Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asri Puspitasari
"Obesitas merupakan salah satu masalah gizi pada dewasa. Prevalensi obesitas pada dewasa di beberapa negara cukup tinggi, bahkan pada penderita hipertensi menunjukkan angka yang sangat tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas pada penderita hipertensi. Penelitian dilakukan di Puskesmas Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat menggunakan desain cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah sebanyak 105 responden laki-laki dan perempuan umur 30-65 tahun.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 49,5 % responden mengalami obesitas. Ada hubungan signifikan antara asupan energi, asupan karbohidrat, asupan protein, asupan lemak, dan riwayat obesitas keluarga (p < 0,05) dengan kejadian obesitas. Perlunya pembatasan asupan zat gizi makro untuk mencegah terjadinya obesitas. Selain memerhatikan asupan makanan, untuk mencegah obesitas dapat dilakukan dengan mengurangi tingkat stres dan peningkatan aktivitas fisik.

Obesity is one of the nutritional problems in adults. The prevalence of obesity in adults in some countries is quite high, even in hypertension patients showed a very high number. The aim of this study is to know the factors associated with obesity in hypertension patients. This research was conducted at PHC Bojonggede, Bogor Regency, West Java using cross sectional study design. Sampling using purposive sampling method. The sample in this study amounted to as much as 105 respondents men and women aged 30-65 years.
The results showed that 49,5 % of respondents experiencing obesity. There is a significant relationship between energy intake, carbohydrate intake, protein intake, fat intake and history of family obesity (p < 0,05) with obesity. The limitation of total macronutrients intake in diet need to prevent obesity. In addition to pay attention to food intake, to prevent obesity can be done by reducing levels of stress and increased physical activity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60872
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feronita
"Dalam penelitian yang berhubungan dengan perbandingan dua disbribusi kebahahan hidup, sering dijumpai bahwa data yang diperoleh tidak diketahui distribusinya. Untuk memecahkan masalah ini diperlukan suatu metode statistik non parametrik. Tugas akhir ini mempelajari beberapa metode non parametrik untuk membandingkan dua distribusi ketahanan hidup, diantaranya adalah Taksiran Product-Limit dari Kaplan-Meier yang digunakan untuk membandingkan dua kurva ketahanan hidup secara grafis dan beberapa pengujian yaibu uji Cox-Mantel, uji Logrank, perluasan uji Wilcoxon dan uji F dari Cox. Aplikasi dari beberapja metode non parametrik ini diharapkan unbuk mengetahui faktor—faktor yang mempengaruhi ketahanan hidup penderita hipertensi krisis berdasarkan data pengamatan di RS Janbung Harapan Kiba tahun 1986-1991 yang dilakukan oleh dr. Jusdiono. Hasil empirik menunjukkan bahwa faktor kontrol tekanan darah, kadar ureum pada ginjal dan Left Ventricular Hyperbrophy (LVH) pada elektrokardiografi mempengaruhi ketahanan hidup pasien hipertensi krisis."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Iqbal
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3079
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Tri Hastuti
"ABSTRAK
Penyakit degeneratif hipertensi atau penyakit darah tinggi adalah suatu
keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal
yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian
(mortalitas). Umumnya 15% dari penderita hipertensi akan menderita stroke, lalu
sekitar 10% menderita penyakit ginjal dan 75% akan menderita penyakit jantung.
Untuk mengatasi hal itu caranya adalah taat dalam mengonsumsi obat, diet yang
seimbang dan mengikuti pola hidup sehat.
Medical adherence atau kepatuhan seorang pasien terhadap saran-saran
yang diberikan oleh dokternya menjadi sangat penting dalam pengobatan
hipertensi, karena apabila pasien menghentikan pengobatan secara sepihak tanpa
berkonsultasi dengan dokter atau ahli, maka hal tersebut dapat berakibat sangat
fatal seperti kenaikan tekanan darah secara tiba-tiba, bahkan dapat mengakibatkan
kematian yang disebabkan adanya komplikasi dari serangan jantung atau stroke.
