 2005). Data diolah secara optimal (trendline analysis) untuk mengetahui pola hubungan dari waktu ke waktu dan antar parameter. Kandungan rata-rata SS tertinggi dijumpai di bagian inlet (225,09 g/L) dan terendah di bagian tengah (0,613 g/L) dengan sebaran tertinggi dijumpai pada bulan april (inlet 530,38 g/L, tengah 0,78 g/L). Sebaliknya, kadar rata-rata karbon organik dan TOM tertinggi di bagian tengah (1,72 persen dan 2,96 persen) dan Februari (tengah 2,75 persen dan 4,73 persen, inlet 2,25 persen dan 2,15 persen). Pola distribusi spasial SS sejalan dengan laju akumulasi dimana laju akumulasi SS terbesar di bagian inlet (25,1 mg/m/hari). Tidak demikian halnya dengan karbon organik dan TOM,laju akumulasinya terbesar di bagian outlet, masing-masing 112,32 mg/m/hari dan 193,64 mg/m/hari dan terndah di bagian inlet,masing-masing 38,0 mg/m/hari. Hubungan laju akumulasi karbon organic dan TOM terhadap SS sangat kuat (R=1) dalam persamaan polynomial order 2.
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2010
551 LIMNO 17:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adisti Yuliastrin
Abstrak :
This research was conducted by the problem of population differences bintangur in Sei Tembesi and Bukit Tiban Protected Forest allegedly influenced by macro nutrient content in the soil. The study was conducted using a survey method. Samples were taken by purposive by following along a 100 m transect lines that divide the contour lines. Transect were initiated at least 50 m from the edge of the forest that are placed propossionally and prioritized on location around bintangur population. Soil sampling conducted on the soil surface of ± 5 cm to a depth of ± 25 cm from the soil surface. Based on the research that there are differences in soil organic matter content in the protected forest and macro nutrient in the soil. Soil pH is at the same relativity value, but that value is an extreme value when compared with the value according to criteria of Soil Chemical Properties. This soil conditions is able to inhibit the growth of bintangur. Bintangur population in both of the protected forest can be maintained through soil conservation biological.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan perbedaan populasi bintangur di Hutan Lindung Sei Tembesi dan Bukit Tiban yang diduga dipengaruhi oleh kandungan hara makro di dalam tanah. Penelitian dilakukan menggunakan metode survei. Sampel diambil dengan cara purposive dengan mengikuti jalur transek sepanjang 100 m yang membelah garis kontur. Jalur transek tersebut dimulai minimal 50 m dari tepi hutan yang ditempatkan secara proporsional dan diprioritaskan pada lokasi sekitar populasi bintangur. Pengambilan sampel tanah dilakukan pada permukaan tanah ± 5 cm pada kedalaman ± 25 cm dari permukaan tanah. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh informasi bahwa terdapat perbedaan kandungan bahan organik tanah di kedua hutan lindung tersebut dan kandungan hara makro di dalam tanah. pH tanah berada pada nilai yang relatif sama, namun nilai tersebut merupakan nilai yang ekstrim bila dibandingkan dengan Kriteria Penilaian Sifat Kimia Tanah. Kondisi tanah seperti itu mampu menghambat pertumbuhan bintangur. Populasi bintangur di kedua hutan lindung tersebut dapat dipertahankan melalui konservasi tanah secara biologi.
2016
502 JMSTUT 17:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agustinus Murdjoko
Abstrak :
Papua has been experiencing heavy logging activity in its forests for decades . However, only several studies focused on the effect of logging in the forest ecosystem. This research was aimed to analyze recovery processes of the forest ecosystem. The research was conducted in the logged tropical rainforest in South Papua using ecological approach which used tree communities as biotic and soil condition as abiotic indicators. Data were collected in the logging area of PT Tunas Timber Lestari located in the tropical rainforest of South Papua. There were five groups of forests used in this research i.e. unlogged, one year post selectively-logged, five years post selectively-logged, ten years post selectively-logged and fifteen years post selectively-logged forests. Thirty nested plots were laid on each forest group. Canonical Correspondence Analysis (CCA) was applied to analyze the understory and upperstory plant communities. Understory and upperstory plant communities formed different patterns due to logging. Plant communities in the ten and fifteen years post-selectively logged forests were not similar to those in the unlogged forest. Soil organic matter (SOM) content in the selectively logged forests was lower than that in the unlogged forest. These occurrences indicated that the selectively logged forests were still recovering and required more than fifteen years to be fully recovered.
Bogor: Seameo Biotrop, 2017
634.6 BIO 24:3 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Azhar Fuadi
Abstrak :
ABSTRAK
Kualitas Mikrobiologi merupakan parameter yang sangat penting pada air minum. Keberadaan mikroba dalam air minum bisa menjadi kasus kesehatan masyarakat yang dapat menyebabkan banyak korban. Karena itu kualitas mikrobiologi dalam air harus sangat diperhatikan. Kualitas Mikrobiologi biasa dinyatakan dalam koliform. Residual klorin merupakan bahan kimia yang paling umum digunakan sebagai disinfektan mikroba. Kehadiran klor bebas dipercaya mampu mencegah pertumbuhan mikroba didalam air. Oleh karena itu perlu untuk diketahui pengaruh residual klorin terhadap kualitas mikrobiologi, untuk menjamin air bersih bebas dari mikroba. Parameter lain seperti kekeruhan dan total zat organik juga dianalisa pengaruhnya terhadap kualitas mikrobiologi.
ABSTRACT
Microbiological quality is a very important parameter in drinking water. The existence of microbe especially pathogen in drinking water could become a case of public health that causes a lot of victims. Therefore microbiological quality in the water should be kept. Generally microbiological quality in the water expressed in total coliform. Residual chlorine is the most common chemicals used as disinfectants of microorganism in water. The presence of free chlorine is believed to prevent microbiological growth in water. Therefore it is necessary to note the influence of residual chlorine to microbiological quality, to ensure the clean water free from pathogens. Other parameters such as turbidity and total organic matter were also analyzed its effect on microbiological quality.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42165
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library