Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nathania Rebecca
Abstrak :

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai pengaruh dimensi attachment styles terhadap kesepian yang dirasakan oleh individu dewasa muda yang sedang menjalani hubungan romantis atau berpacaran. Dimensi attachment styles pada penelitian ini diukur menggunakan alat ukur Relationship Scales Questionnaire, sedangkan kesepian diukur menggunakan alat ukur ULS-8 yang merupakan versi singkat dari UCLA Loneliness Scale. Penelitian ini berhasil menjaring 180 partisipan dengan proporsi partisipan wanita sebesar 79,4%, dan partisipan laki-laki sebesar 20,6%. Partisipan terdiri dari wanita dewasa muda berusia 23-30 tahun, dan laki-laki dewasa muda berusia 27-30 tahun. Analisis data partisipan dilakukan dengan perhitungan multiple regressionuntuk melihat pengaruh dan analysis of variance (ANOVA) untuk melihat perbedaan antara kedua dimensi attachment styles. Hasil utama penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara kedua dimensi attachment styles (F(2, 177) = 14,990, p< 0,05). Dimensi model of self merupakan dimensi yang berpengaruh signifikan terhadap kesepian (0,001, p< 0,05,β=-0,358). Dalam penelitian ini, model of others sebagai dimensi attachment styles tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesepian (0,114, p>0,05, Î²=-0,111). 


This research was conducted to find the effect of attachment styles dimension to loneliness among young adults whose in a romantic relayionship. In this research, attachment styles dimensions is was measured using Relationship Scales Questionnaire, meanwhile lonelness was measured by ULS-8 which was a shorter version of UCLA Loneliness scale. This research got 180 participants, with the proportion of 79,6% female participants and 20,6% male participants. Age of the participants in this research ranged from 23-30 years old for female participants, and 27-30 years old for male participants. Statistic analysis of multiple regression is used to see the effect of both attachment styles dimensions to loneliness and analysis of variance (ANOVA) is used to calculate the differences between both of dimensions. Main result of this research shows that there is a signfikan differences between attachment styles dimensions (F(2, 177) = 14,990, p< 0,05). Model of self dimension is the one that have a significant effect to loneliness (0,001, p< 0,05,β=-0,358). In this research, model of others dimension did not have a significant effect to loneliness (0,114, p>0,05, Î²=-0,111).

Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hering, Elaine Lin
Abstrak :
A paradigm-shifting book looking at the pervasive influence of silence and how we can begin to dismantle it in order to find our voices at home and at work Having a seat at the table doesn't mean that your voice is actually welcome. Knowing something is wrong doesn't mean it's easy to speak up. In fact, there are incentives for many of us to stay silent. Why speak up if you know that it won't be received well, and in fact, often makes things worse? In Unlearning Silence, Hering explores how we've learned to be silent, how we've benefited from silence, how we've silenced other people-and how we might choose another way. She teaches how to recognize and unlearn unconscious patterns so we can make more intentional choices about how we want to show up in at home and at work. Only by unlearning silence can we more fully unleash talent, speak our minds, and be more complete versions of ourselves... and help other people do the same. With compassion, clarity, and understanding, Hering guides readers through real-life examples and offers a concrete road map for doing this vital and challenging work"-- Provided by publisher
New York: Penguin Life, 2024
158.2 HER u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Azizatul Munawaroh
Abstrak :
Reformation in Indonesian government offices leads to many substantial changes, and demands improved job performances while arguably loading employees with more work. This research aims to understand factors that potentially influence job performance in Indonesian government offices that carries on such reformation. Using adapted scales from previous studies, this research investigates the role of workload, responsibility for others (level of responsibility to care for other people) and need for achievement on employee?s performance. A survey to all full-time workers in an Indonesian government office is conducted. Contrary to expectation, workload does not influence employee?s performance. Instead, regression analysis demonstrates that, employee?s need for achievement and responsibility for others are significant factors affecting individual performance. These results are important because they highlight the significance of need for achievement for the success of reformation in this office, and by extension for reformation in Indonesia. The results are also interesting because this is the first study that points out to the role of responsibility for others in influencing individual performance in Indonesia which is characterized by collectivistic culture. This paper discusses the contributions of these results for theory and practice.
Ministry of Finance Republic of Indonesia, 2013
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Indri Arfianti
Abstrak :
ABSTRAK
Berbagai perubahan dalam tata kehidupan masyarakat terjadi dalam menghadapi era globalisasi. Perubahan tersebut merupakan akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di segala bidang yang berlangsung dengan cepat. Indonesia pada saat ini juga telah mengikatkan diri pada terciptanya perdagangan bebas. Dengan pengaruh globalisasi ini arus perdagangan barang dan jasa antar negara akan semakin meningkat. Dalam setiap perjanjian internasional, umumnya diperjanjikan bagaimana cara penyelesaian masalah dan hukum apa yang akan diberlakukan jika terjadi perselisihan antar kedua belah pihak.

