Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 62 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Nurdiansyah
"Fungsi utama dari sistem pengkondisian udara adalah untuk mempertahankan kondisi yang nyaman bagi manusia atau kondisi yang diperlukan oleh produk atau proses produksi yang berlangsung. Di mana kondisi yang nyaman bagi manusia umumnya berkisar pada temperatur 77 °F dan kelembaban relatif 50% untuk ruang perkantoran. Untuk dapat melakukan fungsi tersebut, sistem pengkondisian udara harus memiliki peralatan dengan kapasitas yang sesuai dan dikontrol sepanjang tahun. Besarnya kapasitas dari peralatan pengkondisian ditentukan oleh besarnya beban pendinginan puncak.
Dalam penelitian ini dilakukan perhitungan beban pendinginan pada lantai tiga Gedung Aneka Tambang yang terletak di Jalan TB. Simatupang, Jagakarsa, Jakarta Selatan untuk mengetahui apakah sistem pengkondisian udara pada gedung ini sudah memiliki peralatan dengan kapasitas yang sesuai. Pada Gedung Aneka Tambang ini AHU yang digunakan adalah TOYO CARRIER 40 RW 044993 di mana AHU jenis ini mempunyai kuantitas udara nominal sebesar 12 150 cfm dan mempunyai jangkauan antara 9 150 cfm sampai 16 485 cfm. Perhitungan beban pendinginan pada penelitian ini menggunakan metode CARRIER E-20.

The main function of Air Conditioning System maintain comfort condition for work space and plant environment. The comfort condition for office building is normally at temperature 25 °C (77F) and have relative humidity 50%. Performing optimal function, Air Conditioning System should have apparatus with proper capacityand must be controlled all year. The capacity of Air Conditioning System?s apparatus isdetermined by peak cooling load.
This research conducted the calculation of load estimating on 3rd floor of Aneka Tambang's Building on T.B. Simatupang street. The result will find out whether the Air Conditioning System in Aneka Tambang's building has apparatus with proper capacity. This building use AHU TOYO CARRIER 40 RW 044993 which has nominal air quantity 12 150 cfm and range between 9 150 cfm to 16 485 cfm. The calculation of load estimating in this research refers to Carrier E-20 method.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S37078
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Suwandi
"Kebanyakan produk kosmetik adalah emulsi oil dalam air (oil in water emulsion) yang diproduksi secara curah (batchwise) dengan volume curah sampai 20000 kg. Emulsi tersebut dibuat melalui proses homogenizing dalam pressure vessel (bejana bertekanan) vang bersuhu sekitar 8O_C. Hasil akhir proses emulsi kemudian didinginkan dengan cara diaduk dengan kecepatan pengadukan yang rendah (gentle agitating). Pada umumnya. proses pendinginan menghtibiskan sekitar 60% dari total waktu yang dikonsumsi oleh satu rangkaian proses emulsi produk kosmetik. oleh karena itu diharapkan adanya pengurangan waktu proses pendinginan. [ 2 ]. Eksperimen kemudian dilakukan pada sebuah pilot-equipment untuk produksi kosmetik. yaitu Cosmetic Mixer 30 Liter. Alat ini merupakan sebuah pressure vessel (bejana bertekanan) yang dilengkapi dengan anchor agitator (pengaduk berbentuk unchor), impeller (pengaduk), dan jacket (mantel) yang digunakan untuk proses pemanasan dan pendinginan. Pengujian kemudian dilakukan dengan memutar kedua agitator tersebut pada kecepatan yang berbeda dan mengalirkan fluida pendingin ke dalam jacket dengan aliran vang berbeda-beda pula. Waktu proses pendinginan kemudian dicatat, dimana air dan solusi Carbopol digunakan sebagai acuan fluida produknya. Hasil penguujian tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan pengaturan kecepalan putar pengaduk dan laju aliran fluida pendingin yang paling optimal, kemudian dihitung parameter perpindahan kalornya. Parameter perpindahan kalor tadi diharapkan dapat menggambarkan karakteristik perpindahan kalor yang terjadi pada Cosmetic Mixer 30 Liter, pilot equipment untuk produksi emuisi kosmetik. Hasil analisis ini diharapkan dapat dijadikan data pcndukung untuk merancang alat produksi kosmetik mempunyai waktu pendingin lebih baik di masa datang."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37910
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damora Rhakasywi
"Perkembangan industri elektronik untuk produk berkinerja tinggi yang ditandai dengan munculnya piranti elektronika berukuran minimalis serta menggunakan daya yang rendah memerlukan sebuah sistem pendinginan yang handal dan efisien sehingga mampu beroperasi secara optimum. Pada penelitian ini teknologi yang digunakan untuk mendinginkan komponen piranti elektronika tersebut menggunakan jet sintetik yang memanfaatkan gerakan membran secara kontinyu dengan menghasilkan cincin vortex untuk mempercepat proses perpindahan panas.
