Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Earle, R.L.
Bogor: Sastra Hudaya, 1982
664.02 EAR s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wulandari Wijaya
Abstrak :
ABSTRAK
Proses pengolahan makanan ternak terdiri dari 5 bagian, yaitu bagian penerimaan, bagian penggilingan, bagian batching, bagian pelleting dan bagian bagging. Dari seluruh bagian yang terpenting adalah pada proses batching.Karena dengan mengendalikan proses penimbangan dan pencampuran berdasarkan waktu yang tepat akan dapat diperoleh komposisi yang tepat dan menghasilkan kualitas baik. Pengendalian dilakukan dengan mengotomasikan bagian ini dapat dilakukan dengan mengotomasikan bagian ini, sedang pada bagian lain masih dapat dilakukan secara manual.

Pada thesis ini bertujuan untuk membuat simulasi sistem otomasi proses pengolahan makanan ternak hanya pada bagian batching. Seluruh komponen batching bekerja berdasarkan ketepatan waktu dan berat yang diinginkan. Bahan campuran yang bervariasi dapat dipilih sebelum dilakukan baching. Pada simulasi hanya menggunakan satu buah mixer, dua buah bucket elevator, enam silo dan tiga bin, jika diinginkan untuk menggunakan silo/bin dapat ditambahkan tanpa merubah sistem. Sebagai komponen lain digunakan dua buah timbangan, satu untuk menimbang bahan baku dengan satuan ton dan lainnya untuk menimbang Vitamin dan premix dengan satuan kg.

Dari simulasi ini dapat dilihat proses pengangkutan bahan, proses pengisian silo/bin, kerja katup, proses penimbangan dan proses pengadukan.
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Rohmanti Handari
Abstrak :
ABSTRAK
Pengolahan makanan merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah menengah kejuruan bidang pariwisata program usaha perhotelan. Pengolahan makanan adalah mata pelajaran mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan dapur, mulai pengenalan peralatan, bahan makanan, pemrosesan makanan sampai penyajian di depan tamu. Pelajaran ini terbagi atas dua kegiatan yaitu belajar secara teori dan secara praktik. Diharapkan lulusan program ini dapat langsung memasuki dunia keija atau mengembangkan iimunya dengan berwiraswasta. Dalam GBPP & Pedoman Pelaksanaan Kurikulum SMK edisi 1999, ditetapkan bahwa paket keahlian yang diuji pada akhir pendidikan adalah pelajaran kantor depan hotel dan tata graha. Pelajaran pengolahan makanan tidak diikutsertakan dalam ujian akhir. Hal ini mungkin mempenganihi minat siswa terhadap pelajaran pengolahan makanan.

Mencapai prestasi atau kualitas belajar tergantung pada bagaimana siswa mengarahkan tingkah lakunya saat belajar atau disebut self regulated learning. Untuk dapat belajar secara efektif, siswa perlu mempunyai kemauan dan kemampuan dalam menggunakan berbagai strategi. Zimmerman dan Martinez Pons (1989) mengkategorikan empat belas strategi self regulated learning.

Biasanya siswa berprestasi aktif bila ia berminat pada pelajaran, karena minat merupakan sumber motivasi bagi individu untuk melakukan suatu kegiatan, termasuk berminat terhadap pelajaran pengolahan makanan. Bila siswa berminat pada pelajaran pengolahan makanan, maka ia akan termotivasi dan itu dapat dijadikan sebagai kunci dalam proses belajar. Karena itu penulis meneliti adakah minat siswa terhadap pelajaran pengolahan makanan, minat dan penggunaan strategi selfregulated learning yang diduga memiliki hubungan yang bermakna.

Subyck dalam penelitian ini adalah siswa-siswa kelas 1, 2 dan 3 SMK (SMIP) Windian Nugraha Bogor sebanyak 56 orang. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara, kuesioner strategi self regulated learning dan kuesioner minat terhadap pelajaran pengolahan makanan dengan skala model Likert. Pengujian reliabilitas masing-masing kuesioner menggunakan koefisien alpha dari Cronbach. Untuk melihat hubungan antara minat terhadap pelajaran pengolahan makanan dan strategi self regulated learning digunakan Pearson's Product Moment Correlation dan penghitungannya menggunakan SPSS versi 10.00 for windows. Hasil perhitungan menunjukkan ada korelasi yang sangat signifikan. Disimpulkan ada hubungan yang positif antara minat terhadap pelajaran pengolahan makanan dan strategi self regulated learning. Makin tinggi minat siswa terhadap pelajaran tersebut maka makin sering siswa menggunakan strategi self regulated learning.