Dewasa ini tampak adanya perkembangan bagi penyelesaian sengketa bisnis di luar pengadilan yang disebut Alternative Dispute Resolution (ADR). Salah satu bentuk ADR yang sering dipergunakan adalah arbitrase. Kebutuhan akan adanya arbitrase dapat dimengerti karena jalan untuk mengajukan perkara di muka pengadilan sampai tercapainya putusan pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum dirasakan sangat panjang, memakan waktu dan berbelit. Adapun kelebihan arbitrase dibanding pengadilan yaitu proses yang sederhana, cepat dalam pengambilan keputusan, dilakukan oleh para ahli, bersifat tertutup dan dalam instansi terakhir dan mengikat (final and binding).

Indonesia pada saat ini telah memiliki badan arbitrase yaitu Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) yang didirikan pada tanggal 3 Desember 1977. Permasalahannya adalah apakah peran BANI sebagai media alternatif penyelesaian sengketa bisnis di luar pengadilan dapat berjalan dengan efektif ? Dari penelitian yang telah dilakukan, dengan menggunakan

data dari narasumber dan ditunjang dengan studi kepustakaan, didapatkan bahwa BANI telah mengalami berbagai hambatan dalam menjalankan tugasnya sebagai media alternatif penyelesaian sengketa bisnis di luar pengadilan di Indonesia ini. Sehingga bisa dikatakan bahwa BANI tidaklah efektif dalam menjalankan tugasnya. Hal ini dapat dilihat bahwa sejak tahun 1977 sampai dengan tahun 1997, hanya ada 95 perkara yang masuk ke BANI.

Berdasarkan fakta di atas, dan mengingat pentingnya suatu badan arbitrase di suatu negara maka perlu segera dilakukan tindakan-tindakan agar BANI dapat efektif dalam menjalankan tugasnya. Dan tentunya keberadaan BANI ini akan ikut memperkaya sistem hukum peradilan di Indonesia.
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Halimah
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat dukungan sosial dengan tingkat ekspektasi pendidikan anak marjinal. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengumpulan data survei yang dilakukan di Yayasan Bina Anak Pertiwi Jakarta. Total Sampel dalam penelitian ini berjumlah 34 responden dengan karakteristik anak binaan aktif yang berusia 7-17 tahun. Teknik penarikan sampel pada penelitian ini menggunakan total sampling. Penelitian-penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa ekspektasi pendidikan anak lebih banyak dijelaskan melalui peran latar belakang keluarga inti. Untuk memperkaya studi sebelumnya dan ingin menyesuaikan dengan konteks pendidikan anak marjinal, peneliti menggunakan faktor lain untuk menjelaskan tingkat ekspektasi pendidikan anak marjinal melalui kontribusi dukungan sosial yang diberikan dari significant other mereka. Dukungan Sosial Significant other ini bersumber dari orangtua, guru dan teman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat dukungan sosial dari Orangtua, Guru dan teman secara bersama-sama memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat ekspektasi pendidikan anak marjinal. Penelitian ini juga menjelaskan bahwa tingkat Dukungan sosial berdasarkan aktor dan dimensi tertentu memiliki hubungan signifikansi pada dimensi ekspektasi pendidikan tertentu pada anak.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clara Pricilla Adiputra
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kohesi sosial di antara penderita kanker dalam menghadapi depresi, melalui studi kasus terhadap anggota support group Goodnews Lifestyle. Studi-studi terdahulu menunjukkan bahwa kohesi sosial yang terbangun di antara individu dapat membantu dalam menghadapi depresi. Namun, studi-studi tersebut belum melihat mekanisme yang menghubungkan kohesi sosial dengan depresi. Penelitian ini mengidentifikasi dukungan sosial yang dirasakan, persepsi terhadap efikasi kolektif yang tersedia, dan spiritualitas sebagai tiga mekanisme yang memungkinkan kohesi sosial yang terbangun di antara anggota support group untuk membantu penderita kanker menghadapi depresi. Penelitian ini selanjutnya menunjukkan bahwa anggota support group sebagai similar others menyumbang dukungan emosional yang besar, terutama karena mereka mempunyai pemahaman yang mendalam tentang situasi stres yang sedang dihadapi oleh sesamanya, yang dalam konteks penelitian ini adalah penderita kanker. Hal ini dapat dijelaskan oleh fakta bahwa mereka pernah atau sedang berbagi ketakutan dan penderitaan yang sama, yang mengkondisikan ikatan yang kuat antar anggota. