Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khansa Nadiah Safira
"Secara umum prevalensi HIV di wilayah Indonesia masih berkisar 0,43 , namun pada beberapa kelompok populasi berisiko tinggi telah terlihat peningkatan prevalensi yang signifikan sejak tahun 1990-an, terutama pada kelompok Wanita Pekerja Seks WPS , Lelaki Seks dengan Lelaki LSL , dan Waria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi status HIV pada wanita pekerja seks di Indonesia. Desain studi penelitian ini adalah potong lintang dengan analisis bivariat menggunakan data STBP 2013. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 2242. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi HIV pada WPSL adalah 7,2 dan ada hubungan yang signifikan antara Konsistensi Penggunaan Kondom pada Tamu/Pelanggan p=0,001 , Konsistensi Penggunaan Kondom pada Pacar p=0,004 , dan Lama Bekerja p=0,024 . Perlu dilakukannya kerja sama dengan berbagai lembaga, seperti LSM untuk dapat meningkatkan upaya preventif dan promotif demi menurunkan tingkat prevalensi HIV pada WPSL.

In general, the prevalence of HIV in the territory of Indonesia is still around 0.43 , but in some high risk population groups it has seen a significant increase in prevalence since the 1990s, especially in the Female Sex Workers, Male Sex with Men MSM , and Transvestites. This study aims to determine the factors that affect HIV status in semale sex workers in Indonesia. The design of this study used bivariate analysis using IBBS data in 2013. The sample size in this study was 2242. The results showed that the prevalence of HIV in WPSL was 7.2 and there was a significant relationship between the consistency of condom use with Customer p 0,001 Consistency of Condom Use with boyfriend p 0,004 , and duration of work p 0,024 . Need to work with various institutions, such as NGOs to be able to increase preventive and promotive efforts to reduce the level of HIV prevalence in female sex workers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Delistia Afifi
"Latar belakang: Wanita Pekerja Seks (WPS) adalah populasi berisiko tinggi terhadap kejadian infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Persentase HIV pada WPS di Kota Jayapura kian mengalami peningkatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor perilaku berisiko yang dapat mempengaruhi kejadian HIV pada WPS di Kota Jayapura.
Metode: Sebanyak 361 WPS terpilih sebagai sampel melalui Time Location Sampling (TLS) dan Simple Random Sampling (SRS). Uji statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah chi square dan regresi logistik. Variabel yang diikutsertakan dalam analisis ini meliputi variabel karakteristik demografi dan faktor perilaku berisiko yang dilakukan oleh WPS.
Hasil: Persentase HIV pada penelitian ini diestimasikan mencapai 6.6%. Hasil analisis multivariabel menunjukkan variabel yang berhubungan dengan kejadian HIV diantaranya: (a) usia muda [p=0.03; 18-24 tahun: AOR=2.92; 95% CI=0.89-9.57 | 25-34 tahun: AOR= 3.93; 95% CI=1.33-11.63]; (b) usia seks pertama kali yang sangat muda [p=0.03; AOR=3.31; 95% CI=1.09-10.05]; (c) penggunaan kondom [p=0.03; AOR-0.10; 95% CI=0.01-0.81].
Kesimpulan: WPS yang berusia muda lebih berpotensi untuk terinfeksi HIV. Sementara WPS muda yang terinfeksi HIV, juga berisiko untuk terjangkit penyakit lain Human Papillomavirus (HPV) yang persisten dan dapat berujung pada kanker serviks. Oleh karena itu, pemeriksaan HIV dan penyakit menular seksual lain perlu dilakukan secara rutin untuk kalangan WPS agar dapat ditangani lebih dini.

Background: Female Sex Workers (FSW) are high-risk population for Human Immunodeficiency Virus (HIV) infection. Prevalence of HIV among FSW in Jayapura has increased. This study aims to identify behavioral factor of HIV among FSW in Jayapura.
Method: Data were collected on 361 FSW that selected by Time Location Sampling (TLS) and Simple Random Sampling (SRS). Chi-square and logistic regression were used to determine variables that associated with HIV infection. Demographic characteristics and behavioral factors are included in this study.