Morris (1990) mengatakan bahwa individu yang memiliki internal health
locus of control yakin status kesehatan dirinya dipengaruhi oleh perilakunya
sendiri. Mereka memiliki perilaku sehat yang positif, berusaha lebih giat untuk
mendapatkan kesehatan, dan mereka lebih bertanggung jawab terhadap kebutuhan
kesehatannya seperti mencegah dari berbagai penyakit, mengobati diri sendiri
apabila sakit, dan mencari informasi mengenai kesehatan mereka. Sebaliknya, pada individu yang memiliki external locus of control, lebih pasif dalam menjaga
kesehatan diri mereka, kurang melakukan aktivitas fisik, dan kurang mencari
informasi dalam menjaga kesehatan.
Subyek penelitian adalah penderita hipertensi yang berusia 40 - 65 tahun di
Jakarta. Jumlah sampel sebanyak 36 orang yang terdiri dari 19 orang wanita dan 17
orang pria. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah incidental
sampling. Alat yang digunakan untuk mengukur health locus of control adalah
skala multidimensional health locus of control yang disusun oleh Wallston dkk
(1978) dan alat yang digunakan untuk mengukur medical adherence adalah skala
medical adherence yang disusun oleh peneliti.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
positif antara internal health locus of control dan medical adherence, yang artinya
semakin internal subyek maka semakin taat dalam mematuhi saran-saran medis
yang diberikan oleh dokter/ahli kesehatan lainnya. Hasil lainnya menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang negatif antara chance health locus of control dan
medical adherence yang berarti semakin eksternal subyek maka ia semakin kurang
taat dalam mematuhi saran medis. Dan tidak ada hubungan yang signifikan antara
powerful others health locus of control dan medical adherence.
Berdasarkan hasil tersebut, diharapkan agar para dokler/ahli kesehatan
lainnya dapat menciptakan suatu kondisi yang dapat membentuk health locus of
control yang internal pada diri pasien sehingga pasien dapat memiliki ketaatan
terhadap saran medis yang tinggi dan hipertensi yang dimiliki oleh pasien dapat
dikontrol dan tidak mengakibatkan efek yang fatal."
2004
S3326
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratia Radiani
"Meningkatnya jumlah penderita hipertensi dan belum diketahui bagaimanapengendalian hipertensi di wilayah Puskesmas Telagasari, dapat menimbulkanpermasalahan kesehatan yang sangat serius dan berdampak besar pada kualitashidup apabila tidak mendapatkan perhatian dan penanganan yang intensif.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungandengan kepatuhan penderita hipertensi dalam pengendalian tekanan darah diwilayah Puskesmas Telagasari Kabupaten Karawang. Penelitian ini merupakanpenelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Sampel penelitiansebanyak 125 penderita hipertensi yang diambil dengan teknik consecutivesampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan kuesioner.Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 59,2 responden memiliki tingkatkepatuhan yang buruk. Ada hubungan yang bermakna antara keterpaparaninformasi p=0,001 dan pengetahuan p=0,016 dengan kepatuhan penderitahipertensi dalam pengendalian tekanan darah. Faktor yang paling dominanberhubungan dengan kepatuhan adalah keterpaparan informasi. Penderitahipertensi dengan keterpaparan informasi yang tinggi berpeluang untuk memilikitingkat kepatuhan yang baik sebesar 2,7 kali lebih besar dibandingkan penderitahipertensi dengan keterpaparan informasi rendah setelah dikontrol denganvariabel pengetahuan dan dukungan keluarga 95 CI; 1,13-6,26 . Dari hasilpenelitian ini perlu peningkatan upaya promosi kesehatan untuk meningkatkankepatuhan dalam pengendalian tekanan darah serta perlu kerjasama dengan lintassektor lainnya termasuk swasta.

