Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nawiyanto
Abstrak :
ABSTRAK
Sungai mempunyai peran vital bagi berlangsungnya kehidupan. Mengingat begitu pentingnya sungai bagi kehidupan, keberadaan sungai telah menarik minat sejumlah peneliti untuk mengangkatnya dalam penulisan sejarah. Kajian kajian historis tentang sungai cenderung melihat peran sentral sungai sebagai fondasi peradaban dan sungai sebagai sumber bencana dalam bentuk banjir. Belum banyak kajian sejarah yang menyoroti sungai sebagai elemen lingkungan yang sedang sekarat. Oleh karena itu, tulisan ini bermaksud untuk mengkaji problem pencemaran Sungai Brantas dan upaya penanggulangannya dalam perspektif sejarah. Sungai Brantas dijadikan sebagai fokus kajian dengan pertimbangan bahwa sungai ini merupakan sungai terbesar dan terpenting di wilayah Jawa Timur, serta kondisi cabang cabang Sungai Brantas khususnya di kawasan Kota Surabaya mengalami pencemaran. Tulisan ini bertujuan 1) Menjelaskan sumber pencemaran yang menyebabkan semakin parahnya pencemaran yang terjadi di Sungai Brantas dan 2) Menjelaskan upaya upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi problem pencemaran Sungai Brantas.
Yogyakarta: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta, 2018
959 PATRA 19:3 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Unus Suriawiria
Bandung: Alumni, 1996
553.7 UNU a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Aniek Nurfitriani
Abstrak :
ABSTRAK
Banjir merupakan bencana alam yang dapat diprediksi karena memiliki periode tertentu. Akan tetapi, banjir yang terjadi di Daerah Aliran Sungai DAS Citarum Hulu terjadi setiap musim penghujan datang yang disebabkan oleh tingginya laju alih fungsi lahan dan pencemaran limbah industri, rumah tangga, pertanian, peternakan, dan kegiatan bisnis lainnya. Pada pertengahan Maret tahun 2010, Karawang terkena banjir terbesar selama 15 tahun terakhir. Banjir ini, selain disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, juga adanya kiriman dari hulu karena tinggi muka air Waduk Jatiluhur sudah melebihi kapasitas maksimal. Banjir di Karawang memiliki periode 3-5 tahunan, namun setelah terjadi banjir tahun 2010, sama seperti yang terjadi dengan DAS Citarum Hulu, Karawang yang berada di DAS Citarum Hilir pun mengalami banjir hampir setiap tahun.Perubahan watak banjir dan pencemaran yang terus terjadi di Sungai Citarum ini menyebabkan respon berbeda-beda dari masyarakat Karawang. Respon pertama, masyarakat yang menerima begitu saja tanpa perlawanan. Respon kedua, masyarakat yang ingin melakukan perlawanan tapi tidak memiliki kekuatan. Respon ketiga, masyarakat yang ingin mengubah kondisi lingkungan yang tercemar dan melakukan usaha perubahan.
