Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riki Fahmi Mubarok
"Penulisan ini bertujuan untuk menganalisis revitalisasi pola pengasuhan taruna akademi kepolisian berbasis teknologi informasi pada lembaga pendidikan dan pelatihan Polri. Upaya pola pengasuhan taruna akademi kepolisian berbasis teknologi informasi menjadi penting dilakukan, mengingat berbagai tantangan global yang mengharuskan para siswa akpol adaptif terhadap perkembangan teknologi informasi. Penulisan ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil Penulisan ini menjelaskan bahwa pertama, kondisi faktual pengasuhan taruna Akpol sebelum tahun 2022, pola pengasuhan belum berjalan secara maksimal karena berbagai faktor, diantaranya kurangnya jumlah pengasuh, adanya pengasuh yang kurang kompeten, pengasuh belum seluruhnya mendapatkan pelatihan dasar, masih adanya tradisi kekerasan serta pola hidup hedonism para Taruna Akademi Kepolisian dan tidak adanya pedoman pola pengasuhan yang dimiliki oleh para pengasuh dalam melaksanakan pengasuhan kepada para Taruna Akpol. Kedua, Revitalisasi Pola Pengasuhan Taruna Akademi Kepolisian Berbasis Teknologi Informasi dilakukan melalui berbagai tahapan. Pada revitalisasi proses pengajaran menggunakan platform aplikasi antara lain; email, e-calender, Drive, e-Classroom, Docs, SIA (sistem informasi akademik), Taruna Care, E-Learning, dan Blog Mahasiswa. Kemudian revitalisasi proses pelatihan salah satu aplikasi yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh jarak tempuh lari taruna Akpol. Revitalisasi proses pengasuhan dilakukan dengan aplikasi zoom meeting, seperti diskusi penugasan, konsultasi daring taruna dengan pengasuh, dan adanya ruang pusat pengawasan melalui CCTV disetiap area di sekitar Akademi Kepolisian guna menghindari terjadinya tindakan pelanggaran. Para Pengasuh juga selalu memonitor kegiatan Taruna pada saat pesiar/cuti melalui Whatsapp Group dan pengecekan melalui Video Call. Dari penjelasan tersebut, upaya revitalisasi dilakukan didasarkan juga pada kemampuan pengasuh untuk memanfaatkan teknologi informasi.

This research aims to analyze the revitalization of information technology-based parenting patterns for police academy cadets at National Police education and training institutions. Efforts to provide information technology-based parenting patterns for police academy cadets are important, considering the various global challenges that require police academy students to be adaptive to developments in information technology. This research uses a qualitative method with a case study approach. The results of this research explain that first, the factual condition of caring for Police Academy cadets before 2022, the pattern of care has not been running optimally due to various factors, including the lack of caregivers, the presence of caregivers who are less competent, caregivers have not all received basic training, there is still a tradition of violence and the hedonistic lifestyle of Academy Cadets. The police and the absence of guidance on parenting patterns that caregivers have in carrying out care for Police Academy Cadets. Second, the revitalization of information technology-based parenting patterns for police academy cadets is carried out through various stages. In revitalizing the teaching process using application platforms, including; email, e-calendar, Drive, e- Classroom, Docs, SIA (academic information system), Taruna Care, E-Learning, and Student Blog. Then revitalize the training process, one of the applications used to measure how far the Police Academy cadets have run. The revitalization of the care process is carried out using the zoom meeting application, such as assignment discussions, online consultations between cadets and their caretakers, and the existence of central monitoring rooms via CCTV in every area around the Police Academy to avoid violations. The Caretakers also always monitor Cadet activities while on vacation/leave via Whatsapp Group and checking via Video Call. From this explanation, revitalization efforts are also based on the ability of caregivers to utilize information technology."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Arihandayani
"Proporsi perilaku sedentari semakin meningkat pada semua kelompok umur baik pada orang dewasa dan anak-anak dari tahun ke tahun. Pada anak-anak dan remaja berbagai dampak kesehatan merugikan dapat terjadi akibat perilaku sedentari yang dilakukan secara terus menerus dalam jangka waktu lama. Beberapa faktor berhubungan dengan terjadinya perilaku sedentari pada anak-anak dan remaja.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku sedentari pada siswa SMP di kecamatan Cibinong, kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 312 siswa SMP kelas 7 dan kelas 8. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang sudah di uji validitas dan reliabilitasnya serta dianalisis menggunakan regresi logistik ganda. Regresi logistik ganda menunjukkan 50,6 responden melakukan perilaku sedentari lebih dari 6 jam.
Hasil analisis membuktikan faktor umur OR: 1,5, pola asuhorang tua OR: 3,0, dukungan teman sebaya OR: 1,5, fasilitas sekolah OR:0,4, dan peraturan sekolah OR: 5,0 berhubungan dengan perilaku sedentari. Pola asuh orang tua dan peraturan sekolah yang mendukung merupakan faktor paling dominan berhubungan dengan perilaku sedentari. Responden yang mendapat pola asuh tidak baik berpeluang untuk melakukan perilaku sedentari 3,0 kali dibanding yang mendapat pola asuh baik. Responden yang bersekolah di sekolah dengan peraturan yang tidak mencukupi berpeluang untuk melakukan perilaku sedentari 5,0 kali dibanding yang bersekolah di sekolah dengan peraturan yang sudah cukup.
Untuk itu dalam upaya pencegahan perilaku sedentari pada siswa perlu melibatkan peran orang tua siswa disamping juga perlu didukung oleh peraturan dan fasilitas sekolah yang mencukupi. Adanya dukungan teman sebaya diantara siswa juga diperlukan untuk mendukung pencegahan perilaku sedentari pada siswa.

