Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 42 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bestari Maris
"Perilaku dapat ditentukan oleh pengetahuan yang dimiliki oleh setiap individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan mengenai COVID-19 dengan perilaku keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan gejala COVID-19. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan jumlah responden sebanyak 112 orang. Pengambilan data dilakukan dengan modifikasi kuesioner pengetahuan COVID-19 dari penelitian sebelumnya oleh Azlan, Hamzah, Sern, Ayub, & Mohamad dan kuesioner perilaku keluarga yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan protokol kesehatan keluarga Republik Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan gejala COVID-19 (p = 0,011; α = 0,05). Pada penelitian ini diperoleh sebanyak 65,7% keluarga yang memiliki pengetahuan baik tentang COVID-19 menunjukkan perilaku baik dalam merawat anggota keluarga dengan gejala COVID-19. Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlu dilakukan intervensi pemberdayaan keluarga agar keluarga mampu merawat secara tepat dan memberikan dukungan pada anggota keluarga dengan gejala COVID-19.
......Behavior can be determined by the knowledge possessed by each individual. This study aims to determine the correlation between knowledge about COVID-19 and family’s behavior in caring for family members with COVID-19 symptoms. The design of this research is cross sectional and took 112 people as respondents. Data collection was carried out using a modified COVID-19 knowledge questionnaire from previous research by Azlan, Hamzah, Sern, Ayub, & Mohamad and the family’s behavior questionnaire which was prepared by the researcher based on the Republic of Indonesia family health protocol. The results showed there is a correlation between knowledge and behavior of family in caring for family members with COVID-19 symptomps (p = 0,011; = 0,05). In this study, 65.7% of families who had good knowledge about COVID-19 showed good behavior in caring for family members with COVID-19 symptoms. Recommendation from this study is necessary to empower families so the families are able to properly care for COVID-19 patients and provide support to family members with COVID-19 symptoms."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feristia Audia Putri
"Keluhan yang biasa dialami oleh para remaja putri yang mengalami haid ialah rasa nyeri atau keram pada bagian pinggang dan abdomen. Nyeri ini merupakan peristiwa normal dalam kejadian haid dan dikenal dengan nama dismenore. Perilaku dalam menghadapi dismenore sangat bervariasi dan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Karena itu penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan pengetahuan dengan perilaku mengatasi dismenore (nyeri haid) pada mahasiswi fakultas kedokteran dan keperawatan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik. Pengambilan sampel dilakukan dengan consecutive sampling dan didapatkan sampel berjumlah 87 mahasiswi. Perolehan data dilakukan dengan melakukan penyebaran kuesioner terkait pengetahuan dan perilaku mahasiswi terhadap dismenore. Pengetahuan mahasiswi fakultas kedokteran dan keperawatan cenderung baik dengan jumlah 48 mahasiswi (55,2%). Terkait perilaku dalam mengatasi dismenore, ditemukan 41 mahasiswi (47,1%) yang memiliki perilaku negatif dan 46 mahasiswi (52,9%) yang memiliki perilaku positif. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square dengan perolehan nilai p = 0,551. Hasil analisis menunjukkan tidak adanya hubungan antara pengetahuan dengan perilaku mengatasi dismenore (nyeri haid) pada mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Keperawatan di Universitas Indonesia.
