Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Titin Haerunnisa
Abstrak :
ABSTRAK
Pengukuran panjang badan anak dilakukan untuk memantau status gizi dan juga pertumbuhan anak. Di Indonesia pemantauan panjang badan pada anak jarang dilakukan, karena tidak adanya alat pengukur panjang badan yang sesuai. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan model prediksi panjang badan berdasarkan panjang lengan dan panjang ulna. Penelitian ini dilakukan pada bulan mei pada anak usia 12-24 bulan di Kelurahan Ratu Jaya Kota Depok Tahun 2016 dengan jumlah responden 40 anak laki-laki dan 41 anak perempuan. Desain studi yang digunakan adalah cross-sectional dengan variabel terikat berupa panjang badan dan variabel bebas berupa panjang lengan, panjang ulna, usia, dan jenis kelamin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang kuat antara umur anak dengan panjang badan (r= 0,662) dan panjang lengan dengan panjang badan (r= 0,617) serta terdapat korelasi yang sedang antara panjang ulna dengan panjang badan (r= 0,364). Model prediksi panjang badan yang didapatkan dalam penelitian ini adalah PB= 51,086+[0,571×PL(cm)]+[0,559×U (bulan)]?[0.940×JK (1=laki,laki, 2= perempuan)] dan PB= 62,338+[0,433×PU(cm)]+[0,697×U (bulan)]?[1,488×JK (1=laki,laki, 2= perempuan)]. Panjang lengan dan panjang ulna terbukti dapat digunakan sebagai prediktor pengukuran panajng badan, namun dalam penelitian ini model prediksi menggunakan panjang lengan memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan panjang ulna.
ABSTRAK
Measuring recumbent length was used to monitor nuritional status and growth in children. In Indonesia, monitoring recumbent length rarely do, because there are no appropriate measuring instrument. The purpose of this study was to developed predictive model of recumbent length based arm length and ulna length. This study was held in May at Ratu Jaya Village, Depok City 2016 with total respondents 40 boys and 41 girls. The study design was cross-sectional by measuring recumbent length as the dependent variabel and independent variabels such as arm length, ulna length, age, and gender. The results showed that there were a strong correlation between age with recumbent length (r=0,662) and arm length with recumbent length (r=0,617), there are also moderate correlation betwen ulna length with recumbent length (r= 0,364). The prediction model of recumbent length which obtained in this tudy was RL= 51,086+[0,571×AL (cm)]+[0,559×Age (month)]-[0940×Sex (1= male, 2= female)] and RL= 62,338+[0,433×UL (cm)]+[0,697xAge (month)]-[1,488×Sex (1= male, 2= female)]. Arm length and ulna length can be used as a preditor of recumbent length, but in this study prediction model using the arm length is more accurate than ulna length.
2016
S64190
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mairanti Prastika Putri
Abstrak :
Tinggi badan merupakan indikator klinis yang penting untuk menentukan indeks massa tubuh, memperkirakan kebutuhan energi basal, dsb. Namun, pengukuran tinggi badan pada lansia biasa menemui beberapa kesulitan. Model prediksi tinggi badan menggunakan bagian tubuh pengganti yang mudah diukur seperti panjang ulna dan demi span telah dikembangkan pada ras Kaukasia namun hanya sedikit studi yang dikembangkan dari populasi Indonesia. Sebanyak 202 pralansia dan lansia (usia ≥ 45 tahun) dengan tubuh sehat (90 laki-laki dan 112 perempuan) dari 30 Posbindu di Kecamatan Bojongsari dilibatkan dalam studi potong lintang ini. Tinggi badan, panjang ulna dan demi span diukur menggunakan microtoise staturemeter dan pita ukur nonelastis menggunakan prosedur standar. Analisis statistik menunjukkan hubungan yang lebih kuat terhadap tinggi badan pada variabel demi span (r=0,933) dibandingkan panjang ulna (r=0,888). Model prediksi tinggi badan yang dihasilkan adalah: tinggi badan(cm)= 65,451 + (3,854 x panjang ulna) -(5,722 x jenis kelamin) - (0,089 x usia) dan tinggi badan(cm)= 49,961 + (1,479 x demi span) - (2,970 x jenis kelamin) - (0,049 x usia) (jenis kelamin: laki-laki=0; perempuan=1). Persamaan dari penelitian ini masih membutuhkan validasi lanjutan pada populasi pralansia dan lansia lain. Persamaan tinggi badan dari studi sebelumnya tidak menunjukkan kesesuaian yang baik dengan