Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Steffira Anjani
"ABSTRAK
Penelitian ini terdiri atas dua studi, studi pertama merupakan penelitian korelasional dan studi kedua merupakan program intervensi. Penelitian korelasional bertujuan untuk mengetahui hubungan antara interactional justice dan turnover intentions pada karyawan Divisi X Hotel XYZ, dengan sampel berjumlah 71 orang. Pengukuran variabel menggunakan dua alat ukur yaitu alat ukur interactional justice yang dikembangkan oleh Colquitt (2001) dan alat ukur turnover intentions yang dikembangkan oleh Mobley (1977). Hasil dari penelitian korelasional menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara interactional justice dan turnover intentions (r= -0,27, p<0,01). Berdasarkan hasil tersebut, peneliti melakukan studi kedua untuk menyusun program intervensi berupa pelatihan komunikasi. Pelatihan diberikan kepada 10 atasan (supervisor dan managerial level) yang memiliki bawahan dengan nilai rendah pada skor interactional justice. Program intervensi berupa pelatihan komunikasi dan monitoring dilakukan untuk meningkatkan skor interactional justice yang dimiliki bawahan. Hasil evaluasi level 1 (reaksi) menunjukkan bahwa peserta menilai pelatihan secara keseluruhan sudah baik. Kemudian evaluasi level 2 (pembelajaran) dari program pelatihan menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan peserta secara signifikan antara sebelum dan setelah diberikan pelatihan (z= -2,46, p<0,01). Hasil evaluasi level 3 (perilaku) dari program intervensi juga berhasil meningkatkan interactional justice (z=-2,02, p<0,05) dan menurunkan turnover intentions (z=-2,03, p<0,05) dari karyawan. Diskusi dari kedua studi di atas akan dibahas lebih lanjut dalam penelitian ini.

ABSTRACT
This research consists of two essential studies with the first study is mainly about correlational study and the second study will focus on the intervention program.The correlational study aims to determine the relationship between interactional justice and turnover intentions in Division X Hotel XYZ using 71 employees as the sample. The measurement of variables is using two measuring tools, interactional justice scale from Colquitt (2001) and turnover intentions from Mobley (1977). The results of this correlational study show that there is a significant and negative relationship between interactional justice and turnover intentions (r= -0,27, p<0,01). Based on this result, the second study is conducted to develop an intervention program which focusing on communication training. This intervetion is delivered to 10 leaders (supervisor  and managerial level) from subordinates who scored low on interactional justice score. The purpose of the intervention program (training and monitoring) is carried out to improve interactional justice owned by the subordinates. The result of level 1 evaluation shows that trainees give good rating to the training program. Next, the result of level 2 evaluation shows that the intervention program significantly increases the trainees knowledge between before and after the training is delivered (z= -2,46, p<0,01). Last, the result of level 3 evaluation shows that the intervention program is successfully increases the interactional justice score (z=-2,02, p<0,05) and decreases the turnover intentions (z=-2,03, p<0,05) score of the subordinates. More detail about those two studies will be discussed and presented further in this research."
2019
T53984
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatina Zahra Aurelia
"ABSTRAK
Persaingan antar perusahaan pada masa ini membutuhkan ide inovatif dari karyawannya. Kemampuan inovatif karyawan dapat dilihat sejak individu masih menjadi mahasiswa. Salah satunya dalam bagaimana mahasiswa mempersepsikan kemampuan, potensi, dan peran yang dimilikinya dalam lingkungan belajar, dikenal juga sebagai pemberdayaan pembelajar. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara pemberdayaan pembelajar dengan perilaku kerja inovatif pada mahasiswa Universitas Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada 539 mahasiswa Universitas Indonesia yang berada di atas semester 3. Penelitian kuantitatif ini menggunakan dua instrumen, yaitu Innovative Work Behavior Scale dari Janssen (2000) dan Learner Empowerment Scale dari Frymier dkk. (1996). Teknik analisis yang digunakan adalah Pearson Correlation, Independent Sample T-Test, dan One-way ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Pemberdayaan Pembelajar dan Perilaku Kerja Inovatif pada mahasiswa. Ketiga dimensi pemberdayaan pembelajar (meaningfulness, competence, impact) juga secara signifikan berhubungan dengan perilaku kerja inovatif, dengan dimensi impact sebagai penentu terkuat. Penelitian lanjutan yang dapat dilakukan adalah mencari faktor yang mampu menjelaskan hubungan kedua variabel ini.