Penelitian yang dilakukan pada study ini bertujuan untuk mencari nilai frekuensi, jenis gelombang eksitasi, serta bentuk orifis jet sintetik yang menghasilkan performa pendinginan yang baik untuk model jet sintetik impinging, mencari pengaruh jarak tumbukan (impact) jet sintetik impinging terhadap laju perpindahan panas konveksi untuk proses pendinginan, mencari model cavity jet sintetik impinging dan jet sintetik cross flow yang memiliki kehandalan dalam proses pendinginan.
Penelitian ini dikerjakan menggunakan pendekatan komputasional dan eksperimental. Pada pendekatan komputasional digunakan software CFD (computational fluid dynamics) yang mendefinisikan kondisi batas jet sintetik dengan asumsi dinding bergerak (moving wall) dan model turbulensi k-omega SST (Shear Stress Transport). Kemudian model uji eksperimental menggunakan model jet sintetik tipe impinging dan model jet sintetik tipe cross flow. Model-model tersebut memiliki perbedaan dalam hal arah aliran jet sintetik terhadap media yang akan didinginkan berupa heatsink. Modus eksitasi yang dipergunakan untuk menghasilkan aliran jet sintetik tersebut menggunakan sinyal listrik berupa gelombang sinusoidal, square dan triangular dengan variasi frekuensi 80 Hz, 120 Hz dan 160 Hz. Sinyal listrik tersebut dihasilkan oleh sweep function generator.
Hasil yang diperoleh dari kajian komputasional dan eksperimental tersebut memberikan informasi bahwa jet sintetik mampu memberikan efek pendinginan pada objek yang akan didinginkan. Parameter dari variasi frekuensi eksitasi jet sintetik dan arah aliran jet sintetik memberikan efek yang beragam dalam hal pendinginan. Dari hasil penelitian yang dilakukan tersebut diperoleh modus eksitasi yang paling baik menggunakan gelombang eksitasi square 120 Hz untuk model jet sintetik impinging kemudian kombinasi gelombang eksitasi sinusoidal 120 Hz dan square 80 Hz memberikan efek pendinginan yang paling optimum untuk tipe jet sintetik cross flow. Konsumsi energi yang dibutuhkan oleh jet sintetik sebanyak 1,78 joule untuk menurunkan temperatur dari 53°C menjadi 48,2°C sedangkan kipas menghabiskan konsumsi energi sebanyak 142,2 joule untuk dapat menurunkan temperatur dari 53°C menjadi 48,2°C.

The development of the electronics industry for high performance products are characterized by the emergence of electronic devices minimalist size and low power required to use a cooling system that is reliable and efficient thus able to operate at its optimum. In this study, the technology used to cool electronic devices such components using synthetic jet which utilizes a continuous membrane movement by generating vortek ring to accelerate the process of heat transfer. Research conducted in this study aimed to explore the value of frequency, type of wave excitation, as well as the shape of the synthetic jet orifice produces good cooling performance for the model synthetic jet impinging, collision distance for influence synthetic jet impinging on the rate of convection heat transfer to the cooling process, looking for synthetic jet impinging cavity models and synthetic jet cross flow which has reliability in the process of cooling.
