Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Israyandi
"Saat ini, teknologi ramah lingkungan giat dikembangkan baik skala riset ataupun sudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pada proses ekstraksi, pemilihan pelarut yang tepat sangat menentukan perolehan ekstrak. Sebagai pelarut ramah lingkungan, NADES Natural Deep Eutectic Solvent yang merupakan campuran garam amonium kurterner dan hidrogen bond donor HBD memiliki kelebihan: 1 sifatnya dapat diubah bergantung pada pemilihan garam dan HBD sebagai 39;designer 39; solvent, dan 2 bersifat non-toksik dibandingkan dengan pelarut organik. Oleh sebab itu, potensi NADES perlu terus dikembangkan di masa mendatang. Pada perancangan suatu alat ekstraksi dibutuhkan data kuantitatif tentang kesetimbangan fasa dari campuran fluida yang berinteraksi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis NADES yang terbaik dalam mengekstrak asam palmitat pada minyak sawit dilihat dari koefisien distribusi dan selektifitasnya. Proses preparasi NADES dilakukan pada berbagai rasio mol betain monohidrat dan HBD. Proses ekstraksi dilakukan pada suhu 50 OC dan rasio berat NADES/minyak sawit 1:2 g/g dengan jumlah asam palmitat yang terkandung dalam minyak sawit 5 -w/w, kandungan tokoferol 1000 ppm serta karoten 700 ppm.
Pada penelitian ini didapati NADES dengan HBD 1,2-butanediol merupakan jenis NADES yang mampu mengekstrak asam palmitat yang sangat tinggi yaitu sebesar 2.18 didalam larutan. Nilai selektifitas NADES yang tertinggi dengan menggunakan HBD 1,3 propanediol, terhadap minyak sawit yaitu sebesar 26591 dan tokoferol sebesar 5669.

Currently, green technology developed on research even already applied in life. On the extraction process, the selection of appropriate solvent will determine the acquisition extract. As a green solvent, NADES Natural Deep Eutectic Solvent which is a mixture of ammonium salt quartenary and hydrogen bond donor HBD has advantages 1 their nature can be changed depending on the salt type and HBD as 39 designer 39 solvent, and 2 is non toxic than organic solvents. Therefore, NADES potential needs to be developed in the future. In designing an extraction tools needed quantitative data on equilibrium phase of mixture that interact.
This study aims to determine the best type of NADES in extracting palmitic acid on palm oil seen from the distribution coefficient and the selectivity. NADES preparation process by mixing betaine monohydrate and glycerol at various molar ratio. The extraction process work on temperature 50OC and the weight ratio of NADES palm oil 1 2 g g as well as the amount of palmitic acid contained in crude palm oil 5 w w. Content of tocopherol 1000 ppm and carotene 700 ppm.
In this study found NADES with 1,2 butanediol HBD is a type of NADES that is able to extract very high palmitic acid that is equal to 2.18 in solution. The highest selectivity value of NADES was using HBD 1,3 propanediol, to palm oil that is equal to 26591 and tocopherol of 5669.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47885
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elgusta Masanari
"Salah satu tahapan dalam proses refining minyak sawit adalah deacidification yang bertujuan untuk memisahkan asam lemak bebas dari minyak sawit. Proses deacidification menggunakan green solvent yaitu NADES yang mengandung betain anhidrat dan donor ikatan hidrogen jenis 1,2-propanediol NADES-1 dan 1,4-butanediol NADES-2 dengan rasio molar masing-masing 1:5 dan 1:4. Pada penelitian ini, kondisi operasi ekstraksi dioptimasi dengan response surface methodology RSM melalui central composite design untuk memperkirakan jumlah asam palmitat yang terserap dalam NADES secara maksimal. RSM merupakan suatu metode gabungan antara teknik matematika dan teknik statistik yang digunakan untuk membuat model dan menganalisa suatu respon y yang dipengaruhi oleh beberapa variabel bebas / faktor x guna mengoptimalkan respon tersebut.
