Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 38 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wita Mailani
"Kebugaran kardiorespirasi yang rendah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan kebugaran kardiorespirasi berdasarkan status gizi (IMT), persentase lemak tubuh, aktivitas fisik, konsumsi sarapan pagi, asupan gizi dan gizi mikro pada siswa SMAN 39 Jakarta sebelum dan sesudah dikontrol berdasarkan jenis kelamin. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Sebanyak 131 responden dari SMAN 39 Jakarta dari kelas 10 dan 11 dilibatkan dalam penelitian ini. Asupan makanan diukur menggunakan penarikan makanan 1x24 jam, aktivitas fisik menggunakan PAQ-A, status gizi (BMI) diukur menggunakan BIA dan konsumsi sarapan diukur dengan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 61,8% siswa tidak layak. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara status gizi (BMI), persentase lemak tubuh dan aktivitas fisik berdasarkan jenis kelamin pada status kebugaran kardiorespirasi pada siswa SMAN 39 Jakarta. Sementara itu, ada juga perbedaan dalam status kebugaran kardiorespirasi berdasarkan asupan Vitamin B2 pada siswa SMAN 39 Jakarta.

Low cardiorespiratory fitness is associated with an increased risk of cardiovascular disease. This study aims to examine the differences in cardiorespiratory fitness based on nutritional status (BMI), body fat percentage, physical activity, breakfast consumption, nutrient intake and micronutrients in students of SMAN 39 Jakarta before and after being controlled by sex. This study uses a cross sectional design. A total of 131 respondents from SMAN 39 Jakarta from grades 10 and 11 were included in this study. Food intake was measured using 1x24 hour food withdrawal, physical activity using PAQ-A, nutritional status (BMI) was measured using BIA and breakfast consumption was measured by questionnaire. The results showed that 61.8% of students were not eligible. The results of the bivariate analysis showed that there were significant differences between nutritional status (BMI), body fat percentage and physical activity based on sex in cardiorespiratory fitness status in students of SMAN 39 Jakarta. Meanwhile, there were also differences in cardiorespiratory fitness status based on Vitamin B2 intake in Jakarta 39 High School students."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Wicaksono
"Penyakit kardiovaskular merupakan salah satu penyebab utama kematian di Indonesia. Low Density Lipoprotein (LDL) adalah salah satu profil lemak yang memengaruhi kejadian penyakit kardiovaskular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek buah Garcinia atroviridis sebagai alternatif terapi untuk menurunkan kadar LDL. Penelitian ini merupakan studi eksperimental, perlakuan terhadap hewan coba tikus, dibagi dalam kelompok propylthiouracil (PTU)+diet tinggi lemak, kelompok PTU, dan pemberian 3 kelompok ekstrak. Induksi dengan asupan tinggi lemak (0,375 ml gajih ayam dan 1,5 ml kuning telur puyuh) dan PTU pada kelompok PTU+diet tinggi lemak dan 3 kelompok ekstrak. Pengambilan sampel darah pada tikus PTU dan PTU+diet tinggi lemak setelah 21 hari, dan 42 hari pada kelompok ekstrak.
Data dianalisis menggunakan tes parametrik one way ANOVA dan uji T tidak berpasangan. Didapatkan rata-rata LDL tiap perlakuan: (1) PTU (24,8), (2) PTU+diet tinggi lemak (52,4), (3) dosis 10 mg (22,8), (4) dosis 20 mg (25,4), (5) dosis 30 mg (36,25). Pada uji T menunjukkan kenaikan LDL yang signifikan pasca induksi, pada uji ANOVA menunjukkan penurunan LDL pasca pemberian ekstrak buah Garcinia atroviridis yang berbeda bermakna. Analisis Post Hoc menunjukkan penurunan LDL paling signifikan pada dosis 10 mg. Disimpulkan bahwa pemberian ekstrak buah Garcinia atroviridis pada tikus strain Wistar secara signifikan menurukan kadar LDL.

Cardiovascular disease is one of the leading cause of death in Indonesia. Low Density Lipoprotein (LDL) is one of lipid profile that has effect on cardiovascular disease. This research is aimed to discover the effect of Garcinia atroviridis fruit extract to lower LDL level. This is an experimental study, intervention was given differently to laboratory rats: propylthiouracil (PTU)+high lipid diet, PTU, and 3 extract groups. Induction is conducted with high lipid diet (0,375 ml chicken fat and 1,5 ml quail egg yolk) and PTU, in PTU with high lipid diet and 3 extract groups. Rats blood was extracted, PTU and PTU+high lipid diet after 21 days, and 42 days for extract group.