......A common complaint experienced by adolescent girls who experience menstruation is pain or cramping in the abdomen or waist area. This pain is a normal occurrence in menstrual events and is known as dysmenorrhea. The behavior in dealing with dysmenorrhea varies greatly and can be influenced by many factors. Therefore, this study aims to see the relationship between knowledge and behavior of dealing with dysmenorrhea (menstrual pain) in female students of the Faculty of Medicine and Nursing. The research is a descriptive analytics study. Sampling was done by consecutive sampling and obtained a sample of 87 female students. Data acquisition was carried out by distributing questionnaires related to the knowledge and behavior of female students towards dysmenorrhea. Knowledge of medical and nursing students tend to be in a good category with a total of 48 students (55,2%). Regarding the behavior in overcoming dysmenorrhea, it was found that 41 female students (47,1%) had a negative behavior and 46 students (52,9%) had a positive behavior. Data were analyzed using the chi-square test with a p-values = 0,551. The result of the analysis showed there is no relationship between knowledge and behavior of dealing with dysmenorrhea (menstrual pain) in female students of the Faculty of Medicine and Nursing at the University of Indonesia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elvina Apriani
"Tingginya persentase swamedikasi batuk dibandingkan dengan penyakit lain dapat menjadi pemicu timbulnya swamedikasi yang tidak rasional sehingga menyebabkan konsekuensi kesehatan yang serius. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengetahuan dan sikap pasien dewasa terhadap perilaku swamedikasi batuk di Jabodetabek. Desain penelitian ini adalah cross-sectional dengan metode mixed method tipe embedded design. Metode perolehan sampel dilakukan dengan teknik consecutive sampling menggunakan kuesioner yang telah memenuhi uji validitas dan reliabilitas. Data yang dikumpulkan adalah data primer dengan total 139 responden dan dianalisis menggunakan IBM®SPSS® versi 25. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 53,96% responden memiliki pengetahuan yang cukup, 81,29% responden memiliki sikap yang baik, dan 64,03% responden memiliki perilaku yang baik. Terdapat korelasi positif berkekuatan lemah antara pengetahuan swamedikasi batuk (p=0,000; r=0,285) dan sikap serta korelasi kuat positif antara sikap dan perilaku swamedikasi batuk (p=0,000; r=0,403). Namun tidak terdapat korelasi antara pengetahuan dan perilaku swamedikasi batuk responden (p=0,138; r=1,105). Hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku terhadap faktor sosiodemografi menunjukkan korelasi yang tidak bermakna (p>0.05). Oleh sebab itu, dapat disimpulkan semakin baik pengetahuan swamedikasi batuk responden maka semakin baik pula sikap swamedikasi batuk responden dan semakin baik sikap swamedikasi batuk responden maka semakin baik pula perilaku swamedikasi batuk yang ditunjukkan responden. Pada profil swamedikasi responden melakukan swamedikasi karena sudah mengetahui obat yang harus digunakan berdasarkan pengalaman dengan frekuensi swamedikasi dalam 3 bulan terakhir 1-2 kali. Responden memperoleh obat dari apotek dan mengandalkan pengalaman penggunaan obat pribadi/keluarga sebagai informasi obat mereka. Pada penggunaan obat batuk ditemukan responden yang menggunakan obat batuk kering untuk mengobati batuk berdahak
......The high percentage of cough self-medication compared to other diseases can trigger irrational self-medication, causing serious health consequences. This study aims to analyze the effect of adult patient's knowledge and attitudes on cough self-medication practice in Jabodetabek. The research design is cross-sectional with mixed method type embedded design. The data was collected by using consecutive sampling technique using questionnaire that had fulfilled validity and reliability test. Primary data were collected with 139 samples and analyzed by IBM®SPSS® 25. The results showed that 53.96% of respondents had enough knowledge, 81.29% of respondents had a good attitude, and 64.03% respondents have good practice. The results of the correlation test showed that there was a positive weak correlation between self-medication knowledge (p=0,000; r=0,285) and attitudes and a positive strong correlation between self-medication attitudes and practice (p=0,000; r=0,403). There was no correlation between self-medication knowledge and practice (p=0,138; r=1,105). The relationship between knowledge, attitudes, and practice towards sociodemographic factors showed no significant correlation (p>0.05). Therefore, it can be concluded that the higher respondent's self-medication knowledge, the better the self-medication attitude of respondents and the better self-medication attitude, the better self-medication behavior shown by respondents. In self-medication profile, respondents did self-medication because they already knew drug they used based on experience and self-medication frequency in last 3 months is 1-2 times. Respondents obtained drugs from pharmacies and relied on their personal/family drug use experience as their drug information. It was found that respondents used dry cough medicine to treat coughs with phlegm."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifa Nadya Syahira
