Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994
616.9 NAS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Indro Handojo
Surabaya: Pusat Penerbitan dan Percetaka Unair, 2004
616.07 IND i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Surabaya: Airlangga University Press, 2007
616.9 PEN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Erni Juwita Nelwan
"Sebagai negara tropis terbesar ketiga di dunia setelah Brazil dan Kongo, Indonesia dihadapkan pada berbagai masalah kesehatan khususnya di bidang penyakit tropik dan infeksi/ Meskipun terdapat penurunan jumlah kasus tropik infeksi dalam 10 tahun terakhir, namun masalah penyakit tropik infeksi tetap masih membutuhkan perhatian/ Komitmen Indonesia untuk mensejahterakan masyarakat melalui pencapaian target dalam Sustainable Development Goals (SDG) 2030 yaitu mengakhiri epidemi malaria, AIDS, tuberkulosis, hepatitis, penyakit tropis terabaikan dan penyakit infeksi lainnya seperti diare atau demam tifoid masih membutuhkan usaha keras dari semua pihak."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
PGB-Pdf
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Siti Masitoh
"Penyakit infeksi pada balita merupakan masalah kesehatan yang perlu ditangani karena menjadi penyebab langsung kematian balita dan stunting. Salah satu penyebab tidak langsung dari penyakit infeksi balita adalah kerawanan pangan. Meskipun beberapa bukti saat ini menunjukkan ada hubungan antara kerawanan pangan dengan penyakit infeksi pada balita tetapi masih sedikit bukti yang meneliti hubungan ini di negara berpenghasilan sedang dan rendah seperti di Indonesia. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kerawanan pangan dengan penyakit infeksi pada balita di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan desain potong lintang menggunakan data SSGI Tahun 2021. Hubungan antara kerawanan pangan dengan penyakit infeksi dikontrol oleh variabel kovariat. Analisis multivariat dilakukan menggunakan uji multiple multinomial logistic untuk memperoleh nilai OR adjusted. Hasil penelitian menunjukkan balita dari rumah tangga dengan rawan pangan ringan berisiko 1,367 kali, rawan pangan sedang berisiko 1,490 dan pada rawan pangan berat 1,500 kali. Begitu juga risiko untuk menderita lebih dari satu penyakit infeksi. Balita dari rumah tangga dengan rawan pangan ringan berisiko 1,685 kali, pada rawan pangan sedang 2,418 kali dan rawan pangan berat 2,596 kali. Dapat disimpulkan risiko balita untuk menderita satu penyakit infeksi maupun lebih dari satu penyakit infeksi semakin meningkat seiring dengan level kerawanan pangan rumah tangga.

Infectious diseases in toddlers are a health problem that needs to be addressed because they are a direct cause of toddlers deaths and stunting. One of the indirect causes of infant infection is food insecurity. Although some current evidence shows that there is a relationship between food insecurity and infectious diseases in toddlers, there is still little evidence examining this relationship in middle and low income countries such as Indonesia. Therefore this study aims to determine the relationship between food insecurity and infectious diseases in toddlers in Indonesia. The research was conducted with a cross-sectional design using SSGI data for 2021. The relationship between food insecurity and infectious diseases was controlled by covariate variables. Multivariate analysis was performed using the multiple multinomial logistic test to obtain an adjusted OR value. The results showed that toddlers from households with mild food insecurity had a risk of 1,367 times, moderate food insecurity had a risk of 1,490 and in severe food insecurity 1.500 times. Likewise, the risk of children suffering from more than one infectious disease. Toddlers from households with mild food insecurity have a risk of 1,685 times, in moderate food insecurity 2,418 times and severe food insecurity 2,596 times. It can be concluded that the risk of toddlers suffering from one infectious disease or more than one infectious disease increases along with the level of household food insecurity."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jan Susilo
Jakarta: UI-Press, 1998
PGB 0244
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Kusumawati
"Stunting merupakan masalah gizi, terbukti data pemantauan status gizi
Kabupaten Banyumas 2012 prevalensi stunting sebesar 28,37% dan
prevalensi tertinggi (41,6%) di Puskesmas Kedungbanteng. Tujuan penelitian
untuk menganalisis faktor risiko terkait faktor anak, ibu, lingkungan terhadap
stunting bawah tiga tahun (batita) agar dapat dikembangkan model
pengendaliannya. Penelitian menggunakan desain kasus kontrol, populasi
adalah seluruh anak usia 6 sampai 36 bulan di Puskesmas Kedungbanteng
Kabupaten Banyumas selama enam bulan tahun 2013. Sampel kasus
adalah 50 batita stunting, sampel kontrol adalah 50 batita status normal.