Persamaan regresi yang dihasilkan dari model untuk optimisasi dengan NADES-1 adalah Y = 39,3 1,78X1 4,24X2 - 10,3X12 - 3,3 X22 0,35X1X2 dan NADES-2 yaitu Y = 30,54 - 2,23X1 10,65X2 - 4,85X12 6,23X22 - 4,73X1X2. Variabel bebas yang digunakan adalah X1 = suhu ekstraksi 40, 60, 80oC dan X2 = rasio massa NADES dan minyak sawit 1:2, 1:1, 2:1. Kondisi proses optimum ekstraksi menggunakan pelarut NADES-1 tercapai pada suhu 50,91oC dan rasio massa NADES terhadap minyak sawit sebesar 1,64:1. Sementara untuk pelarut NADES-2 tercapai pada suhuh 42,83oC dan rasio massa NADES terhadap minyak sawit sebesar 2:1. Kondisi optimal untuk NADES-1 menghasilkan persentase penyerapan asam palmitat sebesar 40,73 dan untuk NADES-2 sebesar 49,92.
......Deacidification is one of many steps in palm oil refining process which aims to separate free fatty acids from the oil. The deacidification process was using green solvent, known as Natural Deep Eutectic Solvent NADES, that consisted of betaine anhydrous and hydrogen bonding donor of 1,2 propanediol NADES 1 and 1,4 butanediol NADES 2 at molar ratio of 1 5 and 1 4, respectively. In this study, the process condition was optimized using response surface methodology RSM through central composite design to predict the maximum palmitic acid content in NADES extract. RSM is a combined method of mathematical techniques and statistical techniques used to model and analyze y response that is influenced by some independent variable factor x in order to optimize the response.
The obtained regression equation of the basic model for optimization with NADES 1 is Y 39.3 1.78X1 4.2X2 10.3X1 2 3.3X2 2 0.35X1X2 and NADES 2 is Y 30.54 2.23X1 10.65X2 4.85X1 2 6.23X2 2 4.73X1X2. The independent variables are X1 extraction temperature 40, 60, 80oC and X2 mass ratio of NADES to oil 1 2, 1 1, 2 1. The optimum process condition for NADES 1 was reached at temperature of 50.91oC and NADES to palm oil mass ratio of 1.64 1. Meanwhile for NADES 2 was reached at temperature of 42.83oC and NADES to palm oil mass ratio of 2 1. These optimum conditions resulted the maximum palmitic acid content of 40.73 and 49.92 for NADES 1 and NADES 2, respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alisya Rahmah
"Kanker payudara menempati urutan pertama sebagai salah satu penyebab kematian akibat kanker bagi wanita. Banyak upaya yang dilakukan dalam pengembangan obat antikanker, khususnya dari senyawa bahan alam. Senyawa ester gula dapat digunakan sebagai salah satu kandidat obat antikanker karena ester gula diketahui memiliki aktivitas antikanker. Pengujian aktivitas antikanker dilakukan dengan uji MTT terhadap sel MCF-7 sebagai salah satu model lini sel kanker payudara yang banyak digunakan. Pada penelitian ini, esterifikasi asam palmitat dengan gula D-fruktosa, D-manosa, dan manitol dilakukan secara enzimatik menggunakan lipase Eversa® Transform 2.0 dengan pelarut n-heksana pada suhu 40°C selama 48 jam dalam penangas minyak. Karakterisasi ester gula dengan FTIR menunjukkan adanya puncak serapan C=O pada daerah bilangan gelombang 1734 cm-1 . Hasil %konversi asam lemak pada reaksi esterifikasi pembentukan ester fruktosa, ester manosa, dan ester manitol, masing-masing, diperoleh sebesar 27,3%, 21,4%, dan 11,7%. Hasil pengujian emulsifier menunjukkan bahwa ketiga ester gula dapat membentuk emulsi W/O yang stabil. Berdasarkan uji MTT, diperoleh nilai IC50 untuk masing-masing ester fruktosa, ester manosa, dan ester manitol sebesar 70,3 µg/mL, 86,6 µg/mL, dan 32,1 µg/mL. Ester fruktosa dan ester manosa masuk ke dalam kategori aktivitas sitotoksik yang lemah, sementara ester manitol masuk ke dalam kategori aktivitas sitotoksik yang sedang.
