Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kamaluddin Ridho Bahar
"ABSTRAK
Kebijakan pengembangan PLTU sebagai proyek strategis nasional untuk memenuhi target kebutuhan listrik menimbulkan cukup banyak masalah dan gesekan sosial dengan komunitas sekitarnya. Skripsi ini membahas mengenai tingkat konflik antara perusahaan pengelola PLTU dengan komunitas lokal sekitar yang terdampak oleh aktivitasnya. Sejumlah tulisan yang membahas tingkat konflik antara PLTU dengan komunitas lebih fokus pada dinamika, aktor, resolusi konflik, dan belum banyak membahas implementasi CSR sebagai faktor determinan yang mampu meredam konflik. Di sisi lain cukup banyak studi yang sudah melihat korelasi CSR perusahaan tambang dan migas dengan tingkat konflik atau relasi dalam perspektif . Namun dalam tulisan ini, penulis mencoba menawarkan kebaruan berupa penggunaan variabel persepsi partisipasi implementasi CSR dengan tingkat konflik. Secara eksplanatif penulis berargumen bahwa korelasi antara persepsi partisipasi implemntasi CSR terhadap penurunan tingkat konflik akan semakin kuat pada komunitas yang tinggi partisipasinya dalam tingkat konflik. Menggunakan metode kuantitatif dengan teknik survei, penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan negatif (berbanding terbalik) antara persepsi masyarakat mengenai persepsi partisipasi dalam implementasi CSR PLTU dengan tingkat konflik perusahaan-komunitas. Secara teoritik hasil penelitian ini memperkuat perspektif CSR yang relational, bahwa persepsi partisipasi implementasi CSR masyarakat menjadi salah satu prasyarat penting agar CSR lebih efektif menetralisir konflik antara perusahaan dengan komunitas sekitarnya yang terdampak.

ABSTRACT
The policy of developing PLTU as a national strategic project to meet the target electricity needs raises quite a number of problems and social friction with the surrounding communities. This thesis discusses the level of conflict between the corporate managing the power plant and the surrounding local communities affected by its activities. A number of writings that discuss the level of conflict between PLTU and the community focus more on dynamics, actors, conflict resolution, and have not discussed much about the implementation of CSR as a determinant factor that can reduce conflict. On the other hand, quite a number of studies have looked at the CSR correlation of mining and oil and gas companies with the level of conflict or relations in the perspective of Community Relations. But in this paper, the author tries to offer a novelty in the form of the use of the perception of participation in CSR variables with the level of conflict. Explanatively, the author argues that the correlation between the perception of participation in CSR implementation and the decrease in the level of conflict will be stronger in communities with high participation in the level of conflict. Using quantitative methods with survey techniques, this study found that there was a negative (inversely) relationship between public perceptions of perceptions of participation in PLTU CSR implementation and the level of corporate-community conflict. Theoretically the results of this study strengthen the relational CSR perspective, that the perception of participation in the implementation of community CSR is an important prerequisite for CSR to more effectively neutralize conflicts between companies and their surrounding affected communities."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rayhan Ramayudanto
"While everyone can consider themselves as a fan, but not many fans has the effort to be a part of a fandom in which the franchise that already ended. Indo Harry Potter is a community based in Jakarta in which the member still actively participate and engage despite the fact that the Harry Potter franchise has been ended for nine years. This paper will attempt to understand the Indo Harry Potter community through the lens of participatory cultural. Through secondary research using data from research conducted by Ramayudanto, Soetomo, and Yudhistira in 2019, the research found Indo Harry Potter can be qualified as an example of participatory culture.