tinggi badan aktual subjek. Kami menyarankan catatan khusus dalam penggunaan model prediksi tinggi badan dari ras dan kelompok usia lain untuk pralansia dan lansia Indonesia. ...... Height is an important clinical indicator to determine the body mass index, estimate basal energy requirements, etc. However, measurements in elderly may impose some difficulties. Height prediction models using surrogate measurement that are easily measured such as ulna length and demi span has been developed for the Caucasian race, but only a few studies were developed from the Indonesian population. A total of 202 healthy pre-elderly and elderly (age ≥ 45 years) which consist of 90 men and 102 women from 30 “Posbindu Lansia” (integrated coaching post for elderly) in Bojongsari subdistrict were included in this cross-sectional study. Height, ulna length and demi span was measured using microtoise staturemeter and nonelastic measuring tape using standard procedures. Statistical analysis showed a stronger correlation to height in demi span (r = 0.933) than ulna length (r = 0.888). Height prediction models derived from this study are: height (cm) = 65.451 + (3.854 x ulna lenght) - (5.722 x gender) - (0.089 x age) and height (cm) = 49.961 + (1.479 x demi span) - (2.970 x gender) - (0.049 x age) (gender: male = 0; female = 1). Height prediction models of this study still require further validation in other pre-elderly and elderly populations. Height prediction models from previous study failed to show good agreement with measured heights of this study. We recommend caution when using height prediction models derived from other races and age groups for Indonesian pre-elderly and elderly.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47167
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Jastiffani Nurdin
Abstrak :
ABSTRAK
Tinggi badan merupakan salah satu pengukuran antropometri yang penting untuk memantau pertumbuhan dan status gizi anak. Pengukuran antropometri pengganti (surrogate anthropometric measurement) dibutuhkan dalam kondisi dimana pengukuran tinggi badan sulit untuk dilakukan dan tidak akurat. Penelitian dengan desain cross-sectional ini bertujuan untuk mengembangkan model prediksi tinggi badan berdasarkan panjang ulna dan panjang kaki dengan menggunakan regresi linier. Sebanyak 49 orang anak laki-laki, dan 62 orang anak perempuan yang berasal dari 3 Pra TK/ TK di Depok, dilibatkan di dalam penelitian ini selama bulan April?Mei 2016. Tinggi badan diukur menggunakan stadiometer, panjang ulna menggunakan pita ukur non elastis, dan panjang kaki menggunakan kaliper kayu. Hasil penelitian menunjukkan, terdapat korelasi yang sedang dan kuat antara panjang ulna dengan tinggi badan (laki-laki r = 0.682, perempuan r = 0.461), korelasi yang kuat juga ditunjukkan pada panjang kaki kanan dengan tinggi badan (laki-laki r = 0.726, perempuan r = 0.770), dan korelasi yang sangat kuat pada panjang kaki kiri dengan tinggi badan (laki-laki r = 0.830, perempuan r = 0.740). Panjang ulna dan panjang kaki merupakan indikator tinggi badan yang baik, akan tetapi, model prediksi tinggi badan berdasarkan panjang kaki kiri memiliki akurasi yang lebih baik dan lebih mudah digunakan.
ABSTRACT
Height is an essential anthropometric measurement to monitor growth and nutirional status in children. Surrogate anthropometric measurements are needed when height is unobtainable and unreliable. This cross-sectional study was aim to develop prediction models from ulna and foot length by using linear regression. Boys (n= 49) and girls (n= 62) from 3 preschools in Depok were recruited in this study from April?Mei 2016. Stadiometer was used to measure height, non elastic tape to measure ulna length, and a caliper to measure foot length. The result of this study showed that there were a medium and strong correlation between ulna length and height (boys r = 0.682, girls r = 0.461), and right-foot length and height (boys r = 0.726, perempuan r = 0.770). Stronger correlation showed between left- foot length and height (boys r = 0.830, girls r = 0.740. Ulna and foot length are good predictors, however the prediction model based on left-foot length more accurate and easier to use than the prediction model based on ulna length.