The study is done using the method of using computational and experimental approaches. In the computational approach used CFD (computational fluid dynamics) software which defines the boundary conditions assuming a synthetic jet moving wall model with k-omega SST (Shear Stress Transport) turbulence. Then test the model using the experimental model of type impinging synthetic jet and model of synthetic jet cross flow type. The models differ in terms of synthetic jet flow direction of the media that will be cooled heatsink. Mode excitation is used to produce the synthetic jet flow using electrical signals in the form of waves sinusoidal, square dan triangular with variations in frequency of 80 hz, 120 hz and 160 hz. The electrical signals generated from the tool named sweep function generator.
Results obtained from the computational and experimental information that synthetic jets can provide a cooling effect on the object to be cooled. Parameters of synthetic jet excitation frequency variation and direction of flow of synthetic jet placement varied effects in terms of cooling. From the results of the research conducted most excitation modes obtained using either 120 hz square wave excitation for the type of impinging synthetic jet models then the combination of 120 hz sinusoidal excitation wave and 80 hz square provide the most optimum cooling effect for condition type cross flow model of synthetic jet. Energy consumption required by the synthetic jet 1.78 joules to lower the temperature of 53°C - 48.2°C while fans spend energy consumption 142.2 joule to be able to lower the temperature of 53°C-48.2°C.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
D1899
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Luthfi Setyana
"Penilitian ini membahas tentang retrofit sistem pendingin mesin untuk kapal coaster 1200GT dengan menggunakan sistem keel cooler. Dimana proses untuk mengganti suatu sistem yang sudah ada yang disebut retrofiting. Kapal coaster 1200GT merupakan kapal pengangkut barang untuk pelayaran pantai. Kapal ini memiliki spesifikasi panjang keseluruhan ( ), panjang diantara garis tegak lurus ( ), lebar kapal ( ), tinggi kapal ( ), sarat kapal ( ), tenaga mesin utama ( ), kecepatan maksimum kapal ( ) dan dapat menampung penumpang sebanyak 400 orang. Tujuan penelitian ini adalah merancang kebutuhan keel cooler untuk kapal coaster 1200GT. Langkah-langkah kegiatan perancangan dan perhitungan keel cooler ini adalah sebagai berikut: menghitung kebutuhan keel cooler dengan variasi diameter ½ - 2 ½ inch untuk mengetahui berapa panjang (L) minimal dan nilai optimal dari nilai pelepasan panas (q). Variasi diameter menghasilkan beberapa nilai panjang dan nilai koefisien perpindahan panas yang bervariasi. Pada diameter 2½ inch memiliki nilai panjang minimal dan nilai pelepasan panas yang optimal.

This research discusses about retrofit of the engine cooling system for coaster ship 1200GT with a keel cooler system. Where the process to replace an existing system called Retrofitting. 1200GT coaster ship is a freighter ship to cruise the beach. This ship has the following specifications: length overall specification ( ), the length between perpendiculars ( ), the breadth ( ), height ( ), draft ( ), the main engine power ( ), the maximum speed of the ship ( ) and can accommodate as many as 400 passengers. The purpose of this research is to design requirements for ship's keel cooler coaster 1200GT. Step-by-step activities keel cooler design and calculation are as follows: calculate the keel cooler needs to variation in diameter ½ - 2 ½ inch to know how long ( ) minimum and the optimal value of the heat release ( ). Variations in diameter produced some length value and the value of heat transfer coefficient varies. At a diameter of 2½ inch has a minimum long value and optimal value of the heat release.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57716
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Firdaus
"Indonesia memiliki laut yang besar dan memiliki ikan yang banyak namun para nelayan belum bisa menyediakan ikan yang segar sehingga harga hasil tangkapannya menjadi murah dan menyebabkan nelayan tidak mendapat penghasilan yang cukup. Hal ini dikarenakan tidak semua nelayan paham cara pengolahan pasca panen. Ikan adalah bahan makanan yang mudah busuk. Penyebabnya adalah adanya aktivitas mikroorganisme yang bekerja di dalam tubuh ikan sehingga peneliti ingin melihat pemanfaatan NaOCl yang bersifat dapat membunuh mikroorganisme agar ikan tidak cepat busuk dan kesegaran ikan  dapat terjaga. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penggunaan zat NaOCl dalam proses pendinginan ikan. Metode yang digunakan adalah metode observasi selama 27 hari. Penelitian ini dilakukan yaitu melihat perbedaan ikan dalam penyimpanan (pendinginan) ikan yang menggunakan NaOCl dan tanpa NaOCl. Hasil penelitian menunjukkan ikan tanpa NaOCl dikatakan busuk pada hari ke 21 sedangkan ikan dengan NaOCl masih dikatakan baik atau belum mengalami pembusukan. Kesimpulannya adalah NaOCl memiliki potensi dalam peningkatan nilai tambah nelayan.