Meskipun setiap orang dapat menganggap diri mereka sebagai penggemar, tetapi tidak banyak penggemar yang berusaha untuk menjadi bagian dari fandom di mana waralaba tersebut telah berakhir. Indo Harry Potter adalah komunitas yang berbasis di Jakarta di mana anggotanya masih aktif berpartisipasi dan terlibat meskipun waralaba Harry Potter telah berakhir selama sembilan tahun. Tulisan ini akan mencoba untuk memahami komunitas Indo Harry Potter melalui lensa budaya partisipatif. Melalui penelitian sekunder menggunakan data dari riset yang sudah dilakukan oleh Ramayudanto, Soetomo, dan Yudhistira pada tahun 2019, penelitian ini menemukan bahwa budaya partisipatif dapat ditemukan pada komunitas di Indo Harry Potter."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sam Pangalo
"Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan K3L sebagai pengabdian masyarakat dengan pendekatan prinsip leadership engagement dan community participation melalui mekanisme pembentukan Komite K3L dengan cara mengkombinasikan indikator-indikator yang mendukung pembentukan Komite K3L di FKM UI. Jenis penelitian adalah kualitatif deskriptif dengan metode wawancara mendalam, telaah dokumen dan observasi yang menggunakan pendekatan kerangka kerja logis. Informan dalam penelitian ini merupakan representasi dari stakeholder yang terlibat dalam pembentukan K3L di FKM UI. Hasil penelitian menunjukkan Komite K3L di FKM UI belum ada anggaran yang secara khusus di alokasikan untuk menunjang program K3L serta perbaikan dan pengendalian risiko K3L yang merupakan temuan sepanjang tahun sehingga disarankan untuk memasukkan anggaran pelaksanaan program K3L tersebut ke dalam RKAT masing-masing departemen atau unit. Selain itu Komite K3L FKM UI juga belum memiliki surat keputusan pengesahan, Kebijakan K3L organisasi serta pedoman atau manual Komite K3L FKM UI yang di tandatangani oleh Manajemen Puncak sehingga disarankan agar Dekan FKM UI segera menetapkan dan mensahkan secara tertulis Komite K3L FKM UI, Kebijakan K3L organisasi serta manual pelaksanaannya dan dikomunikasikan ke semua pihak sehingga semua orang dapat mengetahui, memahami dan melaksanakan kewajiban serta perannya masing-masing dalam organisasi dan memiliki komitmen yang sama terhadap kebijakan yang ditetapkan.

This study aims to develop Health Safety and Environment HSE as community service by leadership principles approach and community participation through mechanism of HSE Committee establishment by combining indicators that support HSE Committee establishment at FKM UI. This study was descriptive qualitative research with in depth interviews, documents review and observations methods using the logical framework approach. Informen in this study were a representatitive of the stakeholders involved in the establishment of HSE at FKM UI. The results showed that the HSE Committee FKM UI does not have a budget for supportting the HSE program as well as HSE improvement and risk control which are the findings throughout the year and it is recommended to put into the Annual Work Plan and Budget AWPB of each Department or Units. The HSE Committee FKM UI also does not have the legalization decree, HSE policy as well as guidelines or manuals of HSE Committee that is signed by the Top Management. It is recommended that Dean of FKM UI immediately establish and ratify in writing the HSE Committee, HSE policy and manual, and communicated to all parties so that everyone knowns, undertands and implements their respective obligations and roles in the organization and have the same commitment to the policy set."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S67996
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Wahyono
"ABSTRAK
Pengelolaan sampah di Indonesia selama ini banyak bertumpu pada
pendekatan akhir, yaitu dikumpulkan, diangkut, dan dibuang ke tempat
pembuangan akhir sampah (TPA). Pendekatan konvensional ini menimbulkan
sejumlah persoalan mulai dari pengangkutan sampai keterbatasan lahan sebagai
tempat pembuangan akhir sampah. Pengelolaan sampah secara konvensional
terbukti beum mampu mengatasi masalah sampah di Jakarta yang sangat
kompleks. Perlu ada paradigma pengelolaan baru yang berbasiskan pada
komunitas. Hal ini karena sampah di Jakarta sebagian besar merupakan
sumbangan dari sampah rumah tangga.Oleh karena itu penyelesaianya pun haris
dimulai dari hulu penghasil sampah itu sendiri. Pengelolaan sampah ini pada
komunita harus berprinsip pada 3 R (Reduce, Reuse dan Recycle).
Komunitas Delima merupakan sebuah kegiatan dimasyarakat yang
berupaya mengelola sampah secara mandiri. Komunitas ini ada dan masih bisa
berlangsung sampai dengan sekarang karena ada proses diskusi dan musyawarah
secara bersama sama dalam setiap perjalanan komunitas ini. Terdapat komunikasi
yang dilakukan secara terus menerus oleh komunitas ini, baik didalam internal
dan juga dengan kelompok lain (eksternal). Komunikasi berulang ulang secara
intens menuju kearah kemajuan dan memecahkan masalah secara bersama-sama
menjadi kunci dalam keberlanjutan program ini.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, Dengan
menggunakan pendekatan studi kasus, fokus penelitian ini akan dapat dipahami
secara mendalam dan komprehensif. Pendekatan ini diharapkan bisa mengkaji
proses, aktivitas, dan peristiwa komunitas dalam melakukan dialog yang setara
sehingga program pengelolaan sampah dapat berlanjut. Tekhnik pengumpulan
data menggunakan metode wawancara mendalam, observasi dan juga data
sekunder. Untuk membuktikan apakah data valid atau tidak, peneliti
menggunakan metode trianggulasi data, yaitu tekhnik pemeriksaan keabsahan
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data yang sudah diperoleh

ABSTRACT
Nowadays, managing waste in Indonesia mostly based on the final
approach, which is collecting, transporting and taken away to the final waste
location (TPA). But this conventional approach bring more problem, such as
transporting until the limitation of land as the final waste location. It prove
if waste problem in Jakarta is deliberative complex. There must be a new
paradigm of managing which basis on community, because most of waste in
Jakarta are household waste. So the solution is must on the onstream. In also
must be based on 3 R (Reduce, Reuse and Recycle).
