Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sitompul, Agifthya Tiominar Mawar Jennifiera
Abstrak :
Pemagangan di dalam negeri merupakan suatu program yang diselenggarakan oleh pemerintah Indonesia untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja Indonesia. Adapun skripsi ini membahas mengenai ketentuan penyelenggaraan program pemagangan yang diatur di dalam peraturan perundang-undangan Indonesia serta penerapannya yang dikaji berdasarkan studi kasus putusan Pengadilan Hubungan Industrial. Penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder yang memuat norma hukum tertulis. Penelitian ini bersifat deskriptif analitis yang dilakukan dengan menganalisa data secara kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diidentifikasi bahwa peraturan-peraturan yang mengatur mengenai penyelenggaraan pemagangan di dalam negeri belum memadai untuk melindungi peserta pemagangan. Hal ini menyebabkan banyaknya terjadi pelanggaran dalam menyelenggarakan pemagangan di dalam negeri. Oleh karena itu, perlu adanya pengaturan yang lebih lengkap termasuk sanksi bagi bentuk-bentuk pelanggaran terhadap penyelenggaraan pemagangan di dalam negeri. ......Domestic apprenticeship system is a program held by Indonesian government which aims to improve the skills of Indonesian labours. The thesis discusses the provisions of the implementation of apprenticeship programs that are regulated in Indonesian legislation and its applications which was analized based on case studies of the Industrial Relations Court verdicts. This research used normative legal research method by examining literatures or other secondary data related to law and any form of written legal norms. This is an analytical descriptive research which is done by analyzing the data qualitatively. Based on the results of the study, it can be identified that the regulations governing the implementation of domestic apprenticeship are not sufficient to protect apprentices. This led to many violations of the implementation of domestic apprenticeship. Therefore, there needs to be a more comrehensive regulation which includes punishments for violation of the conduct of domestic apprenticeship.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Hermawan
Abstrak :
Program Pemagangan yang terselenggara atas kerjasama antara Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Association for International Manpower Development of Medium and Small Enterprises Japan (IMM Japan) bertujuan untuk membina sumber daya manusia, serta pertukaran tenaga teknik, terampil dalam menghadapi internasionalisasi perusahaan kecil dan menengah dengan tujuan mengembangkan perusahaan kecil dan menengah Jepang serta ikut berperan dalam masyarakat internasional. Berangkat dari keinginan untuk menciptakan strategi meningkatkan kualitas peserta pemagangan di. Jepang dengan melihat bahwa pentingnya untuk meningkatkan kompetensi keterampilan teknis pesona dan meningkatkan etos kerja yang nantinya menjadi pilihan untuk meminimalisir sistem pelatihan pemagangan yang belum sesuai dengan kondisi di Jepang dan sistem rekrut yang belum sempurna. Oleh karena itu, adalah penting atas dukungan dari pemerintah pusat (Depnakertrans) selaku regulator bagi pelaksanaan program pemagangan di Indonesia untuk bisa mcmbuat regulasi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas peserta pemagangan di Jepang dengan meningkatkan kompctcnsi keterampilan teknis peserta dengan menanamkan motivasi dan tanggung jawab peserta pemagangan, meningkatkan keterampilan teknis yang sesuai dengan jenis kerja dan melakmnakan system rekrut yang ketat dan transparan. Dengan adanya regulasi yang jelas dari pemerintah pusat, maka pemerintah daerah dang pihak swasla sebagai pelaksana tinggal menerapkannya pada proses pelaksanaan program pemagangan.