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dan wawancara mendalam dengan support group Goodnews Lifestyle untuk memperoleh data. Sementara itu, hasil kuesioner Beck Depression Inventory-II (BDI-II), yang menilai sentimen peserta selama dua minggu terakhir, digunakan untuk menentukan tingkat keparahan gejala depresi yang ditunjukkan oleh pasien kanker. ......This study aims to explain the social cohesion among cancer patients in dealing with depression through a study case on the Goodnews Lifestyle support group. Previous studies show that social cohesion built among individuals can help them deal with depression. However, those studies did not observe the mechanisms that connect social cohesion with depression. This study identifies perceived social support, perception of available collective efficacy, and spirituality as the three mechanisms enabling social cohesion to help cancer patients deal with depression. Furthermore, this study shows that support group members as “similar others” contribute significant emotional support, primarily because they have a profound understanding of the stress that their fellow cancer patients are experiencing. It can be explained by how they share the same fears and sufferings, which condition a strong bond between members. This study uses a qualitative approach and in-depth interview data collection technique with the support group of Goodnews Lifestyle’s members. While data on the severity of the cancer patient's depression symptoms is obtained from the results of the Beck Depression Inventory-II (BDI-II), a questionnaire used to evaluate the emotional state of the patient within the most recent two-week period.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ita Paramita Said
Abstrak :
Penelitian ini ingin menguji peranan kelas sosial dari konsumen lain terhadap teori consumer contamination, power distance konsumen sebagai variabel moderator dan rasa jijik terhadap produk yang telah dicoba oleh konsumen lain sebagai variabel mediator. Power distance diukur dengan skala power distance (Hofstede & Hofstede, 2005; Meirina, 2006). Partisipan diberi skenario mengenai berbelanja produk yang telah dicoba oleh konsumen lain dari kelas sosial tinggi dan rendah. Kemudian partisipan diminta untuk memberikan evaluasi terhadap produk tersebut, seberapa besar intensi membeli, serta menyatakan ada atau tidaknya rasa jijik pada produk tersebut. Penelitian pada 170 partisipan membuktikan bahwa sikap terhadap produk (evaluasi dan intensi membeli) menjadi lebih negatif pada produk yang telah dicoba oleh konsumen lain dari kelas sosial rendah daripada kelas sosial tinggi. Pada power distance tinggi dan rendah, tidak terdapat perbedaan pada evaluasi produk dan intensi membeli produk yang telah dicoba oleh konsumen lain dari kelas sosial rendah maupun tinggi. Rasa jijik ternyata tidak ditimbulkan oleh perbedaan kelas sosial konsumen lain yang telah mencoba produk. Dengan demikian, rasa jijik tidak memperantarai pengaruh antara konsumen lain dari kelas sosial rendah terhadap evaluasi produk dan intensi membeli. ...... The objective of this study was to examine the role of others' social class toward theory of consumer contamination, power distance as moderator variable and disgust on product tried by others as mediator variable. Power distance was measured by power distance scale (Hofstede & Hofstede, 2005; Meirina, 2006). Participants were asked to read scenario about shopping on product tried by others from high social class and low social class. After that, participants were expected to give evaluation, how likely to buy, and the salience of disgust on that product. The result from 170 participants shows that attitude toward product (product evaluation and purchase intention) become more negative if the product had tried by others from low social class than high social class. There is no difference on product evaluation and purchase intention between participants with high and low power distance. Disgust is not elicited by others' social class who had tried on that product. Hence, disgust does not mediate the influence between low social class consumers toward product evaluation and purchase intention.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
658.834 2 SAI p
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Arista Akbar
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara perilaku kepemimpinan atasan dan motivasi berprestasi bawahan pada tenaga kerja di bidang pemasaran pada bank XYZ divisi Kredit Mikro di area Cilegon. Berdasarkan informasi yang diperoleh dalam wawancara, diketahui bahwa motivasi berprestasi para tenaga kerja di bidang pemasaran masih perlu ditingkatkan dan kepemimpinan dari atasan diduga berpengaruh terhadap motivasi berprestasi. Untuk mengetahui apakah dugaan tersebut benar, maka peneliti melakukan pengujian statistik melalui uji korelasi antara perilaku kepemimpinan dengan motivasi berprestasi. Alat ukur kepemimpinan yang digunakan adalah Leadership Practices Inventory (LPI) yang telah diuji coba dengan koefisien reliabilitas 0,98 dan validitas seluruh item diatas 0,2. Sementara alat ukur Motivasi Berprestasi Sales (MBS) memiliki koefisien reliabilitas 0,976 dan kelesuruhan item memiliki validitas diatas 0,2. Hasil yang ada menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara perilaku kepemimpinan dengan motivasi berprestasi dengan korelasi sebesar 0.000 dengan l.o.s 0.05. Diketahui lebih lanjut dimensi perilaku kepemimpinan enabling others to act menjadi pengaruh