Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Artati Ajeng Nariswari
Abstrak :
Tesis ini membahas proses mobilitas sosial petani plasma dan faktor-faktor pendukung dan penghambatnya. Penelitian mempergunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan muncul fenomena mobilitas sosial dari petani plasma dari dimensi okupasi atau pekerjaan, konsumsi, kelas sosial, dan kekuasaan melalui beragam saluran mobilitas. Namun dimensidimensi mobilitas yang dicapai tampaknya belum berhasil mengangkat masyarakat desa secara signifikan, disebabkan karena saluran mobilitas yang dominan digunakan hanya menyentuh ranah pada level pemberdayaan individu, sehingga perkembangan tidak menjadi gejala komunal. ...... This thesis discusses about the progress of plasma farmers social mobility with the supporting and inhibiting factors. The research use qualitative approach with case of study. The result of this research showed the emerging of social mobility phenomenon of the farmers from their dimension of occupational or employment, consumption, social level, and ascendancy through various channels of mobility. However, the mobility dimensions that already achieved seem has not succeeded to promote the villagers significantly, due to the channel of mobility which is dominant used only touches the realm level of individual empowerment, so that its development does not become communal symptoms.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fachry Arsyad
Abstrak :
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengevaluasi program CSR Agribisnis PT. NFI di wilayah Bogor dengan komoditinya yaitu Srikaya, serta faktor pendukung dan penghambatnya. Model evaluasi merunut dari Pietrzak (1991), meliputi evaluasi input, proses, dan outcome. Hasil penelitian menunjukkan dari input, dan proses cukup banyak ketidaksesuaian sehingga beberapa tujuan program tidak tercapai seperti rendahnya kompetensi petani dan turunnya jumlah partisipasi petani, meskipun penghasilan petani meningkat. Faktor pendukung program yaitu dukungan dari komisaris perusahaan, perkembangan ilmu teknologi pertanian, dan kebutuhan pasar terhadap komoditi srikaya yang luas. Faktor penghambat program dari internal yaitu keterbatasan jumlah tenaga pendamping, dan eksternal yaitu hama, musim, keterbatasan sumberdaya petani.
ABSTRAK This study aimed to evaluate the CSR program Agribusiness PT. NFI in Bogor with skrikaya as a commodity. The evaluation model was taken from Pietrzak (1991), includes the evaluation of input, process, and outcome. The results showed such low competence of farmers and the decreasing the number of farmers participation (input and process), although the income of farmers was increase. Programs supporting factors, among other are, the support of its commissioners, competent assistant program, the developing of agricultural technology and wide market needed for srikaya. Program inhibiting factors are lack of the facilitators, pests, season, limited resource farmers.
Depok: Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T45070
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanda Ningrum
Abstrak :
Studi ini fokus pada pemberdayaan petani karena petani masih dihadapi pada berbagai masalah seperti kepemilikan lahan yang kecil, ketidakmampuan petani di dalam memperoleh nilai tambah di pasar, berkurangnya kesuburan tanah, dan isu perlunya sertifikasi mengenai mutu suatu produk pangan yang dianggap memberatkan petani skala kecil. Dengan demikian, pemberdayaan petani menjadi perhatian penting di dalam studi kesejahteraan sosial sebagai upaya memberikan kekuatan bagi petani untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Tujuan pertama penelitian ini menganalisis secara mendalam proses pemberdayaan di dalam model pertanian organik dan model penjaminan organik dengan sistem Participatory Guarantee System (PGS). Tujuan kedua adalah menganalisis keberdayaan yang diperoleh petani organik melalui model PGS. Penelitian dilakukan dengan mengambil kasus kelompok tani yang tergabung di dalam Unit Pamor Claket di Desa Claket Kecamatan pacet Kabupaten Mojokerto Provinsi Jawa Timur. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dengan teknik pengambilan data melalui wawancara mendalam kepada petani, konsumen, pendamping pamor, dan aparat desa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Proses pemberdayaan petani dilakukan melalui pertanian organik dan mendirikan Unit Pamor. Di setiap proses pemberdayaan diperlukan stimulus dari luar untuk mendorong petani melakukan perubahan yang lebih baik secara mandiri. Sementara itu, keberdayaan yang diperoleh petani dari model unit pamor pacet mencakup keberdayaan dari dimensi personal, relasional, dan kolektif. Di setiap dimensi pemberdayaan terdapat kekuatan dalam bentuk power to, power with, dan power over untuk meningkatkan keberdayaan petani organik. ......This study focuses on empowering farmers because they are still facing various problems. In terms of small land ownership, farmers' inability to obtain added value in the market, reduced soil fertility, and the need for certification regarding the quality of a food product is considered burdensome for small-scale farmers. Indeed, farmer empowerment is an essential