Teknik pengambilan sampel kasus diambil dari tujuh desa yang terbanyak
stuntingnya, sedangkan kontrol adalah batita normal tetangga terdekat kasus
dengan usia yang disamakan. Pengumpulan data dengan wawancara
dan pengukuran. Analisis data univariat, bivariat (uji kai kuadrat), dan multivariat
(uji regresi logistik ganda). Hasil penelitian menemukan karakteristik
batita stunting terkena penyakit infeksi (82%), riwayat panjang badan
lahir < 48 centimeter (66%), riwayat pemberian ASI dan makanan pendamping
ASI kurang baik (66%), riwayat berat badan lahir rendah (8%).
Pada penelitian ini, faktor risiko stunting adalah penyakit infeksi, pelayanan
kesehatan, immunisasi, pengetahuan ibu, pendapatan keluarga, ketersediaan
pangan keluarga, dan sanitasi lingkungan. Faktor yang paling dominan
adalah penyakit infeksi. Model pengendalian stunting melalui peningkatan
pemberdayaan keluarga terkait pencegahan penyakit infeksi, memanfaatkan
pekarangan sebagai sumber gizi keluarga dan perbaikan sanitasi
lingkungan.
Stunting is a nutritional problem, proved by the evidence of nutritional status
monitoring at Banyumas District in 2012, the prevalence of stunting was
28.37% and the highest prevalence 41.6% at Kedungbanteng Primary
Health Care. This study aimed to analyze risk factors related to child, maternal,
and environmental factors toward stunting among children under
three year old in 2013 in order to develop the control model. This study used
case control design, the population was all children aged of six to 36 months
at Kedungbanteng Primary Health Care, Banyumas District. Sample was 50
stunting children, while the control sample was 50 normal children.
Sampling technique was taken from seven villages with the highest stunting
number, meanwhile the control was normal children living closest to the
case with similar age. Data was collected through interview and measurement.
Data analysis was conducted in univariate, bivariate (chi-square test),
and multivariate analyze (multiple logistic regression test). The results found
that characteristics of stunting children under three years old were often suffering
infectious diseases (66%), having body length record < 48 centimeter
(66%), bad records of breastfeeding and comlementary feeding (66%),
and record of low birth weight (8%).Stunting risk factors in this study were
infectious disease, health services, immunization, maternal knowledge, family
income, family food availability, and environmental sanitation. The most
dominating factor was infectious disease. The stunting control model
through enhancement of family empowerment related to infectious disease
prevention, utilization yard as a family nutrition source and environmental
sanitation repair."
Universitas Jenderal Soedirman, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan,Jurusan Kesehatan Masyarakat, 2015
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Kusumawati
"Stunting merupakan masalah gizi, terbukti data pemantauan status gizi
Kabupaten Banyumas 2012 prevalensi stunting sebesar 28,37% dan
prevalensi tertinggi (41,6%) di Puskesmas Kedungbanteng. Tujuan penelitian
untuk menganalisis faktor risiko terkait faktor anak, ibu, lingkungan terhadap
stunting bawah tiga tahun (batita) agar dapat dikembangkan model
pengendaliannya. Penelitian menggunakan desain kasus kontrol, populasi
adalah seluruh anak usia 6 sampai 36 bulan di Puskesmas Kedungbanteng
Kabupaten Banyumas selama enam bulan tahun 2013. Sampel kasus
adalah 50 batita stunting, sampel kontrol adalah 50 batita status normal.
Teknik pengambilan sampel kasus diambil dari tujuh desa yang terbanyak
stuntingnya, sedangkan kontrol adalah batita normal tetangga terdekat kasus
dengan usia yang disamakan. Pengumpulan data dengan wawancara
dan pengukuran. Analisis data univariat, bivariat (uji kai kuadrat), dan multivariat
(uji regresi logistik ganda). Hasil penelitian menemukan karakteristik
batita stunting terkena penyakit infeksi (82%), riwayat panjang badan
lahir < 48 centimeter (66%), riwayat pemberian ASI dan makanan pendamping
ASI kurang baik (66%), riwayat berat badan lahir rendah (8%).