Data was analysed using one way ANOVA parametric test and independent T test. Mean LDL value of each treatment: (1) PTU (24,8), (2) PTU+high lipid diet (52,4), (3) 10 mg (22,8), (4) 20 mg (25,4), (5) 30 mg (36,25). T test showed significant result in increasing LDL level after induction and ANOVA test showed significant result in lowering LDL level after given Garcinia atroviridis fruit extract. Post Hoc analysis shows the most significant result comes from 10 mg dose. In conclussion, Garcinia atroviridis fruit extract significantly lowers blood LDL of Wistar strain rats.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trianti Kartikasari Kusuma
"Penyakit kardiovaskular merupakan salah satu penyakit yang berperan utama sebagai penyebab kematian nomor satu di dunia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan tahun 2018, angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke tahun. Prevalensi penyakit jantung di provinsi DKI Jakarta sendiri berada di atas rata-rata nasional yaitu di 1,5% dan menempati peringkat ke-5 se-Indonesia. Diantara banyak kelompok obat, obat-obatan kardiovaskular merupakan salah satu kelompok obat-obatan yang paling banyak ditebus resepnya di apotek Roxy Klender. Dikarenakan penyakit kardiovaskular kompleks dan ada kemungkinan pasien bisa memiliki penyakit degeneratif lainnya, maka dokter meresepkan obat yang cukup banyak untuk satu pasien. Dari kasus tersebut, ada kemungkinan untuk terjadinya masalah terkait obat (Drug Related Problem) yaitu interaksi obat. tujuan penelitian ini adalah menganalisa adanya interaksi beberapa jenis obat kardiovaskular dengan obat lainnya dalam beberapa resep pasien Apotek Roxy Klender bulan Agustus-September 2020.
Pengambilan data dilakukan di saat pelaksanaan PKPA. Penulis menyortir resep yang terdapat obat kardiovaskular menggunakann sistem informasi Apotek Roxy, lalu resep dipilih untuk dianalisis dan kemudian dicetak.
Dari analisa dua resep pasien kardiovaskular, ditemukan interaksi obat kardiovaskular pada kedua resep. Pada resep 1, terdapat interaksi obat antara spironolakton dengan kalium klorida yang menyebabkan risiko hyperkalemia. Tetapi karena dokter meresepkan dua jenis diuretic yaitu spironolakton dan furosemide maka dokter juga meresepkan KSR untuk menyeimbangkan kadar kalium. Pada resep 2, terdapat interaksi antara asetosal dengan clopidogrel dan asetosal dengan furosemide. Dikarenakan obat-obatan tersebut mempunyai interaksi satu sama lain, maka dokter memberikan jeda waktu minum obat untuk menghindari adanya interaksi.

Cardiovascular disease is a disease that plays a major role as the number one cause of death in the world. Based on data from the Ministry of Health's Basic Health Research (Riskesdas) in 2018, the incidence of heart and blood vessel disease is increasing. The prevalence of heart disease in the DKI Jakarta province is above the national average at 1.5% and ranks 5th in Indonesia. Among many drug groups, cardiovascular drugs are one of the most over-prescribed drug groups in Roxy Klender pharmacy. Because cardiovascular disease is complex and there is a possibility that the patient may have other degenerative diseases, doctors prescribe quite a lot of drugs for one patient. From these cases, it is possible for drug related problems to occur, namely drug interactions. The purpose of this study was to analyze the interaction of several types of cardiovascular drugs with other drugs in several patient prescriptions at the Roxy Klender Pharmacy in August-September 2020.
Data collection was carried out during PKPA. The author sorted the prescriptions that contained cardiovascular drugs using the Roxy Pharmacy information system, then the prescriptions were selected for analysis and then printed.