......Breast cancer ranks first as one of the causes of death for women. There have been many efforts to develop an anticancer drug, especially from natural compounds. Sugar ester compounds can be used as a candidate for anticancer drugs because sugar esters are known to have anticancer activity. Anticancer activity was carried out using the MTT test on MCF-7 cells as one of the most widely used models of breast cancer cell lines. In this study, enzymatic esterification of palmitic acid with D-fructose, D-mannose, and mannitol sugars used Eversa® Transform 2.0 lipase with n-hexane solvent at 40°C and incubated for 48 hours. Sugar esters characterized by FTIR showed a C=O absorption peak in the wavenumber region of 1734 cm-1 . The %conversion of fatty acids in the esterification reaction for fructose esters, mannose esters, and mannitol esters were 27.3%, 21.4%, and 11.7%, respectively. The results of the emulsifier test showed that the three sugar esters could form a stable W/O emulsion. Based on the MTT test, the IC50 values for each fructose ester, mannose ester, and mannitol ester were 70.3, 86.6, and 32.1 µg/mL. Fructose ester and mannose ester have weak cytotoxic activity, while mannitol ester has moderate cytotoxic activity."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Lintang Sari Putri
"Bioavtur merupakan alternatif bahan bakar transportasi udara. Indonesia memiliki minyak kelapa sawit terbesar, hasil olahannya dikonversi menjadi senyawa parafin yang merupakan salah satu bahan baku bioavtur. Penelitian ini, NiMoO4/SBA-15 sebagai bahan katalis bimetalik disintesis untuk konversi asam palmitat menjadi parafin melalui reaksi deoksigenasi. SBA-15 disintesis dengan metode sol gel dan variasi NiMoO4/SBA disintesis melalui metode impregnasi basah secara spray beserta katalis monometalik NiO/SBA-15 dan MoO3/SBA-15 dikarakterisasi dengan XRD, FTIR, SAXS, XRF, SEM-EDX Mapping, dan BET. Analisis XRD dan XRF menunjukkan keberhasilan impregnasi NiO, MoO3, dan NiMoO pada SBA-15. Difraktogram sinar-X dan Scanning Electron Microscope (SEM) mengkonfirmasi proses imregnasi basah secara spray dari partikel logam tidak mengubah struktur heksagonal penyangga katalis. Katalis NiMoO4/SBA-15 diuji dalam reaksi deoksigenasi asam palmitat variasri komposisi Ni:Mo, yaitu: 10:0, 2,5:7,5, 5:5, dan 7,5:2,5 waktu 150 menit. Ditinjau dari hasil GC-MS variasi NiMoO4/SBA-15 5:5 memiliki kondisi paling optimum. NiMoO4/SBA-15 5:5 dilakukan pengujian kembali dengan variasi waktu 90 dan 120 menit menunjukan bahwa waktu 120 menit merupakan waktu paling optimum dengan hasil persen yield 86,164 dan persen konversi 61,348. Uji reusabilitas NiMoO4/SBA-15 (5:5) dilakukan dengan menggunakan katalis sebanyak dua siklus. Analisis dengan FT-IR menunjukan bahwa intensitas pada puncak SBA-15 dan NiMoO4 mengalami penurunan intensitas, namun tidak menghasilkan puncak baru.