Saran untuk penelitian selanjutnya antara lain adalah menggunakan sampel penelitian dari beberapa sekolah menengah kejuruan bidang pariwisata program usaha perhotelan untuk menghindari adanya jawaban bias karena peneliti adalah guru pada pelajaran tersebut.
2001
S2999
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Nuraini Kurnia Mahesa
Abstrak :
ABSTRACT
Makanan adalah unsur lingkungan yang terpenting dalam meningkatkan derajat kesehatan karena selain dapat memenuhi kebutuhan hidup dapat pula menjadi sumber penularan penyakit, bila makanan tersebut tidak dikelola secara higienis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik, pengetahuan dan perilaku seorang penjamah makanan pada proses pengolahan makanan di usaha jasaboga Katering “X” tahun 2014.

Rancangan penelitian menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel 96 orang. Populasi penelitian adalah seluruh penjamah makanan yang bekerja di katering “X”. Data primer didapat dengan melakukan wawancara dan menggunakan kuesioner dengan 11 butir pertanyaan tentang pengetahuan serta 15 butir pertanyaan mengenai perilaku penjamah makanan. Data diolah menggunakan perangkat lunak komputer.

Hasil analisis univariat diketahui bahwa 64.6% penjamah makanan memiliki pengetahuan higiene baik, dan 53.1% memiliki perilaku higiene yang baik. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan higiene penjamah makanan dengan perilaku higiene penjamah makanan (p = 0.092).
ABSTRACT
Food is the most important element in improving the environmental health status because can fulfill a need of life and also can be a source of disease transmission, if the food is not maintained in a hygienic manner.

This study aims to determine the characteristics, knowledge and behavior of food handlers in the food processing business in catering "X" in 2014. Draft study using crosssectional design with a sample of 96 people. Population of the research was the whole foodhandler who work in catering "X". Data obtained by doing primary interviews and using a questionnaire with 11 grains questions about knowledge and 15 grains questions about behavior of foodhandler. Data processed using computer software.