2016
S62800
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa
Abstrak :
ABSTRAK
Pengukuran tinggi badan merupakan salah satu pengukuran dimensi tubuh yang penting untuk memantau status kesehatan. Metode pengukuran antropometri pengganti dibutuhkan ketika tinggi badan aktual tidak dapat dilakukan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional yang bertujuan untuk mengembangkan model prediksi tinggi badan berdasarkan panjang ulna, panjang telapak tangan, dan panjang telapak kaki dengan menggunakan persamaan regresi linier. Sebanyak 47 anak laki-laki, dan 44 anak perempuan tanpa disabilitas yang berasal dari SDIT X di Depok dilibatkan dalam penelitian ini selama bulan April-Mei 2017. Karakteristik antropometri yang diukur adalah tinggi badan, usia, panjang ulna, panjang telapak tangan, dan panjang telapak kaki. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan signifikan dan korelasi yang yang kuat antara tinggi badan dengan panjang ulna kanan laki-laki r= 0.849, perempuan r= 0.880 , panjang ulna kiri laki-laki r= 0.857, perempuan r= 0.880 , panjang telapak tangan kanan laki-laki r= 0.831, perempuan r= 0.842 , panjang telapak tangan kiri laki-laki r= 0.843, perempuan r= 0.851 , panjang telapak kaki kanan laki-laki r= 0.838, perempuan r= 0.900 , panjang telapak kaki kiri laki-laki r= 0.8443, perempuan r= 0.902 . Penelitian ini menghasilkan persamaan regresi linier ganda untuk memprediksi tinggi badan. Panjang ulna, panjang telapak tangan, dan panjang telapak kaki merupakan prediktor yang baik dalam memprediksi tinggi badan anak usia 6-9 tahun R2 ulna kanan= 0.796, R2 ulna kiri= 0.800, R2 telapak tangan kanan= 0.761, R2 telapak tangan kiri= 0.772, dan R2 telapak kaki kiri= 0.820 . Model prediksi tinggi badan berdasarkan panjang telapak kaki kiri memiliki akurasi yang lebih baik dibandingkan prediktor lainnya.
ABSTRACT
Height measurement is fundamental to assessing growth and nutrition. The surrogate measurement method is needed when actual height can not be obtained directly. The design of this study was cross sectional which purposed to develop prediction models based on ulna length, hand length, and foot length. Males and females aged 6 to 9 years without disability were recruited from Private Elementary School in Depok on April until May 2017. The anthropometric characteristics of their height, age, ulna length, hand length, and foot length were measured. Height was measured with a stadiometer, ulna, hand, and foot length were measured with caliper. The result of this study showed significant differences and strong correlation between stature and right ulna length boys r 0.849, girls r 0.880 , left ulna length boys r 0.857, girls r 0.880 , right hand length boys r 0.831, girls r 0.842 , left hand length boys r 0.843, girls r 0.851 , right foot length boys r 0.838, girls r 0.900 , left foot length boys r 0.8443, girls r 0.902 . The study derived a multiple linear regression equation for predicting height. Ulna length, hand length, and foot length are good predictor for estimating height in children aged 6 9 years right ulna R2 0.796, left ulna R2 0.800, right hand R2 0.761, left hand R2 0.772, dan left foot R2 0.820 . Prediction model based on left foot more accurate in estimating height than other predictors.
2017
S67963
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Subhania
Abstrak :
Tinggi badan merupakan salah satu pengukuran antropometri yang penting, salah satunya untuk mengetahui status gizi individu. Ketika pengukuran tinggi badan secara berdiri tidak dapat dilakukan seperti pada pasien di rumah sakit dan individu dengan kondisi tertentu disabilitas , maka dibutuhkan pengukuran antropometri pengganti agar hasil yang diperoleh akurat. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model prediksi tinggi badan berdasarkan panjang ulna, panjang telapak kaki dan tinggi lutut pada kelompok usia dewasa muda. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indoesia berusia 21 ndash; 30 tahun, sebanyak 58 orang laki-laki dan 78 orang perempuan. Desain studi pada penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang kuat antara tinggi badan dengan panjang ulna kiri laki-laki r=0.853, perempuan r=0.76 , panjang ulna kanan laki-laki r=0.865, perempuan r=0.726 , panjang telapak kaki kiri laki-laki r=0.799, perempuan r=0.708 , panjang telapak kaki kanan laki-laki r=0.791, perempuan r=0.862 , tinggi lutut kiri laki-laki r=0.862, perempuan r=0.841 , tinggi lutut kanan laki-laki r=0.87, perempuan r=0.833 . Panjang ulna, panjang telapak kaki dan tinggi lutut merupakan prediktor tingi badan yang baik karena memiliki korelasi yang kuat pada laki-laki dan perempuan serta mudah dalam melakukan pengukuran.
