Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sjawitri .P. Siregar
Abstrak :
Overhead merupakan komponen biaya yang sering luput dari pengendalian, sehingga ada kecenderungan meningkat sebagai akibat lemahnya pengendalian yang dilakukan oleh perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor risiko cost overrun pada biaya overhead yang berpengaruh terhadap kinerja biaya akhir proyek pembangunan pipeline dan stasiun gas di PT X. Metode penelitian yang digunakan adalah descriptive explanatory. Hasil survey berupa wawancara dan kuesioner dari pakar dan responden diolah dengan analisa parametrik, metode statistik dengan analisa deskriptif, analisa korelasi, dan analisa regresi. Hasil dari penelitian ini adalah mengetahui variable-variabel risiko cost overrun dalam overhead yang paling berpengaruh terhadap kinerja biaya akhir proyek dan rekomendasi tindakan pengendaliannya. ......Overhead is a cost component that is often escapes from control, so there is a tendency to increase as a result of weak control by the company. The purpose of this study is to determine the factors of cost overrun risk on the overhead costs that affect the performance of the final cost of the pipeline and gas station development project in PT X. The research method used is descriptive explanatory. Results of interview and questionnaire survey of experts and respondents treated with parametric analysis, a statistical method with descriptive analysis, correlation, and regression analysis. The results of this study is to determine variables in the overhead cost overrun risks that most affect the performance of the final cost of the project and recommendations for action control.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29720
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ulmiah Muis
Abstrak :
Dalam penulisan ini akan diteliti sumber-sumber resiko yang potensial dapat menimbulkan penyimpangan biaya (cost overrun), yang difokuskan pada komponen biaya overhead. Kemudian dengan pendekatan simulasi Monte Carlo diidentifikasikan sumber-sumber risiko yang siginifikan dapat menimbulkan penyimpangan biaya pada komponen biaya overhead tersebut (biaya persiapan, biaya administrasi, biaya bank, dan biaya lain lain). Diharapkan nantinya dapat digunakan sebagai alat kendali pada proyek-proyek bangunan gedung, yang pada akhirnya akan menghasilkan kinerja biaya proyek yang optimal. ......The purpose of this study was identify potential risk sources can make cost overrun, focus at the cost overhead component (preliminiary cost, administration cost, bank cost, and other cost) using Monte Carlo simulation. It is hope that she results ar used as a reference of decisions making process in planning and controlling construction cost at building construction project, at the end will make optimal project cost.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14703
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Eko Setiawan
Abstrak :
PT. MAI setiap kwartalnya melakukan Adjustment Lower Cost Net Realizable Value untuk nilai saldo akhir inventori barang jadinya. Adjustment dilakukan karena harga jual ke customer lebih rendah dibandingkan dengan cost per unit produk. Adjustment dikhawatirkan karena ketidakakuratan dalam perhitungan cost alokasi biaya overhead. Untuk memastikan penyebabnya dilakukan penelitian terhadap perhitungan alokasi biaya overhead. Penelitian dilakukan dengan cara melakukan observasi langsung ke lapangan, interview langsung dan meeting dengan para manajemen dan karyawan di lapangan. Selain itu juga dilakukan studi kepustakaan dengan mempelajari beberapa buku yang terkait dengan penelitian ini. Setelah semua sumber data diperoleh dan dipelajari maka dipastikan cara alokasi biaya overhead yang tepat di PT. MAI adalah mempergunakan costing terbaru yaitu Time Driven –Activity Based Costing (TD-ABC). Dengan mengganti formula perhitungan dari costing conventional ke TD-ABC maka diperoleh hasil perhitungan cost yang baru dimana sebagian besar item yang tadinya selalu merugi menjadi menguntungkan. Dan ada juga item yang sebelumnya keuntungannya sangat besar menjadi terkoreksi dengan keuntungan