......Bioavtur is an alternative fuel for air transportation. Indonesia has the largest palm oil, the processed product is converted into paraffin compounds which are one of the raw materials for bioavtur. In this study, NiMoO4/SBA-15 as a bimetallic catalyst was synthesized for the conversion of palmitic acid to paraffin through a deoxygenation reaction. SBA-15 was synthesized by sol gel method and variations of NiMoO4/SBA were synthesized by wet spray impregnation method with monometallic catalysts NiO/SBA-15 and MoO3/SBA-15 characterized by XRD, FTIR, SAXS, XRF, SEM-EDX Mapping, and BET. XRD and XRF analysis showed the successful impregnation of NiO, MoO3, and NiMoO4 on SBA-15. X-ray diffractogram and Scanning Electron Microscope (SEM) confirmed that the wet spray imregnation process of metal particles did not change the hexagonal structure of the catalyst support. The NiMoO4/SBA-15 catalyst was tested in a palmitic acid deoxygenation reaction with various Ni:Mo compositions, namely: 10:0, 2.5:7.5, 5:5 and 7.5:2.5 for 150 minutes. Judging from the GC-MS results, the NiMoO4/SBA-15 5:5 variation has the most optimum conditions. NiMoO4/SBA-15 5:5 was tested again with variations of 90 and 120 minutes showing that 120 minutes was the most optimal time with a yield percent yield of 86.164 and a conversion percentage of 61.348. NiMoO4/SBA-15 (5:5) reusability test was carried out using two cycles of catalyst. Analysis with FT-IR showed that the intensity of the SBA-15 and NiMoO4 peaks decreased in intensity, but did not produce new peaks."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrijono
"ABSTRAK
Salah satu komplikasi molahidatidosa adalah terjadinya degenerasi keganasan pasca molahidatidosa, kejadian keganasan pasca molahidatidosa berkisar 20 %. Komplikasi keganasan ini membawa dampak negatif terhadap angka kesakitan dan kematian ibu. Oleh karenanya perlu dilakukan usaha pencegahan keganasan pasca molahidatidosa. Berbagai cara dilakukan tetapi sampai saat ini belum ditemukan suatu terapi pencegahan yang baik dengan minimal efek samping. Kami saat ini melakukan suatu penelitian uji klinik tersamar ganda, satu kelompok mendapat plasebo dan satu kelompok mendapat retinol palmitat dengan dosis 200 000 IU perhari sampai pasien dinyatakan regresi lengkap atau menderita penyakit trofoblas ganas. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan manfaat retinol palmitat sebagai terapi pencegahan keganasan pasca molahidatidosa yang mampu dan mudah diterapkan dengan efek samping minimal. Beberapa faktor ikut dinilai sebagai faktor pengganggu antara iainesarnya uterus, derajat differensiasi sel trofoblas, kadar retinol dalam darah, kadar Zn dan kadar tokoferol dalam darah. Pada penelitian yang baru berlangsung 2 bulan telah terkumpul kasus sebanyak 16 kasus. 7 Kasus mengalami degenerasi keganasan, 9 kasus mengalami regresi spontan. Faktor-faktor yang berpengaruh belum dapat dinilai.

ABSTRACT
One complication in hydatidiform mole is the occurrence post mole malignant trophoblastic diseases, which is found in approximately 20% of the cases. This degeneration has adverse effects on the morbidity and mortality rates of the mother. Hence the need for preventive measures. Various methods have tried, but so far there has not been found an acceptable measure, which also affords minimal side effects. We are currently carrying out randomize clinical trial, one group receiving a placebo and another group receiving retinol palmitat with a dosage of 200 000 IU per day until the patient was declared as having complete remission or suffering malignancy trophoblastic diseases. The research is meant to prove the efficacy of the use retinol palmitat as preventive therapy for post hydatidiform mole malignancy, and one that easy to administer, in addition to raising minimal side effects. Various the factors are also considered as contributing factors, some being the size of the uterus, the degree of differentiation of trophoblastic cells and the levels of retinol, Zn and tocoferol in the blood. In this research which is in its second months 16 cases have been assessed. Seven cases suffered malignant degeneration while nine experienced spontaneous regression. Contributing factors cannot as yet be evaluated."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Fitri Annisa