The increased number of patients with hypertension and the lack of information tocontrol hypertension in Telagasari Public Health Center can lead to serious healthproblems and will give a big impacts on quality of life if there is no seriousconcern and intensive treatment. The purpose of this research is to analyze thefactors related to the adherence of the patience with hypertension in controlingblood pressure in Telagasari Public Health Center. Quantitative method and crosssectionaldesign were used to analyze the data. The writer using consecutivesampling methods by interviewing 125 the respondents with hypertension usingquestionaire. The results showed that 59.2 respondents were having pooradherence. There was a significant correlation between exposure of information p 0,001 and knowledge p 0,016 with adherence of hypertension patient inblood pressure control. The most dominant factor associated with adherence is theexposure of information. Hypertensive patients with high information exposurehas an opportunity to have a good adherence level of 2.7 times greater thanhypertensive patients with lower information exposure after controlling for thevariables of knowledge and family support 95 CI 1,13 6,26 . The result of thisresearch shows that it need to improve health promotion efforts in order toimprove adherence in controlling blood pressure and need good cooperation withother cross sector including private."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inggriani Priscilia
"Kurang aktivitas fisik telah menjadi masalah kesehatan di dunia yang dapat berdampak kepada 9 kematian dini di seluruh dunia. Kurang aktivitas fisik pada penderita hipertensi dapat menyebabkan tidak terkontrolnya tekanan darah yang dapat menyebabkan penyakit komplikasi pada penderita hipertensi. Ada beberapa faktor yang menyebabkan penderita hipertensi tidak melakukan aktivitas fisik secara rutin. Tujuan umum penelitian ini adalah diketahuinya hubungan antara durasi tidur dan faktor lainnya dengan aktivitas fisik pada penderita hipertensi di Puskesmas Tegal Gundil Kota Bogor tahun 2017. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Responden dalam penelitian ini sebanyak 97 responden di Puskesmas Tegal Gundil Bogor. Aktivitas fisik ditentukan berdasarkan perhitungan dari kuesioner GPAQ, durasi tidur, kualitas tidur, stres, dan indeks massa tubuh diketahui melalui kuesioner PSQI, PSS, dan dilakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan. Hasil penelitian ini menunjukan sebesar 32 responden memiliki aktifitas fisik lsquo;tidak aktif. Pada analisis bivariat menunjukkan hubungan antara usia dengan aktiivtas fisik. Oleh karena itu Puskesmas diharapkan memberikan edukasi mengenai melakukan aktivitas fisik secara rutin untuk penderita hipertensi dan meningkatkan program senam pagi di Puskesmas.

Physical inactivity has become a health problem in the world that could impact 9 of premature deaths in worldwide. Lack of physical activity in hypertension patients can lead to uncontrolled blood pressure that can lead to complications of disease on hypertension patients. There are several factors that can cause the hypertension patients sufferers to not do physical activity on a regular basis. The general purpose of this study is to know the relationship between sleep duration and other factors woth physical activity in hypertension patients at Puskesmas Tegal Gundil Bogor City in 2017. This study used cross sectional design. There is 97 respondent of this research at Puskesmas Tegal Gundil bogor. Physical activity was determined on basis of calculations from GPAQ questionnaire, sleep duration, sleep quality, stress, and body mass index known through PSQI, PSS, and weight and height measurements. The results of this study showed that 32 of respondents have physical activity 39 not active 39. The bivariate analysis shows the relationship between age and physical activity. Therefore Puskesmas is expected to give education about doing physical activity routinely for hypertension patient and improve morning gymnastics program at Puskesmas."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurnia Hariyani Sudarman
"Sebanyak 40 kematian yang diakibatkan hipertensi tidak terkendali, salahsatunya karena ketidakpatuhan diet, Makanan yang dimakan akan berpengaruh terhadapkestabilan tekanan darah. Dietary Approach to Stop Hypertension for Indonesian DASHI direkomendasikan karena dapat mengendalikan tekanan darah bagi penderitahipertensi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kepatuhan diet DASHIterhadap perbedaan tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi usia 25-65 tahun.
Desain penelitian ini adalah studi longitudinal yang dilakukan dari bulan Meihingga September 2017, dengan menggunakan data primer. Hasil uji Reapeted MeasureAnova menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh kepatuhan diet DASHI terhadapperbedaan tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi, namunberdasarkan perbandingan pada setiap hasil pengukuran terdapat perbedaan perubahantekanan darah sistolik dan diastolik berdasarkan kepatuhan diet DASHI diantaranyaadalah pengukuran bulan pertama dibandingkan bulan ketiga, serta pengukuran bulankedua dibandingkan dengan bulan ketiga, dengan nilai p-value

As many as 40 of deaths caused by uncontrolled hypertension, one of them dueto dietary disobedience, Food eaten will affect the stability of blood pressure. DietaryApproach to Stop Hypertension for Indonesian DASHI is recommended, because it cancontrol blood pressure for people with hypertension. The purpose of this study to seewhether there is influence of DASHI diet adherence to differences in systolic anddiastolic blood pressure changes in patients with hypertension 25 65 years old.