Results: HIV prevalence was estimated at 6.6% among FSW. In multivariable analysis variables associated with HIV infection included: (a) young age [p=0.03; 18-24 years: AOR=2.92; 95% CI=0.89-9.57 | 25-34 years: AOR= 3.93; 95% CI=1.33-11.63]; (b) early age at first sexual intercouse [p=0.03; AOR=3.31; 95% CI=1.09-10.05]; (c) condom use [p=0.03; AOR-0.10; 95% CI=0.01-0.81].
Conclusion: Young FSW are at higher risk to be infected with HIV. Meanwhile, young FSW with HIV are also at high-risk of having other diseases, such as Human Papillomavirus (HPV) and cervical cancer. Therefore, for FSW, it is necessary to routinely do medical check up for HIV and other sexually transmitted infection so that they can be treated early.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S7654
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dessie Dwi Rahayu
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3099
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Sulistyorini
"Keberadaan Pekerja Seks Komersial (PSK) merupakan permasalahan yang
kompleks dalam kehidupan masyarakat Masalah pelacuran melibatkan kaum
perempuan dan laki - laki, melibatkan nilai - nilai dan standar moralitas ganda dalam masyarakat , melibatkan pula berbagai aspek Iain yaitu ekonomi, sosiologis, kultural
dan aspek-aspek lain nermasuk aspek psikologis yang saling terkait satu sama lain.
Terdapat stigma dan label yang diberikan oleh masyarakat terhadap status sebagai pekerja seks. Hal ini mcmbuat PSK enggan untuk mengakui jati diri sebagai pekcrja
seks. Salah satu cara yang dapat dllakukan untuk dapat membantu mengungkap jati diri PSK adalah dengan menggunakan alat tes yang dapat mengungkapkan data yang khas dari PSK.
Dalam ilmu psikologi dikenal alat bantu untuk melakukan diagnostik, yang disebut sebagai tes psikologis. Salah satu bentuk dari tes adalah teknik proyek-tif Tes
proyektif menggunakan stimulus yang relatif tidak terstruktur. Hal ini meznungkinkan munculnya respon yang bervariasi.Stimulus tersebut dapat berfungsi sebagai layar
untuk dapat mengungkapkan karakteristik proses berpikir, kebutuhan, kecemasan atau pun konflik yang tidak disadari atau tidal: cliakui oleh individu _ Salah satu tes proyeksi yang digunakan saat ini adalah TAT. TAT merupakan mctodc untuk dapat
mcngungkaplcan dorongan - dorongan, emosi, sentiment, kompleks atau kontlik kepribadian yang dominan pada diri individu Dalam tes proyeksi terdapat asumsi yang menyatakan bahwa respon subyek terhadap stimulus yang ambigu mencerminkan atribut kepribadian yang relatif menetap (Anastasi & Urbina 1988)
khususnya umuk TAT yang hasilnya clipengaruhi oleh faktor kemampuan verbal (Anastasi, 1988). Dalam TAT yang dikembangkan oleh Murray ( 1943) hal ini terungkap dalam need dan press yang dimiliki tokoh utama dalam respon subyek
Namun asumsi ini masih dipertanyakan. Pcnelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah TAT dapat memproyeksikan need dan press yang dimiliki oleh subyek PSK
mengingat PSK pada umumnya memiliki taraf pendidikan yang rendah sehingga mempengaruhi kemampuan verbalnya dalam memberikan respon pada TAT. Sebagai
indikator need dan press subyek digunakan anamnesa subyck_ Pcnelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan menggunakandata sekunder bempa laporan
kepaniteraan mahasiswa profesi di bagian Psikologi Universitas Indonesia di mana TAT digunakan sebagai alat tes.. Jumlah laporan kasus yang dijadikan data dalam penelitian ini adalah lima berkas.