"Surfaktan merupakan senyawa amfifilik yang memiliki dua karakteristik bagian, yaitu bagian polar (Hidrofilik) dan nonpolar (Lipofilik). Surfaktan memiliki banyak aplikasi salah satunya untuk pemulihan ekstrak kulit manggis. Pada penelitian terbaru ini akan dilakukan sintesis dan karakterisasi palmitat 1,3,4-tiadiazol, oksadiazol dan turunannya sebagai surfaktan non-ionik. Katalis heterogen yang digunakan dalam penelitian ini adalah CuO-CeO2 Komposit. Turunan 1,3,4-Tiadiazol dan Oksadiazol kemudian diuji pengaruh surfaktan terhadap ekstraksi antioksidan dari kulit manggis dengan menggunakan metode ABS (Aqueous Biphasic System). Palmitat 1,3,4-tiadiazol dan palmitat 1,3,4-oksadiazol berhasil disintesis menggunakan katalis CuO-CeO2. Katalis CuO-CeO2 disintesis dengan menggunakan teknik kimia hijau dengan ekstrak daun Morinda citrifolia. Katalis CuO-CeO2 menunjukkan fasa monoklinik dan sferis dengan ukuran partikel rata-rata 123,3 nm. Analisis optik mengungkapkan nilai celah pita sebesar 1,88 eV. Katalis dioptimalkan untuk digunakan dalam sintesis palmitat 1,3,4-tiadiazol. Variabel yang dipertimbangkan dalam sintesis ini termasuk jumlah katalis, waktu reaksi, dan kegunaan kembali katalis. Kondisi optimal untuk katalis CuO-CeO2 dalam sintesis palmitat 1,3,4-tiadiazol ditentukan sebagai 10 mol% selama 6 jam waktu reaksi, dan katalis tersebut menunjukkan kegunaan kembali untuk beberapa kali. Hasil dari produk yang disintesis adalah 95,51% untuk palmitat 1,3,4-tiadiazol dan 80,26% untuk palmitat 1,3,4-oksadiazol. Produk yang disintesis, termasuk palmitat 1,3,4-tiadiazol, palmitat 1,3,4-oksadiazol, dan derivatifnya dengan gugus vanilin dan D-Glukosa, diuji untuk pemulihan ekstrak manggis sebagai surfaktan potensial menggunakan metode Sistem Biphasic Aqueous (ABS) dengan polietilen glikol (PEG) 6000 dan amonium sulfat sebagai larutan akuatik. Hasil pemulihan tertinggi dari ekstrak manggis dicapai dengan palmitat 1,3,4-tiadiazol, menghasilkan 76,73%.
......Surfactants are amphiphilic compounds with two distinct parts: a polar (water-soluble) and a nonpolar (lipid-soluble) part. They have various applications, including the extraction process of mangosteen peel. This study aims to synthesize and characterize palmitic 1,3,4-thiadiazole, oxadiazole, and their derivatives as non-ionic surfactants. The heterogeneous catalyst used is CuO-CeO2 composite. Subsequently, the effect of surfactants on antioxidant extraction from mangosteen peel is examined using the ABS method. The results indicate successful synthesis of palmitic 1,3,4-thiadiazole and palmitic 1,3,4-oxadiazole with the CuO-CeO2 catalyst. This catalyst is synthesized using green chemistry techniques with Morinda citrifolia leaf extract. Analysis reveals that the CuO-CeO2 catalyst exhibits monoclinic and spherical phases with an average particle size of 123.3 nm and an optical band gap of 1.88 eV. The catalyst is optimized for palmitic 1,3,4-thiadiazole synthesis, with optimal conditions at a 10 mol% catalyst concentration for 6 hours reaction time. The catalyst also demonstrates reusability for multiple cycles. The synthesized products yield high percentages, particularly 95.51% for palmitic 1,3,4-thiadiazole and 80.26% for palmitic 1,3,4-oxadiazole. These products, including their derivatives, are tested for mangosteen extract recovery as potential surfactants using the ABS method, with palmitic 1,3,4-thiadiazole showing the highest recovery yield at 76.73%"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faradilla Mauliddini
"Senyawa ester asam lemak merupakan bahan kimia yang banyak dikembangkan saat ini, diantaranya digunakan pada produk-produk kosmetika dan pangan. Di Indonesia banyak penghasil asam sitrat dan asam palmitat yang memungkinkan untuk pembuatan senyawa ester asam palmitat dan asam sitrat lainnya. Oleh karena itu, percobaan sintesis ester asam 2-heksadekanoiloksipropana-1,2,3-trikarboksilat melalui proses esterifikasi asam sitrat dan asam palmitat, yang diprediksi memiliki potensi sebagai emulgator perlu dilakukan. Asam 2-heksadekanoiloksipropana-1,2,3-trikarboksilat disintesis melalui tiga tahap reaksi.