Indonesia has a large sea and has a lot of fish but the fishermen have not been able to provide fresh fish so the price of the catch becomes cheap and causes fishermen not to earn enough. This is because not all fishermen understand the way of post-harvest processing. Fish is a perishable food ingredient. The reason is the activity of microorganisms that work in the body of the fish so researchers want to see the Utilization of NaOCl which is able to kill microorganisms so that the fish do not rot quickly and the freshness of the fish can be maintained. The purpose of this study was to determine the effect of using NaOCl substances in the process of cooling fish. The method used is the observation method for 27 days. This research was conducted by looking at the differences in fish in the storage (cooling) of fish using NaOCl and without NaOCl. The results showed that fish without NaOCl were said to rot on day 21 while fish with NaOCl were still said to be good or had not experienced decay. he conclusion is that NaOCl has the potential to increase the added value of fishermen."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Pradipta
"Kegiatan dan penelitian biomedis dibutuhkan cold storage yang mencapai -80oC dan untuk itu digunakan mesin refrijerasi cascade. Studi simulasi dan eksperimen sebelumnya mengindikasikan campuran karbondioksida dan ethane mampu mencapai temperatur -80oC (Darwin et.al, 2008). Namun demikian, temperatur minimum tersebut masih belum stabil.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari kerja prestasi yang optimal dari sistem refrijerasi cascade dengan menggunakan campuran ethane dan karbon dioksida. Kinerja sistem refrijerasi cascade dipengaruhi oleh temperatur pada alat penukar kalor, untuk mencari kerja prestasi (COP) optimal dilakukan dengan cara menganalisa pengaruh beban pendinginan terhadap kinerja sistem refrijerasi cascade melalui variasi beban pendinginan dan varisasi panjang pipa kapiler. Temperatur evaporasi low stage terendah pada pengujian mencapai -50,89 °C. Nilai COP tertinggi adalah 0,43 yang terdapat pada pipa kapiler dengan panjang 3 meter pada beban 60 watt.

Research and activity biomedical need the cold storage that reach -80 °C and cascade refrigeration machine is used. Cascade refrigeration system consist of two refrigeration machine minimum that are connected to heat exchanger (ASHRAE handbook, 2006). Simulation and experimental studies before indicate mixture of carbon dioxide and Ethane can reach the temperatures -80 ° C (Darwin et.al, 2008). However, the minimum temperature is not stable.
The objective of this research is to find out optimal work performance from cascade refrigeration system by using the mixture of ethane and carbon dioksida. Cascade refrigeration system performance is affected by temperature at the heat exchanger. Finding out of work performance (COP) optimally performed by analyzing the influence of cooling load to cascade refrigeration system performance through cooling load and capillary tube length variations. In testing stage, evaporation temperature the lowest of low stage is -50.89 °C. The highest COP is 0.43 that can be found in the capillary tube with length of 3 meters at 60 Watts load.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1769
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Tri Wicaksono
"Pada pengecoran Besi Tuang Dinding Tipis terjadi fenomena unik, yaitu terbentuknya lapisan kulit. Lapisan tersebut menjadi pusat stress konsentrasi untuk terjadinya retak material. Salah satu cara untuk meminimalisir terbentuknya lapisan kulit adalah menjaga kecepatan pendinginan pada keadaan optimum. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh ketebalan isolator glasswool terhadap kecepatan pendinginan dalam pembentukan lapisan kulit. Variasi modifikasi cetakan yang digunakan adalah tanpa isolator (P4M1), isolator glasswool tebal 40mm sebelah kiri benda dan 50mm sebelah kanan benda(P5M1), dan isolator ketebalan 50mm dikedua sisi benda(P7M1). Dilakukan karakterisasi metalografi non etsa dan etsa, uji mekanis berupa uji tarik, dan uji kecepatan pendinginan pada plat urutan ketiga masing-masing benda cor.