yang mengecil. Sehingga cara alokasi biaya dengan menggunakan TD-ABC di PT. MAI dirasakan lebih tepat. Dengan TD-ABC ini juga menemukan beberapa aktivitas perusahaan yang ternyata tidak efisien. Dan setelah dipelajari memang beberapa aktivitas perusahaan masih diperlukan beberapa improvement sehingga ke depannya dapat berproduksi dan beraktivitas lebih efisien lagi. ......PT. MAI did Lower Cost Net Realizable Value (LCNRV) Adjustment for ending balance of the inventory of the finished goods quarterly. This adjustment is done because the selling price is lower than the product cost per unit, which can be caused by the inaccuracies of calculation of the allocation of overhead costs. The proper method for calculating the allocation of overhead costs at PT. MAI is using Time Driven-Activity Based Costing (TD-ABC). By substituting conventional costing to TD-ABC, the result shows that the previously “lost” products become profitable and some products which had high profits were corrected and have a lower profit. TD-ABC also shows inefficiency of the company’s activities and some need improvement to be more productive and efficient in the future.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinar Astrifa
Abstrak :
Laporan magang bertujuan untuk melaporkan kegiatan magang yang dilakukan pada PT JKL dengan mengevaluasi pengendalian internal pada siklus pengeluaran biaya overhead yang dilaksanakan PT JKL. Biaya overhead PT JKL mencakup laporan biaya overhead PT JKL yang terbentuk dari 3 biaya, yaitu biaya marketing, personalia, dan biaya other overhead. Pembahasan berkonsentrasi pada pengeluaran dengan mekanisme pembelian barang dan jasa untuk biaya marketing dan other overhead. Siklus pengeluaran biaya overhead tersebut terdiri dari empat aktivitas, yaitu aktivitas pemesanan barang dan jasa yang akan dibeli, aktivitas penerimaan barang dan jasa yang telah dibeli, aktivitas pemrosesan atau persetujuan invoice dari vendor, dan aktivitas pembayaran atas pembelian barang dan jasa. Proses evaluasi didasarkan pada pengamatan langsung dari pekerjaan dan melalui wawancara pegawai PT JKL yang bertugas menangani pengendalian internal siklus pengeluaran PT JKL. Evaluasi dilakukan dengan mengacu kepada teori siklus pengeluaran Romney & Steinbart (2016:400- 401). Hasil dari laporan magang ini menunjukan bahwa pengendalian internal yang dilakukan PT JKL pada siklus pengeluaran biaya overhead dengan mekanisme pembelian barang dan jasa sudah cukup baik. Adapun rekomendasi yang diberikan untuk meningkatkan pengendalian internal PT JKL, yaitu melakukan tracking dan monitoring pada vendor baru PT JKL. ......This internship report aims to report on internship activities which are held at PT JKL by evaluating internal controls on the overhead expenditure cycle implemented by PT JKL. PT JKL’s overhead costs include PT JKL overhead cost report are consist of 3 costs, namely marketing cost, personnel cost, and other overhead cost. The study concentrates on expenditure with the mechanism for purchasing goods and service for marketing cost and other overhead cost. The overhead expenditure cycle consists of four activities of the overhead expenditure cycle starting with ordering for goods and service activities, receiving goods and service activities, processing or approval invoice activities, and cash disbursements activities. The evaluation is based on direct observation from the tasks given during the internship program at PT JKL and through interviews with PT JKL employees who are in charge of the internal control of PT JKL’s expenditure cycle . The evaluation is conducted with respect to Romney and Steinbart’s expenditure cycle theory (2016:400-401). The result of this report shows that the internal control conducted by PT JKL in its Expenditure Cycle with the mechanism for purchasing goods and service has been good enough. The recommendations given to increase PT JKL’s internal control are tracking and monitoring the new PT JKL’s vendor.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Soehardjo
Abstrak :