ABSTRACT
Flood is predictable environmental disaster because it came periodically. But, this condition unoccured at Upper Course of Citarum rsquo s Riverbank that every year became a flooded area. Land conversions and industrial plants, domestic, agriculture, and animal farms waste became one of causes the floods occured. In the mid of March 2010, the biggest flood since two decades happened in Karawang, which is as Lower Course of Citarum rsquo s Riverbank. And ever since, every year, like the Upper Course, this Lower Course area flooded.The change of flood nature in Citarum River caused difference responds from Karawang citizens. First respond, there were accepted it as nothing happened. Second respond, citizen who showed resistance but cannot do anything because power unpossessed. Third respond, citizen who want to rehabilitate the environment and did it.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Atmanto
Abstrak :
ABSTRAK Pencemaran lingkungan sungai, lebih disebabkan oleh faktor perilaku manusia (sosial). Bila hal ini tidak dilakukan perbaikan, maka keberlanjutan sungai dan ekosistemnya dikhawatirkan akan mengalami kehancuran dalam waktu tidak terlalu lama, Pemerintah telah berupaya mengatasi kerusakan daerah aliran sungai di antaranya adalah Prokasih. Namun belum ada tanda perbaikan bahkan kualitas lingkungan sungai makin kritis. Apalagi pengelolaan sungai di Indonesia masih menggunakan konsep hidraulik murni, yang menimbulkan masalah baru, kerusakan ekosistem sungai dan bencana. Namun bila Eko-hidraulik diterapkan di Indonesia, sulit berhasil tanpa melibatkan masyarakat. Indonesia mempunyai potensi modal sosial yang cukup kuat dan pemberlakuan otonomi daerah berasaskan demokrasi dan berkeadilan memberikan ruang peran serta masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji baik sccara teoretis maupun praktis dan memberi pemikiran tentang model pendekatan S0550-hidraulik pada masyarakat daerah aliran sungai dalam mengelola kualitas air sungai. Penelitian ini dilakukan di bantaran Sungai Ciliwung DKI Jakarta dan bantaran Sungai Citarum Kabupalen Bandung Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan: pertama, kelompok masyarakat bantaran Sungai Citarum Bandung Jawa Barat telah melakukan penerapan Sosio-hidraulik lebih tinggi (80%) dalam mengelola kualitas air sungai dibandingkan dengan kelompok masyarakat bantaran Sungai Ciliwung Jakarta (44,7%). Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat kandungan unsur pendekatan Sosio-hidraulik yaitu : pelestarian fungsi sungai, partisipasi stakeholders, ekonomi sumberdaya air, pemberdayaan masyarakat dan pengembangan budaya air masyarakat lokal yang diterapkan oleh kelompok masyarakat dalam mengelola kualitas air sungai. Kontribusi unsur pendekatan Sosio-hidraulik oleh masyarakat terhadap pengelolaan Iingkungan slmgai di dua lokasi penelitian adalah 38,50%. Kedua, model system dynamics dapat mengkonstruksi diagram sistem Sosio-hidraulik dan subsistem yang lain seperti dukungan pemerintah, dan dukungan swasta (dunia usaha) yang dapat menganalisis perbaikan kualitas air sungai. Simulasi akhir model ini menunjukkan bahwa penerapan pendekatan Sosio-Hidraulik (l00%) oleh stakeholders yang didukung oleh pemerintah (l00%) dan dunia usaha yang dilaksanakan secara konsisten Serta dilaksanakan serentak oleh seluruh stakeholders daerah aliran sungai hulu-hilir (terpadu), akan menghasilkan perbaikan kualitas air sungai setelah 18 tahun. Hasil penelitian ini berimplikasi terhadap: 1) penguatan pemberlakuan konsep Sosio-hidraulik dalam pengelolaan kualitas air sungai yang berbasis masyarakat, 2) Pengakuan pemerintah atas kemampuan masyarakat mengelola kualitas air sungai, 3) Sistem pengelolaan sumberdaya berbasis komunitas (Community Based Resources Management- CBRM) harus disempurnakan menjadi ISBRM (Integrated Socio-hydraulics Based Resources Management).