The result analysis univariat known that 64.6 % foodhandler having knowledge higiene good. and 53.1 % having higiene good behavior. Research showed that no relation between knowledge of foodhandler and behavior higiene of foodhandler (p = 0.092).
2014
S55272
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Soko Marhendi
Abstrak :
Tesis ini membahas evaluasi pencapaian tujuan pelatihan pengolahan makanan program usaha peningkatan pendapatan keluarga PKK (UP2K PKK) yang merupakan program dari kementerian dalam negeri melalui Tim Penggerak PKK yang bertujuan tercapainya peningkatan usaha ekonomi keluarga melalui usaha kelompok/perorangan UP2K-PKK, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga. Perencana program disini adalah UP2K Kota, pelaksana program disini adalah UP2K Kelurahan yang terdiri dari berbagai kelompok pelaksana, sedangkan penerima manfaat adalah anggota UP2K yang memiliki usaha pengolahan makanan dan non usaha pengolahan makanan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian evaluasi pencapaian tujuan. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Pendrikan Lor, Kota Semarang. Hasil dari penelitian ini adalah pelatihan pengolahan makanan program UP2K merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat. Dengan menggunakan evaluasi pelatihan Kirkpatrick menghasilkan pada tingkat pertama yaitu reaksi peserta merasa sangat tertarik, pada tahap kedua, peserta mengalami peningkatan pengetahuan dan keterampilan setelah mengikuti pelatihan. Tahap ketiga, perilaku, peserta memanfaatkan pengetahuan yang didapat saat pelatihan untuk pengembangan usaha mereka. Tahap keempat, hasil, dilihat dari peningkatan produksi, peningkatan kualitas, pengurangan biaya/cost, peningkatan penjualan, dan meningkatnya keuntungan yang dirasakan oleh peserta setelah melakukan pelatihan. Faktor pendorong pencapain tujuan pelatihan adalah mendapat dukungan dari pemkot, sarana dan prasarana sudah disediakan oleh panitia, iklim kompetitif, pengurus UP2K berdedikasi tinggi, trainer yang kompeten, dan antusiasme anggota UP2K. Sedangkan faktor penghambat dari pencapaian tujuan antara lain keterbatasan dana dalam melaksanakan pelatihan, rendahnya tingkat pendidikan, dan waktu pelaksanaan pelatihan yang bersamaan dengan kegiatan peserta. Dari hambatan tersebut peneliti merekomendasikan perlunya sosialisasi pelatihan, melibatkan CSR dalam pelaksanaan pelatihan dan melakukan lagi kegiatan pendampingan. ......This thesis discusses the evaluation of the achievement of the food processing training objectives of the PKK (UP2K PKK) family income improvement program which is a program of the interior ministry through the PKK Driving Team which aims to achieve family economic improvement through UP2K-PKK group/individual businesses, thereby increasing income and family welfare. The program planner here is UP2K Kota, the program implementer here is the Kelurahan UP2K which consists of various implementing groups, while the beneficiaries are UP2K members who have food processing and non-food processing businesses. This study uses a qualitative approach with this type of evaluation research. This research was conducted in Pendrikan Lor Village, Semarang City. The results of this study are that the UP2K program food processing training is one form of community empowerment. Using Kirkpatrick's training evaluation resulted in the first level, namely the reaction of the participants feeling very interested, in the second stage, participants experienced an increase in knowledge and skills after attending the training. The third stage, behavior, participants utilize the knowledge gained during training for the development of their businesses. The fourth stage, results, seen from the increase in production, quality improvement, cost/cost reduction, increased sales, and increased profits felt by participants after training. The driving factor for achieving the objectives of the training was getting support from the municipal government, facilities and infrastructure provided by the committee, competitive climate, dedicated dedicated UP2K management, competent trainers, and enthusiasm from UP2K members. While the inhibiting factors for achieving goals include limited funds in carrying out training, low levels of education, and the timing of training that coincides with participant activities. From these obstacles the researchers recommended the need for training socialization, involving CSR in the implementation of training and conducting more mentoring activities.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Wahyu Ningtyias
Abstrak :
Kabupaten Jember masih menghadapi masalah gizi gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI), sebagian besar kecamatannya termasuk dalam kategori daerah endemik GAKI. Salah satu penyebabnya adalah faktor goitrogenik sianida yang mengganggu pembentukan hormon tiroid. Keberadaannya pada beberapa sayuran yang biasa dikonsumsi masyarakat menyebabkan diperlukannya pola konsumsi dan proses pengolahan yang baik agar aman dikonsumsi. Penelitian ini bertujuan mengubah pola konsumsi goitrogenik sianida dan cara pengolahannya melalui penyuluhan gizi dan demonstrasi cara pengolahan pangan sumber goitrogenik sianida yang benar. Penelitian ini adalah sebuah penelitian kuasi eksperimental dengan rancangan pretest-posttest control design. Jumlah sampel sebanyak 196 ibu rumah tangga, terdiri dari 98 orang di setiap kelompok perlakuan dan kontrol. Penelitian dilakukan di Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember pada bulan Maret hingga Mei 2013. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan konsumsi bahan mentah sumber goitrogenik sebesar 25,98 gram. Namun, tidak terjadi peningkatan konsumsi sianida, justru menurun sebesar 9,09 miligram pada kelompok perlakuan. Hal ini terjadi karena pemilihan cara pengolahan yang tepat sesuai materi intervensi, yaitu beralih ke kulub dan rebus berkuah. Namun penurunan ini tidak signifikan (p = 0,56). Materi tentang GAKI dan cara mereduksi kadar sianida pada bahan pangan sumber goitrogenik sianida bisa dijadikan materi penyuluhan dalam program pencegahan GAKI di Kabupaten Jember.
Jember still encounter the problem of nutrition iodine deficiency disorders (IDD), most of the district are included in the category of endemic areas. One reason is the cyanide goitrogenic factors that can interfere with the function of the thyroid hormone. Its presence in some commonly consumed vegetables society, causes the need for patterns of consumption and good processing in order to make it safe for consumption. Cyanide is a precursor thiocyanate which disrupt the formation of thyroid hormones through two pathways, active transport and interfere with the activity of thyroid peroxidase. This study aimed to change food pattern and way of processing goitrogenic cyanide food stuff through nutritional counseling and demonstration of food processing to reduce cyanide in goitrogenic food stuff. The research was a quasy-experimental study with pretest-posttest control design. The number of samples 196 housewives, consist of 98 people in the respective treatment groups and control. The study was conducted in the District Arjasa Jember between March and May 2013. The result showed presence of increased consumption of raw materials sources goitrogenic cyanide of 25.98 grams, was not followed by an increase in the consumption of cyanide, which has decreased by 9.09 miligram in the treatment group. This occurs because of the selection of appropriate food processing, switching to boil and blanching (kulub). However, this decrease was not significant (p = 0.56). The material on IDD and how to reduce levels of cyanide in the food source of cyanide can be used as material counseling in prevention programs IDD in Jember.
Jember: Universitas Jember, 2014
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Inoy Trisnaini
Abstrak :
Pada simpul lingkungan terdapat beberapa media yang dapat menjadi transmisi penularan penyakit, salah satunya melalui makanan. Bola-bola daging dengan bahan utama daging sapi merupakan salah satu makanan yang dibuat di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Mohammad Hoesin Palembang. Bahan pangan hewani merupakan sumber utama bakteri penyebab infeksi dan intoksikasi termasuk Salmonella sp. dan Escherichia coli. Bola-bola daging rentan mengalami kontaminasi oleh bahaya fisik, biologi, maupun kimia. Tujuan dari penelitian ini ialah analisis bahaya dan titik kendali kritis terhadap proses pengolahan bola-bola da- ging. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber infor- masi terdiri atas enam orang informan. Penelitian dilakukan dengan metode wawancara mendalam dan observasi. Instrumen yang digunakan ialah per- alatan pengujian angka paling mungkin Escherichia coli dan Salmonella sp., pedoman wawancara mendalam, checklists, dan kamera. Hasil penelitian menunjukkan bahwa titik kendali kritis dalam proses pengolahan bola-bola daging terletak pada tahap penerimaan daging giling, penyimpanan bahan makanan basah, pengadonan dan pembentukan adonan, perebusan, penirisan, serta penyajian. Meskipun hasil penelitian menunjukkan bahwa secara fisik bola-bola daging dinilai baik dan kandungan Escherichia coli dan Salmonella sp. pada bola-bola daging ialah negatif, yang menjadi titik tekan adalah potensi bahaya biologi berupa bakteri patogen dan bahaya kimia nitrit nitrat.