paling besar dengan korelasi 0.000 dengan l.o.s 0.05. Oleh karena itu, peneliti merancang intervensi untuk meningkatkan kemampuan enabling others to act untuk para atasan dari tenaga kerja pemasaran tersebut. Hasil perhitungan uji signifikansi pada evaluasi level pengetahuan menunjukkan nilai t -15,811 dengan signifikansi 0,000 yang berarti terdapat perbedaan signifikan antara pre-test dan post-test. Hal ini juga memperlihatkan peningkatan pengetahuan. Diharapkan intervensi ini dapat meningkatkan kemampuan atasan agar dapat memacu motivasi berprestasi para tenaga kerja pemasaran di Bank XYZ divisi Kredit Mikro area Cilegon. ...... This study was conducted to find out relationship between leadership behavior and subordinate need for achievement as sales in XYZ bank Micro Credit Division in Cilegon Area. Based on initial data that were obtained from interviews, researcher found that subordinate need for achievement still need to improve and leadership behavior are assumed to affect need for achievement. To know wether that presumption is correct or not, the researcher conducted a statistical calculation through correlation test between leadership and need for achievement. Leadership instrument that used in this research is leadership Leadership Practices Inventory (LPI), which has been tested with a reliability coefficient of 0.98 and validity of all items above 0.2. While Sales Achievement Motivation measuring instrument has a reliability coefficient of 0.976 and validity of all items also above 0.2. The results showed that there is a significant and positive correlation between leadership and need for achievement in correlation 0.000 with l.o.s 0.05. Futher result, the most significant impact of the leadership challenge dimention is the 'enabling others to act' dimention in correlation 0.000. with l.o.s 0.05. Therefore, the intervention in this study was designed to increase sales Leader's enabling others to act skill. The result of test calculation shows that there is a significantly differences between pre-test and post-test on intervention knowledge with t score -15,811 and significantcy 0,000. Accordingly, this intervention is expected to improve leader's skill taht impact subordinate's need for motivation in XYZ Bank Micro Credit Division in Cilegon Area.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42205
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherly Mega Paranti
Abstrak :
Studi terdahulu menemukan bahwa individu cenderung melihat orang terdekatnya seperti melihat dirinya. Fenomena ini terjadi karena terdapat kecocokan/kesamaan antara struktur konsep diri individu dan struktur konsep yang dibangun individu tentang orang terdekat tersebut. Mekanisme terjadinya kecocokan kedua representasi mental tersebut karena individu cenderung memasukkan orang terdekat ke dalam konsep dirinya (inclusion others in the self/IOS) sehingga terjadi peleburan kedua representasi mental. Mengingat individu bisa memiliki lebih dari satu orang terdekat, dalam hal ini individu yang bisa memiliki beberapa sahabat sekaligus, lalu apakah kecocokan kedua representasi mental tersebut akan setara terjadi pada seluruh sahabat yang dimiliki individu? Jika tidak, apa faktor yang mempengaruhinya? Dua studi kuasi eksperimental dengan desain within subject dilakukan kepada partisipan mahasiswa untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut. Lebih khusus penelitian ini mencoba mengeksplorasi pengaruh faktor persepsi pentingnya suatu persahabatan yang dimaknai oleh individu terhadap tingkat kecocokan representasi mental diri dan sahabat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat kecocokan antara kedua representasi mental di antara para sahabat, yang menunjukkan individu mempersepsi sahabat-sahabatnya secara berbeda. Sahabat yang dinilai paling penting oleh individu adalah sahabat yang paling dipersepsi mirip seperti individu mempersepsi diri. ......Previous studies have found that people tend to see close others as they see themselves. This phenomenon occurs due to presence of similarity between self-concept structures and close others-concept structures that perceived by individual. This mechanism can be explain by individuals that tend to include close others to their self-concept (inclusion others in the self), thus there is a fusion of the two mental representations. Considering people may have more than one close others, or in this case an individual can have several close friends at once, then will the compatibility of the two mental representations equally happen for all close friends that the individual has? If not, what factors do influence it? Two quasi-experimental studies with within-subject designs were conducted on student participants to answer the research questions. More specifically, this study attempt to explore the influence of friendship importance that perceived by participants on the compatibility of mental representations about self and close friends. The results of this study indicate that there are differences in the level of compatibility between the two mental representations between best friends, which shows that individuals perceive their best friends differently. Best friend who is considered as the most important one appeared to be best friend who is perceived most similar to individual’s self-perception.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Fitriani Yustikasari