Komunitas Delima is a community activity which managing waste
independently. This community is still alive because of discussion and
deliberation. Communication in continuity is the key, internal and external.
Intensity to the forward and solving problem together is the key of life of
this program.
This study using qualitative method. Using case study approach, this
research focus can be understanding correctly and deeply. This approach is
expected could determine the process, activity, and community event on the
dialogue so the program could be extended. The data collection used deep
interview, observation and secondary data. To prove if this data valid or not,
the research could use triangulation data method, which is data validating
checking method who used item outside the data for the purpose of
checking of comparing to the received data."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T41776
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aqsath Rasyid Naradhipa
"Salah satu hal terpenting dalam pemasaran adalah membangun loyalitas terhadap merek. Komunitas merek adalah salah satu konsep yang banyak diteliti dan cukup berkembang sebagai salah satu cara membangun loyalitas terhadap merek. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari hubungan dari partisipasi di dalam komunitas merek terhadap pembangunan resonansi merek. Studi empiris telah dilakukan untuk melihat bagaimana pengaruh komunitas merek terhadap pembangungan resonansi merek pada komunitas. Studi ini menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) untuk menganalisa 162 responden yang berasal dari komunitas merek di Indonesia. Studi ini menyimpulkan bahwa komunitas merek secara langsung justru memiliki pengaruh negatif terhadap resonansi merek, tetapi secara tidak langsung memiliki pengaruh positif terhadap resonansi merek. Perusahaan harus dapat memanfaatkan komunitas merek untuk meningkatkan autentikasi merek dan kualitas hubungan merek agar dapat meningkatkan resonansi merek. Insight yang dihasilkan dari studi ini dapat memberikan pemahaman terhadap para pemasar untuk memanfaatkan komunitas merek dalam rangka meningkatkan loyalitas terhadap merek
One of the most important things in marketing is building a brand loyalty, especially in situations of heavy competition. Brand community is one of the concepts that has been much researched and developed as a way to build brand loyalty. The purpose of this research is to identify the relationship of participation in the brand community to the brand resonance development. Empirical studies have been conducted to see the influence of brand community to the development of brand resonance in the community. This study uses Structural Equation Modelling (SEM) to analyze 162 respondents from brand communities in Indonesia. This study concludes that brand community directly has a negative influence to the brand resonance, but, indirectly, it has a positive influence to the brand resonance. Companies must be able to utilize brand community to improve brand authentication and brand relationship quality in order to increase brand resonance. The insight generated from this study can provide the marketers an understanding of how to utilize brand community in order to increase brand loyalty."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghifara Diva Amalta
"Evaluasi ini dilakukan untuk memperoleh penilaian penerima manfaat terhadap program Desa Mitra Indofood di Kelurahan Ciketing Udik, Kecamatan Bantar Gebang, Bekasi. Penilaian penerima manfaat dilakukan segi kinerja program, organisasional program dan pengembangan masyarakat. Evaluasi yang telah dilakukan sebelumnya terhadap program ini menyimpulkan bahwa Desa Mitra Indofood dinilai cukup efektif dan memiliki relevansi bagi warga. Menurut peneliti, evaluasi tersebut memiliki kelemahan karena hanya berdasarkan pada pendapat para kader Posdaya sebagai motor penggerak program tersebut. Untuk memperoleh penilaian yang objektif, peneliti mengevaluasi dari segi kinerja program kepada penerima program dan pengelolaan program kepada pengelola program sebagai data pendukung. Keduanya merupakan pihak yang terlibat dalam program. Evaluasi program ini dilakukan oleh 90 responden yang dipilih menggunakan sampel campuran. Berdasarkan evaluasi kinerja program seluruh dimensi baik, namun perlu peningkatan pada dimensi relevansi dan dampak program. Sedangkan, dari segi organisasional program hal yang mempengaruhi kedua dimensi tersebut adalah perencanaan dan pengorganisasian program. Evaluasi ini juga menemukan bahwa program yang paling dibutuhkan warga adalah program pendidikan. Melalui evaluasi ini dari segi perbaikan program, peneliti merekomendasikan untuk memodifikasi program kesehatan dan pendidikan dan tetap mempertahankan Pojok Selera. Terakhir, peneliti merekomendasikan perlunya melakukan perencanaan program yang terstruktur untuk tercapainya keberlanjutan program desa mitra.