ABSTRACT The caused ofthe polluting that happens on the river was human ?s behaviour (social responsibility. If the reparation has not been done, then the river and its ecosystem continuity will faced the damage in near time. The government has tried to fx the damage ofthe river-basin. But, there are still no signs that it will be better though the river environment quality is getting worse. It was because the managing of the river in Indonesia is still using the pure hydraulics concept which caused the damaged of the river ecosystem and disaster. lf the Eco- Hydraulics has been applied in Indonesia, it will be difficult to be done without the involvement of the Socio-Hydraulics. while Indonesia has many strong potential social capital. The provisions of the autonomy region based on democracy and justice has given rooms to participate by citizen. The aims of this research are to examine and to give ideas about approaching model jbr Socio-Hydraulics in managing the quality of the river water in continuity. This research was done on Ciliwung Watershed DKI Jakarta and Citarum Watershed Bandung West Java. The result ofthe research shown that first, the citizen of Citarum Watershed Bandung West Java were more succeed through the Socio-Hydraulics approach than the citizen of the Ciliwung Watershed Jakarta The Inplementation of Socio-Hydraulics respondence level on Citarum Watershed Bandung West Java groups has higher score (80%) than the Socio-Hydraulics respondence level on Ciliwung Watershed Jakarta (44. 7%). Next is, the result of analyses shown that there are Socio-Hydraulics approach elements such as: the continuity of river water junction, stakeholder 's participants, the economy water source, the involvement of society and the local culture development in reaching the succeed of the river environment quality improvement that has been done by the groups of society who ?s lived in the river basin. The contribution of the Socio-Hydraulics approach elements to the succeeding of the managing river environment in two research location were 38.50% Second the system dynamics model can be constructed the diagram system of Socio-Hydraulics and others subsystem such as the government support, the involvement of the sociegf and the privates support, so that the river water quality improvement can be anabfsed This last simulation model has shown that the application of the Socio- Hydraulics approach (l00%) by the stakeholders with the support #om the government (1 00%) and the privates (industry) that will be done in consistently and it will be done at the some time by all stakeholders of the river area (integrateaD, will produce the improvement of the river water quality ajter l8 years. This research result has imply to the policies of I) The supervision of Socio-Hydraulics concept in river water quality management on society base, 2) The government recognition to the society ability in managing the river water quality, and 3) The community based resources management (CBRM) must be completely to be integrated Socio-hydraulics based resources management (ISBRM).
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
D1894
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Dwi Astuti
Abstrak :
Penggunaan plastik terus meningkat seiring dengan bertambahnya populasi. Sayangnya, konsumsi plastik yang tinggi tidak diikuti dengan pengelolaan yang tepat sehingga menyebabkan sampah plastik yang berasal dari darat masuk ke badan sungai kemudian berakhir di wilayah pesisir dan mencemari lingkungan. Penelitian ini dilakukan di Desa Pengarengan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Sungai Pengarengan merupakan jalur transportasi kapal nelayan menuju Laut Jawa sehingga aktivitas masyarakatnya yang tinggi berpotensi menimbulkan pencemaran sampah ke lingkungan sekitarnya. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis karakteristik sampah plastik serta mengevaluasi hubungan antara aspek pengetahuan dan sikap dengan perilaku masyarakat terkait sampah plastik yang mencemari lingkungan. Metode yang digunakan adalah kelimpahan pelepasan sampah dan puing-puing sampah dikumpulkan di dua titik sampling dengan menggunakan jaring yang memiliki ukuran mata jaring 5cm, dipasang pada waktu pagi hari sesuai lebar sungai. Data perilaku masyarakat terhadap sampah plastik diperoleh dari 110 responden dengan menggunakan teknik accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan total kelimpahan puing sampah sungai adalah 13.200 ± 1.678 item dan 14.976 ± 1.772 item. Kelimpahan puing sampah sungai tertinggi adalah bungkus sampah plastik tipis sebanyak 47% dan 46%, diikuti kayu ranting (39% dan 33%), styrofoam (3,6% dan 5,5%), sedotan (1,8% dan 2,2%), gelas plastik (1,5% dan 2,6%), kotak makanan, peralatan plastik, dll (1,4% dan 1,6%), serta plastik lainnya (2,2% dan 2,3%). Analisis statistik Kruskal Wallis menunjukkan tidak terdapat perbedaan rata-rata yang siginifikan pada kelimpahan total puing sampah sungai di kedua