"Risiko kesalahan penggunaan obat pada praktik swamedikasi untuk pasien anak cukup besar meliputi pemilihan obat hingga regimen dosis yang berdampak negatif pada keselamatan pasien. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perilaku swamedikasi dapat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan sikap yang dimiliki oleh pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengetahuan, sikap, terhadap perilaku pelaksanaan  swamedikasi obat batuk, flu, dan demam pada anak-anak di wilayah Jabodetabek. Desain penelitian menggunakan pendekatan cross-sectional dengan metode mixed method tipe embedded design. Data diperoleh dengan teknik consecutive sampling menggunakan kuesioner yang telah memenuhi syarat valid dan reliabel melalui uji validitas dan reliabilitas. Data primer diperoleh melalui kuesioner yang diisi oleh 239 orang tua di Jabodetabek dan dianalisis menggunakan program IBM®SPSS® versi 26. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden menunjukkan pengetahuan (70,7%), sikap (84,1%), dan perilaku (94,6%) yang baik terkait swamedikasi anak. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap (p = <0.001; r = 0.494), pengetahuan dan perilaku (p = <0.001; r = 0.278), serta sikap dan perilaku (p = <0.001; r = 0.381) terkait swamedikasi anak. Semakin baik pengetahuan dan sikap orang tua terhadap swamedikasi, semakin baik perilaku mereka dalam melakukan swamedikasi pada anak. Terdapat perbedaan yang signifikan dalam pengetahuan, sikap, dan perilaku swamedikasi antara responden berdasarkan usia, jenis kelamin, dan pendapatan (p <0.05). Namun, tidak terdapat perbedaan yang signifikan berdasarkan tingkat pendidikan dan status pekerjaan (p >0.05). Studi ini memberikan pemahaman tentang pola swamedikasi pada orang tua di Jabodetabek, serta faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan perilaku swamedikasi.
......The risk of medication errors in self-medication practices for pediatric patients is significant, including issues related to drug selection and dosing regimens that can negatively impact patient safety. Several studies have shown that self-medication practices can be influenced by the level of knowledge and attitudes held by patients. This research aims to analyze the knowledge, attitudes, and practices related to self-medication for cough, flu, and fever medications in children in the Jabodetabek area. The design of this research is cross-sectional with a mixed-methods embedded design. Data was collected by using consecutive sampling technique using questionnaire that had fulfilled the validity and reliability test. Primary data was obtained from 239 parents in the Jabodetabek area and analyzed using IBM® SPSS® version 26. The research findings indicate that the majority of respondents demonstrated good knowledge (70.7%), attitudes (84.1%), and behaviors (94.6%) regarding self-medication practices for children. There were significant positive correlation between knowledge and attitudes (p = <0.001; r = 0.494), knowledge and behaviors (p = <0.001; r = 0.278), as well as attitudes and behaviors (p = <0.001; r = 0.381) regarding self-medication practices for children. The better the knowledge and attitudes of parents towards self-medication, the better their behaviors in practicing self-medication. There were significant correlation in knowledge, attitudes, and practices related to self-medication among respondents based on age, gender, and income (p <0.05). However, no significant differences were found based on education level and employment status (p >0.05). This study provides insights into the patterns of self-medication practices among parents in the Jabodetabek area."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Ikhsan
"Luka bakar merupakan salah satu cedera yang banyak ditemukan di masyarakat dan masyarakat adalah orang yang pertama menemukan korban luka bakar. Ketika melakukan penanganan awal luka bakar masyarakat perlu mengetahui cara penanganan awal luka bakar yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan penanganan awal luka bakar dengan perilaku penanganan awal luka bakar oleh masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan desain cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 100 responden. Instrumen yang digunakan disesuaikan dengan target pengetahuan yang ingin dicapai. Dalam pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dan berdasar atas kriteria inklusi yang sudah ditentukan. Uji statistik yang dilakukan menggunakan uji Chi Square dengan signifikasi (α < 0,050) menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan penanganan awal luka bakar dengan perilaku penanganan awal luka bakar oleh masyarakat (p = 0,017). Perilaku masyarakat akan tepat dalam melakukan penanganan awal luka bakar dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penanganan awal luka bakar melalui pelatihan atau edukasi yang dilakukan oleh fasilitas kesehatan.