Tahap pertama mereaksikan asam sitrat dengan anhidrida asetat dalam suasana asam menghasilkan asetilsitrat. Tahap kedua mereaksikan asam palmitat dalam benzen dengan metanol menggunakan katalis asam sulfat pekat menghasilkan metil palmitat. Tahap ketiga interesterifikasi antara asetilsitrat dan metil palmitat dengan katalis natrium metoksida menghasilkan asam 2-heksadekanoiloksipropana-1,2,3-trikarboksilat dengan rendemen 72,07%.
Metode analisis senyawa ester menggunakan kromatografi gas kolom VB-wax (60 m x 0,32 mm), suhu kolom terprogram 170-190ºC, kenaikkan 2ºC /menit, dan dipertahankan selama 30 menit. Pada kondisi analisis diperoleh waktu retensi asam 2-heksadekanoiloksipropana-1,2,3-trikarboksilat 39,894 menit dengan kadar 72,07%. Karakterisasi dari asam 2-heksadekanoiloksipropana-1,2,3-trikarboksilat memiliki bilangan asam sebesar 395,38 dan nilai HLB 7,625.
......
Fatty acid esters compound were chemical subtance that were more developed now, that were used at food and cosmetic products. In Indonesia, many of citric acid and palmitic acid producer that possible to make another citric acid and palmitic acid esters compound. For that reason, experiment to synthesize ester of 2-hexadecanoyloxypropana-1,2,3-tricarboxylic acid was might be synthesis by esterification of palmitic acid with citric acid, that was predicted has potency as emulsifier become necessary. 2-Hexadecanoyloxypropana-1,2,3-tricarboxylic acid compound was synthesized over three steps of reaction.
First step was reacted citric acid with acetic anhydride in acidic environment yielded acetylcitrate. Second step was reacted palmitic acid in benzene with methanol catalyzed by sulfuric acid yielded methyl palmitate. Third step was interesterification of acetylcitrate with methyl palmitate catalyzed by sodium methoxide yielded 2-hexadecanoyloxypropana-1,2,3-tricarboxylic acid with rendement over 72.07%.
Method of analysis ester components was performed using gas chromatography with VB-Wax column (60 m x 0.32 mm), column temperature was programmed at 170ºC-190ºC, increased by 2ºC/minute, and held for 30 minutes. In analysis conditions was yielded retention time of 2-hexadecanoyloxypropana-1,2,3-tricarboxylic acid 39.894 minutes with levels 72.07%. Characterization of 2-hexadecanoyloxypropana-1,2,3-tricarboxylic acid has acid value 395.38 and Hydrophilic Lipophylic Balance (HLB) value 7.625."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S46498
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Sasi Febriaty
"Telah dilakukan penelit'ian kemungkinan penggunaan
teknjk sterilisasj radiasi untuk vitamin A palmitat,minyak
zaitun dan campuran keduanya dengan cara mempela -
jar pengaruhiradiasi sinar gamma pada karakteristika
kimia dan fisika vitamin A palmitat, rninyak zaitun, dan
campuran keduanya dengan dosis radiasi 0, 10, 20,30 kGy
dan penyimpanan 0, 1, 2, 3 bulan. Parameter yang diuji
untuk minyak zaitun ialah kelarutan , bilangan asam,bilangan
penyabunan, bilangan iod, bobot jenis, indeka bi
as dan kestabilan 'metil asam lemak bebas dengan kroma -
tografi cairan-gas . Untuk vitamin A palmitat dilaku -
kan uji kestabilan kadar dengan kromatografi cairan
cairan
Hasil pengujian menunjukkan bahwa kadar vitamin
A palmitat , bilangan asam , bilangan penyabunan,bh1an
an lad dipengaruhi oleh dosis radiasi 10, 20, 30 kGy
Penyimpanan selama 1, 2, 3 bulan mempengaru.hi kadar vitamin
A palmitat, bilangan asam, bilangan penyabunan
bilangan iod dan indeks bias minyak zaitun ( p)o,05 )
......The posibility of using radiosteri]4zation technic
for vitamine A palmitate, olive oil and mixture of both
by studying the effect of Gamma rays in chemical and
physical characteristics of vitamine A palmitate, olive
oil and their mixture with radiation dose ( 0, 10 , 20
30 ky ) 'and storage ( 0 9 1, 2, 3 months ). The parameter
tested for olive oil were solubility , acid - saponifica
tion - iod values , density, refraction index and stabi
lity of free fatty acid metil ester with Gas Liquid Chro
matography . Vitamine A palmitate assays was determined
using High Pressure Liquid Chromatography.