concern in social welfare studies to provide strength for farmers to improve their quality of life. The first research objective is to examine the empowerment process in organic farming and the Participatory Guarantee System (PGS) model. The second objective is to analyse the empowerment obtained from organic farmers through the PGS model. The study was conducted in the Unit Pamor Pacet in Claket Village, Mojokerto Regency, East Java Province, using qualitative methods with data collection techniques through in-depth interviews with farmers, consumers, pamor assistants, and village officials. The results showed that the farmer empowerment process was carried out through organic farming and setting up a Pamor Unit. Every empowerment process requires an external stimulus to encourage farmers to make better changes independently. Meanwhile, the empowerment obtained from the Pamor Pacet model unit includes empowerment from the personal, relational, and collective dimensions. In every dimension, there is some power in terms of "power to," "power with," and "power over," to increase farmer’s empowerment.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nadya Nuraini
Abstrak :
Skripsi ini membahas Program Pemberdayaan Pertanian Perempuan yang diselenggarakan oleh CSR Psscatambang PT Antam Persero Tbk melalui ChAIN Center UGM yang ditujukan kepada masyarakat lokal pascatambang dalam rangka mengantisipasi dan mengatasi masalah, sekaligus memberikan solusi atas dampak sosial dan ekonomi yang muncul akibat penutupan produksi pertambangan emas di Cikotok oleh PT Antam Persero Tbk. Penelitian ini adalah penelitian evaluatif sumatif dengan desain kualitatif yang difokuskan pada outcome dari program yang telah dilakukan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Program Pemberdayaan Pertanian Perempuan ini telah berhasil mengubah mindset peserta program akan kegiatan bertani, meningkatkan penghasilan peserta program, dan memandirikan peserta program, khususnya dalam pemanfaatan sumber daya lokal yang ada, sehingga hal tersebut mempengaruhi masyarakat sekitar untuk meniru pola kemandirian peserta. Adapun beberapa hal yang ditiru oleh masyarakat sekitar dari para peserta ini ialah dalam hal kegiatan proses bertani dan pengolahan produk hasil tani. ......This undergraduate thesis discuss the Women 39s Agricultural Empowerment Program organized by CSR Pascatambang PT Antam Persero Tbk through ChAIN Center UGM which is addressed to the post mining local community in order to anticipate and overcome the problems, as well as to provide solutions to the social and economic impacts arising from the closure of gold mining production in Cikotok by PT Antam Persero Tbk. This research is summative evaluative research with the qualitative design which focused on the outcome of the program which has been done. The results of the research indicate that the Women 39 s Agricultural Empowerment Program has succeeded in changing the mindset of program participants on farming activities, increasing the income of program participants, and establishing the program participants, especially in the utilization of local resources, thus influencing the surrounding community to imitate the participant rsquo s self reliance. The few things which emulated by local communities of these participants is on the farming process activities and processing of farm products.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmalia Rifandini
Abstrak :
ABSTRACT
Gagasan pembangunan desa pasca otoritarian dipandang sebagai transformasi pembangunan desa, karena tidak lagi menempatkan desa sebagai objek pembangunan yang ditandai adanya tuntutan penyusunan instrumen pembangunan desa. Namun secara praktik, instrumen pembangunan tersebut ternyata tidak mengakomodasi perbaikan produktivitas pertanian dan peternakan di Kampung Pasir Angling Desa Suntenjaya Kabupaten Bandung Barat. Sebab, petani-peternak tidak memiliki kapasitas pengetahuan dengan daya dukung tatanan administratif untuk menghendaki arah perbaikan. Pada kenyataannya, mekanisme musyawarah dusun secara tersirat diarahkan untuk menghendaki perbaikan dari negara. Dengan menggunakan perspektif pembangunan kritis, penelitian ini berpandangan bahwa transformasi pembangunan desa dapat berlaku apabila tidak terbatas pada perubahan strategi kebijakan publik, melainkan melingkupi perubahan sosial di berbagai sektor kehidupan masyarakat desa. Berangkat dari hal itu, penelitian ini menarasikan pendekatan dan bentuk pemberdayaan petani-peternak Yayasan Walungan dalam rangka menemu kenali transformasi pembangunan desa. Penelitian ini berargumen bahwa transformasi pembangunan desa yang memiliki karakteristik pemberdayaan dapat tercapai apabila terdapat penempatan elemen masyarakat sipil sebagai pihak yang menginisiasi artikulasi kebutuhan dan mengaktifkan kesadaran petani-peternak dalam praktik pembangunan desa. Gagasan mengenai artikulasi, dalam penelitian ini, diupayakan melalui perbaikan relasi yang bersifat egaliter, aktivitas kolektif, dan pengorganisasian masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualititatif dalam mendeskripsikan pemberdayaan petani-peternak di Kampung Pasir Angling, Desa Suntenjaya, Kabupaten Bandung Barat.