......Burn injury are one of the most common injuries found in the community and the community was the first to find burn victims. When conducting burn first aid early management community need to know how to do it properly. The researche aims to identify the correlation between knowledge and behaviors of burn first aid early management in the community. This study used cross sectional design with 100 respondent. This instrument used are adjusted to the target of knowledge to be achieved. Simple random sampling is used by researchers in taking data. The statistical test using Chi Square with significance (α < 0,050) showed a significant correlation between knowledge of burn first aid and behaviors of burn first aid by the community (p = 0,017). Community behavior will be appropriate in the burn first aid treatment by increasing community knowledge about burn first aid through training or education conducted by health facilities."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Nuraini Kurnia Mahesa
"ABSTRACT
Makanan adalah unsur lingkungan yang terpenting dalam meningkatkan derajat kesehatan karena selain dapat memenuhi kebutuhan hidup dapat pula menjadi sumber penularan penyakit, bila makanan tersebut tidak dikelola secara higienis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik, pengetahuan dan perilaku seorang penjamah makanan pada proses pengolahan makanan di usaha jasaboga Katering “X” tahun 2014.
Rancangan penelitian menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel 96 orang. Populasi penelitian adalah seluruh penjamah makanan yang bekerja di katering “X”. Data primer didapat dengan melakukan wawancara dan menggunakan kuesioner dengan 11 butir pertanyaan tentang pengetahuan serta 15 butir pertanyaan mengenai perilaku penjamah makanan. Data diolah menggunakan perangkat lunak komputer.
Hasil analisis univariat diketahui bahwa 64.6% penjamah makanan memiliki pengetahuan higiene baik, dan 53.1% memiliki perilaku higiene yang baik. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan higiene penjamah makanan dengan perilaku higiene penjamah makanan (p = 0.092).

ABSTRACT
Food is the most important element in improving the environmental health status because can fulfill a need of life and also can be a source of disease transmission, if the food is not maintained in a hygienic manner.
This study aims to determine the characteristics, knowledge and behavior of food handlers in the food processing business in catering "X" in 2014. Draft study using crosssectional design with a sample of 96 people. Population of the research was the whole foodhandler who work in catering "X". Data obtained by doing primary interviews and using a questionnaire with 11 grains questions about knowledge and 15 grains questions about behavior of foodhandler. Data processed using computer software.
The result analysis univariat known that 64.6 % foodhandler having knowledge higiene good. and 53.1 % having higiene good behavior. Research showed that no relation between knowledge of foodhandler and behavior higiene of foodhandler (p = 0.092)."
2014
S55272
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selita Restuningtyas
"Pengetahuan tentang HIV / AIDS perlu diberikan kepada remaja untuk mengurangi terjadinya perilaku berisiko oleh remaja. Penelitian deskriptif analitik korelatif ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan HIV / AIDS dan perilaku berisiko dengan pendekatan cross-sectional yang melibatkan 418 siswa dari 10 SMA Negeri di Kota Bogor dengan menggunakan teknik proporsional stratified random sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner IAQ-E (International AIDS Questionnaire English Version) untuk mengukur tingkat pengetahuan dan kuesioner YRBS (Youth Risk Behavior Survey) tentang perilaku berisiko pada remaja. Hasil analisis bivariat dengan uji Spearman menunjukkan bahwa pengetahuan HIV / AIDS berhubungan bermakna dengan perilaku berisiko (p = 0,009 α = 0,05; r = 0,128). Pendidikan kesehatan perlu dimasukkan dalam kurikulum pendidikan di sekolah untuk mengembangkan pengetahuan remaja tentang informasi kesehatan khususnya HIV / AIDS sehingga dapat mengurangi perilaku berisiko HIV / AIDS sejak usia dini.