Pada penelitian ini, faktor risiko stunting adalah penyakit infeksi, pelayanan
kesehatan, immunisasi, pengetahuan ibu, pendapatan keluarga, ketersediaan
pangan keluarga, dan sanitasi lingkungan. Faktor yang paling dominan
adalah penyakit infeksi. Model pengendalian stunting melalui peningkatan
pemberdayaan keluarga terkait pencegahan penyakit infeksi, memanfaatkan
pekarangan sebagai sumber gizi keluarga dan perbaikan sanitasi
lingkungan.
Stunting is a nutritional problem, proved by the evidence of nutritional status
monitoring at Banyumas District in 2012, the prevalence of stunting was
28.37% and the highest prevalence 41.6% at Kedungbanteng Primary
Health Care. This study aimed to analyze risk factors related to child, maternal,
and environmental factors toward stunting among children under
three year old in 2013 in order to develop the control model. This study used
case control design, the population was all children aged of six to 36 months
at Kedungbanteng Primary Health Care, Banyumas District. Sample was 50
stunting children, while the control sample was 50 normal children.
Sampling technique was taken from seven villages with the highest stunting
number, meanwhile the control was normal children living closest to the
case with similar age. Data was collected through interview and measurement.
Data analysis was conducted in univariate, bivariate (chi-square test),
and multivariate analyze (multiple logistic regression test). The results found
that characteristics of stunting children under three years old were often suffering
infectious diseases (66%), having body length record < 48 centimeter
(66%), bad records of breastfeeding and comlementary feeding (66%),
and record of low birth weight (8%).Stunting risk factors in this study were
infectious disease, health services, immunization, maternal knowledge, family
income, family food availability, and environmental sanitation. The most
dominating factor was infectious disease. The stunting control model
through enhancement of family empowerment related to infectious disease
prevention, utilization yard as a family nutrition source and environmental
sanitation repair."
Universitas Jenderal Soedirman, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan,Jurusan Kesehatan Masyarakat, 2015
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abidah Nur
"Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menyebutkan angka insiden diare pada
balita di Indonesia sebesar 6,7%. Aceh merupakan provinsi dengan insiden
diare tertinggi, mencapai 10,2%. Profil Kesehatan Aceh menunjukkan
bahwa secara umum terjadi peningkatan penyakit infeksi seperti influenza,
tuberkulosis, dan diare dalam kurun waktu tujuh tahun (2006 - 2012).
Penyakit tersebut dapat dicegah dengan pemberian ASI yang berperan
dalam peningkatan kekebalan tubuh. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
hubungan riwayat pemberian ASI dengan penyakit infeksi pada balita.
Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Badan Pusat Statistik
Provinsi Aceh, yaitu data Survei Sosial dan Ekonomi Nasional tahun 2012
dengan jumlah sampel 3.486 balita. Data penelitian dianalisis menggunakan
uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan secara umum ada
hubungan yang signifikan antara riwayat pemberian ASI dengan penyakit
infeksi. Terdapat hubungan yang signifikan antara lama pemberian ASI, ASI
eksklusif, dan pemberian makanan pendamping ASI dengan penyakit infeksi
pada balita di Provinsi Aceh.
Basic Health Research in 2013 mentions the incidence of diarrhea in toddlers
in Indonesia amounted to 6.7%. Aceh Province has the highest incidence
of diarrhea reached 10.2%. Aceh?s Health Profile indicates that in general
there is an increase in infectious diseases such as influenza, tuberculosis,
and diarrhea within a period of seven years (2006 - 2012). The disease
can be prevented by breastfeeding to increase immune system. This
study used secondary data from the Central Statistics Agency of Aceh
Province, The National Socio-Economic Survey 2012 using 3,486 toddlers
as samples. Data were analyzed using logistic regression. Results showed
in general no significant relationship between a history of breastfeeding
with infectious diseases. There is a significant relationship between duration
of breastfeeding, exclusive breastfeeding, and complementary feeding with
infectious disease in toddlers in the Aceh province."
Loka Penelitian dan Pengembangan Biomedis Aceh, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>