ABSTRACT
The idea of post authoritarian rural development is seen as the transformation of rural development, since it no longer places the village as an object of development characterized by the demand for the preparation of rural development instruments. However, in practice, the development instrument did not accommodate the improvement of agricultural and livestock productivity in Kampung Pasir Angling Suntenjaya Village, West Bandung regency. Since, farmers do not have the capacity of knowledge with the carrying capacity of the administrative order to require direction of improvement. In fact, the mechanism of deliberations of the hamlet is implicitly aimed at seeking improvement from the state. Using a critical development perspective, the study argues that village development transformation may apply if not limited to changes in public policy strategies, but rather to social change in various sectors of village life. Departing from that, this research narrates approach and form of the community development of farmer breeder that initiated by Yayasan Walungan in order to find the transformation of village development. This study proposes arguments that the transformation of the rural development mdash which has the characteristics of empowerment mdash can be achieved when there is a placement of the civil societys elements as the party that initiates the articulation of needs and activates the consciousness of farmer breeders in the practice of rural development. The idea of articulation in this study is attempted through relations improvement in egalitarian way, collective activities, and community organizing. This research used qualitative research approach in describing the community development of farmer breeders in Kampung Pasir Angling, Desa Suntenjaya, Kabupaten Bandung Barat.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanief Maulana Fajarudin
Abstrak :
Berdasarkan prestasi dan potensi yang dimiliki Kopi Tanjungsari, petani kopi Desa Tanjungsari masih mengalami tantangan dan permasalahan terkait produktivitas, pemasaran dan permodalan. Tantangan dan permasalahan tersebut jika tidak diatasi akan mengancam kesejahteraan petani kopi. Maka diperlukan suatu upaya untuk bisa mengatasi permasalahan tersebut sehingga dapat mengusahakan kesejahteraan petani kopi, upaya tersebut adalah pemberdayaan petani kopi. Pemberdayaan petani kopi dapat dilakukan oleh banyak pihak, termasuk dari petani kopi itu sendiri. Upaya pemberdayaan yang berasal dari petani kopi itu sendiri berbentuk sebagai kelembagaan petani kopi, yang merupakan lembaga yang berasal dari, oleh, dan untuk Petani. Penelitian ini membahas mengenai peran yang dilakukan kelembagaan petani kopi Desa Tanjungsari, yaitu Kelompok Tani Guna Tani Abadi, dalam melakukan upaya pemberdayaan kepada petani kopi Desa Tanjungsari, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif Kualitatif yang menggunakan teknik Purposive Sampling sebagai teknik pemilihan informan. Pengumpulan data dari penelitian ini dilakukan dengan studi literatur, wawancara semi- terstruktur (wawancara mendalam), dan observasi. Hasil penelitian ini menjelaskan Kelompok Tani Guna Tani Abadi sebagai kelembagaan petani kopi Desa Tanjungsari telah melakukan beberapa peran dalam upaya pemberdayaan petani kopi Desa Tanjungsari, seperti Advocate, Broker, Enabler, dan Educator. Terdapat manfaat yang dirasakan oleh petani kopi Desa Tanjungsari dari peran tersebut, diantaranya adalah masalah yang dialami Petani Kopi dapat terkelola dengan baik, kebutuhan Petani Kopi dapat terpenuhi, dan kesempatan sosial dan mengembangkan diri petani kopi terfasilitasi, yang mengarah pada mengusahakan kesejahteraan petani kopi Desa Tanjungsari dan pada prosesnya tidak terlepas dari dukungan dan hambatan yang dialami Kelompok Tani. ......Based on the achievements and potentials of Kopi Tanjungsari, coffee farmers in Tanjungsari Village are still experiencing challenges and problems related to productivity, marketing and capital. These challenges and problems if not addressed will threaten the welfare of coffee farmers. So an effort is needed to be able to overcome these problems so that they can seek the welfare of coffee farmers, this effort is the empowerment of coffee farmers. Empowerment of coffee farmers can be done by many parties, including the coffee farmers themselves. Empowerment efforts that come from coffee farmers themselves are in the form of coffee farmers institutions, which are institutions that come from, by, and for farmers. This research discusses the role of the coffee farmer institution in Tanjungsari Village, namely the Guna Tani Abadi Farmer Group, in empowering coffee farmers in Tanjungsari Village, Tanjungsari District, Bogor Regency, West Java. This research is a qualitative descriptive research that uses the purposive sampling technique as an informant selection technique. Data collection from this research was conducted by literature study, semi-structured interview (in-depth interview), and observation. The results of this study explain that the Guna Tani Abadi Farmer Group as an institution for coffee farmers in Tanjungsari Village has played several roles in efforts to empower coffee farmers in Tanjungsari Village, such as Advocate, Broker, Enabler, and Educator. There are benefits that are felt by coffee farmers in Tanjungsari Village from this role, including the problems experienced by coffee farmers can be managed properly, the needs of coffee farmers can be met, and social opportunities and self-development of coffee farmers are facilitated, which leads to the welfare of coffee farmers in Tanjungsari village. and in the process can not be separated from the support and obstacles experienced by the Farmers Group
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library