Apprenticeship program which cooperation between Department of Manpower and Transmigration and Association for lntemational Manpower Development of Medium and Small Enterprises Japan (IMM Japan) intent to build man resource, and technical resources interchange, capable in face little limi intemationalizing and intermediate with aim develops little firm and Japan intermediate and abreast get role in international society. Starting to create the strategic to develop apprenticeship participant quality in Japan with how the importance to improve participant technical skill competency and improve the workplace ethics which will be the choice to minimize the apprenticeship training system that is not suitable yet with Japan condition and recruitment system is not perfect yet. So, it is important to have the central government support as regulator in apprenticeship program implementation in Indonesia to create the regulation to improve the apprenticeship participant quality in Japan with to improve the participant technical competency with to embed the motivation and responsibility of apprenticeship participant, to improve the technical skill which suitable to work type and to apply the recruitment system with strict and transparent. With the clearly regulation from central government, regional govemment and private party as implementor to apply in the apprenticeship program implementation.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T33819
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Adi Prasetyo
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai permasalahan yang terjadi dalam penyelenggaraan program pemagangan di Indonesia, baik dari segi peraturan maupun dalam penerapannya. Magang dalam hukum positif di Indonesia merupakan bagian dari sistem pelatihan kerja yang pada dasarnya bertujuan untuk memberikan pengalaman dan kompetensi tertentu kepada para pesertanya melalui pemberian sertifikat. Pada kenyataannya, peserta magang seringkali tidak mendapatkan hak dan kewajiban selayaknya peserta magang sehingga terjadi beberapa kasus pelanggaran dalam program pemagangan yang naik ke permukaan. Peraturan mengenai magang sendiri dirasa tidak terlalu kuat sehingga terjadi banyak pelanggaran dalam penerapannya. Penelitian ini merupakan penelitian yang berbentuk penelitian yuridis normatif dengan cara studi kepustakaan yang dilakukan terhadap data sekunder dan dilengkapi dengan wawancara terhadap informan. Penelitian ini bersifat deskriptif analitis dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil yang didapatkan oleh penulis melalui penelitian ini adalah mengetahui bahwa peraturan perundang-undangan di Indonesia yang mengatur mengenai magang masih kurang lengkap dan didapatkan beberapa faktor untuk menentukan apakah suatu hubungan dapat diklasifikasikan sebagai skema pemagangan atau skema pemekerjaan.
ABSTRACT
This thesis analyzes about the problems that occur in the apprenticeship program in Indonesia, both in terms of regulation and implementation. An apprentice, refer to Indonesian Labour Regulation, is part of cooperative job training basically aims of gaining experience and certain competence for the participants through the provision of certificates. In fact, apprentices do not get their rights and duty like the ordinary apprentices frequently, thus there are some cases about the breach in apprenticeship program which rise to the surface. The regulation on apprenticeship is not too strong that cause many breaches in the implementation. The research method is normative juridical by means of literature study conducted of secondary data and equipped with interviewing informants. This research is descriptive analytical using a qualitative approach. The results obtained by writers through research is knowing that regulations governing about apprenticeship in Indonesia is still weak and the writers obtained several factors to determine whether a relationship can be classified as apprenticeship scheme or work scheme.