titik sampling p= 0,875 (p> 0,05). Hasil evaluasi perilaku masyarakat menunjukkan bahwa aspek pengetahuan memiliki kategori penilaian sangat baik (4,08), aspek sikap dengan kategori kurang baik (2,89), dan aspek perilaku dengan kategori baik (3,88). Analisis korelasi Pearson menunjukan terdapat hubungan positif yang kuat (r= 0,664) dan signifikan (0,000) antara aspek pengetahuan dengan perilaku, kemudian aspek sikap dengan perilaku mempunyai hubungan positif yang sangat lemah (r=0,183) dan signifikan (0,028). ......The use of plastic continues to increase along with the population grows. However, proper management does not follow high plastic consumption, causing plastic waste from land to enter river bodies and then end up in coastal areas and polluting the environment. This research was conducted in Pengarengan Village, Cirebon Regency, West Java. The Pengarengan River is a transportation route for fishing boats to the Java Sea, so its high community activities have the potential to cause waste pollution to the surrounding environment. This study aims to analyze the characteristics of plastic waste and evaluate the relationship between aspects of knowledge and attitude towards community behavior related to plastic waste that pollutes the environment. The abundance of garbage release method is river debris was collected from 2 points in the Pengarengan River using a net with a mesh size of 5 cm, which was installed in the morning time according to the river's width. Using accidental sampling techniques, community behavior data related to plastic waste was evaluated through a questionnaire on 110 respondents. The results showed that the total abundance of river debris was 13.200 ± 1.678 items and 14.976 ± 1.772 items. The highest abundance of river debris was thin plastic waste wrap (47% and 46%), followed by woods (39% and 33%), styrofoam (3,6% and 5,5%), straws (1,8% and 2,2%), plastic cups (1,5% and 2,6%), food boxes, plastic utensils, etc. (1,4 % and 1,6%), and other plastics (2,2% and 2,3%). Kruskal Wallis showed no significant difference in average of the total abundance of river debris at both sampling points p= 0,875 (p> 0,05). The results of the community behavior evaluation showed that the knowledge aspect has a very good assessment category (4.08), the attitude aspect was in a poor category (2.89), and behavioral aspects were in a good category (3,88). Pearson correlation analysis shows that there was a strong positive relationship (r= 0,664) and significant (sig.= 0,000) between knowledge aspect and behaviour, whereupon attitude aspect and behaviour, the positive relationship was very weak (r= 0,183) and significant (0,028)
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atiti Setyaning Utami Mudjiardjo
Abstrak :
Tahun 2017 Balai Besar Wilayah Sungai Citarum mencatat pencemaran Sungai Citarum terutama daerah hulu DAS terus mengalami peningkatan yang ditandai penurunan kualitas air secara signifikan. Menurut laporan, 47,1% DAS Citarum Hulu mengalami pencemaran berat dengan total cemaran mencapai 280 ton limbah setiap harinya. Penelitian ini bertujuan menganalisis indeks kerentanan yang meliputi: variasi sumberdaya air, kelangkaan air, eksploitasi air, pencemaran air, kapasitas alam, kapasitas fisik, modal sosial, dan kapasitas ekonomi. Hasil analisis kerentanan tersebut menjadi dasar perumusan strategi intervensi untuk menjaga keberlanjutan fungsi eksosistem sungai di wilayah DAS Citarum Hulu.Metode riset yang digunakan adalah kombinasi antara metode analisis spasial, analisis statistik, SEM dan kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan nilai indeks kerentanan sebesar 1 yang berarti bahwa kondisi lingkungan di wilayah DAS Citarum Hulu sangat buruk dan diperlukan restorasi wilayah sungai. Kondisi ini mengharuskan berbagai pihak untuk melakukan strategi intervensi yang meliputi aspek sosial, kebijakan, dan teknologi untuk menjaga keberlanjutan fungsi ekologisnya. ......In 2017, the Citarum River Basin Center noted that pollution of the Citarum River, especially the upstream watershed, continued to experience an increase marked by a significant decrease. 47.1% of the Upper Citarum watershed is polluted with a total of 280 tons of waste per day. This study aims to analyze the vulnerability index which includes: variations in water resources, water scarcity, water exploitation, water pollution, natural capacity, physical capacity, social capital, and economic capacity. The results of the vulnerability analysis are the basis to maintain the sustainable. The research method used is a combination of spatial analysis methods, statistical analysis, SEM and questionnaires. The results showed a vulnerability index value of 1, which means the environmental conditions in the Upper Citarum watershed area are bad and require restoration. This condition requires various parties to carry out intervention strategies covering social, policy and technological aspects to maintain the sustainability.
