Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Thomas Ananto Wisan Rinuwat
"
ABSTRAK
Program pengentasan desa-desa miskin atau lebih dikenal dengan istiiah Ingres Desa Tertinggal (IDT), memiliki tujuan untuk memberi bantuan agar desa tertinggal tersebut dapat mengelola sumberdaya yang dimiliki, diantaranya sumber daya alam. Dengan demikian diharapkan dapat mengejar ketertinggalannya dari desadesa lain.
Melihat gambaran di atas, maka pengetahuan tentang kondisi kemampuan sumber daya alam mutlak di kuasai, terutama dalam mengidentifikasi daerah miskin. Oleh karena itu, penulis mencoba meneliti keberadaan desa-desa tersebut dengan meninjau dari sudut pandang keterbatasan kemampuan fisik wilayah.
Dengan mengetahui kondisi sumber daya yang dimiliki. maka diharapkan dapat dikaitkan dengan upaya meningkatkan penghasilan penduduk desa yang umumnya masih bertumpu pada sektor pertanian.
Dengan demikian tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui keterkaitan penyebaran desa tertinggal dengan keterbatasan kondisi fisik wilayahnya serta pengaruhnya terhadap tingkat penghasilan penduduk di Kabupaten BantuI, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dari gambaran di atas terlihat permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian mi adalah : Bagaimana kaitan letak desa tertinggal yang terbatas tingkat penghasilan penduduknya dengan kondisi fisik wilayah di Kabupaten BantuI, Daerah Istimewa Yogyakarta ?
Desa tertinggal di Dati II BantuI yang dianalisis dalam penelitian ini, merupakan gambaran ketertinggalan suatu wilayah berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Biro Pusat Statistik, dalam Penentuan Desa Tertinggal 1993, mencapai 23 desa atau 30,67 % dari total 75 desa.
Pola penyebarannya secara umum memanjang di bagian Timur, kemudian menyebar secara acak di bagian Selatan, selain itu juga terdapat di bagian Tengah wilayah penelitian dalam jumlah yang sedikit. Tingkat penghasilan penduduk di Kabupaten BnatuI (satuan analisis desa) ditentukan dengan cara mengalokasikan produksi sektor pertanian tingkat Kabupaten BantuI. Pada analisis perhitungan Tingkat Penghasilan Penduduk di Kabupaten BantuI, pengklasifikasiannya disederhanakan menurut kategori batas pengeluaran, sebagai berikut: 1. Desa tidak miskin, penyebarannya di BantuI mencapai 46 dari 75 desa (berkisar 61,33%) 2. Desa miskin, penyebaran desa dengan tingkat penghasilan miskin di Kabupaten BantuI, jumlahnya mencapai 29 dari 75 desa yang ada di wilayah penelitian (38,67%).
Hasil analisis korelasi desa tertinggal dengan tingkat penghasilan penduduk, menunjukkan klasifikasi desa tertinggal yang miskin dan desa tertinggal yang tidak miskin. Selanjutnya hasil korelasi tersebut ditampalkan dengan peta wilayah tanah usaha sehingga menghasilkan gambaran kondisi fisik desa tertinggal berkaitan dengan gambaran tingkat penghgasilan penduduk di daerah bersangkutan, yang dapat disimpulkan sebagai berikut; 1. Terdapat 10 dari 12 desa tertinggal yang miskin, menyebar di desa yang memiliki wilayah tanah usaha terbatas, sedangkan sisanya sebanyak 2 desa terdapat pada desa yang tidak memiliki luas wilayah tanah usaha terbatas. 2. Terdapat 11 desa tertinggal yang tidak miskin, seluruhnya menyebar di desa yang tidak memiiiki wilayah tanah usaha terbatas.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggun Yulia
"ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk memberi gambaran mengenai kondisi mata pencaharian suatu masyarakat yang terkenal memiliki mata pencaharian di sektor industri kerajinan batik. Pendekatan mengenai mata pencaharian menimbulkan pertanyaan bagaimana manusia bertahan hidup. Secara teoritis, penelitian ini berangkat dari kerangka pemikiran Scoones 2009 tentang mata pencaharian yang perlu diperbaharui, bahwa bukan hanya sekedar melihat bagaimana manusia bertahan hidup tapi diperlukan pandangan yang lebih luas. Seperti perlu juga melihat pengetahuan, perubahan-perubahan terkait strategi bertahan hidup dan hal-hal yang lebih eskternal yang turut membentuk mata pencaharian menjadi dinamis. Penelitian dilakukan pada masyarakat desa Trusmi Kulon, Cirebon, Jawa Barat melalui pendekatan kualitatif yang menggunakan pengamatan terlibat, wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat desa Trusmi Kulon dalam bertahan hidup juga melakukan migrasi dengan pergi ke kota lalu kembali lagi ke desa selain memanfaatkan berbagai bentuk pengetahuan. Migrasi yang dilakukan tersebut adalah migrasi yang bersifat sementara.