Height is one of the important anthropometry measurements to determine nutritional status. When the measurement of height is difficult to conduct especially on patient in hospital or individual with disabilites, an alternative measurement is needed to define an accurate height. The purpose of this study was to develop a prediction model of height based on ulna length, foot length and knee height for young adults. A cross sectional design study was used in this study. Participants were 58 men and 78 women aged 21 30 years who were currently studying at Faculty of Public Health Universitas Indonesia. Strong correlations were found between height and left ulna length men r 0.853, women r 0.76, height and right ulna length men r 0.865, women r 0.726, height and left foot lenght men r 0.799, women r 0.708, height and right foot length men r 0.791, women r 0.862, height and left knee height men r 0.862, women r 0.841 , height and right knee height men r 0.87, women r 0.833 . Ulna length, foot length and knee height are good predictors of height because they have strong correlations either for men or women and also they can be measured easily.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69740
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuwaratu Syafira
Abstrak :
Indeks Massa Tubuh IMT memiliki banyak manfaat, termasuk untuk memberikan gambaran obesitas suatu populasi maupun untuk merancang diet pasien di rumah sakit. Namun orang yang memiliki kesulitan menopang berat badannya atau tidak dapat berdiri tegak belum tentu dapat diukur IMT-nya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menciptakan metode alternatif menghitung IMT berdasarkan ukuran ekskremitas tubuh pada mahasiswa usia dewasa muda di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan total sampel 132 responden. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi yang sangat kuat antara rasio LiLA/ radic;Panjang Ulna dengan IMT r = 0,926 pada laki-laki dan r = 0,886 pada perempuan dan juga antara LiLA dengan IMT r = 0,913 pada laki-laki dan r = 0,877 pada perempuan . Model prediksi yang paling ideal digunakan adalah IMT laki-laki kg/m2 =1,109 LiLA cm ndash; 9,202 dan IMT perempuan kg/m2 = 0,236 0,825 LiLA cm dengan pertimbangan akurasi yang tinggi serta kemudahan pengaplikasian di lapangan.
Body Mass Index BMI serves various purposes, including to measure the prevalence of obesity in a population, and also in formulating a patient rsquo s diet at a hospital. However, the BMI of an individual with difficulties in carrying their own weight or standing up straight can not necessarily be measured. The aim of this study was to form a prediction model for the BMI of young adult students of Public Health Faculty of University of Indonesia. This study used a cross sectional design, with a total sample of 132 respondents. Results of this study showed that there is a very strong correlation between MUAC radic Ulna Length and BMI r 0,926 for males and r 0,886 for females, and also between MUAC and BMI r 0,913 for males and r 0,877 for females. The prediction model considered most ideal to be used is Male BMI kg m2 1,109 MUAC cm ndash 9,202 and Female BMI kg m2 0,236 0,825 MUAC cm, based on the high accuracy levels and the convinience of application on the field.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68623
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hasanah
Abstrak :
Pengukuran panjang badan penting dalam memantau pertumbuhan dan perkembangan anak. Pengukuran panjang badan anak usia di bawah 24 bulan seringkali kurang akurat. Sekitar 60-70 kesalahan pengukuran panjang badan disebabkan oleh faktor dari anak itu sendiri, terutama dalam hal pergerakan tubuh. Pengukuran pengganti dibutuhkan saat pengukuran panjang badan biasa tidak dapat dilakukan. Penelitian dengan desain studi cross-sectional ini bertujuan untuk mengembangkan model prediksi panjang badan anak usia 0-23 bulan berdasarkan panjang ulna dan tibia dengan menggunakan regresi linier. Sebanyak 153 orang anak laki-laki dan 153 orang anak perempuan yang berasal dari beberapa posyandu di Kelurahan Kebon Pala dilibatkan dalam penelitian ini selama bulan Mei-Juni 2018. Hasil penelitian menunjukkan terdapat korelasi yang sangat kuat antara panjang ulna kanan dengan panjang badan laki-laki r=0.908, perempuan r=0.922, panjang ulna kiri dengan panjang badan laki-laki r=0.904, perempuan r=0.922 serta panjang tibia kanan dengan panjang badan laki-laki r=0.922, perempuan r=0.938, dan panjang tibia kiri dengan panjang badan laki-laki r=0.924, perempuan r=0.937. Panjang ulna dan tibia dapat menjadi prediktor yang baik untuk memprediksi panjang badan, diperlukan penelitian lanjutan untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas rumus model prediksi yang dihasilkan, serta uji coba pengaplikasian rumus prediksi untuk menilai apakah rumus dalam penelitian ini dapat mengidentifikasi stunting pada anak. ......Length measurement is important in monitoring the growth and development of children. Length measurement in children under 24 months are frequently measured incorrectly. About 60 70 error of length measurement caused by the child factors, especially the movement of child. Surrogate anthropometric measurements are required when the actual length measurement is unobtainable and unreliable. This cross sectional study aims to develop length prediction model in children aged 0 23 months from ulna and tibia length by using liner regression. 153 boys and 153 girls aged 0 23 months from several integrated children health center in Kebon Pala Village from May June 2018. The result of this study showed that there are very strong correlation between right ulna length and body length boys r 0.908, girls r 0.922 left ulna length and body length boys r 0.904, girls r 0.922 right tibia length and body length boys r 0.922, girls r 0.938 and left tibia length boys r 0.924, girls r 0.937. Ulna and tibia length can be good predictors for predicting body length, but it needs a further study to test the validity and reliability of the prediction model formulas from this study, and test of application prediction formulas to assess whether the formulas in this study can be used to identify stunting in children.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library