The results obtained suôh that the concentration
of vitamine palmitate , acid - saponification-jod values
weie affected by iradiation dose . (. 10, 20 , 30 kGy ).
Storage for. 1, 2 and 3 months influence the concentration
of vitamine A palmitate , acid-saponificatinn-iod values
and refraction index of olive oil. ( p )0.05 )"
Depok: Universitas Indonesia, 1985
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Azkia
"Pada penelitian ini, telah dilakukan sintesis enzimatis ester glikol asam lemak hasil hidrolisis minyak jarak dan ester glikol palmitat dengan bantuan lipase Candida rugosa. Esterifikasi dilakukan dengan perbandingan variasi asam lemak dengan alkohol yaitu 1:1, 1:2, 1:3, dan 1:4. Selanjutnya dilakukan identifikasi produk esterifikasi menggunakan FTIR. Spektrum ester glikol asam lemak hasil hidrolisis minyak jarak menunjukkan adanya serapan gugus fungsi C=O ester, C-O-C, dan OH masing-masing pada bilangan gelombang 1732,27 cm-1; 1242,73 cm-1, dan 3412,04 cm-1. Produk ester glikol palmitat juga menunjukkan adanya serapan gugus fungsi C=O dan C-O-C masing-masing pada bilangan gelombang 1741,88 cm-1 dan 1179,54 cm-1.
Uji persen konversi dilakukan untuk menentukan banyaknya asam lemak yang telah terkonversi menjadi ester. Nilai konversi tertinggi untuk sintesis ester glikol asam lemak hasil hidrolisis minyak jarak diperoleh pada perbandingan ratio 1:4, yaitu 84,7, sedangkan untuk ester glikol palmitat sebesar 81,9.
Hasil uji emulsifier menunjukkan bahwa ester glikol asam lemak hasil hidrolisis minyak jarak memiliki sifat sebagai emulsifier, begitu pula terhadap ester glikol palmitat. Uji antimikroba juga telah dilakukan terhadap ester glikol asam lemak hasil hidrolisis minyak jarak dan ester glikol palmitat. Hasil uji antimikroba menunjukkan bahwa ester glikol asam lemak hasil hidrolisis minyak jarak memiliki aktivitas sebagai antimikroba terhadap bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis dengan diameter zona hambat sebesar 12 dan 10 mm. Namun, ester glikol palmitat belum memiliki aktivitas sebagai antimikroba.

The purpose of this study was to synthesize glycol ndash castor oil fatty acid and glycol ndash palmitic acid esters using Candida rugosa lipase as biocatalyst. The ester products was expected to have emulsifier and antimicrobial properties. Esterification was conducted by reacting fatty acid and glycol at 37 C for 18 hours. The variation of mmol ratio fatty acid to glycol used were 1 1, 1 2, 1 3, and 1 4. The ester product was characterized using FTIR and the conversion percentage was determined by titrimetric method.
Emulsifier test also performed to determine the ability of ester product as emulsifier. Antimicrobial assay were also conducted using disc diffusion method against Propionibacterium acne and Staphylococcus epidermidis. FTIR spectra for glycol ndash castor oil fatty acid and glycol ndash palmitic esters showed the absorption of C O functional groups at wave numbers 1732.27 and 1741.88 cm 1, respectively. The highest conversion percentage value for glycol ndash castor oil fatty acid and glycol ndash palmitic ester were 84.7 and 81.9, respectively.