ABSTRACT
This thesis aims to describe about condition of Trusmi Kulon society as a craftsmen. A person 39 s livelihoods refers to their ldquo means of securities the necessities of life or gaining a living rdquo . Theoritically, this research inspired by Scoones 2009 that livelihoods approaches must be re energising and is not only about how people gaining a living, livelihoods approaches must identify and using more different and hybrid perspectives. Like concerns to knowledge, dynamic related livelihoods strategy and external factors has significant impact to the local livelihoods too. This case takes place in Desa Trusmi Kulon, Cirebon, Jawa Barat through qulitative approach that relies on participant observation, in depth interview, and literature studies. This thesis shows Trusmi Kulon society as a craftsmen make circulation migrationfor gaining their living outside the village area to urban area besides utilizes various form of knowledge that they have."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifda Amalia Choirunnisa
"Vaksinasi merupakan kebijakan pemerintah dalam rangka mencegah dan mengurangi angka penyebaran COVID-19. Namun hingga saat ini belum juga mencapai target sasaran yang ditetapkan. Hal ini dikarenakan masih banyak masyarakat yang takut dan menolak untuk divaksinasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerimaan dan praktik terhadap Vaksinasi COVID-19 pada penduduk Desa Tunjung Kecamatan Jatilawang Banyumas Jawa Tengah tahun 2022. Penelitian ini mengidentifikasi beberapa variabel independen yang terkait dengan penerimaan terhadap vaksinasi COVID-19, seperti jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan tentang COVID-19, pengetahuan tentang vaksinasi COVID-19 dan lima faktor persepsi dari konstruksi HBM. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, desain studi cross sectional dengan besar sampel 211 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik quota sampling pada responden berusia 15 tahun keatas. Data dikumpulkan antara 27 Mei – 10 Juni 2022 dengan mengisi kuesioner online kemudian dianalisis secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian menemukan bahwa sebagian besar (69%) responden menyatakan menerima vaksinasi COVID-19. Sekitar 79,6% responden telah melakukan vaksinasi COVID-19. Analisis chi-square menunjukkan bahwa variabel jenis kelamin (p-value: 0,031), pendidikan (p-value: 0,011), pengetahuan tentang COVID-19 (p-value: <0,001), pengetahuan tentang vaksinasi COVID-19 (p-value: <0,001), persepsi keparahan terhadap COVID-19 (p-value: 0,007), persepsi manfaat vaksinasi COVID-19 (p-value: <0,001), dan persepsi efikasi diri terhadap vaksinasi COVID-19 (p-value: <0,001) berhubungan secara signifikan terhadap penerimaan vaksinasi COVID-19. Persepsi efikasi diri terhadap vaksinasi COVID-19 merupakan faktor pendorong terkuat untuk penerimaan (POR: 5,45). Dan terdapat hubungan yang signifikan antara penerimaan vaksinasi COVID-19 dengan praktik vaksinasi COVID-19 (p-value: <0,001). Hal ini mengindikasi bahwa penerimaan terhadap vaksin dapat mempengaruhi praktik vaksinasi COVID-19 sehingga terdapat beberapa saran, seperti meningkatkan pengetahuan penduduk terkait COVID-19 dan vaksin COVID-19, menekankan pada cara penularan COVID-19, risiko terifeksi COVID-19, dampak terinfeksi COVID-19, manfaat vaksinasi COVID-19, keamanan dan efektivitas vaksinasi COVID-19 serta meningkatkan edukasi dan promosi vaksinasi COVID-19 melalui media elektronik terutama televisi.
......Vaccination is a government policy in order to prevent and reduce the spread of COVID-19. However, up to now this target has not been achieved. This is because many people are still afraid and refuse to be vaccinated. This study aims to determine the acceptance and practice toward COVID-19 vaccination among residents of Tunjung Village, Jatilawang Sub-District, Banyumas, Central Java in 2022. This study identified several independent variabel related to acceptance of COVID-19 vaccination, such as gender, age, education, occupation, income, knowledge of COVID-19, knowledge of COVID-19 vaccination and five factors of perception of the HBM construction. This study uses a quantitative approach, a cross sectional study design with a sample size of 211 people. Sampling was carried out using quota sampling technique on respondents aged 15 years and over. Data was collected between 27 May – 10 June 2022 by filling out an online questionnaire and then analyzed by univariate and bivariate. The results of the study found that the majority (69%) of respondents stated that they accept the COVID-19 vaccination. Approximately 79.6% of respondents have been vaccinated against COVID-19. Chi-square analysis showed that the variables gender (p-value: 0.031), education (p-value: 0.011), knowledge about COVID-19 (p-value: <0.001), knowledge about COVID-19 vaccination (p-value: <0.001), perceived severity of COVID-19 (p-value: 0.007), perceived benefit of COVID-19 vaccination (p-value: <0.001), and perceived self-efficacy against COVID-19 vaccination (p-value: <0.001) was significantly related to the acceptance of COVID-19 vaccination. Perceived self-efficacy against COVID-19 vaccination was the strongest driving factor for acceptance (POR: 5.45). And there is a significant relationship between acceptance of COVID-19 vaccination and the practice of COVID-19 vaccination (p-value: <0.001). This indicates that the acceptance of vaccines can affect the practice of COVID-19 vaccination, so there are several suggestions, such as increasing the population knowledge regarding COVID-19 and COVID-19 vaccine, the mode of transmission of COVID-19, the risk of being infected with COVID-19, the impact of COVID-19 infection, the benefits of COVID-19 vaccination, safety and effectiveness of COVID-19 vaccination, as well as increasing education and promotion of COVID-19 vaccination program through electronic media, especially television."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library