In the knot environment there are some medias that could transmit disease, one of them is food. Meatballs with beef as main ingredient is one of food that is made in The Installation Nutrition RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang. Meats are the main source of bacteria that cause infections and intoxications, such as Salmonella and Escherichia coli. Meatballs are so vulnerable to get contaminated by physical, biological, or chemical hazards. The purpose of this research is hazard analysis and critical control point at meatballs making. This research is descriptive qualitative research. Sources of information consists of six informants. Methods of research con- ducted is in-depth interview and observation. The instrument used is the test equipment NER Escherichia coli and Salmonella, in-depth interview guide- lines, checklists, and camera. The results showed that the critical control points in meatballs making is acceptance of minced beef, wet food storage, kneading and forming the dough, boiling, draining, and presentation. Although based on the observation and interviews indicated that physically meatballs were good and E. coli and Salmonella in meatballs were nega- tive, the stress point is the potential dangers of biological pathogens and chemicals nitrite nitrate.
Universitas Sriwijaya, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Bagian Kesehatan Lingkungan, 2012
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nareswarie Ayuanindhita
Abstrak :
Seiring dengan perkembangan zaman, permukaan bumi ini mulai dikuasai oleh manusia, baik untuk tempat bertinggal, memenuhi kebutuhan pangan, maupun untuk memenuhi kebutuhannya hidupnya. Manusia mulai semakin pintar dan mulai menciptakan teknologi yang dapat membantunya melakukan pekerjaan namun, inovasi teknologi tersebut tidak jarang banyak memberikan dampak negatif kepada makhluk hidup lain seperti tumbuhan dan hewan yang seharusnya juga memiliki hak hidup yang sama di atas bumi ini. Sehingga Proyek Neuron City ini hadir sebagai sebuah sistem yang mengatur keseimbangan kehidupan manusia dengan lingkungan sekitarnya dengan menerapkan sistem Neuron secara makro dan mikro agar manusia dan makhluk hidup lain dapat hidup dengan damai di atas bumi ini. ......Along with the times, the surface of the earth began to be controlled by humans, both for a place to live, food resources, and the other their daily needs. Humans began to get smarter and began to create technologies that can help them do the work, but the technological innovations are not infrequently a lot of negative impacts on other living creatures such as plants and animals that should also have the same right to live on this earth. So that the Neuron City Project is present asa system that regulates the balance of human life with the surrounding environment by implementing a macro and micro Neuron system so that humans and other living things can live peacefully on this earth.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library