Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asri Masitha Arsyati
"Indonesia menjadi darurat kejahatan seksual anak dalam 4 tahun terakhir. Jumlah kasus setiap tahunnya menunjukan peningkatan dengan tren semakin dini usia korban yang meninggal akibat kejahatan seksual bayi dan balita (KPAI,2014). Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan model intervensi pendidikan kesehatan bagi ibu balita melalui kader posyandu dalam pencegahan kekerasan seksual balita. Desain penelitian ini eksperimen semu dengan 3 kelompok yatu intervensi model individu, intervensi model kelompok dan kelompok kontrol. Penelitian dilaksanakan di 3 Kecamatan Kota Bogor yaitu Kecamatan Bogor Utara dan Bogor Timur sebagai wilayah intervensi dan Kecamatan Bogor Tengah sebagai kontrol. Penelitian dibagi menjadi dua tahap yaitu pengembangan media 6 bulan dan intervensi 6 bulan. Pengukuran terhadap pengetahuan, sikap dan praktik ibu balita diukur sebanyak 4 kali yaitu sebelum intervensi dan 3 kali setelah intervensi selama 4 bulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa intervensi pendidikan kesehatan pencegahan kekerasan seksual anak di posyandu dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik kader dan ibu balita baik dengan model pendidikan individu maupun kelompok. Metode pendidikan individu terbukti meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik ibu balita lebih tinggi di bandingkan metode kelompok pada bulan pertama intervensi. Media buklet merupakan media yang paling mudah dipahami dan paling sering dimanfaatkan ibu balita dibandingkan media poster dan lembar balik. Model intervensi ini diharapkan dapat diaplikasikan dalam program Kementrian Kesehatan dan Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan anak serta Komisi Perlindungan Anak dalam koordianasi upaya pencegahan, pelaporan dan pengobatan korban.

Sexual abuse among children in Indonesia is worrying within the last 4 years where the number of cases increased each year. In addition, its trend increasingly occurred among early ages (KPAI,2014). This study aimed to develop the intervention model of health behavior for mothers with children under five (CU5) through Posyandu cadre in preventing child sexual abuse. The study design used quasy-experiment among three group; group of individual intervention model, group intervention model, and control group. The study was conducted in three different sub-districts in Bogor City ; North Bogor and East Bogor as intervention group, and Central Bogor as control group; and consisted of two phases; media development and intervention in 12 months. Knowledge, attitude, and practice (KAP) of mothers with CU5 were measured 4 times before the intervention and 3 times after the intervention within four months. The result showed that the intervention of sexual child abuse education in Posyandu cadre escalated KAP in both group and individual intervention as well. The individual intervention increased KAP higher than group intervention. Booklet was more understandable and commonly used ineducating than poster or flipchart. This study expects the model is possibly implemented as a formal program of Ministry of Health, Ministry of women and children empowerment and Child Protection Commisionare in preventing, reporting and recovering child sexual abuse."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Aisyah Maulidia
"Implementasi kebijakan pencegahan kekerasan seksual di lingkungan Universitas Indonesia dilaksanakan dengan merujuk kepada Permendikbudristek No. 30 Tahun 2021. Implementasi kebijakan tersebut dilakukan karena adanya kekhawatiran terhadap kasus kekerasan seksual yang terjadi di perguruan tinggi. Dalam hal ini, perguruan tinggi harus bebas dari kekerasan seksual agar hak-hak sivitas akademika dapat terpenuhi dan proses pendidikan dapat berjalan secara maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi kebijakan pencegahan kekerasan seksual di lingkungan Universitas Indonesia dengan menggunakan teori model implementasi kebijakan publik yang dikemukakan oleh Charles O. Jones (1984). Pendekatan penelitian yang digunakan adalah post-positivist dengan teknik pengumpulan data kualitatif melalui wawancara mendalam sebagai data primer dan studi pustaka sebagai data sekunder, serta teknik analisis yang digunakan bersifat kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi kebijakan pencegahan kekerasan seksual di lingkungan Universitas Indonesia dengan merujuk kepada Permendikbudristek No. 30 Tahun 2021 telah terlaksana dengan cukup baik karena memenuhi dimensi organisasi yang terdiri dari sub dimensi sumber daya manusia, pembagian wewenang, dan fasilitas. Selain itu, implementasi kebijakan tersebut juga telah cukup memenuhi dimensi interpretasi yang terdiri dari sub dimensi transmisi, kejelasan, dan konsistensi. Dimensi terakhir yang terpenuhi dalam implementasi kebijakan pencegahan kekerasan seksual di perguruan tinggi Universitas Indonesia, yaitu dimensi aplikasi yang terdiri dari sub dimensi pedoman dan pembuatan strategi.