Hasil pcnelitian ini menunjukkan bahwa TAT dapat mengungkapkan need dan press subyek yang tampil dalam anamnesa subyek. Hal menunujukkan bahwa TAT
adalah metode yang proyektif Di samping itu TAT juga mampu mengungkapkan
need dan press yang tidak terungkap dalam ananmesa. Hal ini merupakan nilai lebih TAT. Dari hasil penelitian ini juga terlihat bahwa subyek mengenalkan iigur dan objek yang tidak terdapat dalam gambar pada kartu TAT yang menunjukkan
keinginan- keinginan suhyek. Penelitian ini juga menunjukkan adanya Egur dan objek yang djabaikan oleh subyck Hal ini menunjukkan tyerdapat hal- hal yang di repres
oleh subyek Temuan lain yang cukup menarik adaiah bahwa subyek menampilkan tokoh utama yang berbeda dengan kenyataan diri nya. Di samping itu subyek tampak
memiliki pandangan yang berbeda tentang masa depannya bila dibandingkan antara hasil tes dan kenyatnan yang tcrtcra dalam anamnesa subyek Dalian' pustaka: 13 (1960 - 2000)"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T38515
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martina Pinastika Daneswari
"Di Indonesia saat ini penyakit menular terutama Infeksi Menular Seksual (IMS) masih menjadi masalah utama. Infeksi T. vaginalis melalui hubungan seksual terutama pada PSK yang berganti-ganti pasangan mempunyai angka yang tinggi dan saat ini pengobatan utama adalah dengan menggunakan amebisid metronidazole.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah pengobatan dengan metronidazole pada waktu dan dosis yang sesuai masih bersifat amebisid yang ampuh terutama pada populasi PSK yang rentan koinfeksi.
Desain penelitian ini menggunakan studi eksperimental dengan desain satu grup pretest-post test dengan pengambilan data melalui sekret vagina PSK sebelum dan sesudah pengobatan metronidazole dan diwarnai larutan giemsa kemudian dilihat dibawah mikroskop.
Responden penelitian ini adalah PSK yang terinfeksi T. vaginalis sebanyak 100 orang di daerah Tangerang, Banten. Didapatkan sebelum pengobatan metronidazole terdapat 16 responden (16%) dengan infeksi kurang dari 10 T. vaginalis dan terdapat 84 responden (84%) dengan infeksi lebih dari 10 T. vaginalis.
Setelah pengobatan dengan metronidazole didapatkan 56 responden (56%) yang sudah tidak terinfeksi, 43 responden (43%) yang terinfeksi kurang dari 10 T. vaginalis, dan 1 responden (1%) dengan infeksi lebih dari 10 T. vaginalis. Dari penelitian ini menunjukan hasil bahwa PSK dengan frekuensi berhubungan seksual sering sampai sangat sering masih efektif untuk diobati dengan metronidazole.

Infectious diseases, especially Sexually Transmitted Disease (STDs) is still one of the main health problem in Indonesia. There is a high prevalence rate for Trichomonas vaginalis infection through sexual intercourse, especially in commercial sex workers who have multiple sex partners. Amebisid Metronidazole is the drug of choice for this infection.
The goal of this research is to identify if metronidazole treatment is still effective especially in the commercial sex workers population, who is vulnerable to coinfection.
Experimental study design is used in this research, using pretestposttest method and data sampling from vaginal discharge before and after metronidazole treatment and then inspected using a microscope with giemsa staining.
Responden for this research is 100 commercial sex workers who is infected with Trichomonas vaginalis at Tangerang, Banten. Obtained before treatment metronidazole are 16 respondents (16%) with number of infection T. vaginalis is less than 10 and there are 84 respondents (84%) with number of infection more than 10 T. vaginalis.