The design of this study was a longitudinal studies conducted from May to September 2017 usingprimary data. There is no effect of dietary compliance DASHI on the difference ofsystolic and diastolic blood pressure in hypertensive patients, but based on the comparisonon each measurement result there is difference of systolic and diastolic blood pressurechanges based on DASHI diet compliance including first month compared to third month,and second month measurement compared with third month, with p value
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50451
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Apsari
"Kepatuhan diet penderita hipertensi yang tidak baik dapat mempengaruhi upaya dalam pengontrol tekanan darah dan dapat meningkatkan risiko komplikasi. Diet Approach to Stop Hypertension (DASH) merupakan salah satu diet yang direkomendasikan untuk mengendalikan tekanan darah bagi penderita hipertansi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kepatuhan diet DASH terhadap pengendalian tekanan darah pada penderita hipertensi di Puskesmas Kemiri Muka Kota Depok. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain Cross Sectional. Peneliti menggunakan data sekunder dari penelitian ”Hubungan Kebiasaan Minum Kopi dan Faktor Lainnya dengan Pengendalian Tekanan Darah Pasien Hipertensi di Puskesmas Kemiri Muka Tahun 2023”. Pengolahan data sekunder dilakukan pada bulan April-Mei 2024. Total sampel pada penelitian ini adalah 156 penderita hipertensi usia >18 tahun yang berobat dan kontrol rutin setiap bulan serta merupakan peserta Prolanis dan Posbindu di Puskesmas Kemiri Muka Kota. Data dianalisis menggunakan uji chi square dan regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukan 68,6% responden memiliki tekanan darah tidak terkendali dan 59,4% responden pada kategori tidak patuh dalam pelaksanaan diet hipertensi DASH. Hasil uji statistik diketahui nilai p-value 0,985 dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel kepatuhan diet DASH dengan tekanan darah responden dalam penelitian ini. Variabel usia menjadi variabel yang mempengaruhi pengendalian tekanan darah (p-value <0,05).

Non-compliance with the diet among hypertensive patients can affect efforts to control blood pressure and may increase the risk of complications. The Diet Approach to Stop Hypertension (DASH) is one of the recommended diets for managing blood pressure in hypertensive patients. This study aimed to determine adherence to the DASH diet in controlling blood pressure among hypertensive patients at the Kemiri Muka Public Health Center in Depok City. This research was a quantitative study with a cross-sectional design. Researchers used secondary data from the study "Relationship between Coffee Drinking Habits and Other Factors with Blood Pressure Control in Hypertensive Patients at the Kemiri Muka Public Health Center 2023". Data processing was conducted from April to May 2024. The total sample in this study was 156 hypertensive patients aged >18 years who received regular treatment and monthly check-ups and were participants in the Prolanis and Posbindu at Kemiri Muka Public Health Center. The data were analyzed using the chi-square test and logistic regression. The results of this study showed that 68.6% of respondents had uncontrolled blood pressure, and 59,4% of respondents were categorized as non-compliant in implementing the DASH hypertension diet. Statistical tests revealed a p-value of 0.985, indicating that there was no significant relationship between adherence to the DASH diet and respondents' blood pressure in this study. Age was identified as variable influencing blood pressure control (p-value <0.05).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hana
"ABSTRAK Hipertensi dan hiperkolesterol merupakan penyebab terjadinya penyakit jantung koroner (PJK) sehingga adanya hiperkolesterolemia pada penderita hipertensi akan meningkatkan risiko terjadinya PJK. Obesitas sentral menggambarkan penumpukan lemak di perut yang dapat mengakibatkan adanya keabnormalan jumlah lipid dalam darah, ketika terjadi pada penderita hipertensi dapat menimbulkan progresifitas terjadinya kolesterol darah tinggi dan berisiko menyebabkan aterosklerosis dan penyakit jantung. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan lingkar pinggang dan faktor lainnya dengan kejadian hiperkolesterolemia pada penderita hipertensi. Penelitian ini adalah studi kuantitaf melalui data sekunder dengan desain Cross Sectional. Menurut hasil uji multivariat dengan regresi logistik ganda menunjukan terdapat hubungan antara lingkar pinggang, jenis kelamin dan umur setelah dikontrol oleh variabel aktifitas fisik. Jenis kelamin sebagai faktor risiko yang paling berhubungan dengan kejadian
hiperkolesterolemia dengan risiko 8,5 kali lebih tinggi pada perempuan dibandingkan laki-laki. Uji stratifikasi lingkar pinggang menurut jenis kelamin pada penderita hipertensi dengan kasus obesitas sentral didapatkan hubungan yang signifikan bahwa penderita obesitas sentral perempuan memiliki risiko mengalami hiperkolesterolemia sebanyak 5,5 kali dibandingkan obesitas sentral pada laki-laki dengan nilai p <0,05. Terdapat hubungan yang signifikan antara lingkar pinggang dengan kejadian hiperkolesterolemia, pada perempuan yang obesitas sentral lebih berisiko mengalami hiperkolesterolemia dibandingkan laki-laki yang obesitas sentral.