From the analysis of two prescriptions for cardiovascular patients, cardiovascular drug interactions were found in both prescriptions. In prescription 1, there is a drug interaction between spironolactone and potassium chloride which causes the risk of hyperkalemia. But because doctors prescribe two types of diuretics, namely spironolactone and furosemide, doctors also prescribe KSR to balance potassium levels. In prescription 2, there is an interaction between acetosal with clopidogrel and acetosal with furosemide. Because these drugs have interactions with each other, the doctor gives a lag time for taking the drug to avoid interactions.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mila Fitriaty
"Penyakit ginjal kronis adalah hilangnya fungsi ginjal secara progresif selama beberapa bulan atau tahun (Worldkidneyday, 2020a). Peningkatan kasus baru penyakit ginjal kronis yang signifikan seiring dengan peningkatan jumlah pasien yang menjalani hemodialisa sebagai terapi penganti ginjal dalam upaya ketahanan  hidup. Komorbid penyakit kardiovaskular adalah faktor risiko utama morbiditas dan mortalitas dengan penyakit ginjal kronis. Penelitian ini menggunakan rancangan cohort restrospective design. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di RSUP Persahabatan, DKI Jakarta dan menggunakan data sekunder dari data sistem informasi RS pada tahun 2015 s.d 2019. Variabel yang berhubungan secara signifikan dengan ketahanan hidup pasien yang menjalani hemodialisa dengan komorbid penyakit kardiovaskular adalah variabel umur, komplikasi anemia, diabetes melitus dan hipertensi. Variabel umur  memiliki nilai p-value sebesar 0,029 dengan HR sebesar 1,54 (95% CI OR 1,043-2,262). Variabel anemia mempunyai nilai p-value sebesar 0,013 dengan HR sebesar 1,60 (95% CI 1,117-2,515. Variabel diabetes melitus memiliki nilai p-value sebesar 0,000 dengan HR2,71 (95% CI 1,780-4,11). Variabel hipertensi memiliki nilai p-value sebesar 0,004 dengan HR1,79 (95% CI 1,208-2,646). Kesimpulannya pasien yang menjalani hemodialisa dengan komorbid penyakit kardiovaskular memiliki risiko kematian sebesar 0.76 kali dibandingkan dengan pasien yang menjalani hemodialisa dengan komorbid bukan penyakit kardiovaskular. Pada penelitian ini validitas internal yang belum baik karena adanya bias seleksi dan bias informasi misklasifikasi non diferensial, sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan.

Chronic kidney disease is gradual loss of  kidney function after several months or years (Worldkidneyday, 2020a).  There is a significant increase of new chronic kidney disease cases along with increasing number of patients undergoing hemodialysis for kidney replacement therapy as a mean for survival.   The primary risk factor for morbidity and mortality for patients with chronic kidney disease is due to cardiovascular disease.  This study was conducted in RSUP Persahabatan, Jakarta, using secondary data from the hospital’s information system in the year 2015-2019 with cohort restrospective design. High correlated variables for survival rate of patients undergoing hemodialysis with cardiovascular disease as its comorbid includes age, anemia complication, diabetes mellitus dan hypertension.  The p-value of age variable is 0.029 with HR as high as 1.54 (95% CI or 1,043-2,362), while anemia’s p-value is 0.013 with HR 1.60 (95% CI 1,117-2,515).   Diabetes mellitus shows its p-value 0.000 with HR 2,71 (95% CI 1,780-4,11), and hypertension as high as 0.004 with HR1,79 (95% CI 1,208-2,646).  It is concluded patients undergoing hemodialisys with cardiovascular disease has a 0.76 times higher risk of death compared to chronic kidney disease with other comorbid.  The short coming of this research is due to lack of internal validity due to bias selection and information, including misclassification non differential, causing it hard for generalization."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antman, Elliott M.
Philadelphia : Elsevier/Saunders, 2013
616.106 ANT c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Khrisnugra Ramadhani Rasyi, supervisor
"[ABSTRAK
Latar belakang: Prevalensi Diabetes Melitus Tipe (DM) tipe 2 semakin meningkat setiap tahun. Kontrol glisemik yang buruk, hipertensi, dislipidemia, dan kebiasaan merokok serta menopause dapat meningkatkan risiko komplikasi penyakit kardiovaskular. Komplikasi kardiovaskular merupakan komplikasi paling sering ditemukan dengan angka mortalitas yang tinggi. Oleh karena itu, untuk menekan progresivitas komplikasi kardiovaskular diperlukan suatu terapi nutrisi medik yang adekuat sesuai dengan kondisi klinis dan edukasi dalam memodifikasi gaya hidup.
Metode: Pasien pada serial kasus berusia 55-65 tahun. Tiga pasien didiagnosis DM tipe 2 dengan gagal jantung, satu pasien dengan penyakit jantung hipertensi. Semua pasien memiliki skor skrining malnutrition screening tools (MST) ≥ 2. Dua pasien mempunyai status gizi obesitas, satu pasien berat badan dan pasien lainnya dengan berat badan normal. Kebutuhan energi basal (KEB) berdasarkan rumus Harris-Benedict dengan faktor stress 1,3-1,4 tergantung kondisi klinis dan penyakit penyerta. Komposisi makronutrien sesuai dengan rekomendasi American Diabetes Association dan Dietary Approach to Stop Hypertension. Pemberian mikronutrien dan nutrient spesifik diberikan pada satu dua kasus. Pasien dipantau selama 5-17 hari, meliputi keluhan subyektif, hemodinamik, toleransi dan analisis asupan, antropometri, pemeriksaan laboratorium, imbang cairan, dan kapasitas fungsional.