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Ogiee Rakha Fauzan
Abstrak :
ABSTRAK
Peningkatan jumlah penduduk merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari. Di Indonesia sendiri terdapat kurang lebih 271 juta jiwa dan 56% diantaranya hidup di Pulau Jawa (Badan Pusat Statistik, 2014). Sehingga menyebabkan intensitas kegiatan antropogenik meningkat, mengakibatkan limpasan limbah yang dibuang ke dalam sistem sungai menjadi besar. Pencemaran ini dapat ditemui baik pada kolom air maupun sedimen yang telah terakumulasi dalam kurun waktu yang cukup lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pencemar pada sungai perkotaan yang terletak pada kawasan Jabotabek, menganalisis hubungan antara tata guna lahan dengan kualitas sungai dan memberikan rekomendasi terkait opsi remediasi untuk diimplementasikan. Perolehan data dilakukan dengan pengambilan sampel yang terletak di hulu Sungai Ciliwung dan beberapa titik yang tersebar di kawasan Jabotabek. Pengujian yang dilakukan mencakup parameter organik dan unsur logam berat. Parameter organik berupa DO, TN, TP, TOC, pH, suhu dan TSS. Hasil analisis tata guna lahan dan jarak garis lurus tiap pengambilan sampel terhadap hilir Sungai Ciliwung dikaitkan terhadap data yang telah didapati dari pengujian sampel. Analisis logam berat dilakukan dengan menghitung nilai geoaccumulation index, dimana komposisi logam berat tiap titik pengambilan sampel dibandingkan dengan background value atau hulu Sungai Ciliwung. Ditemukan bahwa terdapat unsur-unsur seperti Mn, Cr, Ni, Eu, Mo, Yb dan Re yang menjadi beban pencemaran terbesar pada lokasi-lokasi tersebut. Setelah melalui perhitungan geoaccumulation index, didapati Sungai Mookervart tergolong dalam pencemaran ekstrem. Sehingga Sungai Mookervart merupakan opsi utama dalam melakukan pemulihan melalui metode remediasi. Metode remediasi yang direkomendasikan adalah pengerukan atau dredging dikarenakan geometri dari Sungai Mookervart yang cenderung kecil. Secara teknis, pengerukan Sungai Mookervart sepanjang 2,16 km membutuhkan biaya sekitar 8 miliar rupiah dengan lama pengerjaan 10 hari untuk menyelesaikan remediasi.
ABSTRACT
Population growth is an unavoidable phenomenon. There are a total of 271 million people living in Indonesia, with 56% of the majority resides in Java Island (Badan Pusat Statistik, 2014). This growth and intensity caused the escalation of antrophogenic activities, leading to an increase in quantity of waste water being discharged into the river causing  many environmental problems such as pollution. The polluted water could be broken down into two parts, pollution in water compartments and sediment compartments. The purposes of this research are to identify the pollution in urban rivers, analyze the correlation between landuse and river quality and recommending the best remediation option to implement. The data on this research are gained by doing sampling in various places including upstream of Ciliwung River and many locations that are spread on the Jabotabek region. The examination of samples includes organic parameters and heavy metal elements. The organic parameters includes DO, TN, TP, TOC, pH, temperature and TSS. The results on landuse and straight line distance of every sampling locations against downstream of Ciliwung River are to be correlated on the results of examinated samples. Geoaccumulation Index is used to analyze the rate of antrophogenic intensity through the quality of sediments. The results composition of heavy metals elements on every sampling locations are compared to the background value which is the upstream of Ciliwung River. There are many elements that standout on the analyzing proceess including Mn, Cr, Ni, Eu, Mo, Yb and Re. By doing the geoaccumulation index, Mookervart River is considered the most polluted river and categorized in extreme pollution. Which, makes it the priority to recover by remediation process. The remediation process used is dredging because of the geometry of the river that are considered narrow. Technically, the object of dredging in Mookervart River span around 2,16 km and would take around 8 billion rupiah to complete within 10 days of labor.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Ogiee Rakha Fauzan