The proportion of sedentary behavior is increasing in all age groups in both adults and children year to year. In children and adolescents a variety of adverse health effects can occur as a result of continual perpetual behavior. Several factors are associated with the occurrence of sedentary behavior in children and adolescents.
This study aims to determine the factors associate dwith sedentari behavior in junior high school students in sub district Cibinong, Bogor regency, West Java. The research used cross sectional design with 312 students of 7th and 8th grade. Data were collected using questionnaires that have been tested for validity and reliability and analyzed using multiple logistic regression. The results showed 50.6 of respondents performing behavior sedentari more than 6 hours.
The results of the analysis prove the agefactor OR 1.5, parenting patterns OR 3.0, peer support OR 1.5, school facilities OR 0.4, and school rules OR 5.0 is associated with sedentary behavior. Parenting parenting and supporting school rules are the most dominant factors associated with sedentary behavior. Respondents who received poor upbringing had the opportunity to conduct behavior as much as 3.0 times compared to those who received good parenting. Respondents who attend school with insufficient regulations have the opportunity to conduct behavior 5 times less than those who attend school with sufficient regulation.
Therefore, in the effort of prevention of student's sedentari behavior, it is necessary to involve the parent's role as well as to be supported by adequate school rules and facilities. The presence of peer support among students is also needed to support the prevention of sedentary behavior in students.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51350
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhia Fairuz Auza
"Latar belakang: Terdapat peningkatan jumlah perokok remaja di Indonesia berdasarkan perbandingan data Riskesdas 2016 dan Riskesdas 2018. Jika dibandingkan dengan data pada tahun 2016, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan terdapat peningkatan jumlah perokok remaja di Indonesia sebesar 0,3% dengan perokok usia 10- 18 tahun mencapai 9,1%. Beberapa faktor yang melatarbelakangi terbentuknya perilaku merokokpadasiswaadalahhargadiri,tekanandalampertemanan,danpolaasuhnegatif. Metode: Studi cross-sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara harga diri, tekanan dalam pertemanan, dan pola asuh negatif dengan perilaku merokok m elalui Angket Perilaku Remaja Siswa Sekolah Menengah di DKI Jakarta pada bulan November 2023.Penelitianmelibatkan160respondendarikelas10dan11diSMAN38danSMAN 90 Jakarta yang diambil secara stratified proportional random sampling. Hasil: Tidak ada hubungan yang siginifikan antara harga diri (p -value 0,725) dan pola asuh negatif (p-value 0,942) dengan perilaku merokok. Namun, ada hubungan yang signifikan antara tekanan dalam pertemanan (p-value 0,004) dengan perilaku merokok. Kesimpulan: Disarankan bagi SMAN 38 dan SMAN 90 mengadakan program peer educator terkait dampak negatif dari rokok untuk membantu mengurangi tekanan merokok dalam lingkaran pertemanan siswa.

Background: There is an increase in the number of teenage smokers in Indonesia based on a comparison of Basic Health Research of the year 2016 and 2018. When compared with 2016 data, the 2018 Basic Health Research (Riskesdas) shows that there is an increase in the number of teenage smokers in Indonesia by 0.3% with smokers aged 10 - 18 years reached 9.1%. Several factors behind the formation of smoking behavior in studentsareself-esteem,peerpressure,andnegativeparentingpatterns.Method:Across- sectional approach which aims to determine the relationship between self -esteem, peer pressure, and negative parenting patterns with smoking behavior through the Adolescent Behavior Questionnaire for Middle School Students in DKI Jakarta in November 2023. The research involved 160 respondents from grades 10 and 11 at SMAN 38 and SMAN 90 Jakarta using stratified proportional random sampling. Results: There is no significant relationshipbetweenself-esteem(p-value0,725)andnegativeparentingpatterns(p-value 0,942) and smoking behavior. However, there is a significant relationship between peer pressure (p-value 0,004) and smoking behavior. Conclusion: It is recommended for SMAN 38 and SMAN 90 to hold a peer educator program regarding the negative impacts of smoking to help reduce the pressure to smoke within students' circle of friends."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library