Hasil menunjukkan bahwa adanya pengaruh ketebalan isolator terhadap kecepatan pendinginan benda cor. Kecepatan pendinginan tertinggi hingga terendah adalah 21,59⁰C/menit, 3,75⁰C/menit, dan 3,61⁰C/menit. Lapisan kulit ketebalan rata-rata yang didapat P7M1 324μm, P4M1 105μm dan P5M1 71μm. Jumlah nodul tertinggi hingga terendah P4M1 1121 nodul/mm2, P7M1 916 nodul/mm2, dan P5M1 801 nodul/mm2. Nodularitas yang didapat P4M1 78%, P5M1 75% dan P7M1 64%. Nilai tensile strength yang didapat dengan nilai 287MPa, 288MPa sampai 383 MPa. Matriks yang didapat adalah full ferit.

Thin wall ductile iron has unique phenomena in manufacturing called skin effect. Skin effect becomes stress concentration to form crack initiation. One of many methods to decrease skin effect is providing optimum cooling rate. This research used the influence of glasswool isolator thickness leading to different cooling rate as variable. Variation of casting also investigated which are molding without isolator (P4M1), molding using isolator glasswool with thickness 40mm on the left side and 50mm on the left side of plate (P5M1) and the last is molding using isolator glaswool with 50mm on both of sides (P7M1). Samples were characterized using metallograpy technique (etching and non etching), mechanical testing especially tensile test and cooling rate testing.
The result shows that thickness of isolator glasswool has influences on cooling rate. The cooling rate varies from fastest to slowest which are 21,59⁰C/minutes, 3,75⁰C/minutes, and 3,61⁰C/minutes. The skin thickness is produced from the thickest to thinnest on the mold using 50mm thickness glaswool isolator, the mold without glasswool isolator and the mold using 40mm glasswool isolator on left side and 50mm glasswool isolator on the right side. High nodul counting resulted from the mold without isolator, the mold using 50mm glasswool isolator and the mold using 40mm glasswool isolator on left side and 50mm glasswool isolator on the right side. Highest nodularity was produced on the mold without isolator which is 78%, the mold using isolator glasswool 40mm and 50mm thickness produced 75% nodularity dan the mold using glasswool isolator 50mm produced 64% nodularity. Tensile test showed tensile strength alter from 287MPa, 288MPa until 383 MPa. The matrix obtains full ferritic
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60454
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Yuniawati
"Pembentukan hidrogen pada proses elektrolisis plasma di sekitar katoda dipengaruhi oleh besarnya energi penguapan. Penggunaan selubung, meminimalkan pendinginan di fasa liquid dan memaksimalkan pendinginan di fasa gas menjadi parameter penting guna meningkatkan efisiensi proses produksi hidrogen. Memaksimalkan pendinginan pada fasa gas akan mengoptimalkan terbentuknya plasma pada katoda sehingga dapat menekan konsumsi energi hingga 50%. Energi yang digunakan akan lebih banyak untuk konversi dibandingkan evaporasi. Penggunaan selubung digunakan untuk melokalisasi panas yang dihasilkan oleh katoda dalam pembentukan plasma. Untuk itu, diperlukan modifikasi reaktor untuk meningkatkan efisiensi proses produksi hidrogen agar dapat menekan jumlah energi yang digunakan dan meningkatkan jumlah produk gas hidrogen. Pada karakterisasi arus dan tegangan, semakin tinggi konsentrasi larutan maka tegangan yang dibutuhkan untuk membentuk plasma akan semakin rendah. Semakin bertambahnya konsentrasi dan tegangan, maka laju produksi, komposisi, dan G (H2) juga meningkat dan dapat menekan konsumsi energi (Wr). Kondisi optimum yang diperoleh dari variasi penggunaan selubung adalah dengan menggunakan panjang selubung 5 cm pada kedalaman katoda 1 cm dibawah permukaan larutan. Untuk mencapai efisiensi proses produksi hidrogen, dapat dilakukan dengan penambahan aditif metanol. Hasil terbaik dari berbagai variasi yang dilakukan, dicapai saat menggunakan aditif metanol 15% volume pada 0,01 M NaOH dengan rasio gas hidrogen tertinggi hasil proses elektrolisis plasma dibandingkan Faraday dengan nilai G (H2) sebesar 151,88 mol/mol, konsumsi energi terendah yaitu 0,89 kJ/mmol, laju produksi hidrogen tertinggi yaitu 31,45 mmol/menit, dan komposisi hidrogen terbesar yaitu 78,6%.