Abstrak :
Pertambahan penduduk merupakan fenomena yang tidak dapat dihindarkan. Di Indonesia sendiri terdapat kurang lebih 271 juta jiwa dan 56% diantaranya tinggal di pulau Jawa (Badan Pusat Statistik, 2014). Hal ini menyebabkan intensitas aktivitas antropogenik meningkat, sehingga mengakibatkan limpasan limbah yang besar yang dibuang ke sistem sungai. Pencemaran ini dapat ditemukan baik di kolom air maupun di sedimen yang telah terakumulasi dalam jangka waktu yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi polutan di sungai-sungai perkotaan yang berada di wilayah Jabodetabek, menganalisis hubungan antara penggunaan lahan dan kualitas sungai dan memberikan rekomendasi mengenai opsi remediasi yang akan dilaksanakan. Pengambilan data dilakukan dengan mengambil sampel yang berada di hulu Sungai Ciliwung dan beberapa titik yang tersebar di wilayah Jabodetabek. Pengujian yang dilakukan meliputi parameter organik dan unsur logam berat. Parameter organik berupa DO, TN, TP, TOC, pH, suhu dan TSS. Hasil analisis tata guna lahan dan jarak garis lurus setiap pengambilan sampel ke bagian hilir Sungai Ciliwung dikaitkan dengan data yang telah diperoleh dari pengujian sampel. Analisis logam berat dilakukan dengan menghitung nilai indeks geoakumulasi, dimana komposisi logam berat pada setiap titik pengambilan sampel dibandingkan dengan nilai latar belakang atau hulu Sungai Ciliwung. Ditemukan adanya unsur-unsur seperti Mn, Cr, Ni, Eu, Mo, Yb dan Re yang menjadi beban pencemaran terbesar di lokasi tersebut. Setelah melalui perhitungan indeks geoakumulasi, ditemukan bahwa Sungai Mookervart tergolong pencemaran ekstrim. Sehingga Sungai Mookervart menjadi pilihan utama dalam melakukan pemulihan melalui metode remediasi. Metode remediasi yang disarankan adalah pengerukan atau dredging karena geometri Sungai Mookervart cenderung kecil. Secara teknis, pengerukan Sungai Mookervart sepanjang 2,16 km akan menelan biaya sekitar 8 miliar rupiah dan membutuhkan waktu 10 hari untuk menyelesaikan perbaikan.
Population growth is an unavoidable phenomenon. In Indonesia alone there are approximately 271 million people and 56% of them live on the island of Java (Central Bureau of Statistics, 2014). This causes the intensity of anthropogenic activity to increase, resulting in large waste runoff being discharged into the river system. This pollution can be found both in the water column and in sediments that have accumulated over a long period of time. This study aims to identify pollutants in urban rivers located in the Greater Jakarta area, analyze the relationship between land use and river quality and provide recommendations on remediation options to be implemented. Data collection was carried out by taking samples in the upper reaches of the Ciliwung River and several points scattered in the Greater Jakarta area. The tests carried out include organic parameters and heavy metal elements. Organic parameters in the form of DO, TN, TP, TOC, pH, temperature and TSS. The results of the land use analysis and the straight line distance of each sampling to the lower reaches of the Ciliwung River are associated with the data that has been obtained from sample testing. Heavy metal analysis was carried out by calculating the geoaccumulation index value, where the composition of heavy metals at each sampling point was compared with the background value or the upstream of the Ciliwung River. It was found that the presence of elements such as Mn, Cr, Ni, Eu, Mo, Yb and Re which became the biggest pollution burden at that location. After going through the calculation of the geoaccumulation index, it was found that the Mookervart River is classified as extreme pollution. So that the Mookervart River becomes the main choice in carrying out recovery through the remediation method. The recommended remediation method is dredging or dredging because the geometry of the Mookervart River tends to be small. Technically, dredging the 2.16 km Mookervart River would cost around IDR 8 billion and take 10 days to complete the repairs.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Indriany
Abstrak :