The implementation of the policy on preventing sexual violence at University of Indonesia is carried out by referring to Permendikbudristek 30 of 2021. The implementation of this policy was carried out because of concerns about cases of sexual violence that occurred in universities. In this case, universities must be free from sexual violence so the rights of the academic community can be fulfilled and the educational process can run optimally. This study aims to analyze the implementation of sexual violence prevention policies at University of Indonesia by using the theory of public policy implementation model proposed by Charles O. Jones (1984). The research approach used is post-positivist with qualitative data collection techniques through in-depth interviews as primary data and literature study as secondary data, and the analysis technique used is qualitative. The results of this study indicate that the implementation of the policy of preventing sexual violence at University of Indonesia by referring to Permendikbudristek No. 30 of 2021 has been carried out quite well because it fulfills the organizational dimensions which consist of the sub-dimensions of human resources, division of authority, and facilities. In addition, the implementation of the policy has also fulfilled enough the interpretation dimension, which consists of the sub-dimensions of transmission, clarity, and consistency. The last dimension that is fulfilled in the implementation of the policy on preventing sexual violence at universities at the University of Indonesia, namely the application dimension consists of the sub-dimension of guidelines and strategy making."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Riahta Siti Aisyah
"Karya akhir ini membahas kekerasan seksual di kalangan remaja dari disiplin ilmu kesejahteraan sosial. Mengingat kekerasan seksual masih menjadi isu global dengan prevalensi yang meresahkan dan dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan dan hak asasi manusia khususnya remaja, diperlukan intervensi yang efektif dan berkelanjutan untuk mencegahnya. Pembahasan didasarkan pada penelitian sekunder, yaitu kajian literatur yang meninjau secara kritis program pencegahan kekerasan seksual menggunakan kerangka kerja bauran intervensi pemasaran (7P): Product, Price, Place, Promotion, People, Process, dan Physical Evidence. Tinjauan kritis dilakukan terhadap tiga studi utama yang dipublikasi pada tahun 2022-2023 yang mencakup kampanye digital yang dijalankan oleh pemerintah, inisiatif yang dipimpin oleh kaum muda, dan program pendidikan orang tua—penelitian ini mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam implementasi yang ada. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa meskipun kampanye media digital dapat meningkatkan kesadaran, tetapi tetap memerlukan penyesuaian secara berkelanjutan untuk mencapai dampak yang lebih signifikan. Program yang dipimpin oleh kaum muda mendapat manfaat dari setting kelompok kecil yang dapat memberikan contoh positif dan mendorong perubahan perilaku yang diinginkan. Pendidikan orang tua harus peka terhadap nilai-nilai, kepercayaan, dan praktik budaya yang berbeda dari setiap komunitas. Implikasi dari penelitian ini menyoroti perlunya dukungan dan evaluasi yang berkelanjutan terhadap kampanye digital, promosi kepemimpinan kaum muda dalam upaya pencegahan, dan pengembangan sumber daya pendidikan yang disesuaikan dengan budaya setempat. Rekomendasi untuk pemerintah, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, dan peneliti selanjutnya adalah berfokus pada peningkatan dukungan kampanye digital, inisiatif kepemimpinan kaum muda, program edukasi yang sensitif terhadap budaya, dan penelitian komparatif yang luas untuk mengoptimalkan intervensi pencegahan kekerasan seksual di kalangan remaja.

This research addresses sexual violence among adolescents from the discipline of social welfare. Given that sexual violence remains a global issue with concerning prevalence and significant impacts on the welfare and human rights of young people, effective and sustainable interventions are needed to prevent it. The discussion is based on secondary research, namely a literature review that critically examines sexual violence prevention programs using the marketing intervention mix framework (7P): Product, Price, Place, Promotion, People, Process, and Physical Evidence. A critical review was conducted on three main studies published in 2022-2023—digital campaigns run by the government, youth-led initiatives, and parental education programs. This research identifies the strengths and weaknesses of existing implementations. The findings reveal that although digital media campaigns can raise awareness, they still require continuous adjustments to achieve a more significant impact. Youth-led programs benefit from small group settings that provide positive role models and encourage desired behavioral changes. Parental education needs to be sensitive to the values, beliefs, and cultural practices of each community. The implications of this research highlight the need for continuous support and evaluation of digital campaigns, promotion of youth leadership in prevention efforts, and the development of educational resources tailored to local cultures. Recommendations for the government, educational institutions, community organizations, and future researchers focus on enhancing support for digital campaigns, youth leadership initiatives, culturally sensitive educational programs, and extensive comparative research to optimize sexual violence prevention interventions among adolescents."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library