Hydrogen generation of plasma electrolysis process around the cathode is affected by the amount of evaporation energy. Utilization of veil, minimizing cooling in liquid phase, and maximizing cooling in gas phase become important parameters to improve process efficiency of hydrogen production. Maximizing cooling on gas phase can optimize the plasma formed around the cathode that will decrease energy consumption until 50%. Conversion takes more energy than evaporation process. The utilization of veil is used to localize the heat produced by cathode of plasma generation. Therefore, an improvement of electrolysis plasma reactor modification is needed to improve process efficiency of hydrogen production, suppress the amount of energy consumption and improve the amount of hydrogen production. On the characterization of current and voltage, as the concentration gets higher, the voltage needed to form the plasma will be lower. As the concentration and voltage get increasing; the rate of production, composition, and G (H2) also gets increasing while the energy consumption (Wr) is reduced. The optimum conditions obtained from variations of veil is 5 cm of length, when the depth of cathode is 1 cm below the surface of solution. Achieving efficiency process of hydrogen production can be done by adding methanol. The best result is achieved using 15% volumes of methanol additive in 0.01 M NaOH with the highest hydrogen ratio plasma electrolysis process results compared with the Faraday electrolysis, G (H2) is 151,88 mol/mol, the lowest energy consumption is 0,89 kJ/mmol, the highest hydrogen production rate is 31,45 mmol/minute and the highest hydrogen composition is 78,6%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64978
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Soultan Aliefiansyah
"Semakin meningkatnya kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan komputasi, dan miniaturisasi perangkat komputer menyebabkan kenaikan heatflux yang dapat berakibat pada penurunan usia pakai CPU dimana 55% kegagalan pada CPU disebabkan oleh panas berlebih. Hal inilah yang mendorong penelitian dalam disipasi panas pada CPU. Eksperimen pada skripsi ini menggunakan heatsink dengan desain batik Parangkusumo sebagai fin yang menggunakan bahan tembaga dan dimanufaktur dengan 3D Printing metal. Selain itu, Eksperimen juga dilakukan dengan mengombinasikan heatsink BatiX dengan PCM RT 35 yang diinjeksikan ke dalam heatsink agar dapat lebih meningkatkan disipasi panas. Percobaan dilakukan dengan memberikan variasi beban kalor, temperatur udara dan kecepatan udara untuk mengetahui kinerja disipasi panas pada temperatur yang lebih tinggi, dan menentukan korelasi Nusselt pada fin heatsink BatiX. Eksperimen membuktikan bahwa penambahan PCM dapat menurunkan temperatur permukaan CPU hingga 8%, dan waktu setpoint naik pada kisaran 5-10%

Increasing computational capabilities and the miniaturization of computer devices have led to an increase in heat flux, which can result in a decrease in the lifespan of CPUs. In fact, 55% of CPU failures are caused by excessive heat. This has driven research in CPU heat dissipation. The experiment in this thesis utilizes a Parangkusumo batik-inspired heatsink design, with copper as the material, manufactured using 3D Printing metal. Additionally, the experiment combines the BatiX heatsink with PCM RT 35, injected into the heatsink to enhance heat dissipation. The experiment involves varying the heat load, air temperature, and airflow velocity to assess the heat dissipation performance at higher temperatures and determine the Nusselt correlation on the BatiX heatsink fins. The experiment demonstrates that the addition of PCM can reduce CPU surface temperature by up to 8% and increase the setpoint time within the range of 5-10%"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyandra Filza Bahmid
