Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Pramesthi Widya Hapsari
"Perilaku makan berisiko pada remaja dapat menghambat remaja memperoleh asupan gizi yang seimbang. Salah satu cara yang efektif dalam merubah perilaku tersebut adalah menggunakan pendekatan pendidikan gizi berbasis sekolah. Namun, sebagian besar penelitian tentang pendidikan gizi berbasis sekolah masih kurang mengeksplorasi tentang persepsi siswa dalam implementasinya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi implemetasi pendidikan gizi berbasis kesehatan dari pandangan siswa. Pada penelitian ini 15 FGD Focus Group Discussion digunakan sebagai data utama yang dilengkapi oleh 27 wawancara mendalam kepada pihak sekolah dan beberapa narasumber sebagai triangulasi. Penelitian ini menemukan adanya kesenjangan antara keinginan siswa dengan kemampuan guru dalam metode pengajaran. Selain itu pendapat siswa terkait metode pendidikan gizi menunjukkan pentingnya menerapkan berbagai macam metode dalam menjadikan pendidikan sebagai cara yang efektif dalam perubahan perilaku remaja. Kesimpulannya, implementasi pendidikan gizi dapat didukung dengan memfasilitasi guru dengan rencana belajar yang tidak hanya berisi informasi gizi namun juga berisi berbagai macam metode pengajaran. Selain itu, mengintegrasikan pendidikan gizi melalui berbagai macam pendekatan yang lebih aplikatif sebagai contoh melalui kantin.

Several risky dietary behavior in adolescents can alter adolescents for accepting adequate food intake. The most suitable way to change the behavior is by using school based nutrition education. However, many studies in school based nutrition education were still lacking on the exploration of students rsquo perception on the implementation. This study aimed to explore the implementation of the school based nutrition education integrated into the school curriculum and its challenges through students, teachers, school principal and resource person. Fifteen focus group discussions with the students mainly used and 27 in depth interviews with the school teachers and other key informants as part of the triangulation. Result of the study showed showed the gap between what students want and teacher rsquo s ability in developing various learning method. Students preferences in nutrition education approach showed the importance of multiple strategies to make nutrition education as an effective way in behavior change of adolescence not only dissemination of nutrition information. In conclusion, implementation of nutrition education could be supported by facilitating teachers with a lesson plan that does not only provide nutrition knowledge but also provide various teaching methods. Furthermore, integrating nutrition education through multiple approaches that is more applicable, canteen for example.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Zulaekah
"Indonesia is still being challenged by nutritional problems, both under and over nutrition. The availability of various unhealthy food with attractive packaging combined with misconception of balance diet as 4 sehat 5 sempurna , might contribute to situation. This study aims at evaluating effectiveness of IEC strategy in changing knowledge, attitudes and practice regarding behavior diet among elementary school communities. The study design is a before and after, located at 2 public schools in depok, with 132 students grade 4 and 5 and their mother. Qualitative approach as well as baseline and endline surveys were used. Most students and their parents considered that balance diet is 4 sehat 5 sempurna. This knowledge was originated from their teachers teaching media. The teacher's knowledge was based on school reference book. Intervention has improved students main knowledge and attitude. While some pratices have improved there are others still need to be improved. It is concluded that IEC intervention is potential to change KAP of students. Teachers need to be supported by correct reference book to be in line with what they are teaching."
Universitas Muhamadiyah Surakarta, Fakultas Ilmu Kesehatan, Program Studi Gizi, 2010
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Zulaekah
"Anemia merupakan masalah kesehatan utama yang diderita 26,5% anak usia sekolah dan remaja di Indonesia. Dengan pendidikan gizi pada anak anemia di Sekolah Dasar diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan gizi dan pola makan sehingga akan meningkatkan asupan besi dan kadar hemoglobin. Penelitian ini bertujuan mempelajari efek suplementasi besi dan pendidikan gizi terhadap pengetahuan gizi dan kadar hemoglobin anak SD yang anemia. Desain penelitian ini Quasy experiment with pretest postest control group. Penelitian dilakukan pada 107 sampel yang dibagi menjadi tiga kelompok. Pengolahan data dilakukan dengan One Way Anova dan Kruskal Wallis Test untuk uji beda. Hasil penelitian menunjukkan kadar hemoglobin dan pengetahuan gizi pada ketiga kelompok mengalami peningkatan.
Peningkatan kadar hemoglobin terbesar pada kelompok suplementasi besi, vitamin C dan pendidikan gizi (2,89 poin), sedangkan peningkatan pengetahuan gizi terbesar pada kelompok suplementasi vitamin C dan pendidikan gizi (17,44 poin). Ada perbedaan bermakna perubahan pengetahuan gizi dan kadar hemoglobin anak SD yang anemia sebelum
dan sesudah intervensi pada ketiga kelompok intervensi. Disimpulkan Pendidikan gizi dipadukan dengan pemberian suplementasi besi dan vitamin C pada anak anemia akan memberikan hasil kenaikan kadar hemoglobin yang paling signifikan daripada pendidikan gizi atau suplementasi saja."