Abstrak :
Mahasiswa berbakat intelektual merupakan aset yang potensial untuk mampu berhasil di bidangnya, meski demikian tidak semua mahasiswa berbakat intelektual mengalami kesuksesan karena aspek sosial emosi. Karakter perfeksionisme merupakan aspek sosial emosi yang dominan dan memiliki dampak negatif terhadap prestasi akademik. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dinamika pengaruh negatif perfeksionisme maladaptif terhadap prestasi akademik, ketika dalam dinamikanya terdapat peran persepsi ekspektasi guru dan teman sebaya. Dibahas juga peran keterampilan yang dapat membuat perfeksionisme maladaptif menjadi lebih adaptif dalam pencapaian prestasi akademik, yaitu self-compassion dan goal adjustment yang terdiri dari goal disengagement dan goal re-engagement. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed-method; explanatory sequential design untuk menguji model teoritis moderated mediation yang diajukan. Pada tahap kuantitatif delapan puluh enam responden mahasiswa berbakat intelektual mengisi kuesioner: (1) pelaporan nilai IPK, (2) Skala Persepsi Ekspektasi Guru; (3) Skala Persepsi Ekspektasi Teman Sebaya, (4) Frost Multidimensional Perfectionism Scale, (5) Self-Compassion Scale, dan (6) Goal Adjusment Scale. Hasil menemukan kondisi persepsi ekspektasi guru dan teman sebaya dihayati sebagai keinginan menghindari kekecewaan terbukti secara empiris berdampak pada prestasi akademik ketika perfeksionisme maladaptif sebagai mediator. Selain itu, ketika terdapat dinamika self-compassion dan goal adjustment sebagai moderator, pengaruh perfeksionisme maladaptif melemah terhadap prestasi akademik. Sementara kondisi persepsi ekspektasi guru dan teman sebaya dihayati positif atau memberatkan terbukti tidak berpengaruh secara signifikan pada hubungan perfeksionisme maladaptif dan prestasi akademik. Pada tahap 2 kualitatif wawancara terhadap delapan responden yang dipilih dari tahap pertama. Hasil menunjukkan perfeksionisme mengganggu prestasi akademik, persepsi ekspektasi guru dan teman sebaya memperkuat sikap perfeksionisme, dan kemampuan untuk menerima kesalahan (self-compassion) dan kemampuan melepaskan sementara tujuan utama (goal disengagement) dapat mengurangi dampak negatif perfeksionisme pada prestasi akademik. ......Undergraduate gifted students are a potential asset to be able to succeed in their fields, although not all undergraduate gifted students experience success because of the social and emotional aspects. Perfectionism character is the dominant social emotional aspect and has a negative impact on academic achievement. This study aims to explain the dynamics of negative impact maladaptive perfectionism on academic achievement, when the perception of expectations of teachers and peers intervene. It also discusses the role of skills that can make maladaptive perfectionism more adaptive in achieving academic achievement, namely self-compassion and goal adjustment consisting of goal disengagement and goal re-engagement. This study uses a mixed-method approach; explanatory sequential design to test the proposed moderated mediation theoretical model. In the quantitative stage, eighty-six intellectual gifted student respondents filled out the questionnaires: (1) GPA value reporting, (2) Teacher's Expectation Perception Scale; (3) Peer Expectation Perception Scale, (4) Frost Multidimensional Perfectionism Scale, (5) Self-Compassion Scale, and (6) Goal Adjustment Scale. The results found that the perception of teacher and peer expectations as a desire to avoid disappointment was empirically proven to have an impact on academic achievement when maladaptive perfectionism was the mediator. In addition, when there are dynamics of self-compassion and goal adjustment as moderators, the effect of maladaptive perfectionism weakens on academic achievement. Meanwhile, the perception of teacher and peer expectations positive or burdensome was proven not to have a significant effect on the relationship between maladaptive perfectionism and academic achievement. In stage 2 qualitative interviews with eight respondents were selected from the first stage. The results show that perfectionism give a negative to academic achievement, perceptions of teacher and peer expectations strengthen attitudes of perfectionism, and the ability to accept mistakes (self-compassion) and the ability to temporary let go the main goal (goal disengagement) can reduce the negative impact of perfectionism on academic achievement.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>