Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tia Atnawanty
Abstrak :
Perilaku seksual berisiko merupakan aktivitas yang memiliki dampak negatif pada kehidupan seseorang yang melakukannya, dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan tentang HIV/AIDS, kesalahpahaman penularan HIV, dan stigma pada ODHA di masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan HIV/AIDS dan stigma HIV/AIDS terhadap perilaku seksual berisiko pada Suku Atoin Meto. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan teknik consecutive sampling pada 142 responden Atoin Meto. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan HIV/AIDS terhadap perilaku seksual berisiko (p value = 0,035, ɑ = 0,05; OR = 2,360), sedangkan pada variabel stigma HIV/AIDS, tidak terdapat hubungan yang bermakna. Pada analisis multivariat akhir dengan regresi logistik berganda, variabel yang berpengaruh adalah pengetahuan HIV/AIDS, jenis kelamin dan pendapatan, yang paling mempengaruhi adalah jenis kelamin (p value = 0,006, ɑ = 0,05; OR = 6,349). Diperlukan intervensi khusus seperti edukasi pendidikan rutin sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan HIV/AIDS dan menurunkan perilaku seksual berisiko pada masyarakat etnis khususnya Atoin Meto. ......Risky sexual behavior is an activity that has a negative impact on the life of a person who does it, can be occur due to lack of knowledge about HIV / AIDS, misunderstanding of HIV transmission, and stigma on ODHA in society. The purpose of this study was to identify the relationship of HIV/AIDS knowledge and the stigma of HIV/AIDS to risky sexual behaviors in the Meto Atoin Tribe. This study used cross sectional design with consecutive sampling techniques on 142 Respondents atoin Meto. The results showed a significant link between HIV/AIDS knowledge of risky sexual behaviors (p value = 0.035, 0.05; OR = 2,360), while in the hiv/AIDS stigma variable, there is no meaningful relationship. In the final multivariate analysis with multiple logistic regressions, the influential variables are HIV/AIDS knowledge, gender and income, the most affecting being gender (p value = 0.006, 1 = 0.05; OR = 6,349). Special interventions such as routine education are needed in an effort to increase hiv/AIDS knowledge and reduce risky sexual behavior in ethnic communities, especially Atoin Meto.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herlia Yuliantini
Abstrak :
Kurangnya pengetahuan HIV/AIDS pada remaja mempengaruhi sikap remaja pada perilaku seksual pranikah sehingga akan meningkatkan kerentanan remaja tertular HIV/AIDS. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara tingkat pengetahuan HIV/AIDS dan sikap remaja terhadap perilaku seksual pranikah. Desain dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 96 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas siswa memiliki tingkat pengetahuan HIV/AIDS yang baik dengan sikap yang tidak mendukung terhadap perilaku seksual pranikah. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa jenis kelamin berhubungan dengan sikap terhadap perilaku seksual pranikah (p=0,0005). Peningkatan pengetahuan tentang HIV/AIDS melalui pengembangan kurikulum dan penyusunan strategi promosi kesehatan yang tepat bagi remaja menjadi upaya untuk memperbaiki sikap remaja terhadap perilaku seksual pranikah. ......Lack of HIV/AIDS knowledge on adolescent influences the adolescent attitude towards premarital sexual behavior so it will increase the adolescent vulnerability to HIV/AIDS infection. The aim of this study was to identify the correlation between the level of HIV/AIDS knowledge and adolescent attitude towards premarital sexual behavior. Descriptive correlative study and cross sectional approach was conducted by using questionnaires among 96 purposively selected students. The results showed that most of the students had high level of HIV/AIDS knowledge with unfavorable attitude towards premarital sexual behavior. This study also indicated that sex correlated with attitude towards premarital sexual behavior (p=0,0005). Improvement of HIV/AIDS knowledge through developing the curriculum and creating appropriate health promotion for adolescent should be addressed to reform the adolescent attitude towards premarital sexual behavior.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43157
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Widyastuti
Abstrak :
HIV/AIDS di Indonesia semakin menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, dan telah mengalami perubahan dari epidemik rendah menjadi epidemik terkonsentrasi. Salah satu program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS adalah dengan upaya promotif berupa penyuluhan baik secara individu maupun secara kelompok untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat. Pengetahuan tentang HIV/AIDS perlu diberikan pada masyarakat dengan memperhatikan dan menyesuaikan dengan karakteristik masyarakat. Penelitian ini adalah analisis data SDKI tahun 2007 tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur di Indonesia. Variabel independen adalah karakteristik wanita usia subur (umur, status perkawinan, pendidikan, tipe daerah tempat tinggal, status ekonomi) dan keterpajanan terhadap media massa. Hasil analisis menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan karakteristik wanita usia subur dan keterpajanan terhadap media massa. Wanita usia subur dengan umur 20 - 35 tahun, yang tinggal diperkotaan dan berstatus kawin, memiliki tingkat pendidikan tinggi, dan tingkat status ekonomi teratas serta terpajan terhadap media massa, memiliki pengetahuan yang baik tentang HIV/AIDS. Variabel yang paling berpengaruh terhadap pengetahuan tentang HIV/AIDS adalah variabel pendidikan tinggi (OR : 13.9, 95% CI : 10.4-18.6), semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka berpeluang memiliki pengetahuan yang baik tentang HIV/AIDS 13.9 kali dibandingkan responden dengan tingkat pendidikan rendah. Berdasarkan hasil analisis, maka disarankan agar para kader/petugas kesehatan, perlu melakukan intervensi yang terus menerus pada kelompok masyarakat desa, dengan tingkat pendidikan rendah dan status ekonomi rendah melalui seringnya mengadakan penyuluhan tentang HIV/AIDS dengan cara penyampaian yang lugas dan mudah dipahami.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45691
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Handayani
Abstrak :
Transmisi seksual adalah faktor utama pertumbuhan epidemi HIV/AIDS di dunia. Kasus HIV/AIDS paling banyak adalah pada pria dan kelompok umur 20-39 tahun. Upaya untuk menekan pertumbuhan epidemi tercepat adalah menurunkan insiden HIV dengan mengubah perilaku berisiko menjadi aman dan mengurangi stigma/diskriminasi terhadap ODHA. Penelitian terdahulu menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan HIV/AIDS dengan sikap dan perilaku berisiko HIV. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan HIV/AIDS terhadap sikap positif dan perilaku aman HIV/AIDS. Desain studi cross-sectional menggunakan data SDKI 2012. Hasil penelitian menunjukkan pria kawin dan pria belum kawin dengan tingkat pengetahuan tinggi berpeluang lebih besar untuk memiliki sikap positif dan perilaku aman HIV/AIDS dibanding pria dengan tingkat pengetahuan rendah. ...... The major factor of HIV spreading is sexual transmission. Most cases happened on men and people in 20-39 years old range. One of HIV-growth suppressing effort is to reduce HIV incidence. It can be done by switching the risk behaviour into safe behaviour and decreasing the stigma towards PLWHA. The earlier studies showed that there are association between knowledge of HIV/AIDS attitudes and risk behavior related to HIV/AIDS. The objective of study is to investigate the effects of HIV/AIDS knowledge toward attitudes and HIV/AIDS risk behavior on men. This cross-sectional study using DHS Indonesian Year 2012 and inform us that either married men and unmarriedmen who have highly knowledge have more chance to gain possitive attitude and HIV/AIDS safe behavior rather than low HIV/AIDS knowledge men.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55330
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library