Depok: Fakultas Ilmu kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
KESMAS 5:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Qutratu Ainnur Maksum
"Anak-anak sangat rentan terhadap bencana alam, membutuhkan nutrisi yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangannya. ECCNE (Early Childhood Care and Nutrition Education), program unggulan SEAMEO RECFON, berkolaborasi dengan pemerintah Lombok Timur untuk mengimplementasikan tanggap darurat pasca gempa bumi tahun 2018. Program ini berfokus pada pemulihan gizi pasca bencana yang terintegrasi di pusat-pusat pendidikan anak usia dini, yang menargetkan penguatan pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Untuk memastikan keberlanjutan program, bukti hasil yang positif sangat penting. Studi ini mengevaluasi efektivitas biaya dari kegiatan ECCNE dalam meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak balita selama masa darurat. Keberhasilan diukur dengan menggunakan indikator pertumbuhan seperti kenaikan berat badan, pertumbuhan tinggi badan, dan kenaikan skor HAZ, serta perkembangan kognitif, bahasa, dan keterampilan motorik. Sampel penelitian ini terdiri dari 200 anak dalam kelompok intervensi dan 215 anak dalam kelompok kontrol. Data biaya diperoleh dari laporan internal, catatan keuangan pemerintah, dan peraturan. Sebuah studi kualitatif yang menggunakan pendekatan nilai bersama mengeksplorasi pengalaman dan manfaat lokal, dengan informan yang terdiri dari 26 peserta dari kelompok ibu/pengasuh, guru PAUD, dan pemerintah daerah. Total biaya program adalah Rp 52.756.270, dengan biaya terbesar untuk produk makanan pendamping ASI dan kelas pengasuhan anak, dengan total Rp 41.428.850. Biaya rata-rata per anak per bulan adalah Rp 1.981,78. Studi ini menemukan biaya berikut per anak tambahan yang mencapai hasil tertentu: kenaikan berat badan (Rp 532.516), kenaikan tinggi badan (Rp 325.937), peningkatan skor HAZ (Rp 1.219.634), perkembangan kognitif yang normal (Rp 227.588), perkembangan bahasa yang normal (Rp 183.723), dan perkembangan motorik yang normal (Rp 192.139). Program ini hemat biaya dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan balita pascagempa. Temuan kualitatif menyoroti penerimaan program, peningkatan gizi dan kesehatan anak, peningkatan kemampuan akademis, peningkatan kapasitas guru, dukungan pemerintah, dan tantangan implementasi. Investasi berkelanjutan dalam program pendidikan untuk guru dan orang tua direkomendasikan untuk mempertahankan dan meningkatkan efektivitas intervensi. Keterlibatan masyarakat sangat penting untuk keberhasilan yang berkelanjutan.

Children are especially vulnerable to natural disasters, requiring optimal nutrition for growth and development. The ECCNE (Early Childhood Care, Nutrition and Education), a flagship program of SEAMEO RECFON, collaborated with the East Lombok government to implement an emergency response following the 2018 earthquake. This program focused on integrated post-disaster nutrition recovery in early childhood education centers, targeting the strengthening of early childhood growth and development. To ensure program sustainability, evidence of positive results is essential. This study evaluates the cost-effectiveness of ECCNE activities in improving the growth and development of children under five during emergencies. Success was measured using growth indicators such as weight gain, height growth, and HAZ score gain, as well as cognitive, language, and motor skill development. The sample included 200 children in the intervention group and 215 in the control group. Cost data was obtained from internal reports, government financial records, and regulations. A qualitative study using a shared-value approach explored local experiences and benefits, with informants including 26 participants from mother/caregiver groups, ECE teachers, and local government. The program's total cost was IDR 52,756,270, with the largest expenses for complementary feeding products and parenting classes, totaling IDR 41,428,850. The average cost per child per month was IDR 1,981.78. The study found the following costs per additional child achieving specific outcomes: weight gain (IDR 532,516), height gain (IDR 325,937), HAZ score increase (IDR 1,219,634), normal cognitive development (IDR 227,588), normal language development (IDR 183,723), and normal motor development (IDR 192,139). The program was cost- effective in supporting the growth and development of children under five post- earthquake. Qualitative findings highlighted the program's acceptance, improved child nutrition and health, enhanced academic skills, increased teacher capacity, government support, and implementation challenges. Ongoing investment in educational programs for teachers and parents is recommended to maintain and enhance the intervention's effectiveness. Community engagement is crucial for continued success."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library