PT. Krakatau Engineering Corporation adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang rancang bangun, rekayasa induslri dan manajemen proyek konstruksi. Perusahaan ini dibentuk untuk ikut berperan serta dalam proyek peningkatan kapasitas produksi PT Krakatau Steel pada tahun 1989-1990 dan mengantisipasi perluasan PT. Krakatau Steel yang diperkirakan dimulai tahun 2003 (semula direncanakan tahun 1997) dan dinamakan proyek Second Generation Steel Mill (SGSM). Perusahaan ini mengerjakan produk/jasa yang selalu berlainan untuk masing-masing jasa/proyek yang dikerjakannya (sesuai dengan permintaan konsumen/klien). Biaya overhead dalam struktur biaya perusahaan mencapai ±20% dari total biaya, dari jumlah itu biaya yang dominan adalah biaya tenaga kerja (tenaga tetap/organik maupun kontrak) sebesar ± 60 %. Perusahaan dalam mengalokasikan biaya overhead selama ini dengan sistem biaya tradisional yaitu dengan menggunakan bobot dari perbandingan prosentase biaya langsung yang telah dikonsumsi oleh masing-masing proyek. Untuk proyek-proyek CRM, KWT, PLN dan PIM, adalah sebagai berikut: *untuk tabel lihat file fdf asli. Dengan cara di atas menghasilkan data yang terdistorsi karena sistem biaya tradisional menyamaratakan cost drivernya (hanya satu), maka pembebanan biaya overhead menjadi tidak akurat. Hal ini disebabkan karena semua biaya termasuk yang berhubungan dengan batch related activity, facility sustaining activity, dan product related activity dialokasikan dengan cost driver yang sama. Dengan menggunakan sistem Activity Based Costing kendala di atas dapat diatasi. karena dalam sistem ini lebih memperhatikan hubungan sebab akibat (cause and effect relationship) antara sumber daya yang digunakan dcngan aktivitas yang ada, dan dalam sistem ini menggunakan cost driver yang disesuaikan dengan aktivitasnya (unit level activities, bacth related activities, facility sustaining activities atau product related aetvities). Dengan menggunakan sistem Activity Based Gosling apabila dibandingkan sistem Tradisional akan menghasilkan data sebagai berikut : *untuk tabel lihat file pdf asli. Pcrusahaan selama ini menggunakan sistem biaya Tradisional apabila dibandingkan dengan sistem ABC akan menghasilkan data sebagai berikut : *untuk tabel lihat file pdf asli. Ketidak akuratan pendistribusian biaya tidak langsung (overhead) akan menyebabkan data biaya tidak akurat, sehingga data tersebut akan menyesatkan jika digunakan dalam pengambilan keputusan oleh manajemen. Oleh karena itu PT Krakatau Engineering Corporation sebaiknya segera menerapkan sistein Activity Bused Costing, hal ini untuk menghindari death spiral effect yang mungkin akan terjadi pada perusahaan ini.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T15580
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhani Tresno
Abstrak :
Membaiknya kondisi makroekonomi dalam beberapa tahun terakhir yang tercermin dari terkendalinya laju inflasi, stabilnya nilai tukar, dan turunnya suku bunga, namun kredit yang disalurkan perbankan belum cukup menjadi mesin pendorong pertumbuhan ekonomi untuk kembali pada level sebelum krisis. Apalagi platform ekonomi yang berbasis pada pengembangan usaha sektor mikro, kecil, dan menengah belum mampu dikembangkan secara maksimal, mengingat perilaku penawaran kredit perbankan kepada sektor ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa variabel terhadap penawaran Kredit Usaha Rakyat (KUR) secara parsial maupun keseluruhan pada sektor UKM. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, dilanjutkan dengan analisis korelasi. Hasil penelitian dalam kurun waktu Januari 2008 - Desember 2008 memperoleh kesimpulan sebagai berikut. Pertama, Cost of Fund, Overhead Cost, Bad Debt Ratio dan Non Performing Loan berdampak pada penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). Kedua, secara serempak variabel-variabel Cost of Fund, Overhead Cost, Bad Debt Ratio dan Non Performing Loan berpengaruh nyata dan signifikan terhadap penawaran Kredit Usaha Rakyat pada PT. Bank Bukopin, Tbk di Jakarta. Ketiga, secara parsial variabel Cost of Fund, Overhead Cost, Bad Debt Ratio dan Non Performing Loan berdampak positif dan signifikan terhadap penawaran Kredit Usaha Rakyat pada PT. Bank Bukopin, Tbk di