Hasil: Selama pemantauan di RS, keempat pasien menunjukkan perbaikan klinis yaitu tekanan darah turun dan kapasitas fungsional membaik. Satu pasien kadar glukosa darah dipertahankan < 200 mg/dL.
Kesimpulan: Terapi nutrisi medik yang adekuat dapat memperbaiki kondisi klinis pasien DM tipe 2 dengan komplikasi sistem kardiovaskular.

ABSTRACT
Background: The prevalence of type 2 diabetes mellitus (DM) is increasing every year. Poor glycemic control, hypertension, dyslipidemia, smooking and menopause increase the risk for cardiovascular complications. Cardiovascular complications is the most common complications in type 2 DM with a significant high mortality rate. Therefore, a medical nutrition therapy is required to decreased the progresitivity of the cardiovascular complication in DM, based on improvement of clinical conditions and lifestyle modifications.
Method: Patients in this case series were between 55-65 years old. There of those patients were diagnosed heart failure and one with hypertension heart disease. All patients had a screening score ≥ 2 with malnutrition screening tools (MST). Two of patients had nutritional status of obesity, one patients was overweight, and another patients was normoweight. Basal calorie requirement were calculating using Harris-Benedict formula with stress factor 1,3-1,4 adjusment according to clinical conditions and comorbidities. Macronutriens were given recommendations by The American Diabetes Association and Dietary Approach to Stop Hypertension. Two patients received micronutrien and specific nutrients. Monitoring was done for 5-17 days included subjective complaints, hemodynamic, tolerance and intake analysis, anthropometric measurement, laboratory test, fluid balance and functional capacity.
Results : All the patients showed the improvement of clinical conditions, blood control and functional capacity. Blood glucose levels of one patients was maintained to below 200 mg/dL
Conclusion: Medical nutrition therapy can improved clinical conditions of patients type 2 DM with cardiovascular complications., Background:
The prevalence of type 2 diabetes mellitus (DM) is increasing every year. Poor glycemic control, hypertension, dyslipidemia, smooking and menopause increase the risk for cardiovascular complications. Cardiovascular complications is the most common complications in type 2 DM with a significant high mortality rate. Therefore, a medical nutrition therapy is required to decreased the progresitivity of the cardiovascular complication in DM, based on improvement of clinical conditions and lifestyle modifications.
Method:
Patients in this case series were between 55-65 years old. There of those patients were diagnosed heart failure and one with hypertension heart disease. All patients had a screening score ≥ 2 with malnutrition screening tools (MST). Two of patients had nutritional status of obesity, one patients was overweight, and another patients was normoweight. Basal calorie requirement were calculating using Harris-Benedict formula with stress factor 1,3-1,4 adjusment according to clinical conditions and comorbidities. Macronutriens were given recommendations by The American Diabetes Association and Dietary Approach to Stop Hypertension. Two patients received micronutrien and specific nutrients. Monitoring was done for 5-17 days included subjective complaints, hemodynamic, tolerance and intake analysis, anthropometric measurement, laboratory test, fluid balance and functional capacity.