Sungai Cakung merupakan sungai yang berada di Jakarta dan melintasi kawasan padat penduduk serta menjadi tempat penampungan limbah industri. Permasalahan pada penelitian ini yaitu telah terjadi penurunan kualitas air Sungai Cakung yang menyebabkan sungai ini tidak dapat digunakan sesuai peruntukkannya. Pencemaran ini juga dapat menyebabkan rusaknya keanekaragaman biota di daerah muara Cilincing yang berperan penting dari sisi ekologis. Tujuan akhir dari penelitian ini adalah menyusun strategi pengendalian pencemaran yang berkelanjutan. Metode yang digunakan merupakan metode gabungan dengan analisis deskriptif, pemodelan daya tampung beban pencemaran menggunakan QUAL2Kw dan analisis SWOT. Hasil penelitian ini yaitu status mutu air Sungai Cakung tercemar berat dan beban pencemar yang masuk sudah melebih daya tampung alami sungai. Di sisi lain, faktor sosial ekonomi berpengaruh pada kepemilikan sarana sanitasi yang akan berdampak pada kualitas sungai. Kesimpulan penelitian ini yaitu strategi yang terpilih adalah strategi bertahan dengan terus membenahi indikator kelemahan dan ancaman terhadap pengendalian pencemaran Sungai Cakung. ......The Cakung River is a river in Jakarta that crosses densely populated areas and serves as a storage area for industrial waste. The problem addressed in this study is the decreasing water quality of the Cakung River, which hinders its designated use. This pollution also poses a threat to the diversity of biota in the Cilincing estuary area, which plays a crucial ecological role. The ultimate objective of this research is to develop a sustainable pollution control strategy. The methodology employed combines descriptive analysis, pollution load capacity modeling using QUAL2Kw, and SWOT analysis. The findings of this study reveal that the water quality status of the Cakung River is severely polluted, with the incoming pollutant load surpassing the river's natural carrying capacity. Furthermore, socio-economic factors influence the availability of sanitation facilities, thereby affecting the river's quality. In conclusion, the chosen strategy is a survival strategy that involves continuously improving the indicators of weaknesses and threats to pollution control in the Cakung River.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Meliyandoko
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang diadakannya penelitian ini adalah banyaknya kasus pencemaran air sungai akibat limbah industri khususnya di Bekasi. Pencemaran air itu merupakan masalah dalam menjaga kelestarian lingkungan dan merugikan masyarakat Meskipun pemerintah daerah telah melakukan pengawasan tintuk mencegah terjadinya pencemaran air, tetapi pencemaran air Kali Sadang masih terns berlangsung. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan pengawasan vang diiakukan oleh Pemerintah Daerah Bekasi terhadap pencemaran dan pembuangan limbah oleh industri ke Kali Sadang, Bekasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yang beisifat deskriptif. Untuk menggambarkan pengawasan yang dilaknkan oleh Pemermtah Daerah Bekasi sudah dilakukan pengamatan dan wawancara terhadap beberapa orang daii instansi-instansi yang mempunyai wewenang untuk melakukan pengawasan terhadap pembuangan limbah cair. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pengawasan terhadap pembuangan limbah industri cenderung pasif dan tidak diterapkan secara efektif. Hal ini terjadi karena adanya hambatan yaitu: kurangnya jumlah petugas yang melakukan pengawasaiv kurangnya jumlah petugas yang mempunyai keahlian dalam memeriksa limbah tidak terkoordinasinya pelaksanaan pengawasan, kurang peralatan penunjang dan ketidakjelasan dalam peraturan perundang-undangan. Selain itu ditemukan juga beberapa koncUsi yang menunjang berlangungnya pencemaran, yaitu: ketidaksesuaian peruntukan kali Sadang, penyimpangan dalam prosedur pendirian industri, tidak dilakukannya pemantauan kualitas air sungai dan tidak efektifnya sanksi yang diterapkan. Hal-hal yang disebutkan di atas menjelaskcin mengapa dengan pengawasan yang dilakukan selama ini pencemaran air di Kali Sadang dapat terus berlangsung.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
S6268
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library