"Indonesia merupakan negara beriklim tropis, yang terdiri dari musim kemarau dan musim hujan. Karena Indonesia yang terletak di sabuk khatulistiwa dan memiliki iklim tropis panas-lembab, maka untuk mencapai kenyamanan termal dibutuhkan penggunaan perancangan pendinginan pasif secara ilmiah. Teknik pendinginan pasif, khususnya pada bangunan bertujuan untuk mengontrol kondisi udara interior dan mengoptimalkan proses pembuangan panas yang tidak diinginkan ke lingkungan secara pasif dalam rangka menjaga suhu dan kelembaban udara agar tetap berada pada limit nyaman yang disarankan. Saat ini, di daerah Jakarta Selatan sedang dilakukan pembangunan Rusun Stasiun Tanjung Barat, nantinya gedung ini khususnya area podium lantai 2 tidak hanya digunakan untuk penghuni rusun tetapi juga sebagai fasilitas umum untuk masyarakat. Namun, dengan lokasi zonasinya bangunan ini diharapkan dapat beroperasi tanpa menggunakan AC. Maka, berdasarkan beberapa jenis pendinginan pasif, salah satu cara untuk mencapai kenyamanan termal tanpa menggunakan AC adalah dengan menggunakan ventilasi. Ventilasi merupakan jenis pendinginan yang paling tepat untuk di iklim panas-lembab. Tujuan dari penulisan ini adalah membuat potensi bukaan ventilasi teknik pendinginan pasif yang dapat digunakan untuk area podium lantai 2 Rusun Stasiun Tanjung Barat, dan menganalisis potensi bukaan ventilasi tersebut terhadap area podium lantai 2 dengan perhitungan beban pendinginan. Dari hasil analisis potensi teknik pendinginan pasif pada bangunan Rusun Stasiun Tanjung Barat yang berupa bukaan ventilasi, diharapkan dapat digunakan pada bangunan tersebut dan bangunan lainnya, untuk mencapai kenyamanan termal tanpa penggunaan AC.

Indonesia is a tropical country, which consists of dry and rainy seasons. Because Indonesia is an archipelago that lies across the Equator and has a hot-humid climate. To achieve thermal comfort, the scientific use of passive cooling design is needed. Passive cooling techniques, especially in buildings, aim to control air conditions and optimize the process of dissipating unwanted heat in order to maintain air temperature and humidity within the recommendation of thermal comfort. Currently, in South Jakarta, the construction of Tanjung Barat Station Flats is being carried out. Later in this building, especially the podium area on the 2nd floor, will not only be used by the flat occupants but also as a public facility for the community. However, with its zoning location, this building is expected to operate without the use of air conditioning. So, based on several types of passive cooling techniques, one way to achieve thermal comfort without the use of air conditioning is through the usage of natural ventilation. This is because natural ventilation is the most appropriate type of cooling for hot-humid climates. The purpose of this paper is to create a potential passive cooling technique of ventilation openings that can be used for the 2nd floor area of the Tanjung Barat Station Flats, and to analyze the potential of ventilation openings for the podium area on the 2nd floor while also calculating the cooling load. From the potential results of the analysis of passive cooling techniques in the Tanjung Barat Station Flats in the form of ventilation openings, it is hoped that it can be used in these and other buildings, to achieve thermal comfort without the use of air conditioning."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>