ABSTRACT
Hypertension and hypercholesterolemia are the causes of coronary heart disease (CHD) so that the presence of hypercholesterolemia in patients with hypertension will increase the risk of CHD. Central obesity describes the accumulation of fat in the stomach which can lead to abnormalities in the amount of lipids in the blood, when it occurs in patients with hypertension can lead to progression of the occurrence of high blood cholesterol and the risk of causing atherosclerosis and heart disease. The purpose of this study was to determine the relationship of waist circumference and other factors with the incidence of hypercholesterolemia in patients with hypertension. This research is a quantitative study through secondary data with Cross Sectional design. According to the results of multivariate tests with multiple logistic regression, there was a relationship between waist circumference, gender and age after being controlled by physical activity variables. Gender as a risk factor most associated with the incidence of hypercholesterolemia with a risk 8.5 times higher in women than men, then carried out waist circumference stratification test by sex in hypertensive patients with cases of central obesity found a significant relationship that central obesity patients women have a risk of experiencing hypercholesterolemia as much as 5.5 times more than central obesity in men with a value of p <0.05. There is a significant relationship between waist circumference and the incidence of hypercholesterolemia in women who are obese obese at greater risk of hypercholesterolemia than men who are obese central.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52038
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kaihatu, V.A.M.
"Dietary diseases adalah penyakit yang merupakan hasil dari malnutrisi yang diderita individu, sedangkan infectious diseases adalah penyakit akibat masuknya benda berbahaya atau mikroorganisme asing di dalam tubuh individu (Sarafino, 1990). Hipertensi termasuk dalam dietary diseases dan kini makin banyak dialami oleh individu dalam masyarakat. Prevalensi hipertensi berkisar antara 10 sampai dengan 20 persen penduduk dewasa Indonesia. (Kumala, 2000). Ada 2 jenis hipertensi, yaitu hipertensi sekunder (secondary hypertension) dan hipertensi esensial (essential hypertension). Essential hypertension adalah jenis hipertensi yang penyebab utamanya tidak dapat diketahui secara pasti, namun faktor-faktor yang mungkin menjadi pemicunya adalah obesitas, elemen-elemen pola makan (diet), konsumsi alkohol yang berlebihan, ketidakaktifan fisik, sejarah hipertensi dalam keluarga dan juga faktor-faktor psikososial, misalnya: stres dan perilaku emosional (Sarafino, 1990).
Tiap individu memiliki respon yang berbeda-beda terhadap stres. Variasi ini sering kali muncul sebagai hasil dari faktor psikologis dan faktor sosial yang memodifikasi pengaruh stresor terhadap individu. Salah satu cara individu untuk berespon terhadap stresor adalah dengan melakukan coping. Coping merupakan cara yang dapat dilakukan dalam mengatasi stres (Sarafino, 1990). Coping yang dilakukan individu untuk mengatasi situasi stres mungkin bervariasi dan tidak selalu memberikan penyelesaian. Namun selain untuk memperbaiki atau mengatasi masalah, coping juga dapat menolong seseorang untuk mengubah pemahaman akan suatu masalah, melakukan toleransi atau menerima akibat yang ditimbulkan oleh masalah, bahkan untuk menghindari situasi tersebut (Lazarus &Folkman, 1984b; Moos & Schaefer, 1986, dalam Sarafino, 1998).