ABSTRACT
Competition between companies nowadays relies on innovations from their employees. Potential of innovative employees could be seen since they were college students. One of the many ways to see their potential is by looking at how they perceive their capabilities, impacts, and meaning in academic settings, also known as learner empowerment. This study aims to look at the relationship between Learner Empowerment and Innovative Work Behavior in University of Indonesia college students. This research was conducted to 539 students from the University of Indonesia who are above freshman year. This quantitative research uses two instruments, the innovative work behavior scale by Janssen (2000) and the learner empowerment scale by Frymier et al. (1996). Analysis techniques used are Pearsons Correlation, Independent Sample T-Test, and One-way ANOVA. Results showed that there's a significant relationship between learner empowerment and innovative work behavior. Also the three dimensions of learner empowerment (meaningfulness, competence, impact) have significant relationships to innovative work behavior, with impact as the strongest determinant. Further research that can be done is to explore factors that explains the relationship between these two variables."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabiah Firdausiah
"Sekarang ini perusahaan membutuhkan karyawan dengan perilaku kerja inovatif, oleh karenanya sangat penting untuk mempersiapkan karyawan memiliki perilaku ini sejak mereka masih mahasiswa. Penelitian korelasional ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat hubungan antara efikasi diri kreatif dan perilaku kerja inovatif pada mahasiswa. Efikasi diri kreatif diukur dengan alat ukur yang dibuat oleh Tierney dan Farmer (2002). Perilaku kerja inovatif diukur dengan alat ukur yang dikembangkan oleh Janssen (2000) yang kemudian item-itemnya dimodifikasi agar sesuai dengan keadaan responden yaitu mahasiswa. Responden penelitian yang datanya dapat dianalisa berjumlah 539 mahasiswa jenjang sarjana S1 di Universitas Indonesia dan merupakan mahasiswa yang minimal sedang menempuh semester empat. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan menggunakan teknik statistik Pearson Correlation. Ditemukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara efikasi diri kreatif dan perilaku kerja inovatif pada mahasiswa, r(538) = 0,67, p= 0,00 (p < 0,01, one-tailed). Effect size untuk analisis ini dapat dikatakan termasuk large effect karena r> 0,5. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi efikasi diri kreatif mahasiswa, maka semakin tinggi pula perilaku kerja inovatif mereka. Hasil ini dari penelitian ini bisa memberikan manfaat yaitu, menambah literatur tentang perilaku kerja inovatif pada mahasiswa dan memberikan masukan kepada pihak kampus untuk meningkatkan efikasi diri kreatif mahasiwanya agar perilaku kerja inovatifnya bisa meningkat pula, dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan program pelatihan.

Nowadays, companies need employees with innovative work behavior. Therefore, it is very important to prepare employees to have this behavior since they are still in college. This correlational research was then conducted to look at the relationship between creative self-efficacy and innovative work behavior among college students. Creative self-efficacy is measured by a measurement by Tierney and Farmer (2002). Innovative work behavior is measured by a measurement by Janssen (2000), the items were modified to correspond with the condition of college students. The data that can be analyzed were from 539 undergraduate students at Universitas Indonesia and were at least taking their fourth semester. This research is a quantitative study, using the Pearson Correlation statistical technique the researcher found that there is a positive and significant relationship between creative self-efficacy and innovative work behavior among college students, r(538) = 0.67, p= 0.00 (p<0.01, one-tailed). The effect size for this analysis can be included as a large effect, because r> 0.5. Thus, it can be said that the higher the students' creative self-efficacy, the higher their innovative work behavior. These results can provide benefits such as adding literature on innovative work behavior among college students and providing input for the universities to improve the students' creative self-efficacy so that their innovative work behavior can also improve, by joining extracurricular activities and training programs."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library