...... Knowledge about HIV / AIDS needs to be given to adolescents to reduce the occurrence of risky behavior by adolescents. This descriptive correlative analytic study aims to determine the relationship between HIV / AIDS knowledge and risky behavior using a cross-sectional approach involving 418 students from 10 public high schools in Bogor City using proportional stratified random sampling technique. The research instrument used the IAQ-E (International AIDS Questionnaire English Version) questionnaire to measure the level of knowledge and the YRBS (Youth Risk Behavior Survey) questionnaire about risk behavior in adolescents. The results of the bivariate analysis using the Spearman test showed that knowledge of HIV / AIDS was significantly associated with risky behavior (p = 0.009 α = 0.05; r = 0.128). Health education needs to be included in the education curriculum in schools to develop youth knowledge about health information, especially HIV / AIDS so that it can reduce HIV / AIDS risk behavior from an early age."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naadiyah Fauziyyah
"Penyakit menular di negara berkembang terjadi sangat cepat karena kurangnya penerapan praktik kebersihan pribadi dan kondisi sanitasi yang memadai. Praktik kebersihan pribadi seperti mencuci tangan telah terbukti mengurangi kemungkinan penyakit seperti diare dan infeksi saluran pernapasan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku kebersihan diri santri di pondok pesantren di Bogor. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif cross sectional. Penelitian ini dilakukan terhadap 146 santri di dua pondok pesantren di Bogor dengan menggunakan metode total sampling dan menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan siswa yang memiliki pengetahuan baik dan pengetahuan kurang sama (50%), sikap siswa terhadap personal hygiene kurang (54,8%) dan perilaku personal hygiene siswa tergolong baik (51,4%). Rekomendasi dari hasil penelitian ini perlu dilakukan dalam penyuluhan kesehatan khususnya terkait personal hygiene di pesantren di Indonesia karena masih terdapat santri yang kurang pengetahuan, sikap dan perilaku terkait personal hygiene.
...... Infectious diseases in developing countries occur very rapidly due to the lack of adequate personal hygiene practices and sanitary conditions. Personal hygiene practices such as washing hands have been shown to reduce the chances of illnesses such as diarrhea and respiratory infections. This study aims to describe the level of knowledge, attitudes and personal hygiene behavior of students in Islamic boarding schools in Bogor. This study used a cross sectional descriptive research design. This research was conducted on 146 students in two Islamic boarding schools in Bogor using a total sampling method and using univariate analysis. The results showed that students who had good knowledge and less knowledge were the same (50%), students 'attitudes towards personal hygiene were less (54.8%) and students' personal hygiene behavior was classified as good (51.4%). Recommendations from the results of this study need to be carried out in health education, especially regarding personal hygiene in Islamic boarding schools in Indonesia because there are still students who lack knowledge, attitudes and behavior related to personal hygiene."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Mukhlisina Ramadhan
"Terkenalnya Kota Pekalongan sebagai “The World City of Batik” membawa konsekuensi meningkatnya permintaan pasar yang mendorong peningkatan produksi. Hal tersebut menyebabkan masalah pencemaran lingkungan hingga sekarang akibat limbah hasil produksi industri batik yang dibuang sembarangan tanpa melalui tahap pengelolaan atau penetralisiran limbah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai. Usaha pemerintah memberikan sosialisasi, pembuatan regulasi, dan membangun Instalasi Pembuangan Air Limbah Komunal (IPAL) ternyata belum dapat menyelesaikan masalah pencemaran limbah batik. Pengetahuan dan perilaku aktor industri batik menjadi salah satu penyebab pencemaran limbah batik. Tulisan ini menggunakan teori rational choice (Bennet, 1980) dan ecological tragedy (Henley, 2008) serta metode etnografi untuk melihat bagaimana pengetahuan dan perilaku ekologi aktor usaha batik mikro, kecil, dan menengah terkait limbah “batik” di Kelurahan Jenggot, Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Indonesia. Kesimpulan dari tulisan ini adalah pengetahuan dan perilaku aktor industri tersebut belum dapat mendukung pengelolaan limbah yang lebih baik karena pengetahuan mereka yang minim atau tidak tahu sama sekali, memiliki pengetahuan namun memilih tidak melakukan pengelolaan limbah, dan memiliki kemauan atau keinginan untuk mengelola limbah namun kemampuan mereka terbatas.