2017
S70050
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atiek Chrisnarini
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adafah untuk mengetahui hubungan antara proses pembeiajaran dan ikiim magang di perusahaan dengan motivasi belajar peserta pemagangan. Pembahasan motivasi ini didasarkan pada suatu alasan bahwa motivasi merupakan salah satu prasyarat yang paling penting dalam proses pembelajaran, karena dalam proses pendidikan faktor psikologis memegang peranan utama. Keberhasilan dalam belajar safah satunya ditentukan oleh motivasi yang kuat yang ada didalam diri seseorang. Berdasarkan hat tersebut, maka masalah yang ditampitkan dalam penelitian ini adalah ingin menjawab (1) seberapa besar hubungan proses pembelajaran dengan motivasi belajar peserta pemagangan (2) seberapa besar hubungan iklim magang di perusahaan dengan motivasi belajar peserta pemagangan (3) seberapa besar proses pembelajaran dan iklim magang di perusahaan secara bersama-sama memberikan kontribusi terhadap motivasi belajar peserta pemagangan. Dasar teoritis dalam penelitian ini menggunakan model sekolah sebagai suatu sistem sosial yang mengasumsikan bahwa aktivitas, interaksi dan perasaan dafam hubungan mutual antar sesama ( guru dan siswa ) dapat dipergunakan sebagai alat untuk menganalisa tingkah laku. Tingkah laku didasarkan pada suatu dorongan atau motivasi yang tidak lepas dart pada kebutuhan. Untuk menunjang model sekolah sebagai suatu sistem sosial dalam membahas motivasi belajar, dikaitkan dengan aliran behavioristik yang meliputi teori-teori stimulus-respons dan aliran Gestalt-field yang meliputi teori-teori kognitif dimana kedua aliran tersebut termasuk aliran abad 20. Alat analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah model regresi sederhana dan berganda dengan metode enter; korelasi sederhana.parsil dan berganda. Analisis data ini menggunakan program statistik SPSS dan Excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) proses pembelajaran mempunyai peranan 31 % terhadap motivasi belajar (2) kontribusi iklim magang di perusahaan terhadap motivasi belajar ternyata memberikan peranan yang lebih kecil daripada proses pembelajaran, yakni sebesar 21 % (3) kontribusi secara bersama-sama antara proses pembelajaran dan iklim magang tertiadap motivasi belajar, ternyata lebih besar daripada secara individual, yaitu sebesar 37 %. Penelitian ini rnenyimpulkan bahwa pendekatan interaktive didalam sekolah sebagai suatu sistem sosial yang dituangkan dalam proses pembelajaran dan iklim magang di perusahaan. ternyata efektif untuk meningkatkan motivasi belajar. Mengingat motivasi belajar mempunyai keterkaitan yang signifikan terhadap efektivitas belajar, maka disarankan perlunya pendekatan psikologis datam kegiatan pembelajaran
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T1210
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adristi Freedlina Ardine
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kerentanan yang dialami oleh mahasiswa yang mengikuti kegiatan Magang Bersertifikat Kampus Merdeka. Studi terdahulu menjelaskan bahwa mahasiswa sering dihadapkan dengan kondisi kerja yang rentan dalam kegiatan magang yang diikutinya. Studi terdahulu juga turut menjelaskan bahwa universitas, perusahaan, dan pemerintah memiliki peran dalam melanggengkan prekaritas yang terjadi pada mahasiswa melalui kegiatan magang. Meskipun demikian, studi-studi terdahulu melihat bahwa kerentanan (precariousness) hanya dilihat sebagai konsekuensi dari praktik produksi yang liberal di dalam  institusi-institusi ekonomi. Dalam penelitian ini, peneliti berargumen bahwa sistem konversi SKS dan magang akademis yang diinstusionalisasikan melalui program Magang Merdeka telah memunculkan kerentanan terselubung (hidden precariousness) sebagai akibat reduksionisme manfaat sosial pendidikan di dalam hubungan kerja (employment relations). Dengan kata lain, sistem pemagangan pendidikan telah menciptakan kerentanan (kondisi kerja yang rawan) baru baik di dalam dunia kerja sekaligus pendidikan. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif untuk mendalami kerentanan yang dialami oleh peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka. ......This study aims at analyzing the precariousness experienced by students who take part in the Magang Merdeka program. Previous studies explained that students are often faced with precarious working conditions in the internships they participate in. Previous studies also explained that universities, companies, and the government have a role in perpetuating the precariousness that occur in students’ internships. Nonetheless, previous studies have seen that precariousness is only seen as a consequence of liberal production practices within economic institutions. In this study, researchers argue that the semester credit conversion system and institutionalized academic internship through the Magang Merdeka program have created hidden precariousness as a result of reductionism in the social benefits of education in employment relations. In other words, the educational apprenticeship system has created new precariousness (unsafe working conditions) both in the world of employment and in education. Therefore, this study uses a qualitative research method to explore the precariousness experienced by the Magang Merdeka program participants.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusnelly
Abstrak :
ABSTRAK
Sektor pertanian memegang peranan penting dan strategis dalam pembangunan nasional dan telah menyumbang 14 persen dari PDB nasional pada tahun 2013, ternyata penyerapan tenaga kerja sektor pertanian malah mengalami penurunan. Kenyataan yang harus diakui adalah generasi muda pedesaan memandang kehidupan pertanian sebagai kehidupan tanpa prospek masa depan yang cerah sehingga mereka memilih industri lain dan meninggalkan desa untuk bekerja di Kota sehingga menyisakan orang orang tua untuk bekerja di pertanian. Oleh karena itu, pertanian Indonesia sedang mengalami krisis regenerasi petani sekaligus diiringi dengan tren aging agriculture. Sejak zaman Orde Baru, pemerintah nampaknya menyadari bahwa krisis petani sedang berlangsung dan harus segera menemukan solusi untuk mengatasinya. Berbagai program untuk peningkatan produktifitas pertanian dibuat oleh pemerintah kala itu.Kementerian Pertanian, menyusun sebuah program yang memagangkan petani muda dari desa ke Jepang yang bertujuan untuk peningkatan SDM pertanian, belajar teknologi pertanian modern yang selanjutnya diharapkan mampu menarik kembali minat generasi muda memasuki sektor pertanian. Studi ini menggunakan pendekatan deskriptif analitis dan studi literature serta wawancara mendalam kepada sejumlah alumni magang, tulisan ini berbicara mengenai pengalaman para petani muda Indonesia yang melakukan pemagangan ke Jepang, dampak paska pemagangan, dan pengetahuan yang di dapatkan di Jepang dimanfaatkan untuk pengembangan usaha pertaniannya. Dari penelitian didapatkan kesimpulan bahwa etos kerja adalah salah satu ide dan perilaku yang umumnya bisa ditransformasikan ke dalam kehidupan para alumni magang Jepang.
Yogyakarta: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta, 2019
959 PATRA 20:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Widhi Harsoyo
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara status sosial ekonomi orang tua peserta, dengan minat peserta untuk mengikuti program pemagangan, juga hubungan antara persepsi peserta terhadap program pemagangan ke Jepang dengan minat peserta mengikuti program. Sebagai obyek penelitian adalah para peserta pelatihan Pra Pemberangkatan Magang di Jepang, Angkatan 102 (13 - 6) di BLKKP Lembang yang berjumlah 163 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, dan data sekunder tentang program pemagangan. Kuesioner digunakan untuk mengungkap data tentang data pribadi, status sosial ekonomi, orang tua, minat peserta, dan persepsi peserta tentang program pemagangan. Analisis yang digunakan adalah analisis korelasi secara sederhana untuk mengukur hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat peserta, antara persepsi peserta dengan minat peserta dan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat peserta. Hasil analisis korelasi adalah sebagai berikut :
1.Status sosial ekonomi orang tua peserta mempunyai hubungan negatif dengan minat peserta dengan koefisien korelasi adalah : -0,70. Sehingga sumbangan variabel status sosial ekonomi orang tua hanya dapat menjelaskan sebanyak 49 % terhadap minat peserta.
2.Persepsi peserta mempunyai hubungan positif dengan minat peserta (0,58). Sumbangan variabel persepsi terhadap minat peserta adalah 34 %.
3.Status sosial ekonomi orang tua mempunyai hubungan negatif dengan persepsi peserta (- 0,45). Sumbangan variabel persepsi terhadap minat peserta adalah 20 %. Berdasarkan temuan dalam penelitian ini, maka disarankan untuk mempertimbangkan status sosial ekonomi dalam rekruitmen calon peserta program pemagangan, juga perlu dilaksanakan penyebaran informasi mengenai program secara lebih Iuas dan merata kepada masyarakat.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T2493
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library