This evaluation was carried out to obtain a beneficiary assessment of the Indofood Mitra Village program in Ciketing Udik Village, Bantar Gebang District, Bekasi. Beneficiary assessments are carried out in terms of program performance, program organization and community development. A previous evaluation of this program concluded that Mitra Indofood Village was considered quite effective and had relevance for the residents. According to the researchers, the evaluation has a weakness because it is only based on the opinion of Posdaya cadres as the driving force of the program. To obtain an objective assessment, researchers evaluate in terms of program performance to program recipients and program management to program managers as supporting data. Both are parties involved in the program. The evaluation of this program was carried out by 90 respondents selected using mixed samples. Based on the evaluation of the program performance, all dimensions are good, but there needs to be an increase in the dimensions of program relevance and impact. Meanwhile, in terms of organizational programs, the things that affect both dimensions are program planning and organizing. This evaluation also found that the program that most residents needed was an education program. Through this evaluation in terms of program improvement, the researcher recommends modifying the health and education program and maintaining the Taste of the Corner. Finally, the researcher recommends the need for structured program planning to achieve the sustainability of partner village programs."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Satrio Abiyyu Putro
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap program pemberdayaan penanaman tanaman hidroponik yang dilakukan oleh PT. Hankook Indonesia untuk memajukan Desa Cicau dalam bidang lingkungan, serta menambah pemasukan ekonomi masyarakat desa dengan memberikan pelatihan dalam menanam, merawat, hingga mendistribusikan tanaman hidroponik. Metode penelitian menggunakan kerangka evaluasi berupa Main Analytical Categories dengan menggunakan empat variabel yaitu relevansi, efektivitas, dampak, serta keberlanjutan dan metode penelitian kualitatif, yaitu melalui wawancara mendalam dan observasi. Sebagai tambahan, peneliti juga menganalisis aspek partisipasi. Hasil Penelitian menunjukkan, pada aspek relevansi, program pelatihan penanaman tanaman hidroponik dianggap peneliti cukup relevan karena memberikan program lingkungan dan ekonomi berdasarkan karakteristik penerima program dan karakteristik geografis Desa Cicau. Dari aspek efektivitas, program dinilai kurang efektif karena belum mencapai salah satu tujuan program yang diharapkan yaitu memberdayakan masyarakat secara ekonomi. Dari aspek dampak, program dinilai mampu memberikan dampak kepada penerima program berupa peningkatan kesadaran lingkungan, perbaikan gizi dan peningkatan solidaritas kelompok. Selain itu, pihak perusahaan pun mendapatkan dampak berupa teciptanya hubungan yang baik dengan masyarakat setempat. Dari aspek keberlanjutan, program dinilai tidak berkelanjutan karena penerima program tidak dapat melanjutkan kegiatan pemberdayaan selepas tidak lagi dilakukan pembimbingan oleh pihak perusahaan yang diakibatkan oleh faktor eksternal yaitu adanya pandemi Covid-19.

This study aims to evaluate the assisted village program conducted by PT. Hankook Indonesia as a form of corporate social responsibility. The program provided is in the form of an environmental reforestation program which at the same time provides economic empowerment. This program aims to advance Cicau Village in the environmental field, as well as increase the economic income of the village community by providing training in processing manufactured goods. The research method uses an evaluation framework in the form of Main analytical categories and qualitative and qualitative research methods, namely through in-depth interviews and observations. Main Analytical Categories themselves are used to evaluate the program by looking at the suitability of the program's achievements and objectives on the variables of relevance, effectiveness, impact, and program sustainability. These four variables are used because they are considered to represent program performance to be assessed as a whole. In addition, researchers will also analyze the program using aspects of participation. The results showed that, in terms of relevance, the hydroponic plant planting training program was considered by researchers to be quite relevant because it provided environmental and economic programs based on the characteristics of the program recipients and the geographical characteristics of Cicau Village. From the aspect of effectiveness, the program is considered less effective because it has not achieved one of the expected program objectives, namely empowering the community economically. From the aspect of impact, the program is considered capable of having an impact on program recipients in the form of increasing environmental awareness, improving nutrition and increasing group solidarity. In addition, the company also gets an impact in the form of establishing a good relationship with the local community. From the sustainability aspect, the program is considered unsustainable because program recipients cannot continue empowerment activities after no longer providing mentoring by the company. The discontinue itself, caused by Covid-19 Pandemic."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library