The emulsifier test showed that both glycol ndash fatty acid ester have properties as emulsifiers. Antimicrobial assay showed that glycol ndash castor oil fatty acid ester have activity as antimicrobial against Propionibacterium acne and Staphylococcus epidermidis. However, glycol palmitic ester has no activity as an antimicrobial agent. The glycol ndash castor oil fatty acid and glycol-palmitic esters were successfully synthesized enzymatically using Candida rugosa lipase. Both ester products have properties as emulsifiers, but only glycol castor oil fatty acid ester has potential to be an antimicrobial compound. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Irsyad Satrio Gunawan
"Kemampuan asam lemak sebagai antimikroba telah diteliti sejak lama dan diketahui senyawaan amida dari beberapa asam lemak memiliki aktivitas antiproliferatif pada sel kanker. Pada penelitian ini, dilakukan sintesis senyawa lipoamida dekanoat-etanolamina dan lipoamida palmitat-etanolamina melalui reaksi amidasi langsung dengan mereaksikan masing-masing starting material-nya dengan etanolamina, p-xilena dan gel silika. Produk dilakukan uji bioaktivitas antimikroba dan sitotoksik antikanker dari lipoamida dekanoat-etanolamina dan lipoamida palmitat-etanolamina. Lipoamida selanjutnya diidentifikasi dengan kromatografi lapis tipis (KLT), dimurnikan dengan kromatografi kolom, diuji titik leleh dan dikarakterisasi menggunakan FT-IR (Fourier transform-infrared), dan 1H-NMR (nuclear magnetic resonance). Rendemen reaksi lipoamida dekanoat-etanolamina sebesar 59% dan lipoamida palmitat-etanolamina sebesar 9%. Selanjutnya, struktur produk sudah terkonfirmasi dari hasil karakterisasi dengan FTIR dan 1H-NMR. Pengaruh panjang rantai alkil dari kedua senyawa memiliki peran yang berbeda dari kedua aplikasi uji yang telah dilakukan. Lipoamida dekanoat-etanolamina menunjukkan hasil yang lebih tinggi pada uji antimikroba sedangkan lipoamida palmitat-etanolamina pada uji antikanker sifat sitotoksiknya lebih tinggi dibanding lipoamida dekanoat-etanolamina. Hasil pengujian bioaktivitas antimikroba menunjukkan bahwa lipoamida dekanoat-etanolamina (1000 ppm) lebih aktif dalam respon pembentukan zona hambat yang terbentuk terhadap bakteri E. coli dan S. aureus sebesar 7,70 dan 6,55 ppm. Uji toksisitas antikanker terhadap sel HeLa menggunakan reagen MTT menghasilkan nilai IC50 dari produk lipoamida dekanoat-etanolamina dan lipoamida palmitat-etanolamina secara berturut sekitar (63.60 µM) dan (44,15 µM).
......The ability of fatty acids as antimicrobials has been studied for a long time. It is known that the amide compounds of several fatty acids have antiproliferative activity in cancer cells. In this research, the synthesis of lipoamide decanoic-ethanolamine and lipoamide palmitic-ethanolamine was carried out through direct amidation reaction by reacting each starting material with ethanolamine, p-xylene, and silica gel. The product was tested for antimicrobial and cytotoxic anticancer bioactivity of decanoic-ethanolamine lipoamide and palmitic-ethanolamine lipoamide. Lipoamide was then identified by thin layer chromatography (TLC), purified by column chromatography, tested for melting point, and characterized using FT-IR (Fourier transform-infrared), and 1H-NMR (nuclear magnetic resonance). The yield of lipoamide decanoate-ethanolamine was 59% and lipoamide palmitic-ethanolamine was 9%. Furthermore, the product structure has been confirmed from the results of characterization with FTIR and 1H-NMR. The influence of the alkyl chain length of the two compounds has a different role from the two test applications that have been carried out. Lipoamide decanoate-ethanolamine showed higher results in the antimicrobial test while lipoamide palmitic-ethanolamine in the anticancer test had higher cytotoxic properties than lipoamide decanoate-ethanolamine. The results of the antimicrobial bioactivity test showed that decanoic-ethanolamine lipoamide (1000 ppm) was more active in response to the formation of inhibition zones formed against E. coli and S. aureus bacteria of 7.70 and 6.55 ppm. The anticancer toxicity test on HeLa cells using the MTT reagent yielded IC50 values of the decanoic-ethanolamine lipoamide and palmitic-ethanolamine lipoamide products respectively around (63.60 µM) and (44.15 µM)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>