Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Choirun Nissa
"Hyperglycemia in diabetes mellitus results in oxidative stress and increases complication development. Experimental
studies have shown that chlorophyll has antioxidant activity and papaya leaves contained chlorophyll more than the
other green vegetables. This study aimed to evaluate the antioxidant and hypoglycemic role in chlorophyll rich in
papaya leaves on diabetic rats. Thirty six rats were randomly divided into 4 groups: without treatment (technique
control/TC), diabetic (negative control/NC), diabetic with treatment A (100.3 mg/200 g BW of extract) and diabetic
with treatment B (200.6 mg/200 g BW of extract). Diabetic induction was conducted by injecting streptozotocin 40
mg/kg BW intraperitoneally. Extract was given by nasogastric tube. Blood glucose level was measured using enzymatic
colorimetric GOD-PAP test at before, after 20 and 40 days of treatment. Hepatic superoxide dismutation (SOD) level
was measured after 40 days of treatment. Blood glucose levels in 3 diabetic groups were significantly raised after seven
days of induction. In Anova and post hoc LSD analysis, both treatments had lower hepatic SOD level than TC (p =
0.01), and blood glucose level also decreased after given the treatment (p = 0.01). Treatment B had a better antioxidant
and hypoglycemic role than treatment A.
Efek dari Klorofil di Daun Pepaya pada Dismutasi Superoksida dan Kadar Glukosa Darah Tikus Diabetes.
Hiperglikemia pada pasien diabetes melitus menyebabkan stres oksidatif dan meningkatkan pengembangan komplikasi.
Berbagai penelitian eksperimental telah memperlihatkan bahwa klorofil memiliki aktivitas antioksidan dan daun pepaya
mengandung klorofil lebih banyak dari sayuran hijau lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi peran
antioksidan dan hipoglikemik pada kandungan klorofil di daun pepaya pada tikus diabetes. Tiga puluh enam tikus
secara acak dibagi menjadi 4 kelompok: tanpa pengobatan (kontrol teknik/TC), diabetes (kontrol negatif/NC), diabetes
dengan pengobatan A (100,3 mg /200 g BB ekstrak), dan diabetes dengan pengobatan B (200,6 mg/200 g BW ekstrak).
Induksi diabetes dilakukan dengan menyuntikkan streptozotocin 40 mg/kg BW secara intraperitoneal. Ekstrak diberikan
melalui tabung nasogastrik. Kadar glukosa darah diukur dengan menggunakan uji enzim kolorimetri GOD-PAP di
sebelum, setelah 20 dan 40 hari pengobatan. Tingkat dismutasi superoksida (SOD) hati diukur setelah 40 hari
pengobatan. Kadar glukosa darah pada 3 kelompok diabetes meningkat secara signifikan setelah tujuh hari induksi.
Dalam analisa Anova dan uji lanjut LSD, kedua kelompok dengan pengobatan memiliki tingkat SOD hati lebih rendah
dari TC (p = 0,01) dan kadar glukosa darah juga menurun setelah diberi pengobatan (p = 0,01). Pengobatan B memiliki
peran antioksidan dan hipoglikemik lebih baik daripada pengobatan A."
Universitas Diponegoro. Faculty of Medicine ; Universitas Diponegoro. Faculty of Public Health, 2015
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Amalia
"Kasus resistensi terhadap pengobatan malaria membutuhkan penemuan obat baru, salah satunya menggunakan ekstrak daun papaya (Carica papaya L.). Penelitian ini bertujuan mengetahui dosis paling efektif serta korelasi antara dosis dengan perubahan densitas parasit. Penelitian menggunakan desain eksprimental dengan pemberian tiga dosis ekstrak 9,75 mg; 15,50 mg; dan 21,25mg/20gBB kepada 25 mencit Swiss-webster. Data diolah menggunakan SPSS versi 16,00 dan dianalisis dengan uji Kruskall-Wallis yang dilanjutkan uji Post Hoc serta uji korelasi Spearman.
Hasil penelitian menunjukan dosis kecil dan sedang berbeda bermakna (p<0,05) dengan kontrol negatif. Persentase penghambatan dosis kecil mencapai 99% dan ditemukan korelasi lemah antara dosis dengan densitas parasit. Dapat disimpulkan dosis 9,75 mg adalah yang paling efektif dengan terdapat korelasi antara peningkatan dosis dengan densitas parasit.
......Increasing resistance against malaria treatment requires the discovery of new drugs, one of which uses papaya leaf extracts (Carica papaya L.). This study aims to determine the most effective dose and dose correlation between drug concentration and parasite density. This research is using eksperimental design by administering three doses of 9.75 mg extract; 15.50 mg; and 21.25mg/20gBW to 25 Swiss-Webster mice which were divided into three groups. Data was processed using SPSS version 16.00 and analyzed by Kruskal-Wallis test followed by Post Hoc test and Spearman correlation test.
The results showed that small and medium dose group were significantly different (p <0.05) compared to negative control group. Percentage inhibition small doses reached 99% and found a very weak correlation between the dose and the parasite density. It can be concluded that dose of 9.75 mg /20gBW is most effective with a weak positive correlation between the increase in dose to the density of parasites."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library