After treatment with metronidazole obtained 56 respondents (56%) who are not infected, 43 respondents (43%) were infected with T. vaginalis is less than 10, and 1 respondent (1%) with number of infection more than 10 T. vaginalis. This findings shows that treatment with metronidazole is still effective in commercial sex workers with frequent sexual intercourse.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pekerja seks perempuan (PSP) merupakan kelompok yang termarjinalkan secara sosial dan memiliki kerentanan yang tinggi terhadap masalah kesehatan. Upaya perluasan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada PSP masih terbatas sehingga penting dilakukan untuk mendukung pencapaian universal health coverage. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai akses JKN pada PSP di Denpasar. Penelitian ini merupakan studi kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam terhadap 15 orang PSP dan empat orang mucikari di Denpasar pada Agustus hingga Oktober 2014. Hasil wawancara diolah dengan analisis tematik. Kerangka analisis yang digunakan adalah The Health Access Livelihood Framework. Kepemilikan JKN pada PSP di Denpasar masih rendah, meskipun sebagian PSP memiliki kemauan untuk menjadi peserta JKN dan memiliki kemampuan membayar iuran JKN. Faktor penghambat akses JKN pada PSP adalah rendahnya pengetahuan mengenai prosedur pendaftaran dan portabilitas JKN, kekhawatiran keberlanjutan pembayaran iuran, persepsi buruk mengenai kualitas layanan yang akan diterima jika menggunakan JKN, ketidaklengkapan administrasi kependudukan serta kebijakan yang mengharuskan peserta bukan penerima bantuan iuran (Non-PBI) Mandiri untuk mendaftarkan seluruh anggota keluarga. Akses JKN pada PSP terhambat oleh faktor-faktor individual, layanan dan kebijakan yang perlu diatasi untuk meningkatkan cakupan JKN pada PSP.

Female sex workers (FSW) is marginalized social group having a high vulnerability of health problems. Effort to expand national health insurance on FSW is still limited, so it is necessarily performed in order to support the achievement of universal health coverage. This study aimed to obtain the depiction of the insurance access among FSW in Denpasar. This study was qualitative. Data was collected through in-depth interview of 15 FSW and four pimps in Denpasar on August - October 2014. The interview result was analyzed using thematic analysis. The analysis framework used was The Health Access Livelihood Framework. The insurance ownership among FSW in Denpasar was low, even though some FSW were willing to be participants and afford to pay the premium. Factors inhibiting the insurance access were the lack of knowledge regarding registration procedures and portability, fear of premium payment sustainability, negative perceptions regarding quality of services that would be received if using the insurance, incomplete population administration and policy requiring participants of independent non-premium support receiver to register all of their family members. The insurance access among FSW was hindered by individual, service and policy factors that need to be conquered to increase the insurance coverage among FSW."
Bali: Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, 2015
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fadhil Fikri
"Pekerja seks komersial PSK merupakan masalah global yang terus meningkat setiap tahunnya, termasuk di Indonesia. PSK merupakan kelompok yang memiliki faktor risiko tinggi dalam penularan infeksi menular seksual IMS . Penelitian ini menggunakan analisis potong lintang untuk mengetahui hubungan infeksi Trichomonas vaginalis dengan penggunaan alat kontrasepsi kondom wanita dan IUD pada pekerja seks komersial di Daerah Indramayu, Jawa Barat. Dari 252 PSK, diperoleh 151 subjek positif terinfeksi T. vaginalis dengan proporsi subjek pengguna Intrauterina Device IUD 49 orang 38,8 dan pengguna kondom wanita 102 orang 80,9 . Pada uji chi-squares didapatkan hubungan yang bermakna antara infeksi Trichomonas vaginalis dengan penggunaan alat kontrasepsi

Commercial Sex Workers CSW were global burdens and each year continues to increase, include in Indonesia. Commercial Sex Workers were the group that had a high risk of sexual transmitted disease STD . In analytical cross sectional study, this study examined associated between Trichomonas vaginalis infection with contraceptive usage in commercial sex workers in Indramayu, West Java. Among the 252 sex workers enrolled, there were 151 positive infected by Commercial Sex Worker with the proportion of Intrauterina Device IUD usage was 49 commercial sex workers 38,8 and female condom usage was 102 sex workers 80,9 . In Chi Square test, there was a significant associated between Trichomonas vaginalis infection with contraceptive usage in commercial sex workers in Indramayu, West Java."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70347
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>