Results :
All the patients showed the improvement of clinical conditions, blood control and functional capacity. Blood glucose levels of one patients was maintained to below 200 mg/dL
Conclusion:
Medical nutrition therapy can improved clinical conditions of patients type 2 DM with cardiovascular complications.]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yusuf Fathoni
"Latar Belakang: Variabilitas Tekanan Darah (VTD) didefinisikan sebagai rerata variasi tekanan darah sepanjang hari dikur dengan Pemeriksaan Tekanan Darah Ambulatori (PTDA). VTD yang berlebihan berpotensi memicu kejadian kardiovaskular terutama pada pasien kardiovaskular dengan resiko tinggi. VTD jangka pendek digunakan sebagai stratifikasi resiko namun masih terdapat ketidak jelasan VTD manakah yang lebih bermakna untuk melihat luaran kariovaskular terutama pada pasien hipertensi dengan penyakit kardiovaskular
Tujuan: Mengetahui hubungan VTD dengan luaran kardiovaskular pada populasi hipertensi dengan penyakit kardiovaskular yang melakukan pemeriksaan PTDA di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Metode: Sebuah penelitian kohort retrospektif dengan subjek penelitian hipertensi dengan penyakit kardiovaskular yang melakukan PTDA
Hasil: Dari total 197 subjek yang memenuhi kriteria inklusi terdapat hipertensi sustained sebesar 139 (70,6%). VTD berupa riser sebesar (30.5%), non-dipper (43.1%), dipper (23.9%) dan extreme dipper (2%). Sedangkan untuk lonjakan tekanan darah pagi hari didapatkan sebanyak (50.8%). Selama pemantauan terjadi luaran kardiovaskular sebesar 16,2%. Analisis multivariat menggunakan cox regression menunjukan bahwa variabilitas tekanan darah tidak memiliki hubungan yang bermakna terhadap luaran kardiovaskular
Kesimpulan: Variabilitas tekanan darah berupa penurunan tekanan darah malam hari, lonjakan tekanan darah pagi hari dan weighted Standard deviation tidak berhubungan degan luaran kardiovaskular pada pengamatan minimal 1 tahun."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maman Saputra
"Konsumsi makanan gorengan, tinggi lemak jenuh diketahui dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular yang merupakan penyakit dengan penanganan yang lama dan mahal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan konsumsi makanan gorengan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder SUSENAS Tahun 2019 dengan sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 883.952 responden. Model yang dipakai dalam analisis ekonometrika adalah two-part model. Variabel outcomenya adalah probabilitas dan kuantitas konsumsi makanan gorengan. Hasil penelitian menunjukkan individu yang mengonsumsi makanan gorengan di Indonesia diprediksi sebanyak 84,57 persen dengan kuantitas 4,12 potong per minggu. Determinan yang berhubungan dengan konsumsi makanan gorengan di Indonesia adalah harga, pendapatan per kapita, umur, lama menempuh pendidikan, status pekerjaan, tempat tinggal, akses informasi dan akses terhadap makanan. Variabel jenis kelamin tidak menunjukkan hubungan dengan probabilitas konsumsi tetapi berhubungan hanya pada kuantitas konsumsi pada mereka yang mengonsumsi makanan gorengan. Variabel yang paling dominan berhubungan dengan konsumsi makanan gorengan di Indonesia adalah harga. Kenaikan satu persen harga makanan gorengan akan menurunkan probabilitas orang mengonsumsi makanan gorengan sebesar 0,21 persen dan 0,74 potong per hari pada mereka yang mengonsumsinya. Makanan gorengan tergolong dalam jenis barang yang inelastis terhadap perubahan harga. Variabel umur, lama menempuh pendidikan, dan status pekerjaan memiliki kekuatan hubungan yang sangat kecil.

Consumption of fried foods, high in saturated fat is known to increase the risk of cardiovascular disease which is long and expensive treatment. This study aims to analyze the determinants of fried food consumption in Indonesia. This study uses secondary data from the 2019 SUSENAS with a sample that meets the inclusion and exclusion criteria of 883,952 respondents. The model used in econometric analysis is a two-part model. The outcome variable is the probability and quantity of fried food consumption. The results showed that individuals who consumed fried food in Indonesia were predicted to be 84.57 percent with a quantity of 4.12 pieces per week. The determinants related to the consumption of fried food in Indonesia are price, income per capita, age, length of education, employment status, place of residence, access to information and access to food. The gender variable did not show a relationship with the probability of consumption but only related to the quantity of consumption in those who consumed fried food. The most dominant variable related to the consumption of fried food in Indonesia is price. A one percent increase in the price of fried food will reduce the probability of people consuming fried food by 0,21 percent and 0.74 pieces per day for those who eat it. Fried foods are classified as goods that are inelastic to price changes. The variables of age, length of education, and employment status have very small relationship strength."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fleming, Richard M
"An innovative cardiologist reveals the twelve main causes of heart attack and stroke, and presents his breakthrough plan to restore heart health.In this groundbreaking book, nuclear cardiologist and research scientist Dr. Richard M. Fleming exposes the devastating impact of arterial inflammation on the heart and what can be done to douse the fire within. Arterial inflammation triggers a dangerous chain reaction, wreaking havoc throughout the body. Dr. Fleming's action plan explains which tests your doctor should be performing to assess heart disease risk and tells why an angiogram is not always an accurate indicator of heart health. He also reveals a complete picture of the twelve causes of inflammation and how to defeat them.Dr. Fleming's unique two-step program restores balance within the body through simple diet and lifestyle changes that can begin to yield measurable results in as little as two weeks. The plan not only prevents further damage to the heart but can also restore blood flow and reverse heart disease's progress-all without surgery or prescription drug dependence. The book includes detailed menus and more than fifty easy-to-prepare recipes for every meal of the day."
New York: Avery, 2004
616.12 FLE s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Goldberger, Ary L
Missouri: Mosby, 1991
616.123 075 GOL m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>