......Pekalongan City known as "The World City of Batik" has led to an increase in market demand, which has led to an increase in production. This has caused environmental pollution problems until now due to the waste produced by the batik industry which is disposed of carelessly without going through the waste management or neutralization stage first before being discharged into the river. Government efforts to provide socialization, make regulations, and build a Communal Wastewater Disposal Installation (IPAL) have not been able to solve the problem of batik waste pollution. The knowledge and behavior of batik industry actors is one of the causes of batik waste pollution. This paper uses rational choice theory (Bennet, 1980) and ecological tragedy (Henley, 2008) as well as ethnographic methods to see how the ecological knowledge and behavior of micro, small and medium batik business actors related to "batik" waste in Jenggot Village, South Pekalongan Subistrict, Pekalongan City, Central Java, Indonesia. The conclusion of this paper is that the knowledge and behavior of these industry actors have not been able to support better waste management because they have minimal knowledge or do not know at all, have knowledge but choose not to carry out waste management, and have the willingness or desire to manage waste but their abilities are limited."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christian Martin
"Upaya penurunan risiko obesitas adalah hal yang penting karena obesitas menjadi resiko dari penyakit tidak menular (PTM) yang menyebabkan kematian. Didapatkan juga data peningkatan overweight dan obesitas pada mahasiswa baru Universitas Indonesia. Sehingga, diperlukan metode lain salah satunya dengan pendidikan sebaya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan proporsi pengetahuan dan proses perubahan perilaku untuk mengurangi berat badan dari pengaruh pendidikan sebaya sebelum dan sesudah diberikan edukasi. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental dengan rancangan one group pre-test and post-test design. Jumlah besar sampel sebanyak 14 orang yang berasal dari mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK) Universitas Indonesia. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Pendidikan sebaya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pengetahuan obesitas (p-value=0,008) setelah adanya perlakuan dibandingkan sebelum adanya perlakuan. Pendidikan sebaya juga memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan proses perubahan perilaku untuk mengurangi berat badan berupa peningkatan indikator emotional re-evaluation (EmR) (p-value=0,031), weight consequences evaluations (WCE) (p-value=0,031), dan weight management actions (WMA) (p-value=0,016). Sementara, pendidikan sebaya tidak menunjukan hasil signifikan pada peningkatan supporting relationship (SR) (p-value=0,125). Pendidikan sebaya terbukti efektif untuk meningkatkan pengetahuan obesitas dan proses perubahan perilaku untuk mengurangi berat badan. Sehingga, dapat digunakan sebagai alternatif metode untuk melakukan pendekatan pendidikan kesehatan khususnya pada intervensi obesitas pada remaja.
......fforts to reduce the risk of obesity are crucial as obesity poses a risk of non-communicable diseases (NCDs) that can lead to death. Data also indicate an increase in overweight and obesity among new students at the University of Indonesia. Therefore, alternative methods are needed, one of which is peer education. The aim of this research is to determine the difference in the proportion of knowledge and the tendency to change behavior to reduce weight due to the influence of peer education before and after receiving education. This study is a quasi-experimental research with a one-group pre-test and post-test design. The large sample size consisted of 14 individuals from the Health Sciences Cluster (RIK) at the University of Indonesia, selected using purposive sampling. Peer education has a significant impact on the increase in obesity knowledge (p-value=0.008) after the intervention compared to before the intervention. Peer education also has a significant effect on increasing the tendency to change behavior to reduce weight, as indicated by the increase in emotional re-evaluation (EmR) (p-value=0.031), weight consequences evaluations (WCE) (p-value=0.031), and weight management actions (WMA) (p-value=0.016). However, peer education did not show a significant result in the increase of supporting relationship (SR) (p-value=0.125). Peer education has proven to be effective in improving obesity knowledge and the tendency to change behavior to reduce weight. Thus, it can be used as an alternative method for health education, especially in obesity interventions for adolescents."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>