Jakarta. ......The improvement of macroeconomic condition for several recent years is shown by controlled inflation Rate, stable exchange rate and the decrease of interest rate, however, the credit distributed by banking has not been sufficient to be a supporting machine for economical growth to retum to prior crisis level. More over, the economical platform based on the micro sector business development - small and medium Business have no capabiiity to be optimally developed, recalling that behavior of banking credit offer toward this is affected very much by several sectors. The objective of this research is to analyze the effect of some variables to “kredit usaha rakyat” offer partially and simultaneously to UKM sector. The analysis methods applied is descriptive analysis, followed by corelation analysis. The result of analysis in the period of January 2008 - Desember 2008 concludes as follows : First, Cost of Fund, Overhead Cost, Bad Debt Ratio and Non Performimg Loan has been impacted to “Kredit Usaha Rakyat” program. Second, simultaneously, the variable of Cost of Fund, Overhead Cost, Bad Debt Ratio and Non Performimg Loan gives significant effect to “kredit usaha rakyat” . Third, partially, Cost of Fund, Overhead Cost, Bad Debt Ratio and Non Performimg Loan variable gives significant and positive impacts to “Kredit Usaha Rakyat “ to UKM sector at PT. Bank Bukopin, Tbk in Jakarta.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26600
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alfanus Edmont Olsan, Author
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor - faktor yang mempengaruhi net interest margin (margin bunga bersih) dari bank - bank di Indonesia. Studi mengambil 15 bank dengan jumlah aset tertinggi di Indonesia. Di dalam studi ini, faktor-faktor penentu margin bunga bersih dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yakni mikro dan makro. Faktor mikro terdiri dari besarnya aset bank, kapitalisasi bank, beban operasi bank, kepemilikan pihak asing, serta giro wajib minimum, sedang kan untuk faktor makroekonomi, terdapat produk domestik bruto, inflasi, konsentrasi industri, perkembangan perbankan, serta krisis. Dengan menggunakan model panel disertai efek acak (random-effect) untuk melihat hasil estimasi dari persamaan regresi, dibuktikan bahwa besarnya aset bank dapat mengurangi margin bunga bersih, sedangkan kapitalisasi perbankan dan beban operasi bank berpengaruh positif pada margin bunga bersih, sedangkan kepemilikan luar negeri berpengaruh negatif terhadap margin bunga bersih. Faktor makro pun juga ikut berkontribusi dimana PDB mempengaruhi margin bunga bersih secara positif tehadap margin bunga bersih, perkembangan perbankan serta konsentrasi industri berpengaruh positif terhadap margin bunga bersih, sedangkan krisis memiliki dampak yang negatif bagi margin bunga bersih. Inflasi dan giro wajib minimum pun harus disingikirkan guna menjaga multikolinearitas. ...... This research aims to analyze the Determinants of NIM in Indonesian Banks. Determinants factors in this research are divided into two factors, micro and macro. Micro factors are Bank size, bank capitalization, overhead cost, foreign ownership, reserve requirement. Meanwhile for macro factors are GDP, Inflation, Industry concentration, banking development, and crisis. This research choose 15 top banks on asset-based in Indonesia.. NIM is to serve as a means to how efficiency in banking system Employing panel model with random effect to estimate the regression equation, this study proves that bank size has a negative contribution to NIM of fifteen selected banks, while bank capitalization and overhead expense affect positively to NIM, on the other hand, foreign ownership affects negative. Macro-factors also contribute fairly, where GDP affects positively to NIM, industry concentration and banking development affects positively to NIM, on the other hand, crisis affects negative on NIM. Inflation and reserve requirement are ommited due to multicollinearity problem.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S54917
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library