Coping memiliki dua dimensi luas (Lazarus & Folkman dalam Sarafino, 1990), yaitu problem-focused coping dan emotional-focused coping. Cara lain untuk memodifikasi stres sehingga mengurangi pengaruhnya terhadap kesehatan adalah dengan memunculkan dukungan sosial (social supporf) kepada individu. Dukungan sosial menurut Cobb, Gentry & Kobasa, Walston, Alagna, DeVellis & DeVellis, Wills (dalam Sarafino, 1990) merujuk pada adanya perasaan nyaman, perhatian, kepercayaan, dukungan moral dan bantuan yang diperoleh individu dari orang atau kelompok lain.
Dukungan-dukungan ini dapat berasal dari berbagai pihak seperti significant others yang dimiliki individu atau rekan kerja, dokter maupun komunitas organisasi yang diikuti oleh individu. Lima klasifikasi dasar dari dukungan sosial (social supporf) yang dikemukakan oleh Cohen & McKay, Cutrona & Russel, House, Schaefer, Coyne & Lazarus (dalam Sarafino, 1990) adalah emotional supporf, esteem supporf, tangible atau instmmental supporf, informational supporf dan network supporf. Penekanan dalam penelitian ini adalah pada dukungan sosial berupa emotional supporf. Dukungan ini diberikan dalam bentuk ekspresi empati, caring dan kepedulian terhadap individu yang bersangkutan. Berdasarkan latar budaya yang ada di Indonesia, tugas dan kewajiban perempuan masih sangat erat dikaitkan dengan pengelolaan, pemeliharaan dan perawatan keluarga. Sehubungan dengan hal ini, fungsi perempuan dalam rumah tangga masih mendominasi bagian pengaturan pemenuhan kebutuhan keluarga.
Dengan demikian, pemilihan gaya hidup dan pola nutrisi keluarga juga diserahkan pada perempuan, khususnya pada ibu rumah tangga. Pengaturan mengenai makanan dan minuman menjadi tanggung jawab mereka sehingga pada akhirnya mempengaruhi kondisi kesehatan keluarganya. Bila seorang ibu rumah tangga menderita hipertensi, maka ia harus mengubah pola makannya dan mengikuti diet tertentu untuk mempertahankan tekanan darahnya di posisi normal. Hal ini berarti pola makannya berbeda dengan pola makan keluarganya. Peneliti kemudian tertarik untuk melakukan penelitian terhadap ibu rumah tangga yang menderita hipertensi sehingga harus mengubah pola makannya, namun harus tetap mengatur pola makan keluarganya.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran stres, coping dan dukungan sosial yang diterima oleh ibu rumah tangga penderita hipertensi. Penelitian ini menggunkan metode kualitatif dengan dua cara pengumpulan data yaitu wawancara dan observasi. Subyek penelitian terdiri dari empat orang ibu rumah tangga yang tinggal dengan minimal seorang anak yang mengikuti pola makan ibunya.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa masing-masing subyek umumnya memiliki pola stres dan coping yang sama. Mereka mengalami tahapan yang sama dalam mempersepsikan kondisi sakitnya, menilai sumber-sumber daya coping yang dimiliki dan pada akhirnya menggunakan strategi-strategi coping sesuai sumber daya yang mereka miliki. Keempat subyek memiliki dukungan sosial yang lengkap, mencakup lima klasifikasi dasar dari dukungan sosial yang dikemukakan oleh Cohen & McKay, Cutrona & Russel, House, Schaefer, Coyne & Lazarus (dalam Sarafino, 1990). Namun demikian, dukungan emosional yang diberikan oleh anak subyek dalam bentuk mengikuti pola makan yang sama ternyata tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap keadaan stres dan coping subyek dalam menghadapi penyakit hipertensi yang dideritanya.
Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah mengenai kelengkapan data tentang faktor penyebab penyakit hipertensi yang diderita oleh masing-masing subyek. Untuk itu perlu diadakan penelitian dengan pendekatan yang lebih menyeluruh terhadap subyek penelitian sehingga faktor-faktor yang berpengaruh dapat diteliti lebih lanjut. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif sehingga data yang diperoleh dapat saling melengkapi. Selain itu, penelitian juga dapat dikembangkan untuk meneliti stres dan coping yang dialami oleh individu yang